" Kemana anin pergi, kasian dia. Aji benar-benar sialan. Wanita sebaik anin disia-siakan!" Bugh bugh
Berkali-kali arman memukul setir mobilnya karna tak juga menemukan anin.
Saat mendekati taman arman lantas menghentikan mobilnya dan menepi disebrang taman. Arman mengambil payung dan turun hendak mencari anin disekitar Taman. Arman berjalan menyusuri sekitar taman namun sama sekali tak melihat tanda-tanda keberadaan anin.
" Ck, sial mana mungkin anin disni. Bahkan hujan sangat deras, mungkin anin sudah pulang kerumahnya. Bodoh bodoh! " Araman merutuki kebodohannya. Hujan semakin deras armann ahirnya memutuskan untuk pulang. Namun baru saja arman berbalik dia mendengar teriakan memilukan dari arah belakangnya.
" Aaaaaaaaaaaaakhhhhh. "
Anin sengaja berteriak dengan kencang saat hujan turun semakin lebat. Anin ingin meluapkan semua rasa kecewa dan sakit hatinya yang semakin menyesakan dada.
" Astaga! Apa ditaman ini ad hantu, tapi ini siang. Mana ada hantu keluar siang hari, tapi suaranya ko gk asing ya. " Gumam arman.
Perlahan aram berjalan mencari sumber suara yang ia dengar, kendati ia ketakutan namun rasa penasaran lebih mendominan. Arman justru berfikir ada orang yang sedang dianiaya diantara semak-semak. Apa lagi kawasan taman ini terbilang sangat sepi, jauh dari lalu lalang kendaraan.
Semakin maju langkah arman semakin jelas suara rintihan ,tangisan seorang perempuan yang begitu memilukan dan menyatat hati.Siapapun yang mendengarnya pasti akan merasa iba.
Setelah dekat, arman bersembunyi dibalik pohon bunga matahari yang menjulang tinggi, bunganya sudah mekar begitu indah. Dari celah batang bunga matahari arman melihat seorang wanita yang duduk diatas batu dengan memeluk lututnya sendiri. Badannya basah kuyup didepannya tergletak rantang yang sangat familiar dimata arman. Namun arman berusha memastikan jika dia tak salah lihat dengan seseorang yang tengah duduk dibawah derasnya air hujan.
" Astaga itu benar-benar anin, Ya Tuhan dia bisa sakit. " Arman lantas menyingkap dahan-dahan bunga matahari,tak perduli kini ia basah dan gatal terkena daun bunga matahari. Arman terus menerobos hingga ia tak melihat jalanan yang penuh bebatuan didepannya. Bahkan saat hampir jatuh arman tetap berusha menjangkau anin.
Anin yang tengah terisak tak sadar jika ada orang yang mendekatinya. Tatapannya kosong dan lurus kedepan . Matanya tak hentinya meneteskan airmata, bersamaan dengan derasnya air hujan yang mengguyur tubuhnya airmatanya pun sama derasnya.
" Anin, sesakit itukah hati kamu. " Ucap arman lirih.
Anin tersadar saat ia tak merasakan tetesan air hujan. Anin menatap keatas, menengadah dan melihat ada payung yang menghalangi tetesan air hujan. Anin berdiri saat ia melihat jika arman yang ada disampingnya .
"M-mas ar-man, ngapain ka-kamu kesi-ni ma-s! " Ucap anin terbata. Tubuhnya menggigil sampai wajahnya pun memucat. Bibirnya yang merah ranum kini berubah warna menjadi biru, pucat pasi.
Betapa arman sangat tersayat hatinya melihat kondisi anin.
" Jika kamu bukan istri sahabatku, mungkin aku akan memelukmu anin. Astaga malang sekali nasib kamu nin. Andai diizinkan aku ingin memberikan kamu kasih sayang, kamu akan dihujani rasa cinta yang tulus dariku nin. Bukan penderitaan dan airmata seprti ini. Andai dulu aku mengutarakan isi hatiku terlebih dahulu sama kamu. Mungkin kamu tak semenderita ini anin. " Gumam arman dalam hati.
Arman memang sejak lama sudah menaruh hati pada anin, jauh sebelum anin bekerja diperusahaan yang sama dengannya.
Arman sering melihat anin dan mengagumi anin sejak saat pertama kali arman melihatnya. Anin yang pendiam raham dan santun membuat arman terpikat. Diam-diam arman selalu mengamati anin dari kejauhan, Arman bahagia saat tau anin bekerja ditempat yang sama meskipun mereka jarang bertemu dan berinteraksi. Namun arman senang karna bisa melihat anin lebih dekat.
Arman sempat kecewa saat tau mendengar kejadian yang menimpa anin dan aji. Terlebih saat arman tau jika aji dan anin menikah. Arman merasakan patah hati dan menganggap dia tak ada lagi kesempatan untuk dekat dan memiliki anin.
Namun saat arman tau kebenaran hubungan anin dan aji arman sedikit lega. Bahkan kadang hatinya berharap jika aji mengahiri pernikahannya dengan anin. Arman bertekat jika anin diceraikan maka dia akan suka rela menerima anin sepenuh hati.
Sementara aji menyusuri sepanjang jalan arah pulang namun ia sama sekali tak menemukan keberadaan anin.
" Brengsek! Pasti si arman yang udah bawa anin pulang. Awas aja lu man, gakan gue maafin lu! " bugh bugh aji terus memukul stir mobilnya berulang kali.
Aji memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga dalam beberpa menit dia sudah sampai dirumah.
" Anin, anin ,anin! " Teriak aji saat baru saja turun dari mobil. Aji tak perduli badannya yang basah Terkena air hujan.
Diah yang tengah rebahan didepan tv bangun dan lari tergopoh-gopoh saat mendengar teriakan putranya. Dari suaranya diah sudah faham jika putranya tengah marah, diah hawatir kemarahan aji masih memuncak pada miska hingga diah bermaksud ingin mencegah aji.
" Ajii, kamu ini kenapa si pake teriak-teriak. Ini dirumah aji bukan dihutan! " Sentak diah.
" Mana anin bu, dengan siapa dia pulang tadi, siapa yang mengantar dia bu? " tatapan mata aji merah padam, menandakan betapa hatinya tersulut api kemarahan.
Diah bernafas lega kala ia tau jika kemarahan aji kali ini bukan pada adiknya.
" Ooh anin dia, eh dia kan nganter makanan kamu dari tadi. Apa dia tidak sampai, huh awas kamu anin! Kamu ternyata pandai bohong ya, mau keluyuran tapi pamitnya mau anter makanan. Awas kamu anin! " gigi diah menggerutuk merutuki kesalahan anin dan beranggapan anin tengah membohonginya.
" Jadi anin belum pulang bu? Ck,sial kemana da sebenarnya. " Aji kemudian lari kemobilnya lagi tanpa menghiraukan ibunya yang berteriak.
" Aji, kamu mau kemana ji! Ini anak kenapa si, pulang teriak-teriak, ditanya malah tanya balik. Mana sekarang ngeloyor begitu saja! Dasar anak sekarang gak punya adab, orangtua lagi ngomong ditinggal pergi. " diah tampak misuh-misuh seorang diri.
Sementara fita kebingungan saat dipanggil atasanya yang menanyakan aji dan arman yang mangkir dari pekerjaannya tanpa alasan yang jelas.
Bahkan fita gelagapan saat ditanya karna fita adalah orang yang terahir kali bersama dengan duo sahabat yang kini tengah berselisih itu.
" Huh sial! Gara-gara istrinya aji nih gue jadi sasaran kemarahan si bos! Awas aja mereka gak kasih gue uang sogokan. Gara-gara mereka kan gue jadi kena damprat si bos! " gumam fita sembari mencoba menghubungi arman dan aji namun sama sekali tak ada jawaban. Bahkan ponsel aji dan arman tidak aktif itu semakin membuat fita uring-uringan.
:
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments