Miska pulang dengan langkah gontai saat masuk kedalam rumah.
" Mis kamu sakit nak? "Sapa diah yang kebetulan tengah duduk diruang tengah.
Miska yang tengah kacau fikirannya sama sekali tak sadar jika ad ibunya diruangan itu, miska bahkan tak berjalan dengn baik hingg dia menabrak anin yang kebetulan berpapasan dengannya.
" Kalau jalan pake mata mba! " Sentak miska, meskipun dia yang salah tapi dia justru menyalahkan anin. Tas miska jatuh dan isinya berhamburan dilantai.
" Apa ini mis? " Tanya anin saat ia menemukan surat dengan kop klinik kandungan.
" Jangan suka kepo sama punya orang mba! " Miska dengan kasar merebut kertas yang anin pegang.
" Aku bukan kepo, aku cuman pengin tau kamu sakit apa sampai harus datang keklinik kandungan? " Anin sengaja meninggikan suaranya agar diah mendengar.
Benar saja diah mendengar apa yang anin katakan, diah lantas mendekat.
" Apa yang dia katakan nak? Kamu sakit apa coba ibu lihat? " Diah berusha merebut kertas itu dari tangan miska, miska yang kebetulan tak terlalu baik kondisi tubuhnya pun tak bisa melawan diah yang bahkan menariknya dengan kuat.
" Ibu jangan bu, itu bukan apa-apa itu hanya.."
" Diam! kalau ini bukan apa-apa lalu kenapa kamu larang ibu buat liat ini miska? " Ucap diah, matanya tetap fokus bada kalimat yang tertera didalam kertas itu.
Mata diah membelalak kala ia mendapati tulisan yang menyatakan bahwa anaknya hamil.
Tanpa basa basi diah menoleh miska dan
plak plak plak
Tamparan kemarahan diah mendarat dipipi mulus miska. Anin yang menyaksikan sampai bergidik ngeri melihat betapa marahnya diah. Selama ini diah memang terkenal sebagai seorang ibu yang galak dan suka marah-marah. Bahkan sikapnya terhadap anin pun kadang sangat keterlaluan. Namun kali ini anin merasa diah benar-benar berada dipuncak kemarahannya.
" Ah sakit bu! " miska mengaduh sembari memegangi pipinya yang terdat stempel 5 jari diah di kanan dan kirinya .
" Sakit kamu bilang, lebih sakit mana hati ibu yang sudah membesarkan kamu dengan susah payah dan sekarang kamu memeberikan aib terbesar untuk ibu dan kakamu. Katakan! Katakan siapa yang melakukannya miska! " Teriak diah sembari memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri.
Sementara miska diam membisu,matanya terus menitikan air mata. Anin yang sudah hafal dengan perangai ibu mertuanya tetap diam tanpa berani mengatakan satu patah katapun.
" Cepat katakan atau kamu angkat kaki dari rumah ini! " sentak diah .Dadanya terlihat naik turun, bahkan diah berulang kali menarik nafas dan mengeluarkannya.
" Siapa ayahnya miska! " Bentak diah karna melihat miska masih enggan buka mulut.
Karna tak mampu lagi mengontrol emosinya diah limbung, tubuhnya ambruk kelantai.
Miska hanya diam mematung tanpa ada niat ingin menolong anin yang tengah kesusahan mengangkat tubuh gempal miska keatas sofa.
Ditempat lain seseorang tengah berusaha menarik perhatian aji dengan membawakan aji kopi kemejanya.
" Jangn repot-repot fita, aku sedang tidak ingin minum kopi. " Ucap aji dengan wajah datar.
Namun penolakan aji sama sekali tak membuat fita menyerah, miska tetap saja meletakan kopi itu diatas meja aji.
" No, aku gak merasa direpotkan. Aji ceraikan istri kamu dan menikahlah denganku ji. Aku tau pernikahan kamu tidak sehat, kamu tidak mencintai dia kan? Ayo lah ji, masih ada aku disni. Seselali fokuskan diri kamu sama aku ji .Maka kamu akan lihat betapa tulusnya cintaku sama kamu aji. " Ucap fita tanpa malu.
" Sekali lagi aku tegaskan sama kamu jangan dekati aku atapun berusha mempengaruhiku atau kamu akan tau akibatnya. Bawa pergi kopimu, karna aku lebih suka teh buatan istriku. " Sentak aji sembari menyodorkan cangkir berisi kopi panas pada fita.
Saking kuatnya dorongan aji bahkan kopi itu sedikit tumpah dan mengenai rok fita.
" Aji! Kamu kasar sekali, apa seperti ini sikap kamu sama perempuan ji! " Dengkus fita, namun aji tetap tak bergeming. Aji justru berdiri dan meninggalkan miska yang tengah kesal lantaran roknya kotor terkena tumpahan kopi.
Dari kejauhan arman mendengr apa yang aji katakan. Arman memang sengaja menguping dan mencuri pandang karna arman ingin tau bagaimana reaksi aji saat didekati fita.
Dret dret dret
Aji merasakan ponselnya bergetar saat ia hendak berjalan menuju kantin. Entah mengapa saat meningat anin aji mendadak lapar. Aji jarang makan siang setelah sekian lama anin tak memberinya bekal makan siang. Aji lebih suka menahan lapar dan makan setelah pulang kantor.
Entah mengapa semenjak anin menjauh aji justru merasa ingin diperhatikan anin seperti dulu. Bahkan hal yang paling aji rindukan adalah saat melihat anin marah karna aji tak menghabiskan makanan atau teh yang ia sajikan. Disaat ditinggalkan aji baru merasakan bahwa hari-harinya sepi dan kacau tanpa campur tangan anin.
Hidupnya saat ini memang sudah berbeda, meskipun tinggal satu atap tapi mereka tak pernah lagi bertegur sapa. Anin yang sekarang sangat berbeda dari anin yang dulu. Anin yang sekarang lebih suka menyendiri dan diam, namun diamnya anin ternyata menyiksa aji.
Mata aji berbinar kala ia mendapati yang nama yang terter dilayar ponselnya adalah nama anin.
" Anin, apa dia mau antar makan siang ?" Gumam aji, moodnya seakan berubah setelah melihat siapa yang menelfonya.
Aji gegas menggeser tombol hijau dilayar ponselnya
" Hallo nin, aku belum makan aku.. "
" Hallo mas aji, ini mba nia mas. Mas ibu masuk rumah sakit, ini tadi mba disuruh mba anin buat telfon mas aji. "
" Oh mba nia. " Suara aji terdengar lesu.
" Iya mas, ibu ada dirumahsakit harapan bangsa. Mas ditunggu disana mas, ibu tadi pingsan dirumah. Y udah ya mas ini mba nia mau nyusul mba anin tadi sendirian soalnya. " Ucap nia, lantas terdengar telfon terputus.
" Astaga ibu, ibu kenapa lagi si. Apa ibu berantem sama anin? Kalau benar ibu berantem sama anin berati anin udah kembali lagi seprti dulu. " Ucap aji sambil berlarian menuju parkiran , aji bahkan lupa izin pada atasanya.
Sementara anin baru saja sampai dirumah sakit bersama diah. Anin membawa diah dengan minta bantuan ke tetangga. Anin dengan cepat mendaftarkan mertuanya agar cepat ditangani. Setelah selesai mendaftar diah dibawa keruang periksa, kondisinya masih belum sadar.
Apa yang terjadi pada miska begitu mengguncang hati dan fikirannya.
Sembari menunggu diah diperiksa anin tampak mondar mandir menunggu aji yang tak kunjung datang. Tak selang lama terdengar suara seseorang memanggilnya namun saat anin menoleh ternyata mba nia yang memang sengaja datang menemani dan memberikan ponsel anin.
" Bagaimana mba nia udah telfon mas aji? " tanya anin memastikan.
" Sudah mba, mas aji lagi dalam perjalanan. " Ucap nia.
" Keluarga ibu diah! " Panggil suster yang baru saja keluar dari ruang periksa.
" Iya sus saya. " Ucap anin,
" mba, mba nia tetap disni nanti kalau mas aji datang kasih tau dimana saya ya mba. Saya masuk dulu, seprtinya ada yang penting. " Setelah mengatakan itu anin lantas masuk keruang dokter yang menangani mertuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Atha Diyuta
mksh kk
2024-03-06
0
FT. Zira
2 iklan untukmu thor..
maaf jarang mampir🙈
2024-03-06
1
Gemini
kena batunya tuh miska
2023-12-29
2