" Sebagai hukuman kamu harus tidur diluar malam ini!" Ucap aji sembari menarik paksa anin keluar dari rumah.
Dengan keras aji bahkan mendorong anin hingga anin terjerembab ke lantai.
" Maas kamu salah faham, kamu dengerin dulu penjelasan aku mas! " anin terus berteriak dari luar.
" Bagus aji, istrimu harus dapat hukuman. Siapa suruh dia mengambil uang ibu. " Ucap mertua anin dengan pongahnya.
" Masuk dan istirahatlah bu, jangan pernah membuka pintu apapun yang terjadi diluar sana. " Setelah mengatakan hal itu aji gegas masuk kedalam kamarnya dan merebahkan diri.
Diluar angin mulai bertiup dengan kencang, suara petir mulai terdengar menggelegar. Hawa dingin menyeruak masuk melalui celah-celah jendela dan lobang udara.
Rintik hujan mulai terdengar dari luar, desisan angin terdengar semakin kencang. Petir menyambar-nyambar bahkan kilat terlihat begitu menakutkan seakan membelah langit.
Semakin lama hujan semakin deras. Aji membuka tirai dan melihat kondisi sekeliling. Suasan gelap karna derasnya air hujan, hanya ada cahaya dari kilat yang menyambar.
" Ya Tuhan tega sekali mereka, bahkan aku dihukum atas kesalahan yang tak pernah aku perbuat. " Anin meringkuk memeluk lututnya didepan pintu.
Berkali-kali anin menutup telinga dan matanya kala kilat menyambar.
" Lindungi hamba ya Tuhan, jauhkan hamba dari segala keburukan dan mara bahaya. " Anin trus menerus memanjatkan doa.
Badannya mulai menggigil kedinginan, hawa dingin terasa menusuk hingga ketulang. Badannya yang lelah tak mampu lagi bertahan ditengah guyuran air hujan.
Didalam sana mertuanya tengah tertidur nyenyak, bahkan jika tidak tersamarkan suara hujan dan kilat mungkin dengkurannya terdengar hingga keluar.
" Sial! " Gumam aji saat melihat jam dipergelangan tanganya ternyata sudah lebih dari 3 jam anin berada diluar.
Aji terlalu larut dalam lamunannya, hingga ia melupakan anin yang ia hukum diluar rumah.
" Dingin, mas aji bu-buka pin-tunya. " Lirih anin, bahkan ia sudah tak bertenaga lagi untuk sekedar berteriak.
Sraaak
Tubuh anin merosot dan ambruk bersandar daun pintu. Kesadarannya menghilang, anin pingsan karna kedinginan.
Ceklek
Aji membuka pintu dan terkejut saat ada sesuatu yang menimpa kakinya. Susana gelap membuat aji tak bisa melihat sekitar.
" Ck, dia pingsan! Dasar kenapa si cuman bisa merepotkan saja. " Sungut aji sembari mengangkat tubuh anin. Itu pertama kalinya aji menyentuh anin. Selain berjabat tangan dulu dan sewaktu menikah aji sama sekali tak pernah menyentuh anin walau hanya seujung kuku.
Dengan sigap aji membawa anin kekamarnya. Saat didalam kamar aji kebingungan lantaran baju anin basah kuyup.
" Shiit! "Bagaimana caraku mengganti pakaiannya, semua badannya basah kuyup. Dia bisa masuk angin kalau begini. " Dalam kamar aji terus mondar mandir memikirkan bagaimana cara dia mengganti pakaian anin yang basah.
" Sial, kenapa aku harus memikirkan dia. Biarkan saja dia demam atau mati sekalian biar aku gak dibuat repot dengan menampung dia terus-terusan disni. " Gumam aji seorang diri.
Karna bingung ahirnya aji merebahkan dirinya diatas tempat tidur. Hampir lima belas menit anin tak kunjung bangun. Aji kembali gelisah dan bangun dari tempat tidurnya.
" Dia benar-benar pingsan. " Gumam aji, ditengah kebingungannya aji terlintas ide untuk memanggil ibunya. Aji gegas menuju kamar sang ibu dan memanggil ibunya yang masih terlelap dialam mimpi.
Dor dor dor
" Bu, ibuuu! Bangun bu tolongin aji bu.? " teriak aji namun sama sekali tak ada sahutan dari dalam.
Dor dor dor
" Ibu! buka bu anin pingsan bu aji bingung! " aji terus saja berteriak memanggil ibunya. Karna tak ada respon dari ibunya aji kembali kekamarnya dan melihat kondisi anin.
" Ya Tuhan, bagaimana ini apa dia benar-benar mati? " Aji menempelkan jari telunjuknya dihidung anin.
Aji bernafas lega saat masih merasakan hembusan nafas dari anin.
" Syukurlah dia masih hidup, Astaga badan dia demam tinggi. " Aji tak sengaja menyentuh tangan anin saat dia hendak pergi untuk memanggil ibunya kembali.
Baru kali ini aji merasa begitu panik dan gelisah dengan anin. Mungkin selama ini aji tak pernah melihat anin selemah ini. Meskipun aji sering memperlakukan anin dengan kasar, anin selalu kuat dan tegar. Namun kali ini aji sedikit ada perasaan bersalah dalam hatinya.
Ditempat lain miska baru saja tersadar dari pengaruh obatnya. Dia terkejut saat membuka mata dan mendapati tubuhnya polos tanpa sehelai benangpun melekat dalam tubuhnya. Tubuhnya yang polos hanya tertutup selimut sebatas dada.
Miska semakin terkejut saat melihat kekasihnya tidur disebelahnya dengan damai tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya.
" Astaga, hiks apa yang sudah terjadi. Mana pakaianku, kenapa aku begini. Awwwh. " Miska mengaduh saat merasakan nyeri dan sensasi seprti terbakar diarea kewanitaannya.
" Jangan-jangan aku dan fatan sudah?" Miska menyingkap selimutnya dan ia menutup mulutnya dengan tangan kala ia mendapati noda merah diseprai kasur yang ia tempati.
Dengan tergesa-gesa miska memunguti pakaiannya yang berserakan dimana-mana. Miska bergidik ngeri kala melihat kejantanan fatan yang mengacung sempurna kendati dirinya tengah tertidur pulas.
" Astaga! Sebesar itu? Apakah miliku sobek, luka apa itu tadi benar-benar masuk kedalam sana? Och sial kenapa aku tidak mengingat apapun. " Miska berusha mengingat apa yang ia lakukan sebelumnya, namun nihil dia hanya merasakan pusing dikepalanya. Namun sedikit terlintas dimemorinya jika dia sempat meminum sesuatu dari Fatan.
" Fatan bangun fatan! "Miska menggoyangkan tubuh fatan namun sepertinya fatan sangat keleahan hingga dia sama sekali tak terganggu dengan miska.
" Fatan bangun! Sial dia seprtinya sangat lelah. Pasti dia menggempurku habis-habisan. " gumam miska, kemudian miska memikirkan cara agar bisa membuat fatan bangun.
Miska menoleh kearah gelas yang masih berisi air, miska mengambil gelas itu dan mencipratkan sedikit air kewajah fatan.
" Banjir banjir! " Teriak fatan spontan dia langsung bangun dari tidurnya.
" Miska kamu sudah.. " Fatan melihat keadaan miska yang sudah berpakaian lengkap.
Setelahnya fatan terbahak dan mengelus miliknya dengan bangga didepan miska.
" Fatan kamu gila ya, apa yang sudah kamu lakukan padaku fatan? " Sentak miska yang mendadak merasa ilfil dengan sikap fatan. Apa lagi fatan tanpa rasa malu masih polos tanpa busana didepan miska secara sadar.
" Sayang, terimakasih kamu sudah membuatnya sangat puas hari ini, bahkan dia masih menginginkannya. Kamu liat dia masih terbangun dan siap menghujam liang kenikmatanmu. " Kekeh fatan sembari menyodorkan miliknya kearah miska.
" Fatan! Kamu gila ya, jawab aku kenapa kamu melakukannya fatan! "geram miska, bahkan fatan sedikitpun tak merasa bersalah.
" Oh sayang, jangan marah. Bukankah kamu sangat menikmatinya. Kamu sampai keluar berkali kali loh sayang, kamu hebat. Ayo kita lakukan sekali lagi. " Ucap fatan sembari menarik miska kedalam dekapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Teteh Lia
Kasian banget Anin. 😭
2024-02-02
2
💞Amie🍂🍃
Bukan merepotkan, bukannya kamu sendiri yang menyiksanya
2024-01-20
0
Gemini
kasian amin,minggat aja nin
2023-12-16
1