" Haai mis, ada apa mis tumben jam segini baru nyampe. " Tanya aji tanpa menoleh sedikitpun. Aji memang selalu seprti itu seolah bersikap acuh walapun sebenarnya dia tidak seburuk itu. Hal itulah yang membuat fita semakin penasaran dengan aji.
Bagi fita sifat acuh tak acuhnya aji itu sangat menantang dan membuatnya penasaran.
" Mobilku mogok ji, terpaksa aku naik ojek online tadi. " Suara fita dibuat mendayu dayu, mungkin agar aji menoleh dan melihat kearahnya namun nyatanya nihil. Aji tetap fokus pada layar komputernya.
" Ooh. " Tak selang lama hanya jawaban itu yang keluar dari mulut aji.
" Ish nyebelin banget si kamu ji! " dengkus fita sembari menghentakan kakinya dan kini fita berjalan menuju meja kerjanya sembari memanyunkan bibirnya.
" Pfftttttt, hahahaaa fita-fita kamu gada kapoknya ya usaha ngedeketin aji. Dia udah punya istri fit, sadar woy! " Goda arman semakin membuat fita belingsat.
Diwaktu yang sama namun tempat yang berbeda seorang gadis bersama kekasihnya masuk kesalah satu kamar kost seorang pria.
" Hei sayang apa hari ini kamu mau bolos lagi hum? " Tanya fatan pada miska yang kini sudah merebahkan dirinya diatas kasur fatan dengan pose menggoda.
" Bukankah kamu lebih suka aku seprti ini fatan? " Miska mulai membuka blazer yang ia kenakan. Menyisakan tanktop berwarna hitam yang melekat ditubuh bagian atasnya. Gundukan kembar yang ukuranya tak terlalu besar itu semakin terlhat tegap menantang menggoda mata fatan yang sedari tadi memang fokus pada titik itu.
" Ya sudah kalau begitu, kita tiduran aja disini. Kamu minum dulu ya sayang, aku tau kamu kepanasan pastinya. " Ucap fatan sembari mengambil minuman yang entah kapan sudah ia siapkan sebelumnya.
Minuman kemasan dengan segel yang sudah terbuka, namun miska yang bodoh sama sekali tidak curiga. Bahkan miska meminumnya hingga tandas.
Tak selang beberapa lama miska mulai merasa pusing dan stelah itu miska tertidur sangat pulas.
Melihat kondisi miska sesuai dengan apa yang dia harapkan fatan tertawa puas dan fatan mulai melancarkan aksinya.
" Gadis bodoh, mau aja dia dikibulin. Huuh ternyata gampang banget bikin dia begini. Rasanya senjataku ini sudah sangat ingin keluar dan menjelajah liang kenikmatan dari gadis sombong ini. " Gumam fatan sembari membuka semua pakaian yang melekat ditubuh miska.
Fatan adalah seorang pengangguran yang kerjaanya lontang lantung dijalanan. Fatan awalnya adalah seorang mahasiswa sama seprti miska namun karna beberapa kali melakukan pelanggaran ahirnya fatan di DO dari kampus dan sekarang fatan hanya keluyuran dan mabok-mabokan setiap harinya. Fatan mendekati miska karna fatan tau miska sangat memujanya sewaktu dia masih kuliah dulu. Fatan memanfaatkan miska agar tetap bisa membayar kostan dan makan. Fatan sama sekali tak mencintai miska dia hanya ingin mendapatkan uangnya miska saja. Miska yang bodoh dan merasa bangga sudah berhasil menaklukan fatan ahirnya dengan mudahnya percaya begitu saja akan cinta fatan bahkan misa sering kali memakai uang kuliahnya untuk diberikan pada fatan.
Sementara dirumahnya anin baru saja menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya. Baru saja anin ingin merebahkan tubuhnya diatas kasur suara teriakan ibu mertuanya terdengar melengking ditelinga.
" Aniiin, cepet kesni! " Teriak ibu mertuaku.
" Iya bu ada apa? Kan bisa ibu panggil anin pelan-pelan! " Ucap anin setelah mendekati ibu mertuanya yang kini wajahnya sudah merah padam. Matanya melotot hampir keluar dari porosnya.
" Anin kembalikan uang ibu sekarang atau ibu laporik kamu sama aji sekarang! " Tak ada angin tak ada hujan mertua anin menuduh anin mengambil uang yang anin sendiri sama sekali tak tau dimana ibu mertuanya biasa menyimpan uang.
" Apa bu uang? Uang yang mana yang ibu maksud? " Tanya anin dengan bingung.
" Udahlah gak usah banyak ngele, kamu kan yang ambil uang ibu yang ada didalam bantal! Ngaku aja anin, kamu yang terahir kali masuk kamar ibu. Kamu yang bersihin kamar ibu. Ngaku aja anin, cepet kembaliin uang ibu sekarang anin! " Anin terus didesak bahkan ibu mertuanya sampai menggeldah tubuh anin.
" Uang apa bu anin gak tau, ibu kehilangan uang? Berapa, mungkin ibu salah naruh atau ibu lupa kalau uangnya udah kepake. Kita cari dulu yuh bu! " Anin masih berusha bersikap sabar dan tenang. Meskipun dia sendiri bingung namun dia tetap berusha bersikap tenang.
" Iya betul, kita harus cari uang itu tapi bukan dikamar ibu melainkan dikamar kamu! " Ibu mertua anin berjalan dengan sangat cepat menuju kamar anin. Tanpa segan mertua anin menggeledah seisi kamar bahkan sampai lemari pakaianpun tak luput dari jangkauannya.
" Buu stop buu! Nanti mas aji marah kalau kamarnya berantakan buu! " Anin berusha mencegah ibu mertuanya namun justru anin yang didorong hingga kepalanya membentur pintu.
Dua kali didorong dua kali terbentur dan dua kali disalahkan untuk hal yang tidak ia lakukan hari ini. Ini bukan pertama kalinya anin diperlakukan seprti ini dan dituduh oleh mertuanya sendri.
" Kamu sembunyikan dimana anin uang ibu? Itu uang dua juta ibu simpan untuk biaya pengobatan ibu, mana uangnya anin! " bahkan mertua anin terus menuduh meskipun ia tak menemukan bukti apapun didalam kamar itu.
Kondisi kamar berantakan, pakaian berserakan dimana-mana, anin yang takut akan kemarahan suaminya lekas bebenah dan membereskan kekacauan yang mertuanya lakukan.
Karna kesal mertua anin ahirnya kembali lagi kedalam kamarnya, dia menuduh anin tapi dia lupa bahwa ada orang lain selain anin yang tinggal bersamanya dirumah itu.
" Awas kamu ya nanti ibu laporin kamu sama aji! Siap-siap kamu anin. " Ucap mertua anin sebelum meninggalkan anin dengan kekacauan yang sudah ia buat.
" Astaga ibu, bagaimana bisa dia menuduhku mencuri uangnya. Lagian aku masuk kamar ibu kan pas ibu didalam. " Gumam anin seorang diri sembari merapihkan kembali kamarnya seperti semula.
Dua jam anin berada didalam kamar merapihkan dan membereskan kekacauan yang terjadi. Saat anin ingin merebahkan tubuhnya deru mesin mobil suaminya terdengar. Anin ahirnya keluar dan menyambut suaminya pulang, meskipun aji selalu acuh tapi anin tak pernah lelah memperhatika aji meskipun hal sekecil apapun.
" Ajii ajiii kasih tau istri kamu agar dia jangan jadi pencuri. Berapa sii kamu kasih dia uang sampe dia ambil uang berobat ibuu! " Baru saja aji masuk rumah ibunya langsung menghadang aji dan melaporkan apa yang baru saja terjadi.
" Uang apa si buu?" Tanya aji sembari menghela nafas, aji terlihat sangat lelah. Itu begitu jelas tergambar dari raut wajahnya yang lesu. Matanyapun terlihat sangat sayu.
" Uang ibu ilang mas dan ibu nuduh aku! " ucap anin yang mendengar aduan ibunya.
" Ibu gakan nuduh orang sembarangan anin! Buat apa kamu ambil uang ibu, apa kurang uang yang aku kasih selama ini buat kamu! " Sentak aji.
" Mas kamu! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments