Semenjak hari itu mas aji menjadi berubah sikapnya. Meskipun kami tinggal satu atap mas aji tidak pernah mengaggapku sebagai seorang istri. Mas aji bersikap baik hanya saat kami berkunjung kerumah orangtuaku itupun hanya saat didepan orangtuaku. Semenjak menikah kami hanya bebarapa kali saja berkunjung kerumah orangtuaku.
Aku hidup satu atap dengan mertuaku karna mas aji sudah mampu kredit rumah disalah satu perumahan ternama dikota ini. Mas aji adalah anak pertama dari dua bersaudara. Mas aji memiliki seorang adik perempuan yang berusia 20 tahun. Adik mas aji maih duduk dibangku kuliah. Mas aji sama seprtiku menjadi tulang punggung keluarganya karna ayahnya sudah meninggal dalam kecelakaan pesawat lima tahun lalu.
Aku tidak diizinkan bekerja setelah kami menikah. Mas aji melarangku bekerja dengan alasan aku harus patuh kepadanya. Sebagai baktiku terhadap suami aku selalu mengurus semua keperluannya, bahkan aku tak hanya mengurus suamiku. Tapi aku juga harus mengurus ibunya yang sering sakit karna darah tinggi.
Menyiapkan sarapan untuk suami dan adik iparku, mengurus mertua yang terkadang selalu kasar. Seprti halnya pagi ini.
" Mbaaa kamu itu bisa gak si kalau setrika baju itu yang rapih! Ini mana gak wangi, kurang rapih sebenernya mba iklas gak sih bantuin aku! " Keluh Miska pagi ini kala ia memintaku menyetrika baju kuliahnya. Padahal aku tengah sibuk didapur membuat sarapan untuk suamiku. Belum lagi mertuaku yang teriak-teriak minta obat dari dalam kamar.
" Maaf mis, mba kan sibuk. Kalau kurang licin, kurang rapih atau kurang wangi kamu strika ulang aja ya !" Ucapku sembari menuangkan sayur dalam piring saji. Karna suamiku sebentar lagi pasti turun untuk sarapan.
" Ish kalau harus setrika sendri ngapain tadi minta tolong mba! " Dengkus miska sambil mendorongku, hingga aku membentur meja makan.
" Mis, kamu bisa gak si pelan-pelan. Bisa kan jangan dorong mba! Hargai kerja keras mba dirumah inu, mba tuh cape bangun pagi harus ngurus ini itu. Apa gak bisa kamu ngerjain sendri! "
" Oooh jadi kamu cape ngurus adik sama ibuku disni? Kamu mulai berani bentak-bentak adikku! Apa kamu sadar siapa kamu dirumah ini haaa! " Tanpa aku tau suamiku mendengarkan keluh kesahku. Sebenarnya tidak ada niat hati untuk mengeluh hanya saja sikap miska membuatku terpaksa harus mengatakan semua itu.
" Mas kamu salah faham, bukan itu maksud aku. Kamu tau sendri aku lagi masak, hanya karna baju yang kurang wangi miska protes. Harusnya dia bisa mengerjakan sendiri hal sepele seprti itu. Memangnya aku ini siapa mas? " Aku menghampiri suamiku yang sudah duduk dimeja makan. Meskipun aku marah tapi aku berusaha tetap mengurus suamiku. Mengambilkan nasi dan lauk dipiringnya menuangkan air dalam gelasnya. Terkadang aku menyuapinya saat dia sibuk dengan ponselnya.
Aku hanya berharap suatu saat ada sedikit rasa cinta yang tumbuh diantara kami. Lebih tepatnya dihati mas aji, karna entah sejak kapan rasa cinta dan sayang mulai tumbuh dalam hatiku. Meskipun sampai detik ini mas aji sama sekali belum menyentuhku walaupun seujung kuku. Kami tinggal satu kamar namun tidur ditempat terpisah, mas aji tidur diatas ranjang dan kasur yang empuk sementara aku tidur disofa dekat pintu kamar. Sengaja posisi sofa dijauhkan dari ranjang agar mas aku tidak mengganggu tidur mas aji. Ucap mas aji kala itu.
Ibu dan adik mas aji memang tau jika kami tak seprti pasangan suami istri pada umumnya namun mereka tak tau jika mas aji belum menyentuhku sama sekli.
" Letakan piring itu, aku tidak jadi sarapan. Lebih baik kamu ambil sarapan buat ibu dan kasih ibu obat. " Ucap mas aji setelah itu mas aji pergi kekantor.
Seprti biasa mas aji tak mau aku mencium tanganya, dia hanya mengizinkanku menyalaminya itupun hanya sebatas menempel. Tak bersalaman seprti seharusnya.
Sepeninggal mas aji aku begantian mengurus mertuaku yang super cerewet .
" Kamu itu kebiasaan ya lelet! " Ucap ibu mertuaku sembari mengambil piring dari tanganku.
" Bu udah kenapa si bu, jangan suka marah-marah ibu kpan darah tinggi. Mana mau sembuh kalau ibu suka marah-marah. " Ucapku dengan sabar. Meskipun ibu mertuaku selalu bersikap buruk namun aku tetap menghormatinya dan memperlakukan dia dengan baik seprti ibu kandungku sendri.
Entah mengapa kemarahan ibu terhadapku selalu aku anggap angin lalu. Aku tak pernah memasukan kedalam hati meskipun ucapan ibu kadang menyakitkan.
*******
" Eeeh kenapa lu bro, dateng-dateng ko muka ditekuk! " Ucap arman.
Teman kantor sekaligus sahabat mas aji. Arman adalah teman dekat mas aji, arman yang merekomendasikan pekerjaan itu dulu pada mas aji.
" Halah biasa bro, istriku kerjaanya bikin kesel mulu. Tau deh sampe kapan pernikahan palsu ini terus berlangsung. Cape aku bro!" Keluh aji sembari menjatuhkan bokongnya dikursi kerjanya.
Amar adalah sahabat sekaligus tempat curhat ternyaman bagi aji. Apapun aji sampaikan pada arman, tak ada yang aji tutup-tutupi dari arman. Baik itu pekerjaan, rumah tangga, orangtua dan semuanya.
" Jii, kenapa gak coba kamu buka hati buat si anin. Jalani pernikahan kalian seperti pada umumnya. Kasian ji, dosa lu ji. Mana dia baik banget, kamu pernah mikir gak siji. Anak orang udah kamu bawa kerumah, ngurus semuanya. Tapi tidak pernah sekalipun kamu buat dia seneng. Ji salah satu kewajiban seorang suami adalah memberi nafkah batin pada istrinya. Kamu dosa jiii! " ucap arman. Arman memang lebih dewasa dari aji. Meskipun arman masih lajang tapi sedikit banyak arman sudah belajar bagaimana caranya menjadi suami yang baik dan apa saja tanggungjawab seorang suami terhadap istrinya.
" Ceramah kaya ustad aja lu bro, nikah aja belum pake bicara soal tanggung jawab. Kalau mau ambil aja dia buat kamu mar! " Ucap aji sembari melempar buku pada sahabatnya amar.
" Huh dinasehatin ko sewot! Ada gitu ya orang curhat dikasih solusi malah marah-marah. Aneh cuma kamu ji suami yang nawarin istrinya pada orang lain. Emang rada-rada nih temen yang satu ini. Sarap lu ji! " kini giliran arman yang sewot. Aji terkekeh kalau sudah melihat arman yang ngoceh, karna menurut aji arman mirip emak-emak komplek kalau udah mode marah-marah pas belanja rapi sayur pada naik.
" Kerja-kerja! " Ucap aji saat mendapati amar masih sewot sembari membuka laptopnya.
" Hai jii! " Sapa fita yang baru saja datang. Fita adalah teman satu devisi aji dan arman. Fita tetap tak menyerah mendekati aji meskipun dia tau aji sudah menikah. Fita tau alasan pernikahan aji daj anin jadi fita merasa ada peluang untuk mendapatkan hati aji.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Ai
Kisahnya seperti kejadian di sekitar kita, ya
2024-04-11
1
Teteh Lia
salam kenal dari " love story in SMA"
2024-02-02
1
💞Amie🍂🍃
Aku mampir kakak, feedbacknya ya,🤭
2024-01-09
1