Semakin hari anin semakin menunjukan perubahan sikapnya. Apa lagi anin saat ini tengah menyibukan diri dengan membuat camilan untuk ia titipkan diwarung warung. Anin sengaja menjual cincin peninggalan ibunya dulu. Anin sudah bertekad takan memakai sepeserpun lagi uang pemberian aji. Bahkan anin mulai memberanikan diri melakukan perawatan wajah dan kulitnya.
Semakin anin menjauh aji semakin merasa tersiksa namun aji sama sekali belum menyadari hatinya mulai tumbuh rasa cinta.
" Nin, kenapa kamu bersikap seolah menjauhiku? " Tanya aji saat aji baru saja pulang kantor dan anin yang tengah diserambi rumah lntas masuk tanpa memperdulikan aji.
Melihat sikap anin yang acuh aji pun semakin dibuat kesal.
" Anin! " teriak aji.
" Kamu ngmong sama aku mas? " ucap anin tanpa menoleh.
" Kamu fikir aku ngmong sama tembok? " Jawab aji dengan ketus.
Rangahnya mulai mengeras karna acap kali aji mengajak anin berbicara anin bersikap acuu seolah enggan berbicara dengannya. Itu sama persis seprti sikap aji terhadap anin dulu, bahkan aji sering kali lebih kasar. Terkadang aji sampai membentak anin dan mendorong anin.
Mendengar perkataan aji anin lantas tertawa tanpa humor.
" Mas mas, kamu ini aneh. Dulu aku bersikap baik sama kamu, memeperlakukan kamu selayaknya seorang istri terhadap suaminya kamu gak suka. Bahkan kamu sering mendorongku saat aku ada didekat kamu, kamu tidak suka aku berbicara, kamu tidak suka aku perhatikan. Lalu,kenapa kamu sekarang begini mas? Sebenarnya apa mau kamu? Aku baik salah, aku diam salah,kamu mau aku seprti apa mas? Diam dan terus mengalah dan memaklumi ketidaksukaan kamu, atau menerima semua perlakuan buruk kamu? " Aji membelalak mendengar anin bahkan berani berbicara seprti itu.
" Anin kamu? " lirih aji.
Merasa jengah anin lantas pergi kebelakang meninggalkan aji yang kini mulai gelisah dengan hati dan fikirannya.
" Anin aku belum selesai bicara! " Teriak aji saat sadar jika anin sudah tak ada didepannya.
" Aji! Kamu ini apa-apaan si, hobi banget teriak-teriak didalam rumah! "Berang diah yang mulai merasakan keanehan dengan tingkah putranya.
"Ini semua gara-gara anin bu, aji lagi ngobrol sama dia tapi dia pergi gitu aja. Suami pulang bukannya disambut malah ditinggal pergi. " Ucap aji tanpa sadar.
" Hahaaa, aji aji kamu ini tidak waras atau pikun? Sejak kapan kamu suka diperhatikan sama anin, sejak kapan kamu peduli dengan sikap dia? " Diah bahkan sampai menempelkan punggung tangannya kekening putranya.
" Apa ada yang salah bu, dia kan istriku aku suaminya bu! "
" Aji aji kamu bener-bener pikun, sejak kapan kamu menganggap diri kamu suaminya? Kamu habis makan apa si ji? " Ucap diah menelisik wajah putranya.
Tanpa mereka tau anin melihat dan mendengarkan obrolan ibu dan anak itu dibalik tirai penghubung antara ruang tengah dan ruang tamu.
Airmata anin menetes dan mulai membasahi pipinya.
" Sampai kapan kamu mau menyiksa dan membelengguku dalam hubungan yang palsu mas? Maaf aku bukan anin yang dulu, anin yang selalu diam diperlkukan buruk sama kamu. Aku tak mau tersiksa lagi karna rasa cintaku mas. Sakit kan diabaikan dan tak dianggap? Itu yang aku rasakan dulu. " Anin mengusap airmatany dengan kasar kemudian anin melanjutkan aktifitasnya dibelakang.
Sementara diluar sana arman mulai kelimpungan karna sejak dia bersama anin ditaman dia semakin jauh dengan aji. Namun bukan hal itu yang membuat hatinya gelisah. Arman merasa anin menjauhinya, ditengah kemelut hatinya terdengar suara ketukan pintu dirumahnya.
" Ah sial, siapa yang bertamu menjelang maghrib begini sih! " Ucap aji sambil berjalan menuju kearah pintu.
Aji tercengang kala melihat siapa yang ada dibalik pintu.
" Kamu? Ngapain kamu kesini? " Tanya arman pada orang tersebut.
" Hahaaa arman arman, jangan sok kaget begitu. Apa ada yang aneh jika aku berkunjung kemari? " Tanya orang itu.
" Aku tidak punya banyak waktu, cepat katakan apa yang ingin kamu katakan dan jangan banyak berbasa basi! " Sentak arman.
" Uh, takut! Hahaaa,santai saja dong man. Jangan galak-galak begitu. "
Dilain tempat diwaktu yang sama seseorang tengah menunggu dengan gelisah hasil pemeriksaannya.
" Bagaimana dok hasil pemeriksaannya?" tanya miska dan disebelahnya fatan duduk dengan santai seolah tak terjadi apa-apa. Fatan malah asik dengan game diponselnya.
" Begini mba, dari hasil pemeriksaan yang saya lakukan mba tengah hamil dan usia kandungan mba sudah jalan 3 minggu. " Ucap dokter sembari menyodorkan kertas hasil uji lab.
" Ha-hamil? " Miska terkejut dan membekap mulutnya sendiri. Namun tidak dengan fatan, fatan justru tenang dan biasa saja berpura-pura tak mendengar penjelasan dokter.
" Iya kandungan mba miska jalan tiga minggu, ini ada beberapa vitamin yang harus ditebus. Pesan saya jangan terlalu stres, jngan terlalu lelah istirahat yang cukup dan banyak makan sayuran dan buah-buahan. Jangan lupa beli susu ibu hamil, ini juga nanti ada obat buat ngurangi mualnya. Jangan diminum kalau mualnya udah sembuh, lima minggu lagi silahkan kembali biar kita bisa tau perkembangan bayinya didalam kandungan. " Stelah menejelaskan dengan jelas dokter lantas mempersilahkan miska dan fatan untuk keluar dari ruangannya karna masih banyak pasien lain yang tengah antri.
Miska keluar dari ruangan dokter dengan langkah gontai. Kakinya bahkan terasa sangat lemas untuk sekedar melangkah. Sesampainya diluar miska langsung mengambil obat. Sementara fatan masih saja sibuk dengan ponselnya, stelah berada diparkiran miska yang merasa jengah lantas menampar fatan dengan sangat keras.
Plaak plak
Dua tamparan mendarat dipipi kanan dan kiri fatan.
" Miska! Apa apan sih,kenapa kamu nampar aku mis?" berang fatan tak terima dengan tamparan miska.
" Apa! apa! Apa kurang, Kamu bertanya ada apa? Kamu pura-pura tuli atau kamu benar-benar tuli? Aku hamil fatan aku hamil! "teriak miska sembari terisak.
Bagaimana tidak, misaka sudah dilarang keras pacaran apa lagi dengan fatan yang merupakan seorang berandalan yang sama sekali tak punya pekerjaan. Selama ini pekerjaan fatan hanya memanfaatkan miska dan memakai uang kuliah miska.
" Lah kan lu yang hamil, ngapa harus gue yang repot sih. Kalau hamil ,lu gak siap ya gugurin aja. Gampang ko, kalau lu mau pertahanin ya dipertahanin aja tapi jangan minta gue buat akui tuh anak! " ucap fatan dengan entengnya, bahkan fatan tak memperdulikan miska yang tengah melotot kearahnya.
" Gampang banget ya mulut kamu ngmong. Ini anak kamu fatan! "Teriak miska merasa geram lantaran fatan seolah menolak bertanggung jawab.
" Apa kamu bisa buktiin kalau dia anak aku mis? Aku tidak tau dengan laki-laki mana saja kamu tidur, bahkan cewe murahan kaya kamu itu biasa tidur dengan laki-laki manapun. Jadi jangan paksa aku buat bertanggung jawab, kalau mau nikah cari bapak dari anak kamu. Jangan paksa aku buat nikhin kamu, aku tekanin sekali lagi aku ragu kalau dia anakku! " Setelah mengatakan itu fatan pergi memanggil ojek.
" Fatan!" Teriak miska tanpa memperdulikan beberapa pasang mata menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Gemini
huuuh baru sadar kan ji rasanya diabaikan.makanya jangan sok Sokan lu ji
2023-12-29
1