bab 12

Sepanjang perjalanan aji menuju kantor aji tak berhentinya memikirkan anin. Perubahan sikap anin membuat hati aji bertanya-tanya.

Sesampainya dikantor aji langsung dipanggil oleh atasnnya. Saat aji masuk keruang atasan didalan sudah ada arman yang lebih dulan masuk. Aji dan arman berpapasan, tak ada sapaan atau teguran seprti biasanya. Mereka terlihat seperti musuh yang saling membenci.

Kurang lebih 15 menit aji berada diruang atasan aji lantas keluar dan kembali kemeja kerjanya. Distu sudah ada fita yang duduk dikursinya dengan pose menggoda.

" Ji, kamu ini kenapa sih kemarin pergi itu aja?Gara-gara kalian aku kena marah si bos. Sebagai gantinya kalian harus traktir aku makan siang. Em gak gak, arman traktir aku makan dan aji, hem..

Oh ya! Aji temenin q belanja kemall nanti sepulang kerja sekaligus kita makan malam. Oke ji! Oke dong man, ya udah aku lanjut kerja dulu. Kalian juga kerja yang semangat ya! " fita lantas pergi dari meja aji menuju mejanya dengan senyum merekah dibibirnya.

Sementara arman terlihat begitu kesal melihat aji sama sekali tak ada niat menolak ajakan fita.

Tangan arman mengepal dengan erat dibawah mejanya.

" Sial lu ji! Berani lu pergi sama fita, gue bersumpah bakal merebut anin dari lu dengan cara apapun. Gue gak mau diem lagi, gue gak mau lu sakiti hati dia lagi. " Lirih arman dalam hati, matanya terus menatap kearah aji. Sama halnya dengan aji yang tengah menatap balik arman dengan tatapan yang begitu tajam.

Aji seakan tau arti tatapan arman.

Gigi aji menggeratuk, rahangnya mulai mengeras tanpa sadar tangannya dibawah meja mengepal erat.

" Gue tau apa yang sedang lu pikirin man, berani lu usik istri gue abis lu sama gue. "

Tak ada sepatah katapun yang keluar, mereka hanya saling tatap seolah saling berbicara lewat tatapan matanya.

Ditempat lain anin tengah duduk termenung didalam kamarnya. Anin mulai berfikir keras bagaiman caranya dia tidak memakai perasaannya saat bersama aji. Tekatnya sudah bulat, anin ingin menyudahi perasaannya pada aji. Awalnya anin berusha bertahan karna berfikir aji hanya butuh waktu dan lambat laun pasti hatinya akan tersentuh dan bisa menerima anin dan pernikahannya. Namun hari diman aji membiarkan wanita lain masuk mengisi sebagian hatinya anin menjadi berkecil hati .

Anin merasa jika aji bukan tak mau berusha atau berusha menerima takdir, tapi aji dengan sengaja menolak takdir dan ingin lari dari takdir.

Dengan aji tak menolak fita sudah membuktikan bahwa dalam hati aji tak ada sedikitpun ruang kosong untuk anin.

Tak terasa jam kerja sudah usai, saat makan siang arman menepati janji untuk mentraktir fita namun arman tak mengajaknya makan bersama. Arman hanya memesankan makanan kesukaan fita kemudian membayarnya dan arman langsung pergi setelah itu.

Fita sama sekali tak menolak karna fita memang tak ada harapan apapun pada arman.

" Aji, jangan ingkar janji. Ayo ji temani aku shopping. " Fita bahkan sudah menyambar tangan aji dan menggandengnya.

Aji sama sekli tak keberatan, aji membiarkan fita begitu saja menggelayut dilengannya.

" Maaf fita, aku membiarkanmu menyentuhku karna aku ingin tau bagaimana perasaanku saat disentuh wanita lain yang tidak aku sukai. Apa sama seprti saat aku bersentuhan dengan anin. " Aji membayangkan kala ia menggendong anin yang pingsan diluar, saat aji mengompres anin dan kejadian-kejadian lain yang menyebabkan adanya sentuhan langsung dengn anin.

Dari kejauhan arman merasa kesal melihat sikap aji yang seolah-olah membuka pintu untuk fita .

" Laki-laki brengsek! Dia mau mempertahankan pernikahannya dengan anin sementar diluaran dia asik bersama fita. Cih, menjijikan sekali tingkahmu aji! " Karna tak tahan arman berlalu dan meninggalkan aji dan fita diparkiran.

Sementara aji tengah merasa aneh dan lain dengan apa yang ia rasakan.

Meskipun aji sangat membenci anin, bahkan aji terang-terangan mengatakan bahwa dia takan mungkin mencintai anin dan menerima pernikahan mereka namun saat aji bersentuhan dengan anin meskipun tidak disengaja aji dapat merasakan sesutu yang aneh. Ada getaran yang ia rasakan, getaran dan perasaan yang selama ini hanya ia rasakan saat bersama anin.

" Kenapa dengan diriku, aku tak mencintai fita sama halnya dengan anin. Tapi bersama fita aku sama sekali tak merasakan getaran dan persaan aneh seperti apa yang aku rasakan saat bersama anin.

Aku bahkan lebih membenci anin dibanding fita, ada apa dengam hatiku? " Gumam aji dalam hati, refleks aji mendorong fita dan memintanya menjauh.

Tanpa mengatakan apapun aji lantas masuk kedalam mobilnya dan pergi begitu saja meninggalkan fita yang tengah melotot matanya karna kesal dan marah dengan sikap aji.

" Aji! Awas kamu ya, kamu dengan terang-terangan menolakku lagi. Aku bersumpah bakal bikin kamu bertekuk lutut padaku. " Fita menghentakan kakinya dan masuk kedalam mobilnya sendiri dengan hati yang diliputi amarah dan dendam.

Sudah berulang kali aji menolak fita, bahkan aji sering kali mengabaikan fita begitu saja. Baru kemarin aji bersikap lembut terhadapnya dan sekarang dia harus berjuang lebih keras lagi untuk menaklukan hati aji.

Tok tok tok

" Aku pulang bu! " Seprti biasa aji selalu mengetuk pintu saat hendak masuk kerumahnya.

Namun kali ini aji merasa ada yang lain. Biasanya saat aji masuk anin akan menyambutnya dan meminta tas aji untuk ia bawa kedalam.

" Tumben anin gak keluar denger aku pulang, apa dia masih sakit ya?" aji bertanya pada dirinya sendiri, karna penasaran aji langsung pergi kekamarnya namun ia sama sekali tak menemukan anin ada didalam kamar. Saat aji ingin mencari anin samar-samar aji mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi.

" Oh dia lagi mandi, tumben anin mandi dijam segini. Biasanya dia sudah mandi sejak tadi. " Gumam aji.

Karna cape aji lantas meletakan tasnya disembarang tempat da merebahkan dirinya diatas kasur tanpa melepas sepatunya terlebih dulu.

Tak selang beberapa lama anin keluar sudah lengkap dengan dress sebatas lulut. Aji semakin dibuat terkejut karna tak biasanya anin memakai dress seprti itu. Anin lebih sering memakai stelan celan atau piyama saat sore hari.

Saat siang anin lebih suka pakai atasan kaos dan bawahan rok panjang atau pendek. Namun kali ini anin tampil beda dengan dress tanpa lengan sebatas lutut.

Anin hanya menoleh tanpa menyapa aji atau menegurnya, bahkan saat melihat aji belum melepas sepatunya anin tampak cuek. Biasanya anin akan mendekat dan melepaskan sepatu aji, membersihkan kaki aji dengan tisu basah. Namun kali ini anin justru cuek, anin malah memaut dirinya didepan cermin.

Anin membiarkan rambutnya tergerai, harum parfumnya sangat menenangkan. Anin juga memoles sedikit wajahnya dengan make up tipis.

Dari pantulan cermin aji bisa melihat dengan jelas kecantikan istrinya yang baru dia sadari dari dulu.

Terpopuler

Comments

FT. Zira

FT. Zira

masih nyangkal aja sih.. ku petok juga entar

2024-03-06

0

FT. Zira

FT. Zira

kepikiran juga kan😮‍💨

2024-03-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!