bab 6

Melihat sikap putranya bu diah tau jika aji begitu murka dengan miska. Apa lagi melihat kondisi miska yang agak lain, namun bu diah sama sekali belum faham akan apa yang sudah terjadi pada anaknya.

" Aji sabar dong masa kamu sama adik kamu begitu si nak! Miska kan baru pulang, kenapa kamu harus semarah itu, kamu kan bisa bicara baik-baik sama adik kamu ji! " Bu diah berusha menenangkan aji dan meredakan amarahnya, namun sayang sepertinya amarah aji sudah memuncak diubun-ubunnya. Anin sendiri baru kali ini melihat aji semarah itu.

" Hiks hiks, aku-aku aku ketiduran dirumah teman mas. Semalam hujan aku ada tugas yang gak bisa aku selesaikan sendri jadi aku minta tolong sama temenku mas. Lagipula semalam hujan sangat deras, orangtua temanku tak mengizinkanku pulang karna hawatir terjadi sesuatu dijalan. Bu,ibu percaya kan sama miska? " Ucap miska dengan wajah yang ia buat sedih, miska berusaha meyakinkan ibunya agar dapat pembelaan dari ibunya.

" Naah kamu dengar sendiri kan ji, sekarang biarkan miska masuk ji. Gak enak kalau kedengeran tetangga, tar anak perawan ibu jadi gak laku-laku karna takut kakanya galak. " Ucap bu diah, tanpa bu diah tau miska menyunggingkan bibirnya keatas, wajahnya menampakan betapa puasanya dia sudah berhasil menipu ibunya.

Anin melihat dengan jelas semua itu dalam hati anin terus bertanya apa maksud dari ekspresi yang ditunjukan miska karna aji sendiri tak memperhatikannya.

" Ini yang membuat miska ngelunjak dan jadi pembangkang. Karna ibu yang selalu memanjakan dan melindungi dia. Katakan miska siapa laki-laki itu, kerja apa dia, dari mana asal usulnya? " Ucap aji mengejutkan miska dan semuanya.

" Apa maksud kamu mas? " Teriak miska dengan mata yang memerah.

" Jawab atau aku cari tau sendiri dan menyeret dia kemari! " Ancaman aji tak membuat miska gentar, ia malah semakin membuat drama yang lain.

" Hiks ibu liat sendiri bagaimana sikap mas aji! Pasti ini semua gara-gara istrinya itu. Hei mba seneng kamu sudah bisa mempengaruhi mas aji biar mas aji galak sama aku? Kamu dendam kan karna selama ini hanya kamu yang menjadi pelampiasan setiap kemarahan mas aji? Kamu dendam karna tadi pagi, iya mba? " Anin dibuat bingung ia tak tau menau dengan apa yang miska maksud.

" Sudah-sudah ayo masuk nak, jangan perdulikan kakamu. Dan kamu anin, kalau sampai kamu terbukti sudah mempengaruhi aji ibu pastikan kamu akan menyesal! " ucap bu diah sembari menarik paksa miska masuk kedalam rumahnya.

Tangan aji mengepal erat,entah mengapa kali ini dia merasa begitu marah dengan tuduhan ibunya dan miska terhadap anin. Karna moodnya sudah buruk aji lantas masuk kedalam kamar, mengambil tas dan kunci mobilnya. Tanpa sarapan pagi aji langsung pergi begitu saja dari rumah. Seprti biasa aji pergi tanpa berpamitan dengan anin.

Anin yang sudah tau seprti apa perangai suaminya sama sekali tak berani menegur atau mencegahnya pergi. Anin takut kemarahan suaminya akan semakin meledak jika ia turut serta bicara.

Sepeninggal aji anin masuk kedalam rumah, tanpa sengaja anin melihat kamar miska yang tak tertutup sempurna. Awalnya anin ingin masuk dan meluruskan tentang tuduhan miska namun saat anin hendak mengetuk pintu anin melihat miska tengah membuka blazernya sembari salah satu tangannya memegang ponsel.

Anin urung mengetuk pintu karna dia ingin tau dengan siapa anin berbicara.

Anin semakin dibuat terkejut saat melihat bagian dada miska penuh dengan tanda merah. Tanktop yang miska kenakan memang sedikit memperlihatkan belahan dadanya.

" Astaga itu dada miska kenapa merah-merah begitu? Apa miska digigit serangga? Atau miska terkena penyakit lain? " Anin yang penasaran hendak menerobos masuk namun lagi-lagi dia urung masuk saat mendengar miska tertawa didepan cermin.

" Oh sayang, ternyata kamu meninggalkan jejak begitu banyak didadaku. Sayang, milikku masih terasa nyeri dan kebas. Tapi rasa itu masih teringat jelas, aku mencintaimu fatan, sangat mencintaimu. Aku sangat lelah dan aku harus istirahat. Pfttt bahkan aku belum mandi, tapi aku sudah sangat ingin tidur. Kamu membuat badanku remuk. I love u sayang, besok kita ketemu lagi. Emuuuach. "

" Oh fatan nama pacarnya, tapi jejak apa yang dia tinggalkan didada? Apa mereka baru saja medaki gunung dan mencari jejak tapi kenapa anin mengatakan itu didadanya, terus anin bilang badanya remuk dan dia belum mandi. Tapi anin tak terlihat seperti orang yang baru pulang mendaki atau mencari jejak. Lalu jejak apa yang anin maksud. Astaga ini seperti teka teki. Tapi aku sudah tau nama pacarnya Fatan. Nanti aku kasih tau mas aji saja kalau begitu. " gumam anin lirih, anin yang sama sekali belum berpengalaman tentang urusan ranjang bingung dengan istilah yang miska ucapkan.

Meskipun anin sudah bersuami namun dia masih nol jika tentang ranjang dan kemesraan seorang laki-laki dan perempuan yang lebih intim. Dia hanya tau sebatas pelukan dan berpegangan tangan. Bahkan bibirnya saja masih tersegel dengan baik sama sekali belum terjamah.

Dilain tempat aji baru saja sampai dikantor, lagi lagi dia sudah harus bertemu dengan fita diparkiran dan fita mulai tebar pesona.

" Hai ji! Pagi-pagi udah kusut aja tuh muka. Em, tar siang kita makan bareng ya ji diresto depan. Ayo lah ji, sesekali boleh dong makan sama aku. Jangan sama arman terus. " Kekeh fita sembari memperlihatkan senyum termanisnya agar aji terkesan.

" Pagi mis, oke nanti saya usahakan ya mis! " Ucap aji pada ahirnya, aji sudah berkali-kali menolak ajakan fita kali ini aji tak tau harus beralasan apa lagi.

Aji pergi begitu saja setelah itu, sepeninggal aji fita tampak tersenyum bahagia. Fita merasa usahanya mulai membuahkan hasil.

****

Waktu berlalu dengan cepat jam makan siang pun tiba, sesuai janji aji dan fita pergi makan siang.

Diwaktu yang bersamaan anin tengah bersiap pergi kekantor aji untuk mengantar makanan untuk Aji. Anin berinisiatif mengantar makanan karna aji belum sempat makan apapun dari rumah. Karna sudah terlanjur membuatkan makanan kesukaan suaminya anin ahirnya mengambil rantang dan mengambilkan sebagian untuk ia bawa kekantor suaminya dengan harapan aji bisa tetap makan makanan kesukaannya meskipun anin harus mengantarnya kekantor.

" Bu, anin mau anter bekel buat mas aji. " pamit anin kala ibu mertuanya keluar dari kamar .

" Bagus, memang harus begitu jadi istri. Suami gak makan kamu harus anter bekal jadi dia seneng,tetap makan makanan rumah meskipun dia kerja. Ya sudah hati-hati, oya anin jangan lupa kamu harus ganti uang ibu yang hilang itu. " ucap bu diah.

Anin menghembuskan nafasnya pelan, ternyata ibu mertuanya tetap menuduhnya sebagai pencuri.

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Kadang ada juga yang kayak gitu🤣🤣

2024-01-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!