Sepanjang perjalanan aji dan anin saling diam. Bahkan aji sama sekali tak perduli dengn anin yang menggigil kedinginan. Aji hanya melirik sekilas dan kembali lagi fokus pada jalanan.
Setelah sampai rumah aji lantas turun dan masuk kerumah terlebih dahulu tanpa menunggu anin. Diruang tamu tampak diah dan miska tengah duduk menunggu kedatangan mereka.
" Wah bagus ya, keluyuran sampai bikin suami harus mondar mandir cariin kamu. Kemana saja kamu anin? Bukankah kamu pamit mengantar makanan untuk aji? " Baru saja anin melangkah masuk kerumah, diah langsung mendongnya dengan pertanyaan. Bukan pertanyaan lebih tepatnya tuduhan.
Anin hanya berhenti namun sama sekali tak ada niat untuk menjawab. Anin hanya berusha menghargai dengan mendengarkan mertuanya saat sedang berbicara.
" Halah palingan juga mba anin ketemuan sama selingkuhannya, sok sokan pake bilang mau anter makan siang. Mana pernah dia begitu." Seprti bara api yang menyala miska menyambar begitu saja mencari kesempatan untuk membuat anin semakin terpojok.
Sementara dari dalam kamar aji mendengarkan sembari mengeringkan tubuhnya dengan handuk.
Melihat anin diam saja tanpa perlawanan diah merasa geram.
" Anin kamu ini bisu atau tuli? "Sentak diah.
" Apa sudah cukup bu, miska? Aku kedinginan dan aku mau ganti baju. " Setelah mengatakan itu anin lantas masuk kedalam kamarnya.
Didalam kamar aji menatap anin dengan penuh curiga. Aji terprovokasi oleh ucapan adiknya yang mengatakan jika anin sengaja menemui selingkuhannya yang berarti itu adalah arman.
" Katakan padaku apa benar kamu selingkuh dengan arman? " Tuduh aji tanpa berfikir terlebih dahulu.
Anin yang merasa kesal sama sekali tak ada niat untuke menjawab bahkan anin berjalan menuju kamar mandi tanpa memperdulikan pertanyaan aji.
Aji geram karna merasa diabaikan oleh anin.
Dor dor dor
"Anin jawab aku nin! " Teriak aji tepat didepan pintu kamar mandi.
Anin diam dan berusaha tidak terpengaruh dengan aji.
Mersa diabaikan aji lantas menggedor kembali pintu kamar mandinya.
Dor dor dor
Kali ini lebih kencang ,Karna merasa terganggu spontan mengambil handuk melilitkannya dan membuka pintu kamar mandinya.
" Mau kamu apa si mas? Apa yang harus aku jawab dan aku jelaskan. Seharusnya aku yang marah karna kamu mengusirku dan lebih memilih bersam mba fita. Aku ini istri kamu mas,istri kamu. Jangan terus-terusan menuduhku, jngan membuat hatiku semakin sakit dengan sikap kamu. Aku ini manusia biasa mas, aku punya hati. Aku punya hati, hiks hiks. " Stelah puas dengan ucapannya anin lantas menutup kembali kamar mandinya. Anin kembali berdiri dibawah shower.
Anin menangis dengan kencang dan membiarkan air kran tetap menyala agar suaranya tak terdengar hingga keluar. Begitu lama anin berada dalam kamar mandi dengan membiarkan tubuhnya tetap basah. Rasa dingin bahkan tak lagi ia rasakan.
Sementara aji kelimpungan, bayangan tubuh anin yang basah dan hanya dililit handuk kecil yang tak sepenuhnya menutup bagian tubuhnya terlihat jelas dipelupuk mata. Kata-kata anin terngiang ngiang ditelinga aji.
Berkali-kali aji menatap pintu kamar mandi yang masih tertutup, bahkan suara gemericik air kran masih terdengar. Namun yang membuat aji heran anin sudah lebih dari satu jam didalam kamar mandi.
Diluar kamar diah dan miska tengah asik makan malam. Mereka sengaja tak memanggil aji ataupun anin untuk makan malam. Bahkan diah dan miska menghabiskan makan malam mereka begitu saja tanpa menyisakan untuk anak dan menantunya.
Sementara di tempat lain seseorang masih merenung disudut kamarnya. Dia merasa semakin buruk ,ada sedikit perasaan bersalah dalam hatinya. Tak seharusnya arman memikirkan lagi perasaannya pada anin.
" Aji,gue udah berusha melupakan perasaan gue terhadap anin. Tapi entah mengpa melihat air matanya ,kesedihannya, luka hatinya membuat gue semakin ingin merebut dia dari lo. Kalau dia bahagia mungkin gue iklas, tapi nyatanya dia sangat menderita dan yang lebih membuat sakit dia itu mencintai lo ji! " Gumam arman seorang diri. Arman bahkan masih mengenakan pakaiannya yang basah.
Bayang-bayang wajah anin yang penuh derai air mata seperti menari dipelupuk mata, apa lagi rintihannya begitu memperlihatkan betapa menderita dan tersiksa hatinya karna ulah sahabatnya.
Berkali-kali arman memukulkan tanganya ketembok, melupkan semua amarahnya, kekesalannya dah rasa kecewanya.
Hampir dua jam anin tidak kunjung keluar dari kamar mandi dan itu membuat aji semakin kebingungan, tak biasanya anin seprti ini. Biasanya anin memang marah jika aji menyakitinya namun beberapa saat kemudian anin pasti ceria kembali.
Karna hawatir aji lantas menggedor kembali pintu kamar mandinya.
tok tok
" Nin, apa kamu baik-baik saja nin? "Kali ini suara aji terdengar lebih pelan .
" Nin, kenapa kamu gak keluar-keluar nin? Aku mau pake kamar mandinya nin. " Teriak aji lagi karna tak ada jawaban apapun dari anin.
Tak lama tak terdengar suara gemericik air lagi.
Aji kembali memanggil anin kli ini suaranya dibuat ketus .
" Anin! Keluar atau aku akan... "
Aji menggantung ucapannya kala pintu tiba-tiba terbuka dan anin keluar sudah lengkap dengan setelan piyama. Tubuhnya tampak menggigil, matanya bengkak karna terlalu lama menangis.
Anin diam dan berjalan begitu saja melewati aji yang mematung didepan pintu. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut anin. Bibirnya bahkan biru, menandakan betapa anin sebenarnya sangat kedinginan. Tubuhnya bergetar namun aji tak mampu berkata apapun lagi.
Anin membuka lemari dan mengmbil selimut serta bantalnya. Lantas anin berjalan menuju sofa tempat dimana dia biasa tidur. Setelah menempatkan posisinya anin naik dan meringkuk menutup semua tubuhnya dengan selimut .Anin bhkan membelakangi aji, aji masih mematung ditempatnya.
" Astaga, apa dia sangat marah. Kenapa tidurnya begitu! Apa dia tidak kesulitan bernafas, mungkin dia benar-benar kedinginan. " gumam aji, entah mengapa dia merasa sedikit hawatir dengan anin.
Namun karna egonya aji bahkan tak berniat melihat kondisi anin sama sekali. Aji lantas naik keatas kasurnya dan mencoba memejamkan matanya. Cukup lama aji tak bisa menutup matanya kata-kata anin begitu terngiang ditelinganya.
Setelah beberapa lama ahirnya aji merasa sangat mengantuk bahkan matanya mulai terpejam, namun baru saja aji hendak menuju alam mimpi aji mendengar suara rintihan seseorang. Awalnya aji ketakutan dan mengira apa yang ia dengar adalah suara hantu. Tapi semakin lama semakin terdengar jelas bahkan aji sangat faham dengan suara yang ia dengar.
" Astaga itu suara anin, apa dia sakit, apa dia demam. " Aji gegas melompat dari tempat tidurnya dan benar saja suara yang ia dengar adalah suara anin.
" Anin, kamu sakit nin? " Tanya aji masih belum berani menyikap selimut anin.
Hening tak ada jawaban dari anin, ahirnya aji memberanikan diri menyikap selimut yang menutupi semua tubuh anin.
Dan benar saja, anin tengah menggigil badanya bergetar, matanya terpejam namun airmatanya terus menetes.
" Bahkan dia menangis dalam tidurnya, apa sikapku begitu menyakitinya? Nin bangun nin, anin! " aji mengguncang tubuh anin, tapi justru dari situ aji tau jika anin demam tinggi.
" Ya Tuhan anin, badan kamu sangat panas. Kamu demam tinggi. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Gemini
tanda tanda nih aji
2023-12-29
0