12

Tanggal....18...hari rabu.. Mei..jam 10.15...

Kami beristirahat di atas apartemen yang lumayan tinggi sambil melihat kondisi dan menentukan rencana kedepan nya.

Aku duduk sambil memangku Bulan yang sedang makan kripik sambil bersenandung sedangkan Naura bermain kejar kejaran dengan Roboto, aku diam melamun dan berusaha menahan rasa sedih atas kematian teman lama ku Linda.

Aku mengecek handphone ku yan terlihat tidak ada sinyal jadi aku tidak bisa mencari informasi, aku hanya menghela nafas melihat itu ditambah batrai nya 32 persen saja, aku mematikan handphone ku dan memasukkan nya kedalam saku jaket.

"Paman paman! kenapa paman dari tadi melamun terus?" tanya Bulan.

Aku yang sedang mengobati luka ku yang didapat saat mendobrak pintu hanya tertawa kecil sambil berusaha tersenyum "Ahaha akhir akhir ini paman sedang stress memikirkan pekerjaan...."

Bulan menatap ku kemudian berkata "Tapi kan paman pengangguran..."

"Ugh..... kenapa harus langsung Jleb di sini sih...." batin ku sambil memegang dada ku.

"Paman paman! ibu kok tidak ikut bersama kita? ibu kemana?"

Aku bingung ingin berkata apa kepada Bulan karena biasa nya anak kecil memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, aku melirik ke arah Herdi yang sedang duduk meringkuk di pojokan sambil menutupi wajah nya, jujur aku tidak ingin membahas ini karena ini terlalu sensitif bagi Herdi dan aku tidak bisa memberitahu pada Bulan yan bersemangat ini.

"Sial.... enak nya pakai alasan apa? mungkin akan lebih baik aku memakai alasan receh kemudian aku beritahu fakta yang sebenar nya pada Bulan... tapi enak nya pakai alasan apaaa" batin ku yang bingung ingin menjawab apa karena aku takut menyinggung perasaan Herdi.

"I..itu... bagaimana cara paman menjelaskan nya...."

Bulan bingung sambil memiringkan kepala nya "Hmm?"

Aku semakin gelisah saat Bulan menatap ku dengan penuh penasaran "I..ibu mu itu... per..pergi ke tempat rahasia dimana paman dan ayah mu saja tidak tahu, simple nya SECRET MISSION!"

Bulan diam sebentar saat mendengar nya, aku semakin gelisah saat Bulan diam.

"WUOHHH!!!" Bulan langsung berdiri dan mengangkat tangan nya ke atas sambil berkata "SECRET MISSION!!"

"Bulan faham sekarang, jadi itu alasan ibu tidak ikut dengan kami, pasti ibu ingin menyelidiki tentang orang orang gila itu!" ucap Bulan yang kagum

"Syukurlah dia faham dengan alasan dan tidak bertanya lebih lanjut...." pikir ku sambil menghela nafas lega.

Kami beristirahat disana sampai malam dan tidak melakukan apa pun kecuali bermain permainan kecil bersama dengan Bulan dan Naura, Herdi masih saja diam tidak ingin bicara walau sudah aku ajak untuk bicara, dia hanya berdiri di sisi atap sambil memperhatikan para Zombie yang berkeliaran di jalan.

Waktu berlalu dengan cepat tanpa kami sadari matahari mulai terbenam kami tidak mengatur rencana sekali sepanjang itu dan Herdi masih saja tidak mau berbicara, aku tahu kalau dia sedang sedih karena meninggal nya Linda namun jika terus terusan seperti ini yang ada kita bisa mati di dunia ini

Waktu menunjukkan jam 19.00 malam hari, kami memakai lilin untuk pencahayaan di malam hari dan mengambil beberapa selimut di dalam apartemen itu, mungkin kalian bertanya tanya kenapa kita tidak tinggal didalam apartemen saja..... well di dalam apartemen masih banyak Zombie jadi lebih baik kita tinggal di luar daripada harus melawan para Zombie karena posisi kami tidak diuntungkan..

Aku, Naura dan Bulan hanya memakan makanan kaleng yang sudah kubawa dari dalam tas ku, aku berusaha menawari Herdi untuk makan namun ia tidak merespon dan terus mengabaikan ku, Bulan dan Naura tidur terlebih dahulu memakai selimut lalu aku tetap terjaga sambil menatap ke arah Herdi yang masih saja berdiri dan melihat ke bawah.

"Kau... benar benar tidak memiliki perasaan ya Fel..." ucap Roboto yang terbang di samping kepala ku.

Aku yang sedang duduk di samping Bulan dan Naura yang tertidur kemudian menoleh ke arah Roboto dan bertanya "Apa maksud mu?..."

"Kau tidak menangis sama sekali dan tidak menunjukkan ekspresi sedih... padahal dia teman lama mu sendiri tapi kau tidak menunjukkan ekspresi apa pun... ditambah teman mu sedang sedih kau tidak menyemangatinya... tidak kah kau terlalu dingin?" tanya Roboto.

Aku diam sambil merenungkan sesuatu "Apa aku sedingin itu?...." batin ku yang merasa bersalah.

"Memang sih aku sedih dengan meninggal nya Linda dan aku juga faham kenapa begitu sedih sampai tidak ingin berbicara.... tapi.... bukan kah dia terlalu berlebihan? padahal cuman kehilangan satu orang saja...." batin ku sambil  mengingat sesuatu dimana aku berdiri didepan makam seseorang sambil memegang tangan adik ku yang berada di samping ku.

"Yaa.. itu terserah mu sih, tapi jika begini terus kau bisa saja mati..." ucap Roboto.

"Aku akan mati sebentar untuk menghemat baterai... nyalakan aku jika kalian ingin berangkat..." ucap Roboto sambil mendarat secara perlahan dan mati.

Aku mengusap wajah ku sambil menghela nafas panjang "hahh... mau bagaimana lagi..." Batin ku sambil membulatkan tekad.

"Oi... mau sampai kapan kau sedih?" tanya ku dengan tegas kepada Herdi.

Herdi tidak menjawab dan mengabaikan ku.

"Aku tahu kau sangat terpukul dengan kepergian nya.. tapi tidak peduli seberapa keras kau menangis  itu tidak akan mengubah fakta kalau dia sudah tiada... "

Aku menghela nafas dan berkata dengan tatapan dingin "Bukankah kau terlalu berlebihan?"

Herdi menggigit bibir nya sambil mengepalkan tangan nya dengan keras "Kau.. mengatakan seperti itu..."

"KARENA KAU TIDAK FAHAM PERASAAN KU SEPERTI APA!  JANGAN BANYAK BERLAGAK SEPERTI MOTIFATOR SAMPAH TIDAK BERGUNA!" teriak Herdi yang kesal

aku berdiri sambil berkata "AKU FAHAM PERASAAN MU! AKU FAHAM RASA NYA KEHILANGAN SESEORANG YANG KAU CINTAI! TAPI UNTUK APA MENANGIS NYA? ITU TIDAK AKAN MENYELESAIKAN MASALAH!"

"LALU AKU HARUS APA HAH!? MENYALAHKAN TAKDIR SIALAN? ATAU MENYALAHKAN MANUSIA SIALAN, GOBLOK, BUAJINGAN YANG MENELITI VIRUS SIALAN ITU?"

"TETAP LAH HIDUP! HIDUP HIDUP HIDUP DAN HIDUP! ITU LAH YANG DIINGINKAN OLEH DIA KAN? HARAM HUKUM NYA MERATAPI SESEORANG YANG TIADA, BERJUANG LAH UNTUK HIDUP DAN JANGAN MENYERAH HANYA KEHILANGAN SESEORANG!" ucap ku sambil menunjuk ke arah Herdi

"LIHATLAH MASA DEPAN! LIHATLAH ORANG SEKELILING MU! LIHATLAH ANAK ANAK MU LIHATLAH KERABATMU LIHATLAH ORANG TUA MU DAN LIHATLAH ORANG YANG BERADA DI BAWAH MU! FOKUSLAH PADA MASA KINI DAN JANGAN TERPAKU OLEH MASA LALU! ITU TIDAK BERGUNA!! KAU HANYA AKAN TERLIHAT SEPERTI HAMA!"

"INGAT PERMAINAN CATUR AKAN TERUS BERJALAN WALAU RATU NYA SUDAH TIDAK ADA! JANGAN MERASA PALING SIAL, INGAT MASIH ADA ORANG YANG LEBIH BURUK DARI KAU! MUNGKIN KAU HANYA KEHILANGAN DIA TAPI ADA ORANG YANG KEHILANGAN ORANG TUA, ANAK, SAUDARA KANDUNG, DAN HARTA!"

"JIKA KAU TERUS SEPERTI INI AKU AKAN PERGI MENINGGALKAN MU SAMBIL MEMBAWA MEREKA BERDUA, ITULAH JANJI YANG DIBERIKAN PADAKU OLEH NYA, MEMBIARKAN MEREKA BERDUA KEPADA MU YANG TERPAKU MASA LALU HANYA AKAN MEMBUAT MEREKA YANG TIDAK TAHU APA APA MATI!"

Setelah mengatakan itu aku diam sambil mengatur nafas ku yang terengah engah, Perlahan lahan Herdi duduk sambil menangis.

Aku hanya diam melihat Herdi menangis tersedu sedu setelah sekian lama ia menahan rasa sedih yang berada didalam diri nya.

Bersambung

awikwok

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!