8

Pagi hari... jam 08.45.. mei..2028... tanggal 18...hari rabu..

SDN suka Lambada, ruangan gudang....

Ada dua anak perempuan berumur 6 tahun dan 5 tahun yang sedang menangis bersembunyi disana bersama seorang wanita muda yang berusaha menenangkan mereka. Pintu gudang itu sudah dikunci dan ditahan oleh perabotan perabotan seperti kursi, meja, tangga.

Karena tangisan itu. Terkadang pintu gudang berusaha di dobrak oleh para Zombie yang berada di luar..

BRAKK! BRAAKK!!!

Suara dobrakan itu malah membuat kedua anak itu menangis semakin tersedu sedu.

"Cup cup cup.... tenang ya, jangan nangis lagi..." ucap wanita itu yang sedikit panik dan gelisah sambil mengelus kepala kedua anak anak itu.

"hiks. hikss.....Ibu.. kapan ayah datang?.... aku takut...." ucap salah satu anak itu.

Wanita itu terlihat seperti menyembunyikan tangan nya kedalam jaket nya dari kedua anak

"T ..tenang saja... ayah pasti akan datang..ibu sudah menelepon nya..." ucap wanita itu sambil tersenyum.

"T..tapi ibu dari tadi sudah bilang kalau ayah akan datang. Kapan ayah akan datang?..." ucap anak ke dua...

"A..apa ayah juga berubah menjadi orang gila seperti mereka?..." tanya anak pertama.

"Jangan berkata seperti itu! ayah mu itu sangat kuat, tidak mungkin dia akan berubah menjadi seperti mereka...." jawab wanita itu yang sedikit ragu.

"Sejujur nya aku juga tidak yakin dia akan selamat. Handphone ku tertinggal di dalam kelas, jadi aku tidak bisa menelepon nya. Untuk sekarang lebih baik aku tenang kan anak anak dulu.." batin wanita itu yang gelisah.

"Aku mohon, siapa pun itu... tolong selamatkan kami..."

***

BRUMM!!!

Aku bersama Herdi baru saja mengambil perbekalan dari rumah ku dan senapan bersama dengan kacamata Ski yang selalu kubawa saat bekerja. Sekarang pergi mengenakan motor Trail dan motor Ninja menuju tempat dimana anak anak Herdi dan istri nya berada di SDN suka lambada..

Herdi terlihat buru buru dan gelisah, ia menembak semua Zombie yang menghalangi nya.

"OI HERDI! JANGAN HABISKAN PELURU DISINI!!" teriak ku sambil mengingatkan Herdi. Aku membawa senapan runduk ku dan membawa senapan Pindad sambil membawa ransel besar yang berisi perbekalan yang sudah kusiapkan kemarin sedangkan Herdi membawa ransel yang berisi amunisi dan ia membawa dua AK 47.

Herdi mengangguk kemudian ia menyimpan senjata nya. Ia melihat kebelakang dan menyadari kalau para Zombie tidak mengejar nya karena terlalu jauh.

Setelah kami mengendarai motor sedikit lama, Herdi kemudian memberi kode pada ku. Aku yang melihat itu mengangguk lalu Aku memberikan Roboto kepada Herdi sambil memberi kode lalu mengacungkan jempol .

Kami berpisah di jalan, Herdi belok dan aku tetap lurus dengan sambil terus menancap gas

Aku kemudian berhenti sejenak di depan SDN yang dimaksud Herdi

Kemudian aku menarik gas dengan keras sekali BRUUUMMMM!!!!!! BIIPPP!!! BIPPP!!!! suara motor trail ku ditambah suara Klakson motor ku sangat keras sampai sampai memancing para Zombie keluar dari SDN itu dan mengejar ku sambil berlari. Para Zombie yang sedang mendobrak gudang pun ikut mengejar suara yang berasal dari suara motor ku.

Gudang yang ditempati kedua anak dan wanita itu berada di dekat tangga menuju lantai dua dan berada di dekat lapangan.

Didalam gudang...

Wanita itu tersentak kaget mendengar suara motor yang muncul tiba tiba "suara motor?" batin wanita itu yang bertanya tanya.

"Apa ada orang yang kebetulan lewat sambil mengeluarkan Klakson motor dengan keras?"

Wanita itu kemudian menyadari sesuatu. Para Zombie itu berhenti mendobrak.

"Apa para Zombie itu terpancing karena suara motor? Apa lebih baik aku keluar sekarang?" gumam Wanita itu.

Wanita itu melirik ke arah anak anak nya yang sedang duduk di kursi kayu dan sudah tidak menangis.

"Kurasa itu terlalu beresiko, aku tidak tahu apakah diluar masih ada Zombie atau tidak. Lebih baik aku menunggu disini saja sampai polisi tiba...." gumam wanita itu sambil duduk dan menghela nafas panjang.

"Setelah mengantar ku kesini dia bilang, dia akan pergi menemui teman nya. Apa dia baik baik saja? aku berharap dia tidak menjadi seperti mereka..."

....

"HIHH!!!" aku berteriak histeris saat melihat para Zombie berlarian tidak teratur menuju ke arah ku, tanpa basa basi aku langsung tancap gas dan mulai mengendarai motor dengan kecepatan penuh sambil dikejar banyak Zombie yang berbagai macam. Dari anak, orang dewasa dan remaja namun yang paling cepat mengejar adalah anak anak.

"AYO PUKUL AKU PUKUL AKUU!!! AYO PUKUL AKU !!!"  ucap ku sambil mengejek para Zombie yang berlari. Cara berlari mereka ada yang seperti harimau ada juga yang berlari seperti biasa .

"HAHAHA!!!" aku tertawa puas karena berhasil memancing banyak Zombie keluar dari SDN itu. Karena aku sudah tahu Zombie anak anak akan cendurung lebih sulit di bunuh karena ukuran mereka kecil dan cukup Lincah jadi aku memancing mereka agar Herdi dan bisa masuk dengan mudah.

"Yaa.. walau ada kemungkinan beberapa Zombie tertinggal didalam sekolah tapi aku yakin Herdi bisa mengurus nya." batin ku sambil menghela nafas.

Kemudian aku membawa para Zombie itu menjauh dari sekolah agar jumlah yang dihadapi Herdi lebih sedikit...

Karena sudah cukup lama menunggu Herdi yang tadi mengambil jalan belok sekarang ia mulai putar balik dan pergi ke jalan lurus yang kugunakan menuju SDN Suka lambada.

Herdi memarkirkan motor nya didekat Sekolah itu dan terlihat cukup sepi namun penuh dengan darah yang berceceran.

"Oi Roboto apa kau bisa melihat situasi di lapangan sekolah?" tanya Herdi sambil melepaskan Roboto.

Roboto kemudian Terbang melewati dinding yang menutupi sekolah. Di lapangan hanya terlihat beberapa Zombie saja.

"Hanya ada sekitar lima sampai empat Zombie. Mereka berpencar kesana kemari..." ucap Roboto.

"Bagus, seperti nya Felix berhasil" ucap Herdi  yang membawa dua AK 47 di kedua bahu nya dan membawa pipa besi di tangan kanan nya mulai memanjat dinding itu. Dia tidak menggunakan gerbang karena masih ada beberapa Zombie yang menjaga.

Setelah di atas dinding, dia mengambil pistol Glock nya yang berada di paha nya dan memiliki peredam suara. Ia menembak kelima Zombie itu dan ia mulai turun perlahan.

"Roboto lindungi titik buta ku okay?" tanya Herdi yang berjalan perlahan lahan di lapangan  itu. Sekolah cukup luas dan banyak sekali kelas kelas, Herdi tidak tahu dimana istri dan anak anak nya berada dan membutuhkan waktu yang sangat lama.

"Roboto, menurut mu jika seseorang ingin bersembunyi. Dimana tempat yang paling aman?"

"Kamar mandi, kelas, ruang BK dan gudang..." ucap Roboto yang menganalisa.

Herdi memasukkan pistol nya dan kemudian ia meregangkan badan nya sedikit sambil berkata dengan serius

"Kalau begitu kita check kamar mandi dulu..."

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!