Melihat anak-anaknya telah selesai tampil di perlombaan masing-masing, Alea segera menghampiri di belakang panggung sisi kiri. Ia langsung memeluk Davino dan Devina dengan tubuh bergetar .
"Ibu sakit, kenapa tangan ibu sangat dingin?" tanya Devina.
"Kenapa ibu menangis? Apa Kakak membuat ibu sedih?"
Alea menggelengkan kepalanya, ia memakaikan topi untuk Davino dan jaket berkupluk untuk putrinya.
"Kita harus pergi sekarang, Nak!" ujarnya menarik tangan anak-anaknya agar segera mengikuti, tetapi si kembar bergeming, menatapnya seakan keberatan meninggalkan panggung di mana semua orang baik dengan mereka tanpa memukul atau pun menghina.
"Kata gurunya kita harus menunggu pengumuman, Ibu. Adek mau lihat, adek mau sekolah seperti teman-teman yang lain." Devina menarik tangannya.
"Iya Ibu, kakak juga ingin sekolah. Kata guru otak kakak seperti kalkulator," lanjut Davino.
Alea menarik napas dalam-dalam, sekarang ia dilema, terlebih saat melihat pancaran mata anak-anaknya yang penuh harapan.
"Kita bisa melihat pengumumannya lewat sosial media. Sekarang kita harus pergi. Kalau pun nanti kalian tidak menang, ibu akan mencari sekolah yang bagus. Ibu tidak akan membiarkan kakak dan adek tinggal di rumah."
"Adek tidak mau!" Devina menggelengkan kepalanya.
"Adek, tidak boleh begitu sama ibu. Kita harus mendengarkan ibu," tegur Davino.
"Maaf Kakak."
Si kembar akhirnya mengalah dan mengikuti ibu mereka agar segera meninggalkan yayasan tersebut. Namun, belum jauh mereka melangkah, suara bariton dari belakang mengagetkan ketiganya, terutama untuk Alea yang sangat mengenali suara tersebut.
Alih-alih berhenti, Alea semakin mempercepat langkahnya tanpa ingin menoleh, berbeda dengan si kembar yang sesekali berbalik untuk melihat siapa yang memanggil ibu mereka.
"Om Es krim?" gumam Davino.
"Ibu, om itu memanggil ibu terus," ujar Devina.
"Alea saya mohon berhenti!" suara itu kembali menginterupsi. Pemiliknya pun tidak tinggal diam, berlari kemudian menarik pergelangan tangan kanan Alea yang terbebas di udara.
"Kenapa menghindar, hm?" tanya Rocky setelah sampai di hadapan Alea.
Namun, bukannya menjawab, Alea malah menggenggam kedua tangan anak-anaknya, tubuh wanita itu masih bergetar.
"Apa yang kamu inginkan?" tanya Alea.
"Kalian, kamu dan anak-anak kita," jawab Rocky.
Alea tersenyum kecewa, bukannya permintaan maaf yang keluar dari mulut suaminya, pria itu malah langsung mengakui tanpa rasa bersalah.
"Anak? Sejak kapan kamu memiliki anak hah? Jangan karena kamu melihat anak-anak saya yang telah besar, kamu datang dan mengaku-ngaku seenaknya." Alea menyentak tangan Rocky, kemudian berjongkok menghadap anak-anaknya.
Menyentuh pipi si kembar sambil tersenyum. "Kalian pasti lelah berdiri, duduklah di sana, Nak! Ibu akan bicara dengan om ini dulu," ucapnya pada Devina dan Davino. Tetapi keduanya enggang pergi.
"Kakak tidak mau. Bagaimana jika om-om ini menyakiti ibu?"
"Dia bukan orang jahat. Kalian sayang ibu kan? Kalau begitu duduk di anak tangga sana dan tutup telinga kalian."
Alea kembali berdiri ketika anak-anaknya berjalan menjauh seperti yang ia perintahkan. Alea menyuruh mereka pergi karena tidak ingin pikiran mereka terbebani dengan pertengkarannya bersama Rocky.
"Apa maksud kamu, hm?"
"Kamu kira saya sudi membesarkan anakmu hm? Saya telah membunuhnya 6 tahun yang lalu di dalam perut. Vina dan Vino bukan darah dagingmu!"
"Alea!" bentak Rocky.
"Kenapa? Kau ingin memukulku karena membunuh anakmu? Bukankah sejak awal saya tidak ingin menerima kenyataan itu? Ingat ini ...." Alea menarik napas dalam-dalam. "Anakmu telah meninggal, mereka adalah anak-anak saya."
"Kalau begitu di mana ayahnya? Apa mungkin kau hamil tanpa pria?"
"Kau tidak perlu tahu kemana ayah anak-anak saya, yang pastinya bukan kamu. Jangan pernah ganggu kehidupan saya dan hiduplah bahagia bersama wanita pilihanmu!" Alea berbalik hendak pergi, tetapi ucapan Rocky membuatnya urung.
"Baiklah, tidak perlu mengakui apapun, saya akan menyelidikinya sendiri. Jika si kembar terbukti darah daging saya, maka saya akan mengambilnya darimu!"
"Rocky!" teriak Alea. Ia berbalik dan menatap tajam Rocky. Rasa cinta yang masih tersisa di hatinya menguap begitu saja hari ini.
"Katakan yang sebenarnya atau ...."
Alea memejamkan matanya, ia sangat takut sekarang. Alea tahu betul bagaimana Rocky jika bertindak, pria itu tidak pernah main-main dengan kalimatnya. Tubuh Alea luruh ke lantai, ia berlutut dengan tangan mengepal di sisi tubuhnya.
"Katakan apa yang harus saya lakukan agar kau tidak memisahkan saya dengan mereka. Hanya mereka yang saya punya. Saya tidak akan sanggup jika berpisah dengannya. Rocky?" Alea mendongak dengan linangan air mata. Untung saja di bagian pintu belakang yayasan, tidak dilewati oleh siapa pun. Di sana hanya ada Adrian juga keluarga yang telah hancur sejak dulu, sehingga ia tidak menjadi tontonan.
"Katakan!"
"Berjanjilah kamu tidak akan mengambil mereka dari saya. Saya tidak akan menghalangi kamu untuk bertemu, tetapi tolong jangan rebut mereka. Bukankah jika kau merebutnya, istri dan anakmu akan kecewa?"
"Maksud kamu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
𝓐𝔂⃝❥🍁●⑅⃝ᷟ◌ͩṠᷦụᷴfᷞi ⍣⃝కꫝ🎸❣️
rocky kan begitu mau menangnya sendiri, dia pikir alea ngak tahu apa dia udah kembali sama kekasihnya maka nya alea pergi tp rocky masih aja ngak sadar
2024-02-08
6
Suyatno Galih
Rocky pinter apa oon ya, mengharap anak istri kembali tp msh mesra sm cemceman, buang ke kandang singa sj si Rocky
2024-01-24
6
pisces
semoga arumi besar melihat drama itu jd dia tau yg sebenarnya dan minta putus, knp rocky gak.minta maaf dulu biar alea dan ank2 bisa dibawa dan mrk.bersatu kembali, kasihan vina dan vino klo gak bisa hdp normal hanya krn alea menghindari rocky trs
2023-12-16
2