Satu minggu kemudian ....
Sejak pagi, Rocky telah sibuk menerima telepon sana-sini, terlebih pada yayasan Smart Company, di mana ia menjadi salah satu donatur tetap 6 tahun lamanya sejak yayasan itu di bangun. Hari ini ia akan menjadi salah juri seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Apa sudah selesai?" tanya Rocky sambil berjalan menuju mobilnya. Sementara Adrian hanya bisa mengikuti langkah lebar Rocky, padahal ia baru saja mendarat di gedung apartemen tersebut.
"Sudah Tuan, sebentar lagi nasi kotaknya datang ke yayasan."
"Pastikan si kembar dan Alea mendapatkannya juga. Saya yakin wanita itu akan membiarkan anaknya kelaparan karena ke keras kepalaannya itu."
"Mungkin tidak begitu, Tuan."
"Kau membantah?" Rocky melirik Adrian yang telah siap melajukan benda besi beroda empat itu menuju yayasan.
"Tidak, Anda benar. Nona Alea selalu membuat anak-anaknya tersiksa," ucap Adrian mengalah. "Kebalikannya maksud saya," lanjutnya dalam hati.
***
Alea kembali mengunjungi kota Jakarta bersama anak-anaknya untuk menghadiri lomba yang satu jam lagi akan berlangsung. Wanita itu baru saja turun dari kereta api dan bersiap menyetop angkot menuju yayasan.
"Kakak kenapa diam sejak tadi?" tanya Alea setelah berada di dalam angkot.
"Kakak gugup ibu, kakak takut gagal dan akan membuat ibu kecewa."
Alea mengelus punggung putranya dengan senyuman. "Ibu tidak pernah kecewa pada kakak. Berusahalah semampu kakak saja, menang tidaknya urusan belakangan. Kakak akan selalu membanggakan untuk ibu."
"Ibu-ibu, adek sudah cantik? Ikat rambutnya ke geser dikit." Devina menarik-narik ujung dress yang dikenakan oleh ibunya.
"Adek sudah cantik kayak ibu, iya kan kakak?" Alea meminta persetujuan putranya demi menyenangkan hati Devina.
"Benar, Ibu, Adek sangat cantik."
Alea tertawa melihat senyuman bahagia anak-anaknya. Ia segera turun dari angkot setelah sampai di yayasan yang ramainya minta ampun, mungkin karena peserta lumayan banyak.
Benefit yang di dapatkan saat memenangkan lomba sanggatlah banyak selama anak-anak bisa mempertahankan prestasi mereka. Untuk juara 3 besar, akan mendapatkan beasiswa full hingga ke jenjang paling tinggi, sementara 20 besar mendapatkan potongan uang pendaftaran berserta uang spp. Sisanya berlaku untuk umum.
Kening Alea mengerut ketika akan memasuki area yayasan, ada seseorang yang membagikan makanan di dekat pintu.
"Selamat datang, silakan dinikmati sambil menunggu acara di mulai," ujar dua gadis yang membagikan bingkisan berupa cemilan juga nasi kotak.
"Terima kasih." Alea menerima bingkisan tersebut, begitupun dengan anak-anaknya. Kali ini Alea mengambilnya dengan senang hati, lantaran yang mendapatkan bukan ia saja, tetapi seluruh tamu yang datang.
"Ibu, adek dapat susu dan kue," seru Devina sangat senang.
"Kakak juga," timpal Davino.
"Ibu juga dapat sayang, tunggu sebentar." Alea berhenti, ia mengecek isi bingkisan miliknya. Terdapat dua susu ultra milk ukuran sedang, air minum, roti, cake ukuran kecil, dan permen di dalamnya.
Ia membagi adil pada anak-anaknya sementara ia hanya mengambil air minum. Semua tingkah Alea tidak luput dari perhatian Rocky yang berdiri tidak jauh dari mereka.
"Sepertinya nona kesusahan, biar saya bantu membawakan barangnya. Anda bisa mengantarkan anak-anak nona ke ruangan sesuai lomba masing-masing," ucap Adrian menghampiri.
Alea yang tidak pernah bertemu Adrian tentu tidak akan mengenal orang kepercayaan Rocky tersebut.
"Terima kasih, saya titip kalau begitu." Alea menitip barang yang diberikan oleh penjaga tadi, kemudian memasuki sebuah koridor untuk mencari ruangan sesuai nama saat mendaftar.
"Tante cantik!" panggil Devina ketika tidak sengaja melihat wanita yang dua kali bertemu dengannya melintas.
"Hey anak manis, ternyata ikut lomba juga, hm?" sapa Arumi ramah.
"Iya tante cantik. Kalau tante kenapa ada di sini?"
"Kasih tahu tidak ya?" Arumi sedikit bercanda sambil menoel-noel pipi Devina. "Tante jadi juri bagian melukis."
"Wah, adek ikut lomba melukis." Mata Devina berbinar.
"Semoga gambar kamu memikat hati saya." Arumi berlalu pergi.
"Dia siapa adek?" tanya Alea setelah kepergian Arumi.
"Tante yang menolong adek di terminal ibu, adek juga bertemu dia saat belanja di toko buat melukis."
"Namanya siapa?"
"Adek tidak tahu, adek tidak menanyakan namanya."
"Ya sudah, ayo kita cari ruangan adek dan kakak." Alea terus melanjutkan langkahnya.
Berbeda dengan Rocky yang sejak tadi mengikuti, ia menyingkir lantaran melihat Arumi mendekati si kembar.
"Mau ke mana? Acara sebentar lagi akan dimulai," ucap Arumi pada Rocky.
"Saya ada urusan sebentar."
"Dengan siapa? Wanita yang membawa anak kembar tadi?"
"Maksud kamu apa?"
"Hanya bertanya, kenapa raut wajah kamu seperti itu Rocky? Ayo, kita harus bergegas." Arumi memeluk lengan Rocky agar segera meninggalkan koridor tersebut.
"Harusnya Tuan Rocky mendorong Arumi agar pelukannya terlepas, bukan malah ikut. Kalau dilihat nona Alea, bisa-bisa nona Alea marah besar dan tidak mau kembali lagi," gumam Adrian yang masih memegang tiga nasi kotak berserta bingkisannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Esther Lestari
dasar Rocky gk ada otak....jengkel banget dgn sikapnya yg gk tegas
2024-03-13
3
Bonny Liberty
ga papa keras kepala yang penting punya🙄nah kalau kepala anda ada fungsinya buat pajangan doang 😏
2024-03-12
0
Wirda Wati
Rocky memang lebay
2024-02-12
0