Bab 14 ~ Bukan Pengemis

Lelah menunggu seharian di depan sebuah kos-kosan, akhirnya Rocky memutuskan untuk menghubungi Adrian demi menanyakan keberadaan Alea yang tidak kunjung pulang. Dari informasi yang ia dapatkan dari sekitar, Alea pergi sejak pagi dan hingga siang ini belum menampakkan batang hidungnya.

"Kau mencoba membohongi saya hm?" tanya Rocky setelah panggilannya dijawab oleh Adrian.

"Apa maksud anda, Tuan?"

"Alea tidak ada di sini!"

"Maaf Tuan, saya lupa mengabari bahwa nona Alea sedang ada di jakarta sekarang, dan beberapa menit yang lalu telah kembali ke Bogor menggunakan kereta api. Jika anda ingin, datanglah ke stasiun untuk ...."

"Dasar tidak becuh!" maki Rocky kemudian memutuskan sambungan teleponnya begitu saja.

Ia benar-benar tengah dibuat kesal oleh Adrian yang tidak gercep bergerak. Rocky melajukan mobilnya meninggalkan lingkungan kos-kosan Alea menuju stasiun kereta api. Membutuhkan waktu lama untuk Rocky sampai di tempat tujuan lantaran bertemu kemacetan di jalan akibat kecelakaan pengendara bermotor.

Pria itu berlari memasuki stasiun dan berdiri di pintu keluar untuk menunggu kedatangan seseorang. Bebertepatan jalur jakarta-bogor telah tiba, ponselnya berdering beberapa kali. Ia menjawab, sambil retinanya fokus pada pintu.

"Tuan, nona Alea ...."

"Saya sudah menemukannya."

Rocky berlari dengan kaki panjangnya untuk menghampiri wanita cantik yang selama ini selalu menganggu hatinya, mampir dimimpinya juga membuatnya sedikit kesepian. Wanita itu tengah mengenggam tangan seorang gadis yang mirip dengannya, sementara gadis itu mengenggam tangan anak laki-laki yang sama persis.

"Alea?" panggil Rocky, berhasil menghentikan langkah Alea dan anak-anaknya.

Wanita itu berbalik, membuat ia dengan leluasa memeluk tubuh yang sedikit kurus tersebut. "Kenapa kamu pergi terlalu lama? Apa kamu tahu segila apa saya mencarimu, hm?" tanya Rocky semakin mengeratkan tubuhnya.

Namun, Alea bergeming, wanita itu tidak kunjung membalas pelukannya, dan semakin mengenggam erat tangan anak-anaknya agar tidak ke mana-mana.

"Nona Alea ke jakarta untuk mendaftarkan anaknya ke yayasan Smart Company," ujar Adrian di seberang telepon, berhasil menyadarkan Rocky dari hayalan singkatnya untuk memeluk Alea layaknya suami yang sedang merindukan istrinya.

"Besar kemungkinan nona Alea akan kembali ke ibu kota jika tidak terjadi sesuatu," lanjut Adrian.

"Informasimu kali ini sangat berguna."

Rocky memutuskan sambungan telepon, hayalan yang sejak tadi bersemayang di hatinya buyar seketika. Alih-alih menghampiri dan memeluk, ia hanya memperhatikan dari jauh istri dan juga anak kembar yang sangat mirip dengannya. Namun, bulu mata lentik itu mirip ibunya. Sungguh si kembar bagaikan putri dan pengeran.

...

"Ibu, kenapa om-om berjas putih itu terus memperhatikan kita?" tanya Davino pada ibunya yang fokus menatap ke depan.

Alea lantas mengedarkan pandangannya dan tidak menemukan pria berjas putih seperti yang diucapkan sang putra.

"Kakak mungkin salah mengira. Kakak yang bilang bahwa tidak ada yang mengenali kita, artinya tidak mungkin ada yang memperhatikan kita diam-diam," jawab Alea mengurangi kecurigaannya, padahal ia was-was sedang diintai oleh seseorang. Mungkin saja ada yang ingin mengambil anak-anaknya.

"Ibu, adek mau pipis."

"Tunggu sebentar, ibu mencari toilet dulu. Kalian duduk dan jangan pernah percaya pada siapapun!" titah Alea pada anak-anaknya.

Sebenarnya bisa saja ia mengajak anak-anaknya untuk keliling mencari toilet, hanya saja ia tidak tega jika si kembar kelelahan. Sudah cukup dengan membawanya lintas kota tanpa istirahat.

Davino dan Devina mengangguk, dua anak manis itu duduk anteng di sebuah kursi tunggu. Mengayung-ayungkan kakinya sambil bercerita bersama. Keduanya sedikit terkejut ketika seseorang tiba-tiba datang memberikan dua cup es krim yang sangat lezat di mata anak-anak. Jika di lihat-lihat es krim itu sangat mahal.

"Buat kalian," ucap Rocky tanpa senyuman.

Davino dan Devina mendongak untuk melihat pemilik tangan.

"Buat adek?" tanya Devina. Gadis yang mudah luluh akan makanan tersebut, segera menerima pemberian Rocky. "Makasih om," ucapnya.

"Adek tidak boleh ambil pemberian orang sembarangan!" Davino merebut cup es krim di tangan adiknya, kemudian menyerahkan pada Rocky. "Ibu tidak membiarkan kita makan es krim, om. Kata ibu Es krim bisa buat kita batuk dan sakit."

"Tapi es krimnya pasti enak kakak."

"Hanya makan satu cup tidak akan membuat kalian sakit," bujuk Rocky. Pria itu memberikan es krim karena melihat si kembar tampak ke lelahan.

"Boleh ya kakak?" Devina menatap kakaknya penuh harap, tetapi sepertinya Davino tidak mudah luluh begitu saja.

"Kata ibu kita bukan pengemis, Adek. Kalau kita mau makan sesuatu harus minta sama ibu, kalau ibu tidak punya uang, kita harus sabar menunggu." Davino mengingatkan.

"Karena adek bukan pengemis, adek tidak mau menerima es krimnya. Om bisa makan sendiri."

Terpopuler

Comments

Ami Kerto Surat

Ami Kerto Surat

gak mudah mmg menjadi single parent...

2024-03-12

1

Nurhasanah

Nurhasanah

thor mf..mnrt saya alea teledor sllu ningalin anak y d stasiun walaupun takut cape..mang y gk takut anak y d culik😔😔

2024-02-19

3

Wirda Wati

Wirda Wati

vino keren

2024-02-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pergi sejauh mungkin
2 Bab 2 ~ Hidup sendiri-sendiri
3 Bab 3 - Korban Kecelakaan
4 bab 4 - 6 Tahun Kemudian
5 Bab 5 - Harusnya aku tidak egois
6 Bab 6 - Ayah
7 Bab 7 ~ Terminal
8 Bab 8 ~ Cincin pernikahan
9 Bab 9 ~ Buku Diary
10 Bab 10 ~ Belanja sepuasnya
11 Bab 11 ~ Aku menemukannya
12 Bab 12 ~ Tuan Cakra
13 Bab 13 ~ Ke Jakarta
14 Bab 14 ~ Bukan Pengemis
15 Bab 15 ~ Apa sebenarnya yang aku inginkan?
16 Bab 16 ~ Kau berubah
17 Bab 17 ~ Tidak mempercayai siapapun
18 Bab 18 ~ Kota Jakarta
19 Bab 19 ~ Devina
20 Bab 20 - Dia bukan anakmu!
21 Bab 21 - Dari hati ke hati
22 Bab 22 - Ibu mengemis?
23 Bab 23 - Ayah?
24 Bab 24 - Memperjelas status
25 Bab 25 ~ Bertemu Arumi
26 Ban 26 ~ Aku akan membuatmu jatuh cinta
27 Bab 27 ~ Eril dan Rahma
28 Bab 28 - Tidur Bersama
29 Bab 29 - Mulai goyah
30 Bab 30 - Keputusan Rocky
31 Bab 31 - Keluarga bahagia
32 Bab 32 - Kita bukan sepasang kekasih
33 Bab 33 - Cerita anak-anak
34 Bab 34 - Kamu mencintaiku?
35 Bab 35 - Cinta dan Benci
36 Bab 36 - Bertemu teman lama
37 Bab 37 - Gugat cerai
38 Bab 38 - Tidak punya pendirian
39 Bab 39 - Ayah, tolongin ibu!
40 Bab 40 - Ancaman Adrian
41 Bab 41 - Budak Cinta
42 Bab 42 - Kesal
43 Bab 43 - Overthinking
44 Bab 44 - Berdebat
45 Bab 45 - Rencana licik
46 Bab 46 - Semakin menjadi-jadi
47 Bab 47 - Modus
48 Bab 48 - Kantor Pusat
49 Bab 49 - Foto salah alamat
50 Bab 50 - Lukisan
51 Bab 51 - Keras kepala
52 Bab 52 - Dedek diperut Ibu
53 Bab 53 - Cincin pernikahan
54 Bab 54 - Cantik
55 Bab 55 - Menikah?
56 Bab 56 - Perkara Kebaya
57 Bab 57 - Bekas kecupan
58 Bab 58 - Makan Siang
59 Bab 59 - Khilaf apa Doyan?
60 Bab 60 - Rencana Liburan
61 Bab 61 - Kamu cantik
62 Bab 62 - Jangan panggil saya Ibu
63 Bab 63 - Alea terjatuh
64 Bab 64 - Mari memulai kembali!
65 Bab 65 - Menjenguk Alea
66 Bab 66 - Suami kamu?
67 Bab 67 - Aku takut
68 Bab 68 - Trauma
69 Bab 69 - Brian?
70 Bab 70 - Aku merindukanmu
71 Bab 71 - Berusaha romantis
72 Bab 72 - Aku berbeda
73 Bab 73 - Ungkapan Cinta
74 Bab 74 - Ingin seperti mereka
75 Bab 75 - Bioskop
76 Bab 76 - Ibu Alea, istri ayah!
77 Bab 77 - Malam yang indah
78 Bab 78 - Tespek
79 Bab 79 - Ibu Sedih?
80 Bab 80 - Semburat merah di pagi
81 Bab 81 - Anak Suamiku
82 Bab 82 ~ Alea menghilang
83 Bab 83 - Tes DNA
84 Bab 84 - Bunuh diri
85 Bab 85 - Jangan gigit Ibu
86 Bab 86 - Aku menyerah
87 Bab 87 - Zayn
88 Bab 88 - Semakin Rumit
89 Bab 89 - Tikus Nakal
90 Bab 90 - Brian & Zayn
91 Bab 91 - Noda di bibir
92 Bab 92 - Berusaha romantis
93 Bab 93 - Kecelakaan
94 Bab 94 - Penyelidikan
95 Bab 95 - Aryo dan Anita
96 Bab 96 - Perjodohan
97 Bab 97 - Parasit
98 Bab 98 - Daging ibu empuk?
99 Bab 99 - Isi rekaman
100 Bab 100 ~ Masku Sayang
101 Bab 101 - Aku menyerah
102 Bab 102 - Saingan Alea
103 Bab 103 - Tersindir
104 Bab 104 - Kota Bogor
105 Bab 105 - Ingin menjadi ayah siaga
106 Bab 106 - Ibu Hamil?
107 Bab 107 - Pengawal Alea
108 Bab 108 - Kesempatan kedua
109 Bab 109 - Ular dibalik handuk
110 Bab 110 - Aku mencintaimu
111 Bab 111 - Hamil di luar nikah
112 Bab 112 - Harga diri
113 Bab 113 - Biaya pernikahan
114 Bab 114 - Meminjam uang
115 Bab 115 - Anak Pungut
116 Bab 116 - Hancurkan mereka!
117 Bab 117 - Suami Sempurna
118 Bab 118 - Putriku
119 Bab 119 - Ayah dan putrinya
120 Bab 120 - Pikiran yang kusut
121 Bab 121 ~ Jalan tengah
122 Bab 122 ~ Bukan putri Ibu
123 Bab 123 ~ Ini ayah
124 Bab 124 ~ Bukan keluarga
125 Bab 125 ~ Putra sulung Alexander
126 Bab 126 ~ Udangan Pernikahan
127 Bab 127 ~ Pesta pernikahan
128 Bab 128 ~ Caper
129 Bab 129 ~ Mobil Baru
130 Bab 130 ~ Malam pertama
131 Bab 131 ~ Pergi!
132 Bab 132 ~ Hasil tes DNA
133 Bab 133 ~ Kecelakaan tunggal
134 Bab 134 ~ Tertangkap basah
135 Bab 135 ~ Suami Bucin
136 Bab 136 ~ Brian pergi
137 Bab 137 ~ Bukan janda, bukan gadis
138 Bab 138 ~ Calon menantu
139 Bab 139 ~ Tak pernah akur
140 Bab 140 ~ Tidak punya orang tua
141 Bab 141 ~ Syukuran
142 Bab 142 ~ Daster setan
143 Bab 143 ~ Menikah tidak harus pacaran
144 Bab 144 ~ Ceraikan dia!
145 Bab 145 ~ Liam kemana?
146 Bab 146 ~ Demi masa depan
147 Bab 147 ~ CEO baru
148 Bab 148 ~ Anak sebatangkara
149 Bab 149 ~ Izinkan aku memasukinya
150 Bab 150 ~ Keluarga kecil
151 Bab 151 ~ Buah hati kita
152 Bab 152 ~ Ending
153 Novel baru ~ Love With Ketos
154 Informasi
155 Novel Baru ~ Istri Amnesia Ustaz Azzam
156 Istri untuk Suamiku
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Bab 1 - Pergi sejauh mungkin
2
Bab 2 ~ Hidup sendiri-sendiri
3
Bab 3 - Korban Kecelakaan
4
bab 4 - 6 Tahun Kemudian
5
Bab 5 - Harusnya aku tidak egois
6
Bab 6 - Ayah
7
Bab 7 ~ Terminal
8
Bab 8 ~ Cincin pernikahan
9
Bab 9 ~ Buku Diary
10
Bab 10 ~ Belanja sepuasnya
11
Bab 11 ~ Aku menemukannya
12
Bab 12 ~ Tuan Cakra
13
Bab 13 ~ Ke Jakarta
14
Bab 14 ~ Bukan Pengemis
15
Bab 15 ~ Apa sebenarnya yang aku inginkan?
16
Bab 16 ~ Kau berubah
17
Bab 17 ~ Tidak mempercayai siapapun
18
Bab 18 ~ Kota Jakarta
19
Bab 19 ~ Devina
20
Bab 20 - Dia bukan anakmu!
21
Bab 21 - Dari hati ke hati
22
Bab 22 - Ibu mengemis?
23
Bab 23 - Ayah?
24
Bab 24 - Memperjelas status
25
Bab 25 ~ Bertemu Arumi
26
Ban 26 ~ Aku akan membuatmu jatuh cinta
27
Bab 27 ~ Eril dan Rahma
28
Bab 28 - Tidur Bersama
29
Bab 29 - Mulai goyah
30
Bab 30 - Keputusan Rocky
31
Bab 31 - Keluarga bahagia
32
Bab 32 - Kita bukan sepasang kekasih
33
Bab 33 - Cerita anak-anak
34
Bab 34 - Kamu mencintaiku?
35
Bab 35 - Cinta dan Benci
36
Bab 36 - Bertemu teman lama
37
Bab 37 - Gugat cerai
38
Bab 38 - Tidak punya pendirian
39
Bab 39 - Ayah, tolongin ibu!
40
Bab 40 - Ancaman Adrian
41
Bab 41 - Budak Cinta
42
Bab 42 - Kesal
43
Bab 43 - Overthinking
44
Bab 44 - Berdebat
45
Bab 45 - Rencana licik
46
Bab 46 - Semakin menjadi-jadi
47
Bab 47 - Modus
48
Bab 48 - Kantor Pusat
49
Bab 49 - Foto salah alamat
50
Bab 50 - Lukisan
51
Bab 51 - Keras kepala
52
Bab 52 - Dedek diperut Ibu
53
Bab 53 - Cincin pernikahan
54
Bab 54 - Cantik
55
Bab 55 - Menikah?
56
Bab 56 - Perkara Kebaya
57
Bab 57 - Bekas kecupan
58
Bab 58 - Makan Siang
59
Bab 59 - Khilaf apa Doyan?
60
Bab 60 - Rencana Liburan
61
Bab 61 - Kamu cantik
62
Bab 62 - Jangan panggil saya Ibu
63
Bab 63 - Alea terjatuh
64
Bab 64 - Mari memulai kembali!
65
Bab 65 - Menjenguk Alea
66
Bab 66 - Suami kamu?
67
Bab 67 - Aku takut
68
Bab 68 - Trauma
69
Bab 69 - Brian?
70
Bab 70 - Aku merindukanmu
71
Bab 71 - Berusaha romantis
72
Bab 72 - Aku berbeda
73
Bab 73 - Ungkapan Cinta
74
Bab 74 - Ingin seperti mereka
75
Bab 75 - Bioskop
76
Bab 76 - Ibu Alea, istri ayah!
77
Bab 77 - Malam yang indah
78
Bab 78 - Tespek
79
Bab 79 - Ibu Sedih?
80
Bab 80 - Semburat merah di pagi
81
Bab 81 - Anak Suamiku
82
Bab 82 ~ Alea menghilang
83
Bab 83 - Tes DNA
84
Bab 84 - Bunuh diri
85
Bab 85 - Jangan gigit Ibu
86
Bab 86 - Aku menyerah
87
Bab 87 - Zayn
88
Bab 88 - Semakin Rumit
89
Bab 89 - Tikus Nakal
90
Bab 90 - Brian & Zayn
91
Bab 91 - Noda di bibir
92
Bab 92 - Berusaha romantis
93
Bab 93 - Kecelakaan
94
Bab 94 - Penyelidikan
95
Bab 95 - Aryo dan Anita
96
Bab 96 - Perjodohan
97
Bab 97 - Parasit
98
Bab 98 - Daging ibu empuk?
99
Bab 99 - Isi rekaman
100
Bab 100 ~ Masku Sayang
101
Bab 101 - Aku menyerah
102
Bab 102 - Saingan Alea
103
Bab 103 - Tersindir
104
Bab 104 - Kota Bogor
105
Bab 105 - Ingin menjadi ayah siaga
106
Bab 106 - Ibu Hamil?
107
Bab 107 - Pengawal Alea
108
Bab 108 - Kesempatan kedua
109
Bab 109 - Ular dibalik handuk
110
Bab 110 - Aku mencintaimu
111
Bab 111 - Hamil di luar nikah
112
Bab 112 - Harga diri
113
Bab 113 - Biaya pernikahan
114
Bab 114 - Meminjam uang
115
Bab 115 - Anak Pungut
116
Bab 116 - Hancurkan mereka!
117
Bab 117 - Suami Sempurna
118
Bab 118 - Putriku
119
Bab 119 - Ayah dan putrinya
120
Bab 120 - Pikiran yang kusut
121
Bab 121 ~ Jalan tengah
122
Bab 122 ~ Bukan putri Ibu
123
Bab 123 ~ Ini ayah
124
Bab 124 ~ Bukan keluarga
125
Bab 125 ~ Putra sulung Alexander
126
Bab 126 ~ Udangan Pernikahan
127
Bab 127 ~ Pesta pernikahan
128
Bab 128 ~ Caper
129
Bab 129 ~ Mobil Baru
130
Bab 130 ~ Malam pertama
131
Bab 131 ~ Pergi!
132
Bab 132 ~ Hasil tes DNA
133
Bab 133 ~ Kecelakaan tunggal
134
Bab 134 ~ Tertangkap basah
135
Bab 135 ~ Suami Bucin
136
Bab 136 ~ Brian pergi
137
Bab 137 ~ Bukan janda, bukan gadis
138
Bab 138 ~ Calon menantu
139
Bab 139 ~ Tak pernah akur
140
Bab 140 ~ Tidak punya orang tua
141
Bab 141 ~ Syukuran
142
Bab 142 ~ Daster setan
143
Bab 143 ~ Menikah tidak harus pacaran
144
Bab 144 ~ Ceraikan dia!
145
Bab 145 ~ Liam kemana?
146
Bab 146 ~ Demi masa depan
147
Bab 147 ~ CEO baru
148
Bab 148 ~ Anak sebatangkara
149
Bab 149 ~ Izinkan aku memasukinya
150
Bab 150 ~ Keluarga kecil
151
Bab 151 ~ Buah hati kita
152
Bab 152 ~ Ending
153
Novel baru ~ Love With Ketos
154
Informasi
155
Novel Baru ~ Istri Amnesia Ustaz Azzam
156
Istri untuk Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!