Setelah menempuh kurang lebih satu jam perjalanan, akhirnya Arumi sampai di rumahnya dengan mengendarai mobil seorang diri. Akhir-akhir ini ia bolak-balik Jakarta-Bogor lantaran ada urusan penting yang harus diselesaikan, salah satunya bertemu dengan sang kekasih.
Gadis cantik yang selalu menebar senyum ceria tersebut, kembali meninggalkan rumahnya karena teringat sesuatu. Harusnya ia tidak lupa besok adalah hari penting seseorang. Arumi bergegas menuju toko alat tulis yang cukup terkenal di kota bogor, kebetulan terbilang dekat dengan tempat tinggalnya.
"Hey?" panggil Arumi pada seorang pria yang duduk di atas motor KLX, sejak tadi tatapan pria itu tertuju pada toko alat tulis. "Kenapa ada di sini?" tanyanya dengan kening mengerut.
"Hanya kebetulan lewat, kamu?" tanya Adrian, ia menyembunyikan keterkejutannya.
"Aku baru ingat besok adalah hari ulang tahun Arumi kecil, karena dia suka melukis, aku berencana untuk membelikan hal-hal berbau demikian."
"Ternyata kamu seperhatian itu dengan putri Tuan Rocky." Adrian tersenyum. "Lanjutkan kegiatanmu, aku ada urusan sebentar." Ia bergegas meninggalkan toko alat tulis karena tidak ingin Arumi menyadari sesuatu, atau ia akan mendapatkan pelajaran dari atasannya.
"Aneh sekali dia." Arumi mengedikkan bahu acuh. Ia melanjutkan langkahnya memasuki toko alat tulis. Matanya memicing ketika melihat seseorang yang ia kenali.
"Adek yang hampir hilang?" tebak Arumi pada Devina yang sibuk memilih barang.
"Tante baik? Tante baik kenapa ada di sini?" Mata Devina berbinar melihat orang yang menolongnya kemarin datang lagi.
"Adek, kata ibu, kita tidak boleh bicara dengan orang asing!" bisik Davino mengingatkan, terlebih ibu mereka sedang ke kamar mandi.
"Tapi tantenya baik, Kakak. Tante ini yang menolong adek kemarin."
"Kenapa bisik-bisik? Kalian terganggu sama kehadiranku? Baiklah saya pergi sekarang. Salam untuk ibu kalian." Arumi segera berlalu, bertepatan datangnya Alea dari arah toilet.
...
"Bagaimana, apa kau menemukan sesuatu?" tanya Rocky setelah menjawab panggilan dari Adrian.
"Saya menemukan istri anda, Tuan. Tetapi saya tidak yakin dengan kedua anak kembar yang menemaninya, hanya saja kedua anak kembar itu sangat mirip dengan anda."
"Apa kau tidak salah lihat?"
"Kurasa tidak."
"Kirimkan alamatnya dan saya akan berkunjung untuk memastikannya sendiri!" perintah Rocky. Entah kenapa hatinya tiba-tiba merasa tenang mendengar berita tersebut.
"Baik, Tuan. Tapi ...."
"Apalagi?" Kening Rocky mengerut.
"Arumi ada di Bogor, bahkan mereka berada di dalam satu toko yang sama. Sepertinya Arumi juga cukup dekat dengan si kembar."
"Saya akan mengurus, Dia." Rocky memutuskan sambungan telepon, kemudian memasukkan ke saku jasnya.
"Siapa yang akan kau urus?"
Rocky sontak berbalik mendengar pertanyaan tersebut. "Bukan hal yang penting, Tuan," ucapnya pada Cakra. Ia menghampiri Cakra-pria yang telah membantunya mendapatkan segalanya dari nol. "Ada apa Tuan repot-repot berkunjung ke ruangan saya?"
"Hanya gabut maybe?"
"Itu tidak mungkin."
"Lantas apa yang memungkinkan saya berkunjung ke ruanganmu?" Salah satu alis Cakra naik.
"Maaf, Tuan. Tapi saya tidak bisa menyerahkan Arumi padamu, meski dia alah keponakanmu. Saya yang membesarkan dia hingga sekarang. Tidak bisakah dia menjadi putri saya untuk selamanya?" ucap Rocky setelah teringat pembicaraannya beberapa hari yang lalu dengan Cakra. Di mana Cakra ingin mengambil Arumi dengan banyak alasan.
"Kamu sibuk hampir 24 jam, Arumi kekurangan kasih sayang dan perhatian, terlebih kamu tidak memiliki seorang istri."
"Saya punya istri!"
"Di mana istrimu? Siapa namanya?"
"Alea, sekarang dia ada di bogor. Saya akan menjemputnya bersama anak-anak saya. Jadi sekarang anda tidak mempunyai alasan untuk mengambil hak asuh Arumi." Raut wajah Rocky datar-datar saja, berbeda dengan Cakra yang mulai mengeluarkan tawa, karena telah berhasil memancing Rocky.
"Ternyata kau sudah menemukannya. Semoga dia ingin kembali padamu. Kata istri saya, jika dia jadi Alea, dia tidak akan kembali pada pria sepertimu. Pria kaku yang hanya mementingkan diri sendiri." Cakra beranjak dari duduknya dan meninggalkan ruangan Rocky.
Sebenarnya Cakra tidak ada keinginan untuk mengambil Arumi dari Rocky, ia hanya memancing ikan saja.
"Dia akan kembali padaku, meski cara yang aku lakukan mungkin salah," gumam Rocky setelah Cakra menghilang dari pandangannya.
Pria itu segera menyelesaikan pekerjaannya secepat mungkin. Berusaha mencari waktu luang untuk besok demi berkunjung ke kota bogor untuk bertemu anak dan istrinya.
Namun, sebelum dia ke sana, ia harus mencari jalan untuk memancing Arumi-kekasihnya, agar meninggalkan kota bogor secepatnya. Rocky tidak ingin gadis itu tahu bahwa ia telah beristri dan juga memiliki anak. Ia tidak ingin menyakiti perasaan Arumi untuk kedua kalinya.
Rocky melirik ponselnya ketika mendapatkan notifikasi pesan. Ia senyum miring setelah melihat alamat yang diberikan oleh Adrian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Shepty Ani
klo belom bisa ngelepasin arumi jangan cari alea apa gunanya nyuruh alea kembali klo hatimu aja bingung mau kemana,
2024-08-01
0
Bundanya Pandu Pharamadina
Rocky egois ngga mau pisah sama Arumi besar juga mau Alea
2024-07-31
0
Esther Lestari
ngapain juga Rocky masih mempertahankan Arumi besar ?
2024-03-13
1