Bab 2 ~ Hidup sendiri-sendiri

Bekerja tanpa kenal lelah untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, membuatnya lupa waktu hingga tidak terasa hari telah gelap dan dia baru saja sampai di hotel yang dia pesan tadi pagi. Rocky duduk di sofa sambil meneguk sebotol air. Rasa haus itu kembali melanda dirinya lantaran jauh dari sang istri.

Atensinya teralihkan pada benda pipih yang berdering sesekali. Ia segera menjawab dan menempelkan ponsel itu di telinganya.

"Kak Rocky ke mana? Sejak tadi Arumi menangis. Sepertinya dia mencarimu," ujar Eril. Adiknya di seberang telepon.

"Saya ada di luar kota mengurus pekerjaan. Lagi pula kenapa Arumi bersamamu, di mana Alea?" Kening Rocky mengerut.

"Aku tidak tahu ke mana dia. Yang aku tahu, dia menitipkan Arumi karena ada keperluan penting."

"Aku pulang sekarang!"

Rocky segera bergegas menuju bandara tanpa mengidahkan rasa lelah bekerja seharian. Rencananya dia akan pulang besok dan istirahat malam ini, tetapi Arumi dan keberdaaan calon ibu dari anaknya jauh lebih penting.

Sepanjang jalan, Rocky terus mencoba menghubungi Alea, tetapi jawabannya tetap sama, nomor yang dia tuju sedang berada di luar jangkauan. Ia memejamkan matanya. "Aku harap dia tidak bertidak bodoh lagi," gumamnya dengan tenang.

Entah kesalahan apa lagi yang ia lakukan sehingga Alea menghilang tanpa kabar. Padahal tadi malam hingga pagi harinya dia melihat Alea tampak biasa-biasa saja. Selalu tidak ada emosi jika bicara dan enggang menatapnya secara berlebihan.

Rocky mengerti akan kebencian wanita itu terdahapnya, tetapi tidak harus bertingkah ke kanak-kanakan saat hamil besar bukan?

...

Jam sebelas malam, barulah Rocky sampai di rumah adiknya setelah menempuh perjalanan cukup jauh. Untung saja masih ada penerbangan terakhir menuju ibu kota.

"Apa dia masih menangis?" tanya Rocky duduk di ruang tamu.

"Sudah tidur, bermalamlah, Kak."

"Tidak, aku harus pulang. Aku harus memastikan Alea ada di rumah atau tidak. Sejak tadi dia susah dihubungi." Rocky kembali beranjak meski tempat duduknya belum panas.

Dia kembali menitipkan Arumi kecil pada adiknya karena tidak tahu akan membawanya seperti apa. Pria itu melajukan mobilnya cukup ugal-ugalan guna sampai di apartemen dengan cepat.

Di bukanya apartemen tepat di depan apartemennya. Tempat tinggal itu sengaja dia belikan untuk Alea setelah menikah lantaran wanita itu tidak ingin tinggal di kediamannya, dengan alasan trauma akan kejadian tidak terduga saat dia mabuk, beberapa bulan lalu.

Rocky menghela napas panjang mendapati apartemen yang biasanya hidup dan selalu hangat, terasa sangat dingin. Kecurigaannya benar, Alea pergi, terbukti pakaian dan berkas-berkas penting istrinya tidak ada di lemari.

Ia merogoh saku jasnya, kemudian menghubungi seseorang.

"Cari keberadaan istri saya sekarang!"

"Bukannya Nona Alea ...."

"Dia kabur lagi entah ke mana, padahal hampir melahirkan."

"Baik, Tuan."

Rocky meletakkan ponselnya di atas meja. Kembali meneguk sebotol air hingga tandas lantaran haus berlebihan. Bagaimana ini? Ia selalu sulit makan jika bukan buatan dari Alea. Ia akan tersiksa seperti sebelum-sebelumnya. Haus berlebihan dan muntah jika memakan sesuatu.

"Entah apa yang ada dipikiranmu Alea. Aku kira di usia 22 tahun, kau bisa berpikir dewasa. Tidak egois seperti ini."

...

Jam 6 pagi hari, seorang wanita menarik kopernya memasuki sebuah rumah sangat kumuh setelah berjalan cukup jauh. Ia mendorong pintu rapuh itu hingga terdengar decitan kecil.

Rumah penuh akan debu dan kenangan, Alea kembali ke sana karena bersembunyi. Ia menghela napas panjang karena lelah. Duduk di kursi rotang usai melap debunya dengan tisu.

"Ini rumah kita, Nak. Kita akan tinggal di sini. Ibu akan berusaha untuk mencukupi kebutuhan kalian," gumamnya sambil mengelus perut yang bergerak cukup aktif, terlebih ada dua nyawa di dalam sana.

Matahari yang menyingsing dari jendela, membuat mata Alea terpejam sejenak. Ia bangkit dari duduknya setelah rasa lelahnya cukup hilang. Ia bergegas beres-beres rumah agar bisa tidur dengan tenang di rumah peninggalan orang tuanya.

Kehadirannya di rumah itu mengambil perhatian beberapa warga yang memang selalu kepo dengan kehidupan tetangga yang lainnya.

"Aduh-aduh, anaknya pak Wawan bukan sih? Udah besar aja dan hamil besar. Suaminya mana?" tanya salah satu tengga ketika melihat Alea menyapu di depan rumah.

"Pergi pas usia tujuh belas tahun, eh sekarang udah hamil aja."

"Suaminya mana, Neng?"

"Apa jangan-jangan pulang karena nggak punya suami ya?"

Pertanyaan serta todongan terus saja terdengar di telinga Alea, padahal ia datang ke sini untuk menenangkan diri.

"Saya ke dalam dulu ya, Bu." Izin Alea lantaran tidak ingin mendengar ocehan yang akan membuatnya hilang kendali.

Wanita itu hanya akan fokus pada kehamilannya saja tanpa mengidahkan siapapun, termasuk para tetangga kepo yang tidak punya kerjaan.

...

Tidak ingin berdiam diri saja dan hidup lontang-lantung di desa peninggalan orang tuanya. Hari ini Alea memutuskan untuk mengunjungi salah satu puskesmas yang tidak sengaja dia lewati saat akan ke rumahnya naik gojek. Di sana ada kertas tertempel sedang mencari staff administrasi. Kebetulan dia lulusan Admistrasi saat di kota dulu.

Setelah bertanya-tanya dan dialihkan pada pihak yang berwenang, akhirnya Alea diterima bekerja, karena puskesmas pemerintah itu sangat membutuhkan staff, terlebih Alea salah satu lulusan terbaik saat di kota.

"Kamu bisa mulai kerja hari ini. Tapi kamu harus tahu kalau gajinya tidak sebesar di kota."

"Tidak masalah, Pak. Saya akan melakukan yang terbaik," ucapnya penuh semangat.

Akhirnya setelah tinggal hampir satu minggu di desanya, ia mendapatkan pekerjaan yang akan membuatnya tidak terlalu sengsara. Alea terus menekuni pekerjaanya tanpa peduli kejulitan para tetangga yang selalu mencari-cari kesalahan, terutama memfitnahnya hamil di luar nikah dan aib desa.

Bahkan beberapa warga mempengaruhi kepala Desa untuk mengusirnya dari kampung. Bukan karena dia hamil, tetapi iri Alea bisa langsung bekerja di puskesmas padahal beberapa anak-anak mereka hanya lulusan SMA saja.

"Kirain nggak bakal jadi orang kamu. Sok-sok an pengen kuliah di kota sampai bapak kamu menjual kebun dan motornya. Untung nggak jual rumah," celetukan ibu-ibu saat Alea melintas sepulang dari puskesmas.

"Alhamdulillah sekarang udah punya pekerjaan, Bu. Bapak saya nggak sia-sia jual kebun."

"Halah baru kerja di puskesmas kecil aja udah belagu. Urus tuh anak kamu yang nggak punya bapak. Kalau pak Wawan dan istrinya hidup, pasti malu banget anaknya hamil di luar nikah."

Tangan Alea terkepal, ia memejamkan mata sejenak hanya untuk mengatur emosinya agar tidak meledak di depan ibu-ibu pengosip tersebut.

"Urus saja hidup ibu. Jaga anak perempuannya baik-baik. Nasib sial nggak ada dalam kalender. Jangan sampai sibuk ngawasin anak gadis orang yang nakal, malah anaknya yang ke bablasan." Keluar sudah kata-kata mutiara dari mulut Alea.

Terpopuler

Comments

Ami Kerto Surat

Ami Kerto Surat

beeenerrr jangan sibuk ngurusin kehidupan orang tapi lupa ngurusin hidup sendiri

2024-03-12

0

~**Alfi_Pjm** ~💜💜💜

~**Alfi_Pjm** ~💜💜💜

🌺☘️💞

2024-02-20

0

Wirda Wati

Wirda Wati

nasib sial ngga ada dalam kalender👍

2024-02-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pergi sejauh mungkin
2 Bab 2 ~ Hidup sendiri-sendiri
3 Bab 3 - Korban Kecelakaan
4 bab 4 - 6 Tahun Kemudian
5 Bab 5 - Harusnya aku tidak egois
6 Bab 6 - Ayah
7 Bab 7 ~ Terminal
8 Bab 8 ~ Cincin pernikahan
9 Bab 9 ~ Buku Diary
10 Bab 10 ~ Belanja sepuasnya
11 Bab 11 ~ Aku menemukannya
12 Bab 12 ~ Tuan Cakra
13 Bab 13 ~ Ke Jakarta
14 Bab 14 ~ Bukan Pengemis
15 Bab 15 ~ Apa sebenarnya yang aku inginkan?
16 Bab 16 ~ Kau berubah
17 Bab 17 ~ Tidak mempercayai siapapun
18 Bab 18 ~ Kota Jakarta
19 Bab 19 ~ Devina
20 Bab 20 - Dia bukan anakmu!
21 Bab 21 - Dari hati ke hati
22 Bab 22 - Ibu mengemis?
23 Bab 23 - Ayah?
24 Bab 24 - Memperjelas status
25 Bab 25 ~ Bertemu Arumi
26 Ban 26 ~ Aku akan membuatmu jatuh cinta
27 Bab 27 ~ Eril dan Rahma
28 Bab 28 - Tidur Bersama
29 Bab 29 - Mulai goyah
30 Bab 30 - Keputusan Rocky
31 Bab 31 - Keluarga bahagia
32 Bab 32 - Kita bukan sepasang kekasih
33 Bab 33 - Cerita anak-anak
34 Bab 34 - Kamu mencintaiku?
35 Bab 35 - Cinta dan Benci
36 Bab 36 - Bertemu teman lama
37 Bab 37 - Gugat cerai
38 Bab 38 - Tidak punya pendirian
39 Bab 39 - Ayah, tolongin ibu!
40 Bab 40 - Ancaman Adrian
41 Bab 41 - Budak Cinta
42 Bab 42 - Kesal
43 Bab 43 - Overthinking
44 Bab 44 - Berdebat
45 Bab 45 - Rencana licik
46 Bab 46 - Semakin menjadi-jadi
47 Bab 47 - Modus
48 Bab 48 - Kantor Pusat
49 Bab 49 - Foto salah alamat
50 Bab 50 - Lukisan
51 Bab 51 - Keras kepala
52 Bab 52 - Dedek diperut Ibu
53 Bab 53 - Cincin pernikahan
54 Bab 54 - Cantik
55 Bab 55 - Menikah?
56 Bab 56 - Perkara Kebaya
57 Bab 57 - Bekas kecupan
58 Bab 58 - Makan Siang
59 Bab 59 - Khilaf apa Doyan?
60 Bab 60 - Rencana Liburan
61 Bab 61 - Kamu cantik
62 Bab 62 - Jangan panggil saya Ibu
63 Bab 63 - Alea terjatuh
64 Bab 64 - Mari memulai kembali!
65 Bab 65 - Menjenguk Alea
66 Bab 66 - Suami kamu?
67 Bab 67 - Aku takut
68 Bab 68 - Trauma
69 Bab 69 - Brian?
70 Bab 70 - Aku merindukanmu
71 Bab 71 - Berusaha romantis
72 Bab 72 - Aku berbeda
73 Bab 73 - Ungkapan Cinta
74 Bab 74 - Ingin seperti mereka
75 Bab 75 - Bioskop
76 Bab 76 - Ibu Alea, istri ayah!
77 Bab 77 - Malam yang indah
78 Bab 78 - Tespek
79 Bab 79 - Ibu Sedih?
80 Bab 80 - Semburat merah di pagi
81 Bab 81 - Anak Suamiku
82 Bab 82 ~ Alea menghilang
83 Bab 83 - Tes DNA
84 Bab 84 - Bunuh diri
85 Bab 85 - Jangan gigit Ibu
86 Bab 86 - Aku menyerah
87 Bab 87 - Zayn
88 Bab 88 - Semakin Rumit
89 Bab 89 - Tikus Nakal
90 Bab 90 - Brian & Zayn
91 Bab 91 - Noda di bibir
92 Bab 92 - Berusaha romantis
93 Bab 93 - Kecelakaan
94 Bab 94 - Penyelidikan
95 Bab 95 - Aryo dan Anita
96 Bab 96 - Perjodohan
97 Bab 97 - Parasit
98 Bab 98 - Daging ibu empuk?
99 Bab 99 - Isi rekaman
100 Bab 100 ~ Masku Sayang
101 Bab 101 - Aku menyerah
102 Bab 102 - Saingan Alea
103 Bab 103 - Tersindir
104 Bab 104 - Kota Bogor
105 Bab 105 - Ingin menjadi ayah siaga
106 Bab 106 - Ibu Hamil?
107 Bab 107 - Pengawal Alea
108 Bab 108 - Kesempatan kedua
109 Bab 109 - Ular dibalik handuk
110 Bab 110 - Aku mencintaimu
111 Bab 111 - Hamil di luar nikah
112 Bab 112 - Harga diri
113 Bab 113 - Biaya pernikahan
114 Bab 114 - Meminjam uang
115 Bab 115 - Anak Pungut
116 Bab 116 - Hancurkan mereka!
117 Bab 117 - Suami Sempurna
118 Bab 118 - Putriku
119 Bab 119 - Ayah dan putrinya
120 Bab 120 - Pikiran yang kusut
121 Bab 121 ~ Jalan tengah
122 Bab 122 ~ Bukan putri Ibu
123 Bab 123 ~ Ini ayah
124 Bab 124 ~ Bukan keluarga
125 Bab 125 ~ Putra sulung Alexander
126 Bab 126 ~ Udangan Pernikahan
127 Bab 127 ~ Pesta pernikahan
128 Bab 128 ~ Caper
129 Bab 129 ~ Mobil Baru
130 Bab 130 ~ Malam pertama
131 Bab 131 ~ Pergi!
132 Bab 132 ~ Hasil tes DNA
133 Bab 133 ~ Kecelakaan tunggal
134 Bab 134 ~ Tertangkap basah
135 Bab 135 ~ Suami Bucin
136 Bab 136 ~ Brian pergi
137 Bab 137 ~ Bukan janda, bukan gadis
138 Bab 138 ~ Calon menantu
139 Bab 139 ~ Tak pernah akur
140 Bab 140 ~ Tidak punya orang tua
141 Bab 141 ~ Syukuran
142 Bab 142 ~ Daster setan
143 Bab 143 ~ Menikah tidak harus pacaran
144 Bab 144 ~ Ceraikan dia!
145 Bab 145 ~ Liam kemana?
146 Bab 146 ~ Demi masa depan
147 Bab 147 ~ CEO baru
148 Bab 148 ~ Anak sebatangkara
149 Bab 149 ~ Izinkan aku memasukinya
150 Bab 150 ~ Keluarga kecil
151 Bab 151 ~ Buah hati kita
152 Bab 152 ~ Ending
153 Novel baru ~ Love With Ketos
154 Informasi
155 Novel Baru ~ Istri Amnesia Ustaz Azzam
156 Istri untuk Suamiku
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Bab 1 - Pergi sejauh mungkin
2
Bab 2 ~ Hidup sendiri-sendiri
3
Bab 3 - Korban Kecelakaan
4
bab 4 - 6 Tahun Kemudian
5
Bab 5 - Harusnya aku tidak egois
6
Bab 6 - Ayah
7
Bab 7 ~ Terminal
8
Bab 8 ~ Cincin pernikahan
9
Bab 9 ~ Buku Diary
10
Bab 10 ~ Belanja sepuasnya
11
Bab 11 ~ Aku menemukannya
12
Bab 12 ~ Tuan Cakra
13
Bab 13 ~ Ke Jakarta
14
Bab 14 ~ Bukan Pengemis
15
Bab 15 ~ Apa sebenarnya yang aku inginkan?
16
Bab 16 ~ Kau berubah
17
Bab 17 ~ Tidak mempercayai siapapun
18
Bab 18 ~ Kota Jakarta
19
Bab 19 ~ Devina
20
Bab 20 - Dia bukan anakmu!
21
Bab 21 - Dari hati ke hati
22
Bab 22 - Ibu mengemis?
23
Bab 23 - Ayah?
24
Bab 24 - Memperjelas status
25
Bab 25 ~ Bertemu Arumi
26
Ban 26 ~ Aku akan membuatmu jatuh cinta
27
Bab 27 ~ Eril dan Rahma
28
Bab 28 - Tidur Bersama
29
Bab 29 - Mulai goyah
30
Bab 30 - Keputusan Rocky
31
Bab 31 - Keluarga bahagia
32
Bab 32 - Kita bukan sepasang kekasih
33
Bab 33 - Cerita anak-anak
34
Bab 34 - Kamu mencintaiku?
35
Bab 35 - Cinta dan Benci
36
Bab 36 - Bertemu teman lama
37
Bab 37 - Gugat cerai
38
Bab 38 - Tidak punya pendirian
39
Bab 39 - Ayah, tolongin ibu!
40
Bab 40 - Ancaman Adrian
41
Bab 41 - Budak Cinta
42
Bab 42 - Kesal
43
Bab 43 - Overthinking
44
Bab 44 - Berdebat
45
Bab 45 - Rencana licik
46
Bab 46 - Semakin menjadi-jadi
47
Bab 47 - Modus
48
Bab 48 - Kantor Pusat
49
Bab 49 - Foto salah alamat
50
Bab 50 - Lukisan
51
Bab 51 - Keras kepala
52
Bab 52 - Dedek diperut Ibu
53
Bab 53 - Cincin pernikahan
54
Bab 54 - Cantik
55
Bab 55 - Menikah?
56
Bab 56 - Perkara Kebaya
57
Bab 57 - Bekas kecupan
58
Bab 58 - Makan Siang
59
Bab 59 - Khilaf apa Doyan?
60
Bab 60 - Rencana Liburan
61
Bab 61 - Kamu cantik
62
Bab 62 - Jangan panggil saya Ibu
63
Bab 63 - Alea terjatuh
64
Bab 64 - Mari memulai kembali!
65
Bab 65 - Menjenguk Alea
66
Bab 66 - Suami kamu?
67
Bab 67 - Aku takut
68
Bab 68 - Trauma
69
Bab 69 - Brian?
70
Bab 70 - Aku merindukanmu
71
Bab 71 - Berusaha romantis
72
Bab 72 - Aku berbeda
73
Bab 73 - Ungkapan Cinta
74
Bab 74 - Ingin seperti mereka
75
Bab 75 - Bioskop
76
Bab 76 - Ibu Alea, istri ayah!
77
Bab 77 - Malam yang indah
78
Bab 78 - Tespek
79
Bab 79 - Ibu Sedih?
80
Bab 80 - Semburat merah di pagi
81
Bab 81 - Anak Suamiku
82
Bab 82 ~ Alea menghilang
83
Bab 83 - Tes DNA
84
Bab 84 - Bunuh diri
85
Bab 85 - Jangan gigit Ibu
86
Bab 86 - Aku menyerah
87
Bab 87 - Zayn
88
Bab 88 - Semakin Rumit
89
Bab 89 - Tikus Nakal
90
Bab 90 - Brian & Zayn
91
Bab 91 - Noda di bibir
92
Bab 92 - Berusaha romantis
93
Bab 93 - Kecelakaan
94
Bab 94 - Penyelidikan
95
Bab 95 - Aryo dan Anita
96
Bab 96 - Perjodohan
97
Bab 97 - Parasit
98
Bab 98 - Daging ibu empuk?
99
Bab 99 - Isi rekaman
100
Bab 100 ~ Masku Sayang
101
Bab 101 - Aku menyerah
102
Bab 102 - Saingan Alea
103
Bab 103 - Tersindir
104
Bab 104 - Kota Bogor
105
Bab 105 - Ingin menjadi ayah siaga
106
Bab 106 - Ibu Hamil?
107
Bab 107 - Pengawal Alea
108
Bab 108 - Kesempatan kedua
109
Bab 109 - Ular dibalik handuk
110
Bab 110 - Aku mencintaimu
111
Bab 111 - Hamil di luar nikah
112
Bab 112 - Harga diri
113
Bab 113 - Biaya pernikahan
114
Bab 114 - Meminjam uang
115
Bab 115 - Anak Pungut
116
Bab 116 - Hancurkan mereka!
117
Bab 117 - Suami Sempurna
118
Bab 118 - Putriku
119
Bab 119 - Ayah dan putrinya
120
Bab 120 - Pikiran yang kusut
121
Bab 121 ~ Jalan tengah
122
Bab 122 ~ Bukan putri Ibu
123
Bab 123 ~ Ini ayah
124
Bab 124 ~ Bukan keluarga
125
Bab 125 ~ Putra sulung Alexander
126
Bab 126 ~ Udangan Pernikahan
127
Bab 127 ~ Pesta pernikahan
128
Bab 128 ~ Caper
129
Bab 129 ~ Mobil Baru
130
Bab 130 ~ Malam pertama
131
Bab 131 ~ Pergi!
132
Bab 132 ~ Hasil tes DNA
133
Bab 133 ~ Kecelakaan tunggal
134
Bab 134 ~ Tertangkap basah
135
Bab 135 ~ Suami Bucin
136
Bab 136 ~ Brian pergi
137
Bab 137 ~ Bukan janda, bukan gadis
138
Bab 138 ~ Calon menantu
139
Bab 139 ~ Tak pernah akur
140
Bab 140 ~ Tidak punya orang tua
141
Bab 141 ~ Syukuran
142
Bab 142 ~ Daster setan
143
Bab 143 ~ Menikah tidak harus pacaran
144
Bab 144 ~ Ceraikan dia!
145
Bab 145 ~ Liam kemana?
146
Bab 146 ~ Demi masa depan
147
Bab 147 ~ CEO baru
148
Bab 148 ~ Anak sebatangkara
149
Bab 149 ~ Izinkan aku memasukinya
150
Bab 150 ~ Keluarga kecil
151
Bab 151 ~ Buah hati kita
152
Bab 152 ~ Ending
153
Novel baru ~ Love With Ketos
154
Informasi
155
Novel Baru ~ Istri Amnesia Ustaz Azzam
156
Istri untuk Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!