"Ayah?"
"Hm." Rocky hanya bergumam dan fokus pada makanan di hadapannya. Bukan ia tidak menyayangi Arumi, hanya saja memang itulah kepribadiannya. Tidak suka banyak bicara, terlebih jika hal tidak penting.
"Hari ini Ayah yang mengantar Arumi ke sekolah?"
"Hm."
"Yey, Arumi senang banget." Gadis kecil itu bersorak girang. Ia menyantap serapan yang di pesan ayahnya tadi. Jarang-jarang ayah Rocky ingin mengantarnya ke sekolah, biasanya ia di antar oleh om Adrian.
"Selamat pagi!" seru Arumi besar yang baru saja datang.
Senyuman Arumi kecil seketika memudar, sejak dulu ia tidak menyukai kekasih ayahnya tersebut, padahal gadis itu tidak pernah jahat padanya. Namun, hati tidak bisa dipaksakan harus nyaman pada siapa kan?
"Apa aku boleh ikut sarapan?"
"Boleh."
"Tidak!" tolak Arumi.
"Arumi, jaga sikap kamu!" tegur Rocky pada putrinya.
Arumi kecil mengembungkan pipinya, gadis cilik itu segera menyudahi sarapan dan berlalu ke kamar untuk mengambil tas dan perlengkapan lainnya. Hingga di meja makan hanya tersisa Arumi dan Rocky.
"Aku akan pulang hari ini. Nanti aku akan berkunjung jika semua pekerjaanku telah selesai di bogor," ucap Arumi.
Rocky seketika menghentikannya sarapannya. "Kapan kau akan ke Jakarta lagi?"
"Mungkin secepatnya? Tergantung aku merindukanmu dan kau merindukanku." Arumi tersenyum manis, tangan gadis itu bergerak untuk menggenggam tangan Rocky dan tidak ada penolakan.
"Katakan tidak, dan aku akan tinggal di sini untukmu."
"Pergilah, jika aku senggang, aku akan menghubungimu." Rocky beranjak dari duduknya, tidak lupa memasang jas di tubuh dan bersiap mengantar putrinya ke sekolah. Lagi pula Rocky adalah pria sibuk meski tidak punya perusahaan sendiri. Terlebih dia mempunyai atasan yang sangat menyebalkan seperti Tuan Cakra.
"Aku hanya penasaran alasan tingkah kamu selama ini, Rocky. Kau seakan menunggu seseorang, padahal tidak ada yang kau tunggu. Kau seakan sedang menjaga perasaan seseorang, padahal akulah yang harus kamu jaga perasaannya," ucap Arumi berhasil menghentikan langkah Rocky yang telah berada di ambang pintu.
"Saya sedang tidak menunggu siapa pun, dan kau satu-satunya kekasih yang saya miliki."
"Tapi, beberapa hari yang lalu kamu meminta putus Rocky."
"Itu karena saya banyak masalah."
Rocky segera berlalu bersama putrinya yang hanya diam sambil menggenggam tangannya. Sejak kepergian Alea, apartemen Rocky bukan lagi tempat yang bersifat privasi, terutama untuk Arumi-kekasihnya yang bebas keluar masuk kapan saja.
Namun, untuk apartemen atas nama Alea di depan tempat tinggalnya. Hanya ia seorang yang bisa memasuki.
"Ayah, tante Arumi cantik banget dan baik hati, tapi dia bukan ibu Arumi kan?"
"Fokuslah belajar dan jangan mengurusi sesuatu yang tidak seharusnya kamu ketahui!"
"Ayah selalu saja seperti itu." Arumi mengembungkan pipinya.
...
Kos-kos an ....
Senyuman dua anak kembar sejak tadi merekah sempurna. Mereka sangat senang disuguhkan makanan enak-enak di depan mata saat bangun tidur. Sebelum-sebelumnya ini tidak pernah terjadi dalam hidup Davino atau pun Devina.
"Apa seterusnya akan seperti ini, Ibu?" tanya Devina dengan mata berbinar.
"Ibu dapat uang dari mana?" tanya Davino.
"Tidak penting uangnya dari mana. Yang terpenting kalian bisa makan yang enak setiap hari dan terlihat bahagia, karena kebahagiaan ibu terletak pada kalian." Alea mengelus pipi kedua anak-anaknya secara bergantian. "Makan yang lahap terus siap-siap, kita akan pergi belanja. Adek mau alat-alat melukiskan? Kita akan membelinya hari ini."
"Kakak? Kakak pengeng buku yang banyak."
"Kalian akan mendapatkannya, Sayang."
Sungguh, Alea sangat senang melihat keantusiasan putra dan putrinya hanya karena makanan sederhana juga keinginannya akan terkabulkan. Kalian harus tahu, Alea telah resmi menjual cincin tersebut setelah memikirkannya semalaman. Ia berpikir, bahwa menghabiskan uang Rocky untuk anak-anaknya bukanlah sebuah masalah.
Alea dan anak-anaknya segera meninggalkan kos-kos an setelah bersiap-siap. Pertama-tama ia akan mengunjungi toko alat tulis demi memenuhi kebutuhan putri kecilnya yang sangat suka menggambarkan sesuatu. Setelahnya akan ke toko buku.
"Ibu, apa adek bisa membeli perlengkapan melukis yang lengkap?"
"Tentu, hari ini ibu tidak akan melarang kalian membeli sesuatu yang bermanfaat."
"Hore, sekarang kita banyak uang ya Ibu?"
"Mungkin, Sayang."
Mereka bertiga memasuki toko alat tulis, menunggu Devina mencari hal-hal yang dia butuhnya untuk kebutuhan melukis. Ini Alea lakukan demi menebus rasa bersalahnya, lantaran tidak bisa menyekolahkan putra dan putrinya di taman kanak-kanak yang biayanya sangat mahal, terlebih di kota.
Tidak ada salahnya belajar di rumah dan dibimbing olehnya sambil mencari pekerjaan yang layak. Tidak mungkin juga Alea hanya bergantung pada uang hasil penjualan cincin.
"Ibu, kenapa orang itu sejak tadi memperhatikan kita?" tanya Davino menunjuk pria yang duduk di atas motor KLX.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Rosmaliza Malik
bodoh la rocky ni...lembab...
2024-02-12
0
Wiwi
/Facepalm//Facepalm/
2024-02-11
0
𝓐𝔂⃝❥🍁●⑅⃝ᷟ◌ͩṠᷦụᷴfᷞi ⍣⃝కꫝ🎸❣️
rocky mau nya apa sih, apa dia mau serakah pengen dua2 ngak punya perasaan, sakit hatiku sama rocky.
2024-02-08
3