BAB 20

" Terus kenapa kamu sembunyiin dari Kita bro" ucap Hanz yang masih penasaran

" istri gue sempat trauma dan maunya dekatnya terus, makanya aku lupa hubungi kalian tapi kemarin gue sempat hubungin kamu tapi teleponku malah kalian matikan." Ucap Jery

" Maaf kita ada urusan mendesak waktu itu" Ucap felix dan Hanz sementara Max hanya diam saja.

" Mana nih istri kamu aku belum ucapin selamat" ucap Jery

" dia sudah istirahat" Ucap Max

"Pantas saja lama baru turun pasti lagi itu sama istri baru dulu" Ucap Felix

" Akhirnya teman kita ini sudah tidak suci lagi" Ucap Hanz

Max melempar serbet pada muka Hanz

" enak saja dia masih kecil masih sekolah tidak bisa disentuh" Ucap Max

" ayolah apanya tidak bisa disentuh sudah sah juga" Ucap Hanz

" otak msum seperti kalian tidak akan mengerti." ucap Max

" Terus kamu nikahnya untuk apa kalau tidak bisa disentuh" Ucap Felix

" aku lebih penasaran bagaimana caranya tuh bocah bisa taklukin kamu?" tanya Jery penasaran

" ya sama seperti istri loh dia juga korban dari Karin dan keluarganya" ucap Max

" kok bisa?" Ucap Jery

Max menoleh pada Hanz meminta Hans untuk menjelaskan secara rinci.

" Jadi ceritanya adik ipar itu terlibat kecelakaan mobil dengan Karin. dan keluarga Ardian menuntut adik ipar dengan bukti yang sudah direkayasa, jadi kita membuat kesepakatan pada orang tua Lily dengan syarat pernikahan, tentu saja mereka langsung setuju orang tua mana sih yang tega anaknya berada dalam penjara." ucap Hanz sambil berbisik

" Parah, tapi kenapa harus menikah? kamu kan masih bisa membantu istri kamu itu tanpa harus mengikatnya dalam pernikahan." Ucap Jery

" Tapi Max yang masih membuatku bingung bagaimana bisa ada foto kamu berpelukan dengan adik ipar? dan memintamu untuk bertanggung jawab? kamu punya hutang jawaban loh sama kita kita." ucap Hanz

" dasar Hanz kenapa harus ungkit foto itu disini" batin Max sambil melotot pada Hanz

" soryy bos aku juga penasaran" ucap Hanz tanpa rasa bersalah

" itu rahasia" ucap Max datar

" ayolah sejak kapan diantara kita ada rahasia" Ucap Felix

" Haiss... kalian semua ini apa harus cerita disini" Ucap Max

" cerita saja tempat kita sangat jauh dari keluargamu mereka tidak akan dengar" ucap Jery yang diangguki oleh Felix dan Hanz.

" Jadi bocah itu berani mengerjaiku di Cafe" ucap Max

"What... seorang Max dikerjai oleh anak kecil?" ucap Felix

Hahaha....

mereka bertiga kini tertawa mendengar perkataan Max. Biasanya orang yang melihat Max akan takut tapi ini malah dikerjain oleh bocah.

" lanjutkan " ucap Jery berusaha menahan tawanya.

" berhentilah menertawaiku" ucap Max kesal

" ini Lucu kawan, Lanjutkan bro" ucao Felix menahan tawanya

" Ckk... dia tiba tiba menangis di depan umum dan berteriak meminta pertanggung jawaban dariku cuma gara gara aku tidak mengubrisnya saat bicara." ucap Max kesal kala mengingat kejadian memalukan itu.

" wahh sekarang ketemu lawan yang sepadan. sekarang aku tau kenapa kakek John tidak menentang pernikahanmu?" Ucap Jery

" itu dia seharusnya kakek menolak perjodohan ini karena dia masih bocah, sepertinya kakek bener bener pengen aku nikah meski dengan seorang bocah" ucap Max

" Jadi ini alasanmu memilih bocah itu? berharap kakekmu akan membatalkan pernikahanmu sendiri?" ucap Hanz kaget saat mendengar penuturan sahabatnya kini.

" kau yang sudah salah mencari lawan bro" ucap Felix

" kalau aku jadi kakekmu aku juga akan langsung menerimanya untuk bersanding denganmu." Ucap Jery

"apa maksud kalian?" ucap Max bingung

" soalnya dia itu..." ucap Hanz

" Bocah Bin ajaib" ucap ketiganya serempak dan saling memandang kemudian tertawa bersamaan.

" Tapi bro apa kamu tidak merasa terlalu kejam dengan bocah itu?" Ucap Jery

" memangnya aku kenapa?" tanya Max

" ketika kamu sudah mengucapkan janji pernikahan maka dia akan terikat denganmu selamanya, yang artinya dia harus merelakan masa depannya untuk dirimu saja. dan kamu harus bertanggung jawab untuk itu bro." ucap Jery

Deg...

ada rasa bersalah kini hinggap di lubuk hati Max, dada nya seperti baru saja dihantam oleh benda besar.

Max jadi memikirkan kata kata sahabatnya, dia jadi merasa bersalah dia tidak pernah kepikiran akan masa depan istri kecilnya yang masih duduk di bangku sekolahan.

" Kamu juga harus bertanggung jawab bro, aku tidak mengguruimu sebagai dokter hanya saja ini tentang pemahamanku, kamu tahu kan setelah trauma yang dialami istriku kini aku sedang memperdalam ilmu psikologi manusia, dan usia remaja seperti Istrimu itu adalah usia dimana dia masih mencari jati dirinya, sifatnya remaja itu sangat labil dan berubah ubah yang sebenarnya dia masih perlu bimbingan dan arahan orang tua, jadi karena kamu sudah menikahinya maka kamu otomatis harus menempatkan dirimu sebagai orang tua dan pasangan yang bertanggung jawab untuk membimbingnya." Ucap Jery.

Max hanya terdiam mendengar sahabatnya, kini rasanya ada beban besar yang menimpanya.

Max sendiri hidup hanya berdua dengan kakeknya dia tidak tau cara membahagikan orang lain yang dia tau hanya bekerja.

" bagaimana saya bisa menyempatkan diri saya sebagai orang tua sedangkan anak sendiri saja tidak punya" tanya nya pada sahabatnya..

Mendengar itu semua Sahabatnya hanya angkat bahu dan menertawakan sahabatnya

" itu sih derita loh" jawab Felix yang kini mendapatkan tendangan dari Max

" Aduh main kekerasan ini anak" ucapny bercanda

" Jadi sepertinya kamu harus banyak bersabar bro tidak boleh menunjukkan emosimu, apalagi sepertinya istrimu itu bukan tipe penurut" ucap Hanz.

" jadi kamu harus cari cara untuk menaklukkannya bro." ucap Felix.

" Bagaimana caranya? " ucap Max lolos begitu saja membuat ketiga temannya kini tertawa.

" wah si jenius kita ini sekarang lagi bertanya sama kita nih" ucap Hanz.

" Aku kasih tau caranya" ucap Felix sambil merogoh kantong sakunya dan mengambil sesuatu didalam dompetnya.

" Ini untuk kamu, untuk malam pertama kamu, kamu pasti tidak punya ini kan? ucap Felix sambil memasukkan sesuatu di kantong kemeja Max

" Apa ini?" ucap Max sambil mengeluarkan benda yang disimpan Felix tadi.

Max kaget saat melihat bungkusan hadiah dari sahabatnya yang memang suka ganti ganti pacar itu

" wah parah luh kamu selalu membawa ini kemana mana?" ucap Hanz geleng geleng melihat sahabatnya

" Ini memang satu satunya solusi untuk kamu. karena usia istrimu masih sangat muda sehingga tidak di anjurkan untuk memakai atau menyuntik alat kontrasepsi. Jadi simpan itu baik baik, aku juga akan mengirimkan yang banyak untukmu" Ucap Jery sambil terkekeh kecil.

Hanz kemudian mengangguk dan mengambilnya dari tangan Max dan memasukkan kembali pada saku kemeja Max. sambil menepuk saku Max.

"Di jaga Bro ini benda satu satunya penyelamatmu malam ini" Ucap Hanz dengan nada serius dan menahan tawanya

" sial aku dikerjai mereka" rutuk Max dalam hati.

Max tidak menanggapi Hanz kemudian langsung menyingkirkan tangan hanz dari dadanya.

" Oiya bro aku kasih saran sebagai orang yang berpengalaman, nanti jika kamu melakukannya kamu harus lembut bro" ucap Felix

" Bener tuh pasti kamu akan menikmati surga dunia hahaha" Ucap Jery.

" berhentilah berbicara" ucap Max.

" Tapi bro apa kamu tidak tega meninggalkan istrimu yang mungkin sudah berdandan cantik dan menunggumu di kamarnya dengan gelisah" Ucap Hanz

" ternyata sudah 2 jam kita mengganggu waktu malam pertama sahabat kita ini" ucap Felix

" selamat malam pertama bro yang lembut mainnya" ucap Felix, Hanz dan Jery kemudian ketiganya sudah berlalu pergi

Dilihatnya juga keluarganya sudah tidak ada diruangan itu.

Tinggal Max sendiri diruangan Itu.

" Sial"... Ucapnya yang kemudian kemudian berencana kembali ke kamarnya...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!