BAB 19

" Tidaakkk...." Lily menangis dan mendorong Max dengan sekuat tenaga. Max yang tidak tega melihat Lily menangis sehingga Max menjauh dari Lily

" apa aku keterlaluan mengerjainya?"batin Max

" oh no... Cuman pertamaku. Huaaaaaa....." ucapnya sambil menangis kencang

" Kembalikan ciuman pertamaku dassar Om msum" Ucap marah Lily sambil memukul dada Max.

Max yang mendengar sendiri dari mulut Lily jika ia adalah ciuman pertamanya. Ada rasa bahagia tersendiri jika gadis remaja yang kini jadi istrinya Mampu menjaga dirinya dari pergaulan yang bebas.

" Bagaimana ini bukankah kamu juga harus mengembalikan ciuman pertamaku?" ucap Max Santai sambil berbaring disamping Lily yang sedang duduk di pinggir kasur yang masih menangis segugukan

" hehe...Om yakin ini ciuman pertama om, jadi apa yang om lakukan kalau om pacaran" ucap Lily ketawa sambil menangis

Cup.. Max mencium pipi Lily

" ini adalah hukuman karena kamu kemarin sudah mengerjaiku dan karena kamu selalu memanggilku Om msum" Ancam Max

Lily langsung menutup kedua mulutnya dan menggeleng dengan cepat.

" Lily o.. emm harus panggil apa?" tanya Lily.

" Pikirkanlah panggilan apa yang cocok untuk suamimu ini" ucap Max. dan kemudian berdiri dan merapikan jasnya.

" Aku akan turun dan menyapa keluarga yang belum pulang aku akan dengar jawabanmu setelah aku kembali, pikirkan baik baik panggilan apa yang cocok untuk suamimu ini" Max kemudian mengacak acak rambut Lily dan mencium kening istrinya.

" apa kamu berharap aku mencium ini" Max menunjuk mulut Lily yang tadinya Lily langsung menutup mulut sebelum Max mencium keningnya

Lily hanya menggeleng kepalanya cepat membelakangi Max. kini muka lily sudah memerah karena malu.

Drtt...

hp Max kembali berdering

" istirahatlah aku harus pergi, Kakek menungguku dibawah."

" Tunggu " ucap Lily sambil memegang pergelangan tangan Max.

Max hanya mengangkat alisnya Sebelah

" itu... ta..tadi Miss Jessy Bilang kalau dress, dress Lily.. jadi harus minta tolong sama om" Ucap Lily terbata sambil menundukkan kepalanya.

" bicara yang Jelas Lily kamu mau minta tolong apa?" ucap Max menggoda Lily sebenarnya Max tau maksud Lily senang rasanya menggoda bocah ini terus.

" itu.. dresss Lily.. dibelakang tidak bisa dilepas" ucap Lily yang masih menunduk

" Jadi?" ucap Max pura pura tidak mengerti.

" bisaa tolong Lily buka dress Lily" Ucap Lily takut

" Dimana? " ucap Max

" Disini, disini, kamu ini kenapa sih dari tadi tidak mengerti mengerti." teriak Lily pada Max yang dari tadi tidak mengerti dengan maksud Lily

Tangan Max dituntunnya ke belakang Lily untuk membantu membuka resleting dan kanci dress Lily.

" disini, tarik kebawah." ucap Lily kesal melupakan rasa malunya dan lupa kalau Max adalah seorang laki laki dewasa.

" Begini" ucap Max sambil membuka 3 kancing dress Lily kemudian menurunkan resleting dengan sangat perlahan

Lily hanya mengangguk.

" Sudah " Ucap Max berlalu cepat membuka pintu dan keluar.

" Terima... he.. kemana Om itu... sudah pergi?" gumam Lily bingung.

Lily segera mengambil handuk dan beralih ke kamar mandi untuk berendam dengan air hangat dan beberapa kelopak bunga serta wewangian yang ada di dalam Kamar mandi.

" Nyamannya" ucap Lily

" Kenapa Lama sekali? " ucap Kakek John.

" Max hanya mengobati Kaki Lily saja" ucap Max sambil mengusap tengkuknya.

" ya aku tidak bohong karena memang aku sudah meminta pelayan mengirimkan obat dan makanan ke kamarnya" batin Max

" Max duduklah disini" Ucap kakek John

Max duduk disamping kakeknya dan Mertuanya Hendra di meja bundar yang kini terdapat beberapa orang di meja tersebut.

" Dimana Lily nak" Ucap bunda Aina

" Dia ada di kamarnya Tan.." Ucap Max

" Panggil Bunda saja seperti Lily"

" iya bunda, Lily sangat capek dan ingin istirahat katanya" ucap Max kaku.

" Baiklah Biarkan saja putri kita istirahat Bund" Ucap Ayah Hendra

" Oiy nak Hendra perkenalkan ini Saudara saya namanya Aini dan putrinya Mita kebetulan Beliau tinggal di kota B juga" Ucap Aina sambil memperkenalkan saudaranya.

" Salam kenal Nak Max maaf ya tadi tidak sempat naik mengucapkan selamat karena kondisi bibi yang harus pakai kursi roda semoga pernikahannya langgeng ya, dan Lily nya juga dibimbing jadi istri yang baik dan bertanggung jawab." ucap lembut Ibu Aini Lembut

"Salam kenal kak Max tadi saya yang wakili ibu untuk ucapin selamat" Ucap Mita dengan suara selembut mungkin berusaha untuk menarik perhatian Max, Tapi diabaikan oleh Max

" Tidak apa bibi terima kasih juga sudah datang, nanti bibi menginap disini ini sudah terlalu malam untuk pulang. Max sudah pesankan kamar nanti pelayan yang antarkan Bibi sampai kamar" ucap Max pada bibi Aini tanpa memandang Mita.

Mita dari tadi diabaikan merasa sedikit kesal dengan sikap Max yang tidak sesuai ekspektasinya.

" Asik bisa bermalam di hotel mewah, kak Max memang paket komplit" batin Mita

" Terima kasih Kak Max sudah memesankan kami kamar" ucap Mita.

" Kakek, ayah, Bunda ,bibi Max pamit ke teman Max dulu" ucap Max kemudian menghampiri ketiga sahabatnya

"kapan datang bro" ucap Max sambil duduk bergabung dengan sahabatnya.

Baru saja sampai, istri kamu mana sih kenapa tidak kelihatan ? aku juga mau lihat?" ucap Jery salah satu sahabat Max yang berprofesi sebagai dokter.

" aku pikir kamu tidak mau datang? Ucap Max

"Ya itukan Kalau kamu jadi sama Karin, aku tidak sudi melihat muka kuntilanak itu." Ucap sinis Jery

" Udah kayak emak emak loh" Ucap felix

" biarin gue masih sakit hati, istri gue hampir jadi korbannya Karin" Ucap Jery

" maksud kamu apa Jer" Ucap Hanz Bingung.

" jadi ini kejadiannya 1 minggu yang lalu, Di di diskotik x Jadi istriku itu ketemuan sama temannya di sana tapi tidak sengaja melihat Karin Ciuman dengan dengan Pria Lain di tempat Umum bro.." ucap Jery

" Lanjutin Jer" ucap Felix

" Istriku langsung melabrak Karin sampai mereka berantem. terus katanya pas pulang dia diikuti orang kemudian mobilnya dihalang sama beberapa preman untung saja dia langsung menelpon gue. tapi istri gue dibius dan dibawa kehotel. kalau gue tidak kasih alat pelacak di cincin istri Gue sudah dijamah istri gue oleh 4 orang suruhan Karin itu." Ucap Jery kesal mengingat kejadian yang menimpah istrinya.

Semua kaget mendengar penuturan Jery

" gila tu anak untung kamu tidak jadi menikah dengannya " geram Felix

" apa kamu ada rencana untuk membalasnya?" Tanya Hans

" kalian tenang saja aku sedang menjalankan rencanaku " ucapnya sambil tersenyum kejam

" Mari bekerjasama aku juga sedang mengerjakannya pelan pelan" ucap Max yang menjabat tangan Jery dan kini hanz dan felix yang memegang tangan keduanya

" jangan lupakan kami. Kami juga ikut serta" ucapnya sambil menyeringai kejam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!