" Katanya dia akan memperkenalkan diri secara resmi nanti setelah kami tiba di kota B" Ucap Hendra
" apa yang di rencakan lagi anak itu bagaimana bisa dihari pernikahannya dia bahkan belum memperkenalkan dirinya sendiri" Gumam kakek John didalam hati.
Kakek John meletakkan sendoknya kemudian memijit pelipisnya kini tidak dapat lagi menyembunyikan emosi dihatinya.
" apa yang anak ini rencanakan sebenarnya" batin kakek John
" Hanz Masuklah" ucap John menyuruh Hanz masuk yang berada diluar dari tadi" pinta kakek John.
" Panggil Max sekarang" bisik kakek John pada Hanz
" Baiklah" Hanz kemudian keluar dari ruangan.
" apa mungkin yang laki laki itu yang bernama Max?" bisik Aina pada Suaminya.
" Maafkan atas kelancangan cucuku, saya sudah mendengar garis besar ceritanya dari asisten cucu saya, saya tidak menyangka kalau anak nakal itu bahkan tidak memperkenalkan diri secara resmi," Ucap kakek Max
" Tidak tidak apa tuan, justru kami yang berterima kasih karena sudah menyelamatkan anak Kami dan tidak harus terkurung karena tuntutan fitnah dari pihak sana." Ucap Hendra
" Tidak aku harus tetap minta maaf, cucuku benar benar tidak sopan memperlakukan kalian, ya mungkin karena kesalahanku juga karena semenjak orang tuanya meninggal saya terlalu sibuk mengurus perusahaan dan mengabaikan cucuku, san tidak mengajarinya." Ucap Kakek John
" Jadi kedua orang tua cucu anda sudah meninggal, ah.. maaf saya tidak bermaksud untuk..." ucap hendra terhenti
" tidak apa apa". Ucap Kakek John yang kini menatap Lily yang masih makan seakan tidak ada beban.
"Mungkin karena masih terlalu muda makanya tidak terlalu banyak kekhawatiran" batin John
Setelah selesai sarapan kini mereka sedikit berbincang bincang dan kemudian Pintu ruangan itu terbuka seketika semuanya menoleh pada pintu.
sebuah langkah kaki terdengar tegas berjalan mendekat kearah Kakek John.
Lily yang melihat siapa yang datang belum sepenuhnya sadar dengan orang didepannya.
" sepertinya aku pernah lihat dimana ya" gumam Lily dalam hati.
" Maaf kakek dan calon papa mertuah aku terlambat" Ucapnya Max sopan
Semua dalam ruangan itu menoleh dan melihat kedatangan Max
Hendra yang tadinya tidak menyadari kedatangan Max langsunh menoleh dan memperhatikan sekali lagi calon Mantu mereka yang menurutnya perfek. Dalam benaknya bertanya tanya kenapa dia mau menikah dengan anak nya yang masih sekolah. Tapi tentu saja dia tidak akan menanyakannya secara langsung sudah menolong anaknya saja dia sudah sangat bersukur.
" Duduklah " pinta kakek John pada Max
Max Kini melangkah Duduk disamping Kakek John dan sejajar dengan Lily.
" Perkenalkan ini cucu saya mungkin kalian sudah bertemu tapi aku ingin memperkenalkannya secara resmi, Perkenalkan namanya Maximilian Shawn K" Kakek john dengan bangga memperkenalkan cucunya.
Max bangkit dan berjabat Tangan dengan calon Mertuanya.
" panggil saja saya Max em...?" ucap Max
" ayah kamu bisa panggil saya seperti Lily memanggil saya" ucap Hendra
kemudian beralih Pada aina
" Bunda kamu bisa panggil saya Bunda" Tanya aina
dan ini putri saya Lily
" Ayah bunda" ucap Max yang dalam hatinya entah kenapa tiba tiba saja terasa hangat.
Max kini berjabat tangan dengan Lily
" Apa kita pernah bertemu?" ucap Lily langsung tampa berbasa basi sambil melepaskan jabat tangannya.
Max duduk dan menggaruk pelipisnya yang tidak gatal sambil mengabaikan pertanyaan Lily.
Kemudian mereka mengobrol dengan santai dan Lily jangan tanya lagi dia hanya makan terus kini cemilan yang di depannya tinggal sedikit kemudian dia melirik Max.
" ah.. aku ingat kamu.. kamu itu om me..." ucapan Lily terhenti karena Max dengan cepat menyuapi Lily untuk membungkam Mulut bocah itu menggunakan sendok Max.
mereka yang tadinya sedang berbicara semua menatap pada Lily dan Max secara bergantian.
mereka kaget melihat Max yang tiba tiba menyuapi Lily.
"Hm.. enak " Gumam Lily dengan suara kecil tapi masih bisa didengar oleh seisi meja yang melupakan ucapannya tadi.
Max hanya tersenyum kecil melihat tingkah calon istrinya yang langsung terdiam hanya hitungan detik saja dengan di suap dengan makanan enak. . Max kemudian makan dengan santainya menggunakan sendok yang dipakai untuk menyuapi lily.
" bukankah pilihanku selalu enak?" tanya Max
Lily mengangguk dan dengan cepat menggeleng.
" Tidak aku tidak makan makanan sisa" ucap Lily cuek membalikkan perkataan Max waktu itu.
" Oh baiklah, " Ucap max dan kemudian mendorong makanannya ke arah Lily
"Makanlah" ucap Max lagi.
Sementara Hendra dan Aina melihat interaksi kecil itu sudah dapat menduga kalau mereka pernah bertemu sebelumnya.
sementara Kakek John yang melihat itu sedikit tersenyum ada sedikit kekhawatiran dari sudut hatinya tapi kini kekhawatiran itu hilang melihat tingkah Max yang tidak seperti biasanya. kalau biasanya Max yang anti akan kebersihan tapi kini sendoknya sendiri dia suapkan pada Lily dan kemudian dia pakai untuk makan
" Sungguh kejutan yang luar biasa" batin Kakek John sambil menyembunyikan senyumnya dibalik kepalan tangannya.
" Akad nikahnya akan di adakan jam 2 siang nanti dan resepsinya nanti malam jadi bersiap siaplah." ucap Kakek John
seketika itu Lily melotot dan dengan polosnya bertanya.
" apa harus secepat itu? dan siapa calonnya Lily?" ucap Lily
Bunda Aina yang mendengar pertanyaan dari Lily kemudian mencubit kecil paha putrinya
" aw sakit bunda," ringis kecil Lily
" hahaha... kenalkan Nak ini adalah cucuku dan sekaligus calon suamimu." Ucap Kakek John.
" whatt... menikah dengan om om ini?, no..no..." ucap Lily.
menyesal sudah Bunda Aina selalu memanjakan Lily, seharusnya bunda Aina mengajarkan Lily tata krama lebih ketat lagi.
" Bukankah kamu yang memintanya, aku hanya menuruti permintaanmu yang meminta per...." ucap Max terpotong karena Lily langsung berdiri dan dengan kedua tangan Lily yang langsung menutup mulut Max.
Ketiga orang tua diruangan itu kaget melihat tindakan berani Lily. dan Hanz yang dari tadi mengintip diluar juga kaget baru kali ini sahabatnya itu disentuh oleh perempuan.
" Oh tidak tamatlah sudah riwayat anak kecil itu" Batin Hanz
Hendra yang menyaksikan itu seketika naik pitam ingin rasanya dia langsung memukul anaknya ini yang sedari tadi tidak sopan dengan calon suami nya itu...
" Lily... apa yang kamu lakukan" teriak bunda Aina dan langsung menarik tangannya Lili dari wajah Max
" Hahaha.... sudah sudah tidak apa apa... melihatnya seperti ini kekhawatiran kakek sudah hilang, dia memang cocok untuk Max, soal usia tidak masalah." Ucap kakek John sambil tertawa lepas.
Sebenarnya Max juga kaget pasalnya baru kali ini wajahnya disentuh oleh tangan perempuan ya meskipun agak jengkel tapi dia senang karena baru kali ini Max melihat kakeknya tertawa lepas seperti ini sampai sampai mengeluarkan air mata.
" Maaf nak Max atas tindakan anak kami" Ucap Hendra
" It's okay ... " Ucap Max santai kemudian beralih melihat Lily.
" kamu akan mendapat hukumannya setelah menikah, tidak harus aku balas sekarang" batin Max sambil tersenyum penuh arti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments