BAB 12

" Bund Lily tidak besalah Lily bahkan tidak kenal dengan Pria yang difoto itu." ucap Lily

" iya bunda percaya denganmu nak" Ucap Aina

" Bund Lily tidak mau disini Lily takut" Lily sambil menangis dan melihat sekelilingnya.

" Maaf jam besuk sudah habis" tanya polwan yang bertugas

" Tidak aku masih mau disini menemani anakku" Ucap Aina tidak rela mninggalkan buah hatinya.

" Ayo pulang ma, kita harus pulang dan mendapatkan bukti kalau Lily tidak bersalah." Ucap Hendra

Aina pinsang dan Lily yang melihat kini panik dan menangis histeris ingin memeluk bundanya tapi dirinnya sendiri masih dibalik jeruji besi.

"Ayah akan bawah pulang dulu Bundamu dia hanya syok sayang, ingat pesan ayah. ayah akan bebaskan kamu secepatnya jadi kamu baik baik disini jaga diri makan yang teratur mengerti?" Ucap Hendra mencoba menguatkan buah hatinya

Lily hanya mengangguk dan melihat Hendra menggendong Aina keluar.

sementara itu di kediaman Hendra. setelah pulang dari kantor polisi kini keduanya dilanda kesedihan. Kini Lily ada di jeruji besi karena adanya bukti yang memberatkannya, bahkan ada bukti foto juga dirinya sedang bersama dengan tunangan Karin yang tak lain adalah Max di depan restoran. Meski Lily sudah membantah Tapi karena adanya bukti dari pihak lawan membuatnya harus ditahan.

" ayah bagaimana apa sudah dapat bukti?"tanya Aina

Hendra geleng geleng kepala

" belum bund semua bukti seakan menghilang, tiba tiba saja cctv lampu merah rusak dan semua saksi seakan menghilang, dan sekarang mereka menunjukkan bukti kalau Lily bersama tunangannya, itu yang bisa memberatkan hukuman anak kita. Sepertinya yang kita lawan orang berpengaruh" ucap Hendra sambil menangis.

Aina sudah tidak bisa lagi membendung air matanya dia menangis sejadi jadinya.

" bagaimana nasib anak kita yah, dia masih muda,"

tring...

bund ada pesan masuk coba baca bund. anak kita bisa diselamatkan.

" Jika ingin anak anda keluar dari penjara datang sekarang di restoran C" Aina membaca pesan yang masuk di hp suaminya.

" ayo bund kita harus kesana" sambil menggandeng istrinya pergi

" dengan Pak Hendra?" ucap salah satu pegawai restoran

"Iya itu saya" Ucap Hendra

" Silahkan ikuti saya pak" ucap pelayan sopan dan diikuti Hendra dan istrinya menuju salah satu Private Room.

" Silahkan masuk pak" sembari membuka Pintu

Hendra masuk didampingi istrinya. Kini berhadapan dengan dua Pria asing yang pria satunya memancarkan aura kuat disekelilingnya yang tak lain adalah Max.

" Silahkan duduk " Ucap Hanz

" Terima kasih, apakah anda yang mengirimkan saya pesan" Ucap Hendra gugup

" Benas sekali pak, Kami mengundang anda kesini karena masalah ini juga menyangkut bos saya " ucap Hanz sambil melihat Bosnya Max

" Kami bisa membantu anak anda tapi tentu kami juga punya syarat yang setimpal" Ucap Hanz datar.

" apapun syaratnya akan saya penuhi asalkan bisa membebaskan anak saya, jika perlu saya akan memberikan semua Saham dan harta saya tolong bantu anak saya" ucap hendra sambil memohon.

"hahaha.... Apa anda berpikir saya tertarik dengan saham yang tak seberapa itu" Ucap Max dengan santai

Deg

Aina dan Hendra saling memandang dan kaget akan penuturan orang didepannya.

" Jadi syarat apa yang bapak inginkan dari kami" Ucap hendra gugup

" Aku menginginkan anakmu" Ucap Max datar

" Apa " ucap Hendra dan Aina

" Ap.Ap. apa maksud anda pak" Tanya Aina takut

" Aku ingin dia menggantikan Pengantingku dan menjadi Istriku"

Deg..

entah berapa kali keluarga Mayor dikejutkan hari ini.

" apa penganting, istri? Tidak yah anak kita masih terlalu muda untuk jadi istri" Ucap Aina keberatan.

" Maaf pak tapi anak saya masih 17 tahun dan dia baru kelas 2 SMA" Hendra menjelaskan tentang anaknya yg masih sekolah.

" Saya tahu itu" Ucap Max datar.

Hendra berusaha mencari kebenaran dengan menelisik mata Max tapi dia tidak bisa membaca ataupun menebak isi pikiran dan keyakinan dari lawan bicaranya ini.

"Kalau anda sudah tahu kenapa anda menginginkan putri kami yang jauh kata sempurna untuk jadi istri" Ucap Hendra serius

" Aku tidak menginginkan wanita yang sempurna, yang aku inginkan sekarang adalah wanita yang bisa menggantikan posisi calon saya bukan kah penawaran saya setimpal dengan apa yang mereka lakukan dengan putri anda" Ucap Max

" Tapi putri kami..." ucapan Aina terhenti

" Itu terserah anda mereka sudah menghapus semua bukti dan aku hanya bisa membantu putri anda jika dia berada disisiku tapi beda hal kalau dia orang asing maka aku juga tidak punya alasan untuk membantu, dan ingatlah penawaranku hanya satu kali saja, aku tidak akan mengulang kata kataku, begitu kalian keluar dari sini maka penawaranku tidak akan berlaku lagi." Ucap Max

Deg..

" Lalu siapa mempelai wanita yang di gantikan oleh Putri saya? " tanya Aina penasaran.

" Karin... Karin ardian Anak dari Simon Adrian atau Perusahaan Adrian Group" Ucap Hanz

Deg..

" Apa..? " ucap Hendra dan Aina serentak

" Tidak mungkin keluargaku bisa melawan Adrian Group" Batin Hendra

sama halnya dengan Aina dia mengerti dengan kekhawatiran suaminya.

" Baiklah, kami terima tawaranmu" Ucap Aina dengan lantang dan mantap

" Bund pikirkanlah lagi? " Tanya Hendra

" Liat mata mama yah, ini lebih baik untuk Lily daripada harus dipenjarah," Aina berusaha meyakinkan suaminya

" Baiklah bund, Ayah ikut keputusan Bunda" Ucap Hendra pasrah yang masih tergian suara tangis pilu anak dan istrinya.

"Baiklah asisten saya akan mengurus semuanya, dan acara pernikahanya Lusa Di kota A." ucap Max berdiri dan berlalu pergi meninggalkan kedua calon mertuanya yang masih terpaku ditempat.

"Apa lusa? ucap Aina dan Hendra"

" Besok saya akan menjemput Anda dan keluarga anda di kediaman anda. kita akan berangkat ke kota A besok siang" Ucap Hanz

" apa penikahanya harus secepat itu? Tanya Aina setelah Max berlalu pergi dari ruangan itu

" Iya. lusa adalah hari pernikahan anrata putri anda dan Tuan saya." Ucap Hanz memperjelas.

" sekarang anda boleh ke kantor polisi dan menjemput putri anda" ucap Hanz

" benarkah secepat itu" tanya Hendra penasaran

" benar dan ini adalah kartu nama saya " Hanz sambil memberikan kartu namanya pada Hendra.

" siapa nama pria tadi?" Hendra takut takut dan bertanya

" Kalian akan tahu saat kalian tiba di kota A" ucap Hanz

" kalau begitu saya permisi dulu" Hanz pergi meninggalkan kedua orang tua didepannya.

" Kita harus ke Kantor Polisi Bund" ucap Hendri

Sesampainya di kantor polisi, Hendra dan Aina bergegas masuk dan ternyata benar Putrinya sudah menunggu di dekat seseorang yang tak lain pasti orang suruhan Max.

" Bund ayah Lily sudah bebas" Lily berlari ketika melihat orang tuanya di sepan pintu masuk dan secepat kilat memeluk orang tuanya.

" Iya sayang kami tau, kami disini datang untuk menjemputmu" ucap Aina.

Hendra menoleh pada pria paru baya yang ada disamping putrinya.

" Terima kasih sudah menyelamatkan purtiku" Ucap Hendra

" Tidak masalah itu adalah pekerjaan saya, kalau begitu saya permisi dulu" ucap pengacara Max

" ayo pulang sayang" ucap Hendra.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!