BAB 3

Maximilian Shawn K usia 26 tahun. seorang pengusaha muda dan seorang CEO Di perusahaan S.K. Group dengan ketampanan yang luar biasa dengan tatapan mata yang dingin memancarkan aura yang sangat kuat dan mendominasi.

" Perbaiki, Aku ingin melihat laporan ini sudah dimejaku besok" Ucap max dengan intonasi yang kuat dan marah.

" siap Tuan" ucap semua karyawan Max yang menunduk tidak berani menatap Bosnya

Max segera berdiri dan melangkah keluar ruangan di ikuti oleh semua karyawan dibelakangnya.

Max melangkah dengan langkah tegas dan pasti tapi tetap beribawah.

"Aduh" Teriak Lily yang sepertinya menabrak seseorang dan karena kakinya terasa sakit Lily merasa dirinya akan jatuh ke lantai

" Gawat aku akan Jatuh " gumam Lily di dalam hati

Lily memejamkan matanya dan mengira dirinya sudah jatuh

" aneh tidak sakit" gumam lily tapi masih didengar oleh pria disampingnya

" tentu saja tidak sakit bocah, tanganku masih menahannmu" ucap pria dengan nada tegas

seketika Lily sadar merasakan ada tangan kokoh yang sedang memeluk pinggulnya dengan erat dan menopang dirinya yang hampir jatuh dan merasakan terpaan nafas hangat dan terasa geli yang menyapu lehernya .

 Lily membuka matanya pelan pelan dan matanya membulat melihat wajah pria yang sangat tampan dekat dari mukanya, matanya tegas dan tajam hidung mancung, bibir menggoda sampai sampai matanya tidak lepas dari pria tampan di depannya . Lily kaget baru kali ini dirinya sangat dekat dengan seorang pria selain ayahnya.

"Sempurna" gumam Lily

Ya yang ditabrak oleh Lily adalah Maximilian Shawn K pria tampan yang menjadi tambatan hati setiap wanita.

Lily sadar akan posisinya yang terlalu intim menurutnya dan segera bangun dan memperbaiki posisinya tapi tangan Max masih melingkar di pinggulnya dan tubuh mereka sangat dekat membuat Lily salah tingkah.

"eh.. maaf om saya tidak sengaja" Lily berusaha melepaskan tubuhnya dari rengkuhan pria didepannya dan berbalik ingin berlari meninggal pria di tabrak nya tapi.

" awww....Sakit" Lily menjerit ketika merasakan rambutnya seperti ditarik.

" Sial Pasti om ini menarik rambutku, akukan sudah minta maaf" batin Lily

dengan cepat Lily berbalik badan ke arah Max dan melayangkan tamparan ke muka Max. Tapi dengan cepat Max menahan tangan Lily dan menarik tangan gadis itu sehingga kini tubuh Lily kembali berdekatan dengan tubuh pria didepannya. Max kembali Merangkul Pinggul Gadis kecil didepannya dengan tatapan yang mendominasi

seketika semua karyawan Max kaget melihat bosnya yang anti akan wanita kini ditabrak dan hampir ditampar oleh gadis kecil

" Berbalik" seru Max dengan nada memerintah

dalam satu kali ucap semua karyawan seketika berbalik badan membelakangi bosnya

"kasihan gadis kecil itu berani menampar bosnya, bos pasti akan marah" batin salah satu staf karyawannya.

Mata Max melihat ke arah gadis kecil di dekapannya dengan tatapan tajam, membuat Lily seketika menciut melihat mata Max yang seakan siap menguburnya hidup hidup.

Max mendekat ke telinga Lily dan berbisik

"Kau berani menamparku?" Max mendominasi

Lily cepat menggeleng gelengkan kepalanya.

" tidak om " ucap Lily pelan

" Kau panggil aku apa tadi adik kecil? " Max berbisik tepat pada telinga Lily

membuat Lily merinding mendengar suara pria itu tepat di telinganya

" O..m...., emm..Pak... eh Tuan." Jawab Lily gugup

" apa aku kelihatan tua sehingga gadis kecil ini memanggilku om?" batin Max yang merasa harga dirinya diturunkan.

" dimana tadi keberanianmu gadis kecil berani menamparku dan menyebutku Ommu" Max dengan nada mengancam

"maaff Om... habis om menarik rambutku" jawab Lily cepat

"Jangan panggil aku Om, aku bukan Ommu" Max dengan nada tegas

" Maaf..., bisakah tuan melepaskan saya" tanya lily takut

"Baiklah" Max melepaskan tangannya dan Lily segera mundur dan berusaha menjauh

" Awwww... kenapa..eh tuan menarik rambutku " pekik Lily sekali lagi

mengira rambutnya ditarik

Lily menatap kedepan dan ternyata rambutnya bukan ditarik oleh sang pria melainkan rambutnya tersangkut di kancing jas pria itu.

"Malunya" Lily yang mengira rambutnya ditarik tapi ternyata rambutnya tersangkut.

dengan cepat Lily mendekati Max dan menundukkan kepalanya tepat di depan Max berusaha membuka rambutnya yang tersangkut.

Lily sudah tidak berani menatap wajah pria itu saking malunya sudah menuduh sembarangan.

Max seketika mencium bau bunga lili yang harum menjalar masuk ke hidungnya

" harum" gumam Max

"hm harum? gumam Lily di dalam hati

Lily berhasil membuka rambutnya dan berusaha untuk kabur tapi terhenti ketika lagi lagi pria didepannya menahannya

" Apa kamu berusaha menggodaku? " tanya Max yang tatapannya terpaku di satu tempat di tubuh Lily

" Narsis sekali" batin Lily

Lily melihat Max dan merasa aneh dengan tatapan Pria di depannya. Lily menunduk melihat arah tatapan Max yang terus memperhatikan bagian Dadanya.

" dassaaaarrr om.. omm.. mssuuum." Teriak Lily kaget melihat dua kancing bajunya terbuka sambil berusaha memperbaiki bajunya dan menyilangkan tangan di dadanya

seketika semua staf yang berbalik kaget mendengar penuturan Lily tapi tidak ada yang berani menoleh.

" setelah menggodaku sekarang kamu memanggilku om mesum? " Jawab Max sambil melepas jasnya

Lily menundukkan kepalanya melihat gurat amarah di muka pria didepannya

Lily kaget saat pria didepannya memakaikan jas di tubuhnya dan mengancing jas tersebut pada tubuhnya. Lily tidak bergerak merasa tubuhnya kaku dan membiarkan Max memakaikannya Jas milik Pria itu.

Max berlalu meninggalkan Lily setelah memakaikan jasnya. Lily yang masih menampilkan wajah kesalnya tetap diam ditempatnya bahkan setelah melihat punggung Max menghilang di matanya.

Lily masuk dalam ruangan tempat teman temannya berada dalam keadaan kesal dan terus menghentakkan kakinya.

Violet, Davin dan Roy menoleh melihat ke arah Lily. bukan wajah kesal atau hentakan kaki Lily yang menjadi perhatian temannya melainkan Jas Pria yang kebesaran menempel pada tubuh mungilnya.

Lily duduk dan menatap Vio, Davin, dan Roy dengan muka bingung dan keheningan di sekitarnya

" Kenapa? " ucap Lily menyadarkan mereka semua

" Li ini Jas siapa?" Tanya Violet sambil menunjuk jas yang dipakai sahabatnya

"Jangan Tanya, tadi aku ketemu sam Om om yang ngeselin" Ucap Lily dengan nada Kesal.

" Apa om om ?" teriak mereka bertiga membuat Lily kaget

" loh nggak apa apakan?" Tanya violet sambil memeriksa dan memutar mutar badan sahabatnya

" gue tidak apa apa lihat kan? Lily mengangkat bahunya

" ya ampun Li ini pelecahan lihat kancing baju kamu dua kancingnya terlepas." Violet menangis di peluka Lily mengira sahabatnya sudah dilecehkan oleh om om.

Roy dan Davin memukul meja

"Mana orang yang sudah melecehkanmu Li, kita buat pelajaran sama om om itu. Ucap Roy

Davin dan Roy tersulut emosi mendengar dua kancing bajunya terlepas. mereka langsung berdiri dari tempat duduknya dan bersiap keluar dari ruangan tersebut

Melihat itu Lily langsung berdiri dan menyusul temannya dan menarik keduanya untuk duduk kembali dikursinya.

"orangnya sudah pergi dan dengarkan aku dulu sebelum kalian keluar" Lily berusaha menenangkan kudua pria didepannya.

" apaan sih kamu Li, tidak perlu kamu membela orang mesum itu, biarkan saja mereka menghajar orang itu" Violet yang dari tadi emosi melihat sahabatnya

" Kita harus panggil menejer restoran ini" ucap davin

sedangkan Roy yang sejak tadi tidak mendengar perdebatan sahabatnya kini hati terasa penuh amarah mendengar Lily di lecehkan.

" aduh dengar dulu ceritaku, aku yang salah" teriak Lily berusaha menenangkan temannya

" Baiklah ceritalah" acap violet kesal

"jadi tadi itu aku menabrak seseorang waktu dari toilet..."Lily

Lily menjelaskan semua yang yang terjadi dengan mulai dari dia tidak sengaja menabrak pria itu dan sampai pria itu memberikan jasnya untuk menutupi baju Lily.

Vio dan Devin kini mengangguk mengerti dan sudah menghilangkan amarahnya.

tetapi berbeda dengan Roy yang semakin emosi mendengar pria menyentuh Lily apalagi Lily memuji kalau pria itu benar benar tampan.

" apa benar setampan itu? " bisik Violet

" iya benar aku bahkan tidak bisa mengalikan pandanganku untuk sesaat, dan kayaknya dia bukan orang sini" bisik Lily tapi masih bisa di dengar oleh dua orang pria didepannya.

Davin tersenyum melihat tingkah teman disampinyanya mukanya sudah memerah karena menahan emosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!