BAB 8

" apa maksud Om? tanya Lily

" Ayo kita ke Hotel sayang dan selanjutnya aku akan bertanggung jawab denganmu" Max sambil merangkul pinggang Lily.

Lily kaget Tiba tiba saja Max merangkul badannya dengan erat apalagi saat ini pria didepannya mengajaknya ke Hotel, Lily bukan anak yang polos polos amat untuk tidak mengerti kemana arah pembicaraan pria yang merangkulnya kini.

" Ap..Apaa?" Ucap Lily gugup

" What.. Hotel," batin Lily menangkap tanda bahaya diotakanya

" Kenapa takut begitu sayang, bukannya tadi kamu minta pertanggung jawaban?" Ucap Max menggoda Lily

"bagaimana aku nisa bertanggung jawab aku saja belum pernah apa apa in kamu" ucapnya lagi membuat mata lili melotot

" lepasin Om" Lily meronta berusaha melepaskan tangan pria itu di pinggulnya.

" Bagaimana ini sayang aku tidak merasa ada alasan untuk bertanggung jawab untuk mu. tapi.. kalau kamu ikut denganku ke hotel bukankah aku jadi punya alasan untuk bertanggung jawab kepadamu sayang?", Max yang semakin mempererat pelukannya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Lily.

Lily berusaha sekuat tegan untuk dapat lepas dari pria itu apalagi kini Muka Max sangat dekat dengan mukanya.

"ap.. apaa yang om lakukan, kalau om macam macam sama Lily, Lily akan lapor polisi" ancam Lily

" saat polisi datang bukankah itu sudah terlambat sayang" Max menggoda Lily dan tangannya membelai wajah Lily.

Max tersenyum rasanya sangat menyenangkan menggoda bocah disepannya ini, ,Max sangat suka melihat wajah panik dan takut Lily di matanya.

" om jangan macam macam sama Lily, kalau tidak Lily akan teriak" ancam Lily dengan nada gugup

" Jika kamu teriak maka aku punya alasan untuk mencium bibir ini " Ucap max membelai Bibir pink Lily

Sontak Lily menyingkirkan tangan Max di bibirnya dan dengan cepat menutup mulutnya dengan tangannya dan menggeleng kepala

" aku harus segera kabur dari om msum ini" batin Lily sambil berpikir

" Ok ok Lily Bersalah, Lily minta maaf Om" Lily sambil memohon maaf dan menyesal sudah memprofokasi pria dewasa didepannya.

Max kemudian melepaskan Lily karena merasa kasihan dengan bocah didepannya yang sudah ketakutan dan badannya sedikit bergetar.

Lily yang merasa pria itu melepaskan pelukannya mulai ancang ancang untuk kabur

" kesempatan aku harus kabur" Batin Lily

Saat Lily hendak kabur, Max kembali memegang Lengan Lily dan menghembuskan nafas panjang

" hukuman apa yang cocok pada bocah nakal sepertimu? " Bentak Max

Lily yang mendengar bentakan dari Max sontak Kaget

" Maafin Lily om, Lily janji tidak akan mengulangi lagi perbuatan Lily." ucap Lily takut.

" dengar lah bocah nakal, jangan sekali kali mempermainkankku kamu akan tau akibatnya kalau berani mengusikku" Ucap Max

Lili mengheleng kepalaya kemudian mengangguk

Lily sudah tidak berani lagi mengeluarkan kata katanya seakan mulutnya menjadi kaku

" Manaktkan, Awas aja Lily aduin kamu sama Ayah" batin Lily.

Lily yang merasa Pria didepannya sedikit lengan kemudian menendang betis Max dengan sangat kencang. Tangan Max sudah terlepas dari tubuh Lily dan dengan cepat Lily mengambil langkah seribu meninggalkan Max yang kesakitan.

Lily menoleh Melihat Max dan kemudian menjulurkan lidahnya mengejek Max

Lily melihat Violet dan Davin ada depannya mulai merasa lega

" cepat nyalakan mobilnya kita harus cepat pergi dari sini" Teriak Lily

Davin yang mengerti situasi memegang tangan Vio

" Ayo cepat masuk Vio" Davin menarik tangan Violet kemudian berlari masuk ke mobil dan menyalakan mobilnya. dilihatnya Lily membuka pintu dan masuk

"capat cepat jalan ngebut vin" Ucap Lily sambil ngos ngosan

sementara di sisi lain Max masih kesal dengan perbuatan Lily yang berani mengerjainya bahkan menendangnya.

" Sial banget hari ini, Lihat saja kalau sampai ketemu lagi aku tidak akan melepaskanmu Lily.." ucapnya dengan nada dingin

" ha..ha..haa...ha.. ," Lily tertawa terus jok belakang mobilnya.

"Apa yang terjadi, Siapa itu Li, kenapa kamu berpelukan dengan lelaki dewasa dan kenapa kamu menendang orang itu?" tanya Violet

" Tanya Satu satu aja Vio" tanya Lily

" Sekarang jelaskan Lily, apa yang terjadi dengan kamu dan pria itu?" Tanya Davin

" ok. Jadi kalian ingat kan waktu aku cerita ada pria yang pinjamin aku Jas nya di restoran kemarin?"

" Itu orangnya?" tanya Davin

"iya " tanya Lily sambil mengangguk

"terus kenapa kalian seperti bertengkar dan saling berpelukan tadi" Tanya Violet

" aduh siapa yang berpelukan dengan om resek itu, jadi tadi dia itu nyebelin banget jadi aku kerjain saja, jadi ceritanya itu begini... " ucap Lily menjelaskan sambil sesekali tertawa.

" apa Hotel...?" Teriak Davin dan Violet kaget

" iya hampir saja, untung aku bisa kabur" ucap Lily

" gila kamu Li, kamu tau tidak yang kamu hadapi itu Laki laki dewasa, bagaimana jadinya tadi kalau kamu di bawahnya kehotel bisa mati kamu Li," Davin emosi

" Iya Li bisa bisanya kamu mengerjai orang seperti itu, yang ada kamu hampir celaka tadi" Ucap violet kesal sambil menasehati sahabatnya.

" Dia tidak tau nama kamu kan?" Ucap Davin

" mungkin? " ucap Lili dengan nada kecil

" Mungkinn? " Tanya Violet

" kenapa kalian jadi marah padaku gini sih" ucap Lily ketus

"Kami tidak marah Li, kami hanya menasehatimu, kami peduli padamu kami ini sahabatmu" ucap Violet tegas

"tapi apa yang kamu lakuin tadi itu memang keterlaluan Li kamu tahu nggak, kalau aku ada diposisinya tadi aku mungkin juga akan mengancam kamu sama yang dilakukan pria itu, dan kalau aku adalah pria yang berengsek maka aku akan langsung menculik kamu karena sudah mempermalukan aku di depan umum atau lebih sadisnya dia bisa memperk**a bahkan membunuh kamu!!" Tanya Davin

" ihhh sadis kamu, jangan dekat dekan sahabatku.." tanya Lily

" Lily tadi itu Davin hanya mengumpamakan konsekuensi yang mungkin akan terjadi setelah kamu bertidak seperti itu" ucap Violet

" Iya maaf Lily menyesal Lily tidak akan begitu lagi" Lily menyesal dengan tindakannya tadi

" syukurlah kalau kamu sudah sadar Li, tapi bukan pada kami seharusnya minta maaf tapi dengan pria itu" Ucap Violet

" Jadi Li apa dia tau identitas kamu?" tanya Davin lagi.

Lily nampak berpikir dan kemudian berkata

" sepertinya tadi Lily sempat nyebut Nama Lily didepannya, tapi kan dikota ini juga banyak yang bernama Lily jadi amanlah" Ucap Lily

" ya sudah lain kali kalau ketemu pria itu lagi kamu sebaiknya lari saja deh dari pada menghadapi orang dewasa itu" Tanya Davin

" Iya, Lily juga udah takut kapok ngerjain orang" Ucap Lily

" makanya kalau ngerjain orang itu jangan kelewatan, Liat juga situasinya" Violet kembali menasehati.

" jadi bagaimana kita jadi ke taman tidak ini, atau kita pulang saja" Ucap Davin mengakhir percakapan tentang Max

" Jadi " teriak Violet dan Lily.

" Aduh tidak usah teriak juga kali, sakit telingaku ini" Ucap Davin menutup telinganya sebelah karena lagi menyetir.

" hehehe maaf " ucap Violet dan Lily.

" Lets go.... hahaha..." teriak ketiganya.

Mereka bertiga bersenang senang dan melupakan masalah direstoran. kembali memanjakan lidah mereka dengan jajanan yang berjajaran disekitar taman

******

Tok.... Tok...

" Masuk " sahut Max dari dalam kantornya.

Pintu terbuka dan nampak sepatu Hils yang melangkah berlenggak lenggok berjalan mendekati meja Max sambil tersenyum.

Max yang masih sibuk dengan pekerjaaannya, tidak menyadari siapa yang datang dia kaget tiba tiba saja terdapat tangan perempuan dari bahu menjalar ke dadanya dan memeluk Max dari belakang.

" Lepas " Bentak Max

Tapi tangan gadis itu semakin memper erat pelukannya.

" Sayang.." ucap gadis itu

Max terdiam, Max merasa mengenal suara wanita itu. Max menoleh untuk melihat wanita yang berani memeluknya itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!