Tok.. Tok...
Hendra membuka pintu dan dilihatnya Hanz dibalik Pintu.
" apa semuanya sudah siap?" Tanya Hanz
" Sudah " ucap Hendra sambil mengangguk.
" Bagus, Panggil mereka dan ikuti aku" ucap Hanz.
Hendra kini masuk dan memanggil Putri dan istrinya untuk ikut bertemu dengan calon besan sebelum akad nikah dimulai.
" Ayah apa Lily juga harus pergi?". tanya Lily lesu
" putri ayah juga harus pergi mereka ingin bertemu denganmu." ucap Henra
Kemudian meminta mereka untuk keluar.
Hanz berjalan didepan di Ikuti oleh Hendra dan Aina dibelakang sambil saling menguatkan dan dibelakang sekali ada Lily yang nampak lesu.
mereka kini sampai di depan pintu ruangan sekertaris Hanz mengetuk pintu terlebih dahulu
" Tok... Tok..."
" Masuk " ucap kakek John
Hanz membuka Pintu dan mempersilahkan keluarga besan untuk masuk
" silahkan masuk " ucap Hanz sopan
Hendra dan Aina kini masuk dalam ruangan tadinya mereka mengira akan banyak dari keluarga Max yang datang tapi ternyata hanya seorang pria yang usianya sudah tergolong tua tapi masih kelihatan beribawah, tegas dan memancarkan aurah kuat seperti Calon mantunya waktu itu.
" Apa Lily juga harus masuk om?" tanya Lily.
Hanz yang baru pertama kali mendapat panggilan om kaget merasa harga dirinya diturunkan
" apa aku setua itu, tidak bisakah dia melihat karisma dan ketampananku" batin Hanz sambil memijit keningnya.
" iyya nona kecil anda harus masuk" Ucap Hanz
tapi yang disuruh masuk malah mematung ditempatnya.
"Silahkan duduk calon besan" Ucap Kakek Max ramah.
" Terima kasih suatu kehormatan bisa bertemu dengan anda tuan" Ucap Hendra yang kemudian duduk didepan kakek John dengan gugup
" tidak perlu formal begitu calon besan, kenalkan nama John saya Kakeknya Max yang akan jadi menantu kamu" ucap John sambil bersalaman
" Saya Hendra dari keluarga Mayor dan ini Istri saya dan ini putri ... " Ucap Hendra terhenti karena tidak melihat putrinya di samping istrinya.
" hehe.. sepertinya putri anda malu untuk masuk.." kakek John terkekeh kecil sambil menatap bayangan perempuan di pintu luar yang belum tertutup.
" Hanz tuntulah menantu saya untuk masuk" Pinta kakek John pada Hanz.
" Mari nona silahkan masuk" ucap Hanz.
" Ta..tapi Lily takut" Ucap Lily terbata.
" tenanglah kakek orangnya sangat baik jadi masuklah" ucap Hanz
Lily melangkah dengan ragu sambil menundukkan kepalanya sehingga kakek John tidak bisa dengan jelas wajah menantunya ini.
" ini putri tunggal saya Lily Christin Mayor panggil saja Lily " ucap Hendra dengan mata senduh.
Kakek john dapat melihat tatapan senduh dari calon besannya ini.
kemudian Lily berjabat tangan dengan kakek john. Kakek John dapat merasakan sentuhan tangan Lily yang begitu dingin dan gemetar.
"Lily" ucap Lily masih sambil menundukkan kepalanya.
" panggil Kakek mulai sekarang" ucap Kakek John
Lily hanya mengangguk.
" Bisakah kakekmu ini melihat wajahmu sayang" ucap kakek John
" sayang tegakkan kepalamu sayang" ucap Aina
Lily mulai mengangkat kepalanya dengan masih ekspresi takut dan gugup
Kakek John kaget melihat wajah Lily yang masih dibilang beliah. Tapi kakek john memang tidak menaruh curiga karena Lily memang sangat tinggi sehingga tidak curiga kalau ternyata calan mantunya ini masih sangat muda.
" Putri kamu cantik sekali Berapa umur putrimu ? Tanya kakek john pada Hendra tapi matanya masih menatap Lily.
" baru 17 tahun" ucap Hendra takut.
" Apa cucuku tau tentang ini? " Tanya Kakek John
" iya, Cucu anda sudah mengetahuinya" ucap Hendra gugup
Kakek John lebih kaget lagi mendengar kalau cucunya sudah tau umur lily tapi masih menginginkan pernikahan ini.
" Kamu masih sekolah?" ucap Kakek John pada Lily
Lily mengangguk
" kelas berapa? " tanya lagi kakek PJohn
" ke..kelas 2 SMA" ucap Lily
"kelas 2 SMA" ucap kakek John dengan nada datar tanpa menunjukkan rasa kagetnya.
" Apa cucuku pedofil bagaimana bisa dia menginginkan gadis kecil ini, aku harus bicarakan pada Max sebelum terlambat, karena kakek John sudah mendengar alasan kenapa keluarga mayor terpaksa menerima pernikahan ini" Batin Kakek John.
" Kalau begitu mari kita makan dulu sambil berbincang bincang" ucap Kakek John sambil mencairkan suasana.
Kakek John memencet Tombol di sampingnya dan tidak lama kemudian pelayan berjejeran masuk dan menghidangkan makanan dimeja makan.
Lily yang melihat banyak makanan didepannya bahkan banyak makanan yang tidak pernah dia lihat di kotanya. seketika semua kegugupan, ketakutan hilang begitu saja.
" silahkan makan" ucap Kakek John
" terima kasih " ucap Hendra dan Aina.
Mereka kemudian menyantap makanan didepannya ini. kakek john dapat melihat Lily yang begitu antusias makan dengan lahap, Dia dapat melihat seketika ekspresi gadis yang tadinya takut, gugup, gelisah kini ekspresi itu hilang dan dengan santainya kini makan dengan mata yang berbinar hanya karena makanan. kakek john tersenyum melihat tingkah Lily yang menggemaskan dimatanya.
" Lily yang sopan makannya" Tegur Aina dengan berbisik.
" Iya Bund" Ucap Lily.
" Biarkan saja dia makan, kamu juga boleh makan ini" ucap kakek John yang sedari tadi menyadari tatapan Lily yang tertuju pada makan didepan kakek John.
Lily meraih makanan itu dan dengan mata berbinar.
" Terima kasih Tuan" Ucap Lily.
" Panggil saja saya Kakek"
" terima kasih Kakek" ucap Lily
" apa kamu suka dengan makanannya?" Tanya kakek John
Lily mengangguk.
" Lily baru pertama kali makan ini. kakek tahu ini tidak ada dikota B. " ucap Lily antusias yang masih mengunyah makanannya
" Lily bundakan sudah bilang tidak boleh bicara saat mulut masih penuh makanan" Ucap Aina
" Maaf pak ini anak saya sangat suka sekali memburu makanan bersama teman temannya" Ucap Aina
" Oh ya... Lily suka traveling cari makan" Ucap kakek John berusaha mencairkan suasana.
" Iya... Lily suka biasanya diakhir pekan Lily sama sahabat Lily suka traveling cari makanan yang belum pernah kita makan." Ucap Lily dengan nada khas remajanya.
" Lily sama siapa saja perginya" ucap Kakek John
" Lily pergi sama sahabat Lily namanya Violet, sama Davin juga" ucap Lily
" Oya.. kalau Davin itu siapa itu juga teman Lily? tanya John curiga
" Iya dia kakak kelas Lily dia juga pacarnya Violet dia itu jadi supir kita kalau mau Pergi pergi." Ucap Lily
" ternyata anaknya aslinya banyak bicara mungkin memang cocok dengan Max yang kaku kalau bukan usianya yang masih terlalu muda dia akan jadi sempurna." Ucap Lily
" Lily kakek boleh tanya sesuatu?" Ucap kakek John
" Lily sudah berapa kali bertemu dengan Max" Ucap Kakek John dengan Hati hati
" Max...? Siapa Max?" tanya Lily kembali
Kakek John mengerutkan keningnya dan kemudian memandang Kedua orang tua Lily yang nampak bingung mendengar nama Max
" Kalian tidak tahu siapa Max?" ucap Lagi Kakek John.
" Maaf pak, kami tidak tau siapa Max dan baru kali ini kami mendengar namanya" Ucap Hendra bingung.
"Lalu bukankah kamu pernah bertemu dengan calon menantumu?" Ucap kakek John
" Pernah pak.. tapi.." ucap Hendra.
" katakanlah" ucap Kakek John
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments