Lily membuka pintu dengan sangat pelan dan menyembulkan melihat tidak ada respon pada ayahnya. Lily mengendap endap masuk dan menutup mata ayahnya.
" coba tebak siapa" ucap Lily dengan suara yang dibuat buatnya..
" Hmm siapa ya... ah pasti bunda" Hendra menggoda anaknya
Lily memukul pelan ayahnya
" ih kok bunda sih, ini kan Lily, ayah jahat ayah lebih sayang bunda daripada Lily" Lily melipat kedua tangannya dan menghentak hentakkan kakinya.
Hendra memeluk putrinya,
"hehehe... ayah bercanda. tentu saja ayah tau ini purti ayah yang datang" Hendra
" Lily bawain nasi spesial buat ayah, ayo makan sama sama Lily juga belum makan" Lily menarik tangan ayahnya dan menuntunnya ke sofa
Lily dan Hendra menyantap makanan bersama. Setelah selesai Lily merapikan tempatnya dan berpamitan pada Hendra untuk ke rumah temannya.
" Lily pamit dulu yah mau ke tempat teman Lily, Lily mau jengukin teman Lily dulu yang sakit" ucap Lily minta izin pada Hendra
" iya hati hati menyetirnya" ucap hendra.
Diperjalanan Lily tampak sangat bahagia. dia melajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju kerumah Roy. Lily sudah membayangkan bagaimana reaksi Roy saat memakan Makan kesukaannya yang Lily bawakan.
" pasti Kak Roy akan berkata, Makasi Lily, makanannya sangat enak I LOVE YOU" ucap Lily didalam mobilnya
selama perjalanan tidak henti hentinya Lily tersenyum bahagia.
Tak terasa ternyata sudah sampai di depan Rumah Kak Roy
" Eh ternyata sudah sampai" ucap Lily
Lily melangkah kan kakinya ke depan pintu rumah Roy dengan jantung yang berdegup kencang,
" aduh aku jadi berkeringat" ucap Lily gugup
Lily menghembuskan napas panjang dan tangannya dingkat untuk mengetuk pintu.
baru saja Lily mau mengetuk pintuh , eh pintunya terbuka hampir saja Lily mengetuk kepala ibunya Roy.
" Pasti ibunya Roy mukanya mirip banget" ucap Lily dalam hati
" Siang tante" Ucap Lily
" Siang, cari siapa ya nak" ucap ibunya Roy ramah
" Saya temannya Roy tante Roy nya ada? " tanya Lily
" Oh temannya Roy, cantik banget sih kamu nak imut, kok tante baru liat, anak baru ya?, nama kamu siapa? Tanya ibunya Roy sambil mencubit pelan Pipi Lily karena gemas
" nama saya Lily tante. saya bukan anak baru tant, saya adik kelasnya Kak Roy" Ucap Lily tak kala ramahnya.
"oh adik kelas. Roynya ada dikamarnya kamu tinggal naik aja dilantai dua, maaf tante tidak bisa antar soalnya tente ada urusan buru buru soalnya" Ucap ibu Roy
" tidak apa tante " Ucap Lily
" Tante tinggal dulu ya?" ibunya Roy dan melangka terburu buru kearah mobilnya. melihat mobil yang ditumpangi ibunya Roy pergi baru Lily masuk
" wah rumahnya rapi dan elegant seperti kak Roy" gumam Lily
memang baru kali ini Lily kerumahnya Roy. Lily melangkahkan kakinya satu per satu naik ke tangga. terdengar suara orang ketawa Roy di dalam kamar
" ini pasti kamarnya, ada suaranya kak Roy, tapi dengan siapa ya?" ucap Lily penasaran
Lily ingin mengetuk Pintu kamar Roy tapi ternyata pintunya terbuka sedikit dan Lily mendorong pelan pintu itu untuk melihat dengan siapa kak Roy dikamarnya.
" oh iya Lily masih hubungin kamu tidak?" Tanya Davin
" oh ternyata kak Davin didalam kenapa pake bahas Lily sih, Lily tinggu disini aja deh penasaran Lily mau dengar tanggapan Roy" batin Lily
" Masih jangan di tanya lagi" ucap Roy cuek.
" Roy aku peringatkan sebelum terlambat, coba pikirkan baik baik tentang Lily, karena akau Lihat sekarang kamu punya saingan yang berat, dan kamu kalah level dengannya?" ucap Davin memanas manasih Roy
" apa sih maksud Davin bilang begitu, mau bikin Roy tambah ilfil ya sama Lily, aku harus masuk dan menghentikkan Davin bicara yang tidak tidak" Batin Lily tapi terhenti mendengar suara Roy meninggi
" kamu kenapa sih Vin kamu kan tau aku tuh muak sama Lily, dimana mana dia selalu ikutin gue" ucap Roy
Lily yang mendengar ucapan Roy seketika air matanya menetes dan dengan cepat mengelapnya.
"Coba kamu kasih Lily kesempatan cuma mengenal saja sedikit, kamu akan tau kalau Lily itu berharga teman" Davin membujuk Roy
" Vin kamu tau kenapa selama ini aku diam saja, karena kamu teman aku karena kamu pacarnya Violet, Makanya aku diam aku tidak mau kamu dan Violet berantem cuma karena membela sahabatnya yang pecicilan resek itu itu"
" apa pecicilan, resek? jadi ini Aku yang sebenarnya dimata kak roy, dia diam saja karna aku sahabat dari pacar sahabatnya." batin Lily
" Kalau bukan karena kamu aku pasti dari dulu sudah berbicara kasar dengannya bukan hanya diam saja. dia itu pengganggu, dia sudah menghancurkan masa depanku. kau tau sendiri kalau bukan karena Lily tanganku tidak akan terkilir begini dan kamu tau aku sudah melewatkan kesempatan untuk ikut audisi, kamu tahukan itu cita citaku, cita citaku jadi pianis tapi aku harus melewatkan kesempatan yang jelas jelas ada didepan mataku? " ucap Roy marah dan melampiaskan kekesalannya pada Davin.
Lily yang mendengar perkataan Roy seketika membeku ditempaatnya air matanya tidak terbendung lagi dan tangannya menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara.
" ak...aku menghancurkan masa depan kak Roy? maafkan aku kak maafkan aku" ucap Lily dengan suara yang hanya didengar olehnya
Lily mundur satu langkah dari tempatnya dan berniat untuk pergi tapi tiba tiba saja pintunya terbuka dan dilihatnya Roy yang membuka pintu
Roy tak kalah kagetnya melihat Lily didepan pintu kamarnya dan melihat muka lily yang sudah sembab dan matanya merah seperti habis menangis
" Apa tadi Lily mendengar semua perkataannya?" Ucap Roy.
"Lily..? " ucap Davin kaget melihat Lily didepan pintu kamar Roy
" maafkan Lily kak Lily tidak tau kalau ternyata selama ini Lily hanya mengganggu kakak, maafkan Lily lagi sudah menghancurkan cita cita kakak, aku tau kesalahan Lily sangat besar Lily minta maaf. Lily... Lily tidak akan mengganggu kak Roy Lagi. Maafin Lily kak" Lily berusaha menahan perasaannya dan tetap kuat sampai Lily menyelesaikan kalimat permintaan maafnya.
Roy hanya terpaku dan diam mendengar permintaan maaf Lily yang entah kenapa hatinya juga sakit melihat Lily menangis
Lily yang sudah tidak kuat lagi. Lily menyerahkan rantang kedepan Roy dan setelah Roy memegang rantangnya Lily berlari meninggalkan Roy yang masih diam membisu.
" Roy... itu artinya Lily dengar semuanya... " Davin
Roy kemudian tersadar dari lamunanya dan menyerahkan rantannya pada Davin dan berlari mengejar Lily.
entah kenapa dia merasa harus berbicara dan meluruskan semuanya, entah kenapa Roy juga merasa ini akan jadi perpisahan denganLily untuk selamanya.
Roy mengejar tapi terlambat mobil Lily sudah sangat jauh meninggalkan rumahnya.
" ah sial.. " Roy kesal sambil menarik rambutnya sendiri dan menendang
" Bagus sekali, bukan kah ini yang kamu inginkan Lily tidak akan mengganggu kamu lagi" ucap Davin
" Sial kamu Vin kamu tau kan kalau Lily ada disitu dan memanas manasiku?" ucap Roy menuduh sahabatnya.
" Aku tidak tau kalau Lily ada disitu, sebaiknya kita luruskan saja masalahnya besok." Ucap Davin menenangkan Roy
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments