BAB 4

" Apa kamu cemburu? " Tanya Davin

" tentu saja tidak untuk apa aku cemburu" jawab Roy dengan suara kecil.

"Hm... kayaknya jas mahal Li" Tunjuk Davin pada jasnya

"Masa sih" Lily yang memperhatikan jas yang dipakainya.

" iya pasti buatan desainer ternama ini" Violet

" sudah lah tidak usah bahas itu lagi aku malu banget, mending habisin dulu tu makanan baru kita pulang" Lily

drrtttt....

"Halo Bunda" jawab Lily

" kamu dimana sayang ini tu sudah jam 22.00 kenapa belum pulang" Aina ditelpon seberang dengan cemas

" hehehe... maaf bund Lily lupa ngabarin bunda, ini habis jalan jalan sama teman Lily dan juga sudah mau pulang ini" Lily

" ya sudah pulang sekarang, hati hati dijalan," Aina

" Iya aku tutup ya bund?" lily mematikan telponnya.

" iya segera pulang"ucapnya sambil menutup telpon

" Kak Roy pulang yuk" Lily

" cuma Roy aja ini yang di ajak kita tidak diajak nie. kan kita berangkatnya sama sama"Davin meledek Lily

" Apaan sih maksudku tadi kita semua, begituu " jawab Lily salah tingkah.

" Ayo " Roy

davin dan Violet berjalan duluan dan dibelakang ada Roy dan Lily.

Roy menggandeng tangan Lily keluar. Tidak tau saja jika kini jantung Lili serasa mau copot saking kencangnya debaran jantungnya

" aduh jantung ku. senang sekali akhirnya aku bisa pegang tangan kak Roy, kalau bergandengan gini kita kayak orang pacaran, andai itu terjadi" gumam Lily dalam hati. sambil terus melihat tangannya yang dipegang Roy.

.....................

dentuman musik terdengar khas anak remaja. ketika memasuki ruangan semua nampak senang banyak nya balon disetiap dekorasi. banyaknya kue dan jus yang dihidangkan di meja serta makan yang menjadi santapan perkumpulan anak remaja.

ya tiba juga pesta perayaan ulang tahun Lily yang ke 17 tahun

para remaja masuk dengan dandanan cantik sambil membawa kado.

seketika semuanya terdiam ketika seorang wanita melangkah turun kebawah rambut yang disanggul dengan hiasan tiara di rambutnya, make up tipis dan dengan gaun warna peach sebatas lutut.

Roy yang melihat dari bawah seakan terpanah untuk kedua kalinya. tanpa disadari ternyata nama Lily sudah masuk dihatinya.

"ehm.. sudah kubilang Lily itu cantik" David

"biasa saja" Roy kembali menunjukkan sikap cueknya

"berhentilah bersikap egois dan ajak Lily nanti berdansa, aku sudah memperingatkanmu sebelumnya kamu akan menyesal kawan kalau Lily sudah meninggalkanmu." Davin

" Berhentilah bercanda Davin kamu tau sendiri aku tidak akan menyukainya, lihatlah tingkahnya dia selalu membuatku repot sejak dia masuk sekolah ini"Roy mengelak

" Dia hanya menunjukkan sikap tertariknya secara terang terangan apa masalahnya, kalau aku jadi kamu sudah lama aku akan menerima perasaannya dia cantik, baik, dan juga tidak munafik, seperti orang itu." Davin

" Kenapa tidak kamu saja yang pacaran dengannya, dan berhentilah menjelek jelekka dia" ucap Roy sinis

"ayolah kawan aku sudah menemukan belahan jiwaku dan aku tidak bisa membaginya lagi, terimalah kenyataan Roy wanita itu sudah pergi meninggalkanmu karena menemukan pria yang lebih kaya darimu, Dia sudah meni..nggaal..kanmu.." Davin mencoba memberi penekanan pada Roy

" Siapa yang ditinggalkan? tanya Violet yang Muncul tiba tiba

"Tidak ada sayang kamu pasti salah dengar" Davin gugup

" Benarkah?" Violet curiga

Violet mengerutkan keningnya menatap curiga pada dua orang pria didepannya.

" Kamu cantik sekali sayang, maaf ya aku tidak bisa jemput kamu tadi" Davin

" Iya tidak apa sayang, aku juga sama orang tuaku kesini mereka kan sahabat ayahku jadi mereka pasti datang, ayo sapa ayahku dulu" Violet menarik tangan Davin

" Aku tinggal dulu ya, ingat yang kukatakan tadi ajak berdansa" Davin

" Iya iya sana pergi, husss husss" Roy mengubaskan tanganya munyuruh Davin menjauh.

Kini tiba oerayaan pesta ulang tahun Lily, Semuanya bernyanyi Selamat ulang tahun. Lily meniup lilin dan memotong kue. Semua teman temannya memberinya selamat dan kado kini giliran orang tunya yang memberinya kado

" Selamat Ulang tahun yang ke 17 sayang" Bunda dan Ayah Lily mengucapkan selamat ulang tahun

"Terima kasih ayah bunda " sambil memeluk kedua orang tunya

" ini kado untukmu sayang" Bunda menyerahkan Kado berbingkiskan kecil pada Lily

" Apa ini Bund, Ayah?" tanya Lily

" buka saja" ayah

" Buka Li" teriak Violet

" buka... buka .. buka.." teriak teman temanya serempak

" baiklah Lily buka ya?" Lily

" satu.... dua... tiga..." teriakan teman temannya

Lily membuka pita kadonya kemudian membuka kadonya dan Lily kaget melihat isi kadonya dia langsung memeluk kedua oranh tuanya.

" terima kasih bunda ayah. Lily sangat sangat suka" Lily senang

" Apa hadiahnya Li, tunjukin ke kita juga?" tanya Vio penasaran

" iya nie Li kita penasaran" kata salah satu teman sekelasnya.

" Baiklah, perhatikannya, Tadaaaa.." Lily

Lily mengambil hadiah itu dan menunjukkan kedepan teman temannya...

" wawww... Kereennn" Teriak salah satu temannya

" Ya ampun Lily itu kunci mobil, kereeennn" Violet memberikan jempol pada Lily

" sekarang tunjukin dimana mobilnya, ayo Li?" Tanya Davin antusias

"Karena sekarang kita akan berpesta aku akan tunjukkan mobilnya saat di...se.ko.lah" Lily

" Yah..." seru tmannya kecewa

" Hanya aku yang boleh melihat hadiah pertama ku" Balas Lily

" tidak asyik kamu Lily" seru Davin

Disamping Davin ada Roy yang dari tadi hanya menatap Lily. entah kenapa hatinya merasahbada yang aneh melihat Lily begitu bahagia dan cantik. saat teman temannya mulai bersorak gembira Roy hanya mematung ditempatnya sambil menatap Lily dan tidak ada yang menyadari itu, sesekali Lily melirik pada Roy tambatan hatinya, tapi Roy selalu saja cuek membuat hatinya sedikit sakit.

Lily berdoa semoga Roy bisa membuka hatinya untuk Lily.

Violet meminta untuk diputarkan lagu slow dan meminta temannya untuk berdansa

Violet mendekati Lily

" Lily kamu ajak sekarang Roy berdansa" Violet mendorong Lily ke arah Roy

karena Kuatnya dorongan Violet membuat Lily menubruk dada Roy dan tangan Roy memegang kedua Lengan Lily supaya tidak jatuh.

seketika Lily salah tingkah dan memilih mundur satu langkah dari Roy

" terima kasih," Lily

hening sesaat kemudian Lily memberanikan diri untuk bertanya.

" Kak,.... kakak mau berdansa denganku?" tanya Lily

Davin tiba tiba datang dan merangkul pundak Roy.

" Iya iya" jawab davin mewakili Roy

mata Roy melotot menatap Davin

" tidak baik menolak ingat ini hari bahagia Lily, berkorbanlah sekikit" Davin berbisik

Dan menuntun tangan sahabatnya untuk memegang tangan Lily dan mendorongnya untuk berdansa

" terima kasih" Bisik Lily pada Davin tanpa didengar oleh Roy

Davin hanya mengangguk dan beralih mencari Violet

Davin berlutut layaknya seorang Pangeran didepan Violet dan mengajaknya berdansa.

" Wahai tuan putriku, apakah anda bersedia berdansa dengan pangeran yang buruk rupa ini? Tanya davin

" Tentu saja pangeran jelekku, aku dengan senang hati berdansa denganmu" muka Violet memerah

Roy yang melihat tingkah sahabatnya hanya geleng geleng kepala

" dasar bucin " guman Roy

" apa.. kakak mengatakan sesuatu? " tanya Lily

" kamu sangat cantik" ucap Roy dirinya sendiri kaget ucapan itu tiba tiba keluar dari mulutnya.

sementara Lily jangan tanya lagi wajahnya sudah memerah bak kepiting rebus mendengar tambatan hatinya memujinya wajahnya menunduk saking malunya. hatinya sedang berbunga bunga.

" Ya ampun, apa ini oh... jantungkuu berhentilah berdebar, bagaimana kalau kak Roy mendengarnya"

" kak Roy juga sangat ganteng, keren, dan..." Ucap Lily terhenti karena kaget Roy memegang pinggulnya dan menarik Lily lebih dekat dengan Roy dan memulai untuk berdansa.

Roy meletakkan tangan Lily dipundaknya, dan memegang tangan Lily, Roy menarik badan Lily untuk lebih dekat dengannya. entah kenapa Roy merasa sangat senang dan tidak lagi menolah atau berusaha menjaukan Lily darinya tapi malah sebaliknya.

mereka berdansa sambil mengikuti irama, mata Roy menatap Lily dan begitu sebaliknya, mereka berdua larut dalam hangatnya pandangan sepasang insang remaja ini, seakan lupa akan keberadaan teman temanya dan hanya ada mereka berdua disana.

tiba tiba seseorang menyenggol Roy dari belakang membuat Roy tidak bisa menyeimbangkan dirinya dan langsung memeluk dan Mencium kening Lily...

" Ma..maaf" ucap Roy terbata

Lily hanya mengangguk dan wajahnya tambah merah

" kamu tidak apa? wajahmu memerah, apa kamu sakit?" Tanya roy khawatir

" tidak tidak, aku baik baik saja kak" ucap Lily malu malu.

keheningan kembali melanda keduanya...

sementara Violet dan Davin dengan asyikanya berdansa layaknya sepasang kekasih yang dimabuk asmara.

" Vio I LOVE YOU" Davin

" Love you to Davin" Violet bersandar di bahu Davin sambil berdansa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!