" Om... " panggil Lily kedua kalinya tapi tidak digubris oleh Max
Karena kesal tidak ada jawaban dari Max, Lily terdiam sesaat dan kemudian tanpa tahu malu Lily duduk di depan Max. dan merebut Piring Max yang dari tadi membuatnya tergiur melihat menu didepan pria didepannya. Lily yang pada dasarnya pecinta makanan lesat tentu saja tergoda dengan menu yang belum pernah dia coba itu.
Lily kemudian langsung menyuap satu sendok dalam mulutnya tanpa jijik dan permisi dengan yang punya.
Tentu saja itu berhasil membuat Max langsung mengalihkan ekstensinya ke arah Lili saking terkejutnya
" ini enak banget" ucap Lily dalam Hati.
kemudian mengembalikan lagi piringnya di depan Max.
"aku sudah kenyang. makan saja aku tidak berminat dengan sisa orang lain " ucap Max datar dan meminum minumannya
Lily tentu saja dengan senang hati kalau harus menghabiskan makanan didepannya ini
" kapan lagi makan enak gratis lagi" pikirnya
Max hanya menatap bocah di depannya dengan takjub dia pikir bocah itu akan tersinggung tapi yang dia lihat bocah itu malah menghabiskan makanannya tampa memedulikan yang punya.
" rakus sekali" batin Max
"he he he maaf om masih ingat aku kan?" ucapnya dengan mulut yang masih menguyah tanpa merasa bersalah karena sudah memakan makanan orang lain
melihat pria didepannya tidak ada respon Lili pikir pria itu lupa atau marah karena merebut makannannya
" "Om... ini jasnya aku kembalikan terima kasih ya sudah Nolongin Lily di cafe kemarin, Tenang saja Om Lily sudah cuci jadi 100% bersih" celoteh Lily diikuti Tangan yang dikibas kibaskan.
" Buang saja aku tidak butuh jas itu lagi" ucap Max yang terus menatap tajam bocah didepannya.
Lily hanya merasa grogi dipandangi tajam oleh pria asing didepannya seumur umur baru kali ini seseorang memandangnya dengan pandangan yang setajam itu, tapi bukan Lily namanya jika dia harus mandur karena rasa takut.
" ehmm... " Lili berdehem untuk menghilangkan rasa canggung pada dirinya sendiri.
"dengar ya om... Lily tu udah capek capek bawa ini kemana mana supaya nanti aku bisa langsung balikin kalau ketemu om, jadi sekarang ambil gih supaya cepekku ini tidak sia sia" ucap Lily sambil menyodorkan paperbag ke tangan Max dengan paksa.
Max kaget dengan keberanian bocah didepannya dia meraih lengan Lily dan menggenggamnya dengan erat
" akh.. lepasin sakit om " Ringis Lily
" Aku bilang buang saja aku tidak butuh bekas orang lain" ucap Max dengan Nada yang tajam
" dasar om om sombong, aku kerjain aja kali ya?" Batin Lily sambil memutar bola matanya keatas untuk mencari ide
" aha dapat, hehehe jangan salahkan aku om ganteng" ucapnya dalam hati sambil tersenyum sinis ke arah Max
" ada apa dengannya kenapa dia senyum gitu. apa dia sudah gila. Perasaanku jadi tidak enak" batin Max
"hiks... hiks... hikss" Lily nangis dengan suara kencang
Max kaget menghadapi bocah didepannya yang tiba tiba nangis.
" kenapa malah nangis nih bocah" batin Max
" sudah ya bocah, sudah malam sekarang pulanglah" ucap Max datar.
" Hikss... Hikss.. "
Lily tambah kencang nangisnya
seketika Max jadi pusat perhatian
semua pengunjung menoleh dan mulai saling berbisik
" pria itu pasti pacarnya ceweknya dibuat nangis gitu pasti pria kasar tuh" ucap salah satu pengunjung
"kamu harus bertanggung jawab" ucap Lily dengan suara keras sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
" wah pacarnya mungkin hamil tuh" bisik pengunjung
" pacarnya tidak mau tanggung jawab" bisik para pengunjung.
" berani berbuat harus berani tanggung jawab pak, tanggung jawab pak nggak kasian pacarnya sudah nangis gitu enggak malu pak" teriak salah satu pengunjung.
" Rasain pasti malu kan lho, sombong sih" batin Lily sambil tersenyum
Max yang melihat semua pengunjung saling berbisik bahkan sampai ada meneriakinya untuk meminta bertanggung jawaban mulai geram.
Max menunjukkan wajah yang menyeramkan dan mendominasi. seketika pengunjung yang tadinya berbisik dan bahkan ada yang terang terangan mengatainya mulai diam, takut melihat ekspresi Max yang mencekam.
" berani sekali bocah ini mengerjai ku. Dasar bocah kamu salah besar sudah berurusan denganku" batin Max
Max segera berdiri dan mengambil paper bag dan menarik paksa Lengan Lily untuk keluar dari restoran
" Pelan pelan jalannya, ini juga tangan Lily dilepasin dulu" ucap Lily kewalahan mengikuti langkah Max yang besar yang dari tadi menarik Lily keluar restoran
" Sudah nangisnya?" ucap Max saat di parkiran dan tangannya masih memegang lengan Lily. supaya tidak kabur.
" Sudah " ucap Lily senang dan menghapus air mata palsunya
" omm... mukanya kenapa merah begitu.. ha ha ha" Ucap Lily dengan nada mengejek.
Lily tertawa melihat muka Max yang sudah merah akibat menahan marah.
sementara di dalam mobil Davin dan Violet merasa khawatir karena sudah lama menunggu tapi Lily belum keluar.
"Kita susul Lily saja Dav" Violet dengan nada khawatir
" iya kemana sih itu anak lama banget" ucap Davin.
mereka berdua keluar dari mobil dan melihat Lily dari kejauhan sedang ketawa dengan seorang pria sambil berpegangan tangan. yang sebenarnya tidak seperti yang mereka bayangkan.
" Siapa pria itu?" Tanya nya bersamaan dan saling menatap heran.
" wah, Roy ada saingannya" ucap Davin
" Sepertinya itu pria dewasa apa itu keluarganya Lily, tapi saya tidak pernah melihat orang itu siapa ya?" gumam violet dengan suara kecil tapi masih jelas didengar oleh Davin
" jangan jangan Lily itu Sugar Beby, Kayak di film film" Ucap Davin
Viiolet menoleh ke Davin dan memukul lengan Davin
" bercanda aja kamu, Lily itu bukan wanita seperti itu." Violet marah
" akukan Hanya bercanda" ucap Davin
Kemudian Violet kembali menunggu Lily di belakang jok mobil Lily.
Max sudah sangat kesal melihat Lily baru kali ini ada yang berani menipu dan mengerjainya begini. Max tambah mempererat pegangan tangannya
" awww sakit om" pekik Lily kesakitan tapi Max tambah mempererat pegangannya
" Berani sekali kamu mengerjaiku" Bentak Max kesal
" Lepas Om sakit" ucap Lily
" Jangan panggil aku Om, aku bukan Ommu" Kesal Max
" Terus Lily harus panggil apa Om kan lebih tua dari Lily"
Max memijit keningnya, rasanya dia ingin menghajar bocah didepannya ini kalau saja dia bukan cewek untuk melampiaskan amarahnya yang sudah dibendungnya dari tadi pagi.
" Baiklah kamu ingin main main denganku kan, akan aku ladeni bocah nakal yang satu ini" batin Max sambil tersenyum
"Bukankah tadi kamu bilang meminta pertanggung jawaban dariku?" ucap Max dengan nada yang sulit diartikan
Lili menaikkan alisnya karena heran melihat Pria didepannya yang tiba tiba berubah sikapnya dan ekspresi wajahnya jadi lebih ramah.
Lily memundurkan langkahnya sedikit demi sedikit tetapi Max terus saja melangkah ke arahnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments