Bab 20: Aku tak akan lama!

Gawat!

teriak Derek dalam hati.

Dia mempercepat langkahnya memasuki ballroom yang berada tak jauh dari lounge.

Di dalam ballroom, suasana sedang hiruk pikuk. Semua orang berdiri, banyak di antara mereka yang sedang mengangkat tangan, seperti hendak menangkap sesuatu.

"Mana gadis itu, " desis Derek pelan. Dia mengedarkan seluruh pandangannya.

Namun, banyaknya orang yang berdiri menghalangi pandangan nya.

"Tangkap! " teriak seorang laki laki. Suaranya terdengar nyaring di dalam ballroom.

Seiring dengan suara teriakan itu, sebuah hand bucket bunga dahlia berbagai warna melayang di udara.

Hand bucket adalah kumpulan bunga yang di rangkai menjadi satu untuk menjadi buket dan di pegang oleh tangan.

Beberapa orang berebut mengejar buket itu. Buket itu terus melayang di udara.

Buket itu terbang menuju ke arah di mana Derek berdiri. Secara refleks dia mengangkat tangan lalu menangkap buket itu. Karena tingginya yang menjulang, dia tidak perlu berebut dengan orang lain untuk mendapatkan buket itu.

"Yang mendapatkan buket itu adalah, " terdengar suara seorang laki laki panggung. Ternyata dia pembawa acaranya.

"Laki laki di ujung sana!! " teriaknya di sertai sebuah lampu menyorot wajah Derek.

Semua orang memalingkan wajahnya melihat Derek.

Astaga, apa ini? batin Derek kaget.

Derek, kenapa dia ada di sini? decak Adya kesal dengan suara pelan. Seharusnya dia bersama gadis itu, dia membatin.

"Sepertinya Derek akan menyusul sebentar lagi, " kata Alana mengomentari. Dia merasa senang melihat wajah Adya yang mendadak kecut.

"Selamat kepada Mas yang baru saja mendapatkan buket bunga dan wah, sudah ada penganten nya, " celoteh pembawa acara saat melihat seorang gadis berpakaian penganten mendatangi Derek.

"Ternyata sudah ada penganten nya, " bisik Alana dengan raut muka kaget.

Beruntung tamu yang hadir para pengusaha yang bermartabat, jika tamunya anak anak alay, pasti Derek akan di soraki untuk segera menikahi gadis itu, batinnya.

"Tapi kenapa aku sepertinya mengenal gadis itu? " ujarnya sambil menatap Adya.

"Oh ya? " balas Adya santai. " Dari panggung ini ke tempat Derek berdiri cukup jauh, kamu pasti salah mengira orang! "

"Dari mana anda tahu aku salah mengira orang? Aku bahkan belum menyebut nama, " pungkas Alana cepat.

"Karena semua orang yang datang ke acara ini adalah kolega bisnisku. Kamu tidak mungkin mengenal mereka. Satu satunya yang kamu kenal adalah Pak Irfan dan dia tidak di undang. Paham? " tandas Adya.

"Huh! " Alana berdecak. Meski gadis itu memakai make up tebal tapi dia yakin kalau dia mengenal gadis itu.

Aku harus memastikannya, batinnya.

"Aku pergi sebentar, " ucapnya pada Adya.

"Mau kemana kamu? " tanya Adya sambil menahan tangan Alana.

"Sebentar lagi sesi salaman dengan para undangan, " sambungnya mengingatkan.

"Aku harus memastikan sesuatu, " jawab Alana. " Hanya sebentar saja. Setelah itu aku akan kembali lagi ke sini, " sambungnya.

"Mereka sudah pergi! " tunjuk Adya kearah di mana Derek dan gadis itu berdiri.

Alana mengikuti arah telunjuk Adya. Dia melihat Derek menarik gadis itu keluar dari ballroom.

Seperti nya ada yang tidak beres, kata hatinya. Kenapa Derek buru buru menarik gadis itu pergi? Apa takut jika gadis itu akan mengacaukan acara pernikahan ini? kata hatinya lagi.

"Apakah anda tidak merasa aneh? " ujarnya.

 "Jika yang datang ke acara ini adalah kolega anda, kenapa ada seorang gadis berpakaian penganten datang ke sini? Apakah dia temannya Derek? Tapi dari cara Derek menarik gadis itu keluar seperti nya bukan, " sambungnya berargumentasi.

Gadis ini jeli juga, batin Adya. Ke depannya, aku harus lebih berhati hati dengannya!

"Kenapa? Apa kamu cemburu? " tanyanya menggoda.

"Kalau iya bagaimana? " balas Alana tersenyum manis.

"Jangan coba coba bermain api! " tukas Adya marah.

"Aku kan hanya menjawab yang anda tanyakan, " sahut Alana merasa menang.

Hah, di kira aku tidak berani menjawab perkataan nya, kekehnya dalam hati.

Tapi kemudian nyalinya ciut saat melihat wajah Adya yang begitu kaku.

*****

Kamar penthouse

Krek, pintu di buka dari luar. Mama Alana segara menoleh. Dia kecewa ketika melihat siapa yang datang.

Dua orang pegawai hotel datang mendorong sebuah troli makanan bertingkat tiga ke dalam kamar.

"Makan Malam Nyonya, " kata petugas hotel dengan badge nama Siti Anggraini di dada kanannya.

"Terima kasih, " jawab Mama Alana . "Apakah acara pernikahan di ballroom hotel sudah selesai? " tanyanya.

"Karena live streaming nya sudah selesai dari tadi, " lanjutnya.

"Maaf, Nyonya, kami tidak tahu, " senyum Siti ramah.

" Kami hanya di perintahkan untuk membawakan anda makan malam, " sambungnya sopan.

"Ya sudah, " sahut Mama Alana kecewa.

Tadinya dia berharap Alana yang akan datang. Sesuai perkataan Adya sebelum laki laki itu pergi meninggalkan nya di dalam kamar ini.

"Apakah ada yang anda butuhkan lagi, Nyonya? " tanya Siti.

 Dia sudah di beritahukan oleh General Manager hotel ini jika Nyonya yang berada dalam kamar penthouse Pak Adya adalah orang yang sangat penting . Mereka harus melayani Nyonya itu dengan sebaik baiknya.

"Tidak, Terima kasih, " jawab Mama Alana.

" Jika anda perlu sesuatu anda bisa menelepon front office melalui telephone kamar, " kata Siti memberitahu. Dia menunjuk sebuah telephone yang terletak di atas meja di bawah televisi.

"Kami pamit dulu, Nyonya, " lanjut Siti begitu Mama Alana mengangguk.

"Bagaimana keadaan kamu, Nak? " desis Mama Alana resah.

***

Basement Parkiran hotel

"Kenapa anda masuk ke dalam Ballroom? Bagaimana jika Nona Alana melihat anda? " kata Derek dengan suara gusar. Dia menekan stir mobil dengan kuat.

Jika Alana mengenali gadis ini, aku pasti akan di telan Tuan! desisnya dalam hati.

"Aku tidak sengaja masuk ke sana, " ujar gadis itu membela diri. Dia melirik ke bangku belakang. Melihat hand bucket yang di dapat Derek di ballroom tadi.

"Hand bucket itu pertanda jika kamu memang harus sudah menikah, " katanya sambil melirik Derek.

"Itu mitos, " sergah Derek sambil menghidupkan mesin mobil.

"Anda akan aku antarkan pulang, " putusnya mengalihkan percakapan.

"Jika itu dengan kamu, aku mau di bawa. kemana saja, " balas gadis itu menggombali Derek.

Derek menatap gadis yang duduk di sebelahnya dengan heran.

Kenapa gadis ini begitu tidak tahu malu? Dengan status sosial yang tinggi dan mempunyai wajah yang menarik kenapa dia harus merendahkan diri untuk mengejar seorang bodyguard?

"Hei, aku ketinggalan mahkota ku di dalam, " ujar gadis itu sambil meraba raba kepalanya.

"Mahkota kain bahan nyilon itu? " kata Derek cepat.

"Biarpun mahkota kain, tapi bahan kainnya berharga mahal dan ada butiran berlian di setiap sudutnya, " jawab gadis itu.

"Aku pergi mengambilnya sebentar, " ujar gadis itu sambil membuka pintu mobil lalu berlari keluar tanpa bisa di cegah Derek.

"Aku tidak akan lama! " serunya seraya menoleh ke belakang.

Oh, s***t! " geram Derek.

*****

Mau tahu lanjutannya? baca Bab 21 ya gaes🥰

Terpopuler

Comments

anindya cintya

anindya cintya

tak d sangka yg dapat buket nya adalah derek

2024-01-20

0

Nana Thihani

Nana Thihani

yg ga pengen nangkep malah dapet😁

2024-01-17

1

WWH jin

WWH jin

lanjut thor

2024-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Kau akan jadi milikku
2 Bab 2: That' s clear, Ma?
3 Bab 3: Tuan yang misterius
4 Bab 4: Penculikan di tengah jalan
5 Bab 5: Orang kepercayaan Tuan
6 Bab 6: Pasien itu harus segera di bawa ke rumah sakit!
7 Bab 7: Berani mendekat, aku akan membuat kalian cacat!
8 Bab 8 : Menikah atau masuk penjara!
9 Bab 9: How dare you!
10 Bab 10 : Apakah aku bisa meminta sesuatu?
11 Bab 11: Kamu punya ilmu guna guna ya?
12 Bab 12: No Way Out ( Tidak ada jalan keluar)
13 Bab 13: Anda ternyata lebih cantik daripada di foto!
14 Bab 14: Laki laki seperti Pak Adya bisa di hitung dengan jari!
15 Bab 15: Katanya, dia suka padaku!
16 Bab 16: Mana mungkin Alana akan menikah?
17 Bab 17: Untuk apa anda ke sini!
18 Bab 18: Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
19 Bab 19: Pembalasan dendam di mulai!
20 Bab 20: Aku tak akan lama!
21 Bab 21 : Dia dendam padaku!
22 Bab 22 : Jangan samakan dengan Danya!
23 Bab 23: Malam pertama penganten baru
24 Bab 24 : Ibu mertua
25 Bab 25: Teman lama
26 Bab 26: Dia berani pergi?
27 Bab 27: Tolong Jangan sakiti Killian!
28 Bab 28: Killian dalam bahaya!
29 Bab 29: Kamu harus di hukum!
30 Bab 30: Untuk menjebak Alana!
31 Bab 31: Honeymoon sudah selesai!
32 Bab 32: Singkirkan Alana!
33 Bab 33:Alana dalam bahaya!
34 Bab 34: Kamu tidak pantas menjadi seorang ayah!
35 Bab 35: Buang semua obat itu!
36 Bab 36: Muntah kan obat itu!
37 Bab 37: Ada apa dengan Mama?
38 Bab 38: Apa ini Alana?
39 Bab 39: Aku punya cara lain!
40 Bab 40 : Penyesalan Mama
41 Bab 41: Teriakan Mama yang paling kencang!
42 Bab 42: Tuan tidak bersalah!
43 Bab 43: Cafe ini di tutup untuk umum!
44 Bab 44: Anda satu satunya pasien di sini!
45 Bab 45 :Laki laki itu tidak pernah ada!
46 Bab 46: Aku belum ingin melihatnya!
47 Bab 47: Kamu ingin menjadi ayah tirinya Alana?
48 Bab 48: Hanya aku yang boleh menindas Alana!
49 Bab 49: Adya sudah menikah?
50 Bab 50: Andai dia bukan anak Nyonya Diane!
51 Bab 51: Saya Grieta Wijaya, adik Nyonya Alana
52 Bab 52: Mau apa dia ke sini?
53 Bab 53: Ide gila Marek yang brilyan!
54 Bab 54 : Panggil saya Nyonya besar!
55 Bab 55: Kalau tidak mau, silahkan pergi!
56 Bab 56: Aku takut dia merebut kamu!
57 Bab 57: Fire work!
58 Bab 58: Fintan melarikan diri!
59 Bab 59: Grieta sudah kembali!
60 Bab 60: Tanyakan langsung pada orangnya!
61 Bab 61 : Apakah kamu ingin menjadi istri Pak Adya!
62 Bab 62: Plakat CEO
63 Bab 63: Danya?
64 Bab 64: Foto yang menjadi masalah
65 Bab 65: Aku dan dia sudah usai!
66 Bab 66 : Ayo ke kamar!
67 Bab 67 : Aksi Grieta
68 Bab 68 : Pembelaan Mama Alana
69 Bab 69: Tidak ada perempuan yang lebih menarik daripada Alana!
70 Bab 70: Aku punya seribu satu gaya!
71 Bab 71: My beautiful wife
72 Bab 72: CEO baru Mulia Grup
73 Bab 73: Oh, My God!
74 Bab 74:Apakah kamu menyukai istriku?
75 Bab 75: Susunan puzzle!
76 Bab 76 : Apakah Alana akan berterimakasih?
77 Bab 77: Nia Niani
78 Bab 78: Tuan harus di beritahu
79 Bab 79: Adya akan menemukan buktinya!
80 Bab 80: Pertengkaran
81 Bab 81: Jangan mengancam aku!
82 Bab 82: Mama tidak mungkin melakukannya!
83 Bab 83: Hadiah Grieta
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87 : Enjoy your life
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bab 1: Kau akan jadi milikku
2
Bab 2: That' s clear, Ma?
3
Bab 3: Tuan yang misterius
4
Bab 4: Penculikan di tengah jalan
5
Bab 5: Orang kepercayaan Tuan
6
Bab 6: Pasien itu harus segera di bawa ke rumah sakit!
7
Bab 7: Berani mendekat, aku akan membuat kalian cacat!
8
Bab 8 : Menikah atau masuk penjara!
9
Bab 9: How dare you!
10
Bab 10 : Apakah aku bisa meminta sesuatu?
11
Bab 11: Kamu punya ilmu guna guna ya?
12
Bab 12: No Way Out ( Tidak ada jalan keluar)
13
Bab 13: Anda ternyata lebih cantik daripada di foto!
14
Bab 14: Laki laki seperti Pak Adya bisa di hitung dengan jari!
15
Bab 15: Katanya, dia suka padaku!
16
Bab 16: Mana mungkin Alana akan menikah?
17
Bab 17: Untuk apa anda ke sini!
18
Bab 18: Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
19
Bab 19: Pembalasan dendam di mulai!
20
Bab 20: Aku tak akan lama!
21
Bab 21 : Dia dendam padaku!
22
Bab 22 : Jangan samakan dengan Danya!
23
Bab 23: Malam pertama penganten baru
24
Bab 24 : Ibu mertua
25
Bab 25: Teman lama
26
Bab 26: Dia berani pergi?
27
Bab 27: Tolong Jangan sakiti Killian!
28
Bab 28: Killian dalam bahaya!
29
Bab 29: Kamu harus di hukum!
30
Bab 30: Untuk menjebak Alana!
31
Bab 31: Honeymoon sudah selesai!
32
Bab 32: Singkirkan Alana!
33
Bab 33:Alana dalam bahaya!
34
Bab 34: Kamu tidak pantas menjadi seorang ayah!
35
Bab 35: Buang semua obat itu!
36
Bab 36: Muntah kan obat itu!
37
Bab 37: Ada apa dengan Mama?
38
Bab 38: Apa ini Alana?
39
Bab 39: Aku punya cara lain!
40
Bab 40 : Penyesalan Mama
41
Bab 41: Teriakan Mama yang paling kencang!
42
Bab 42: Tuan tidak bersalah!
43
Bab 43: Cafe ini di tutup untuk umum!
44
Bab 44: Anda satu satunya pasien di sini!
45
Bab 45 :Laki laki itu tidak pernah ada!
46
Bab 46: Aku belum ingin melihatnya!
47
Bab 47: Kamu ingin menjadi ayah tirinya Alana?
48
Bab 48: Hanya aku yang boleh menindas Alana!
49
Bab 49: Adya sudah menikah?
50
Bab 50: Andai dia bukan anak Nyonya Diane!
51
Bab 51: Saya Grieta Wijaya, adik Nyonya Alana
52
Bab 52: Mau apa dia ke sini?
53
Bab 53: Ide gila Marek yang brilyan!
54
Bab 54 : Panggil saya Nyonya besar!
55
Bab 55: Kalau tidak mau, silahkan pergi!
56
Bab 56: Aku takut dia merebut kamu!
57
Bab 57: Fire work!
58
Bab 58: Fintan melarikan diri!
59
Bab 59: Grieta sudah kembali!
60
Bab 60: Tanyakan langsung pada orangnya!
61
Bab 61 : Apakah kamu ingin menjadi istri Pak Adya!
62
Bab 62: Plakat CEO
63
Bab 63: Danya?
64
Bab 64: Foto yang menjadi masalah
65
Bab 65: Aku dan dia sudah usai!
66
Bab 66 : Ayo ke kamar!
67
Bab 67 : Aksi Grieta
68
Bab 68 : Pembelaan Mama Alana
69
Bab 69: Tidak ada perempuan yang lebih menarik daripada Alana!
70
Bab 70: Aku punya seribu satu gaya!
71
Bab 71: My beautiful wife
72
Bab 72: CEO baru Mulia Grup
73
Bab 73: Oh, My God!
74
Bab 74:Apakah kamu menyukai istriku?
75
Bab 75: Susunan puzzle!
76
Bab 76 : Apakah Alana akan berterimakasih?
77
Bab 77: Nia Niani
78
Bab 78: Tuan harus di beritahu
79
Bab 79: Adya akan menemukan buktinya!
80
Bab 80: Pertengkaran
81
Bab 81: Jangan mengancam aku!
82
Bab 82: Mama tidak mungkin melakukannya!
83
Bab 83: Hadiah Grieta
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87 : Enjoy your life
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!