Alana menatap surat surat yang ada di hadapannya. Dia teringat semua surat surat itu ada pada Pak Irfan.
Dia mengangkat muka. Menatap wajah tampan yang juga tengah melihatnya, "Jangan katakan jika anda adalah.. . " dia diam sejenak, untuk mengingat nama orang yang sudah memberikan pinjaman pada ayahnya.
"Aku Adya Adrian, " kata Tuan memberitahu.
"Ya, Pak Adya Adrian, pak Irfan sudah memberitahu saya untuk mendatangi anda, " jawab Alana cepat.
Aduh, ternyata masalah aku dengan orang ini lumayan berat juga, desisnya dalam hati.
"Kalau begitu kenapa kamu tidak datang? " tukas Adya.
"Aku berencana akan mendatangi anda siang tadi. Tapi anda sudah keburu menculik saya," jawab Alana.
"Dalam bayangan saya, Pak Adya itu sudah tua mengingat perkataan Pak Irfan yang mengatakan anda punya perusahaan yang sudah menggurita. Ternyata anda masih muda dan bijaksana, " lanjutnya berusaha mengambil hati Adya.
"Karena sudah bertemu aku, kamu tinggal tanda tangan surat perjanjian nikah ini dan semua hutang hutang ayahmu, aku anggap lunas. Aku tidak akan perhitungan dengan istriku, " tandas Adya tak sabar.
"Bagaimana jika aku sanggup melunasi semua hutang ini? Aku tidak perlu menikah kan? " tanya Alana berusaha tawar menawar.
"Kamu punya uang 100 milyard dollar Amerika? " tukas Adya santai.
"Se... seratus milyard dollar Amerika? " ulang Alana terbatas bata.
"Mana mungkin ayahku punya hutang sebanyak itu? asetnya pun tidak bernilai milyaran dollar," sanggahnya setelah pulih dari shock.
"Apa kamu tidak membaca surat perjanjian hutang piutang itu? Harus di lunasi dalam jangka waktu tertentu jika tidak bunganya akan menggelembung sebesar seratus ribu persen, " jelas Adya masih dengan sikap santai. Terlihat dia begitu menikmati raut muka Alana yang tampak kaget berat.
"Mana ada perjanjian seperti itu? " sanggah Alana bersikeras.
"Suka suka aku lah sebagai pemberi hutang, " balas Adya. "Jatuh tempo pembayaran hutang itu adalah dua bulan yang lalu, "
Dua bulan yang lalu? Bukankah itu saat mama memberitahu papa sudah sekarat? batin Alana mengingat ingat.
"Jika kamu terus menerus menunda pernikahan ini, hutang kamu akan terus bertambah, " kata Adya mengingatkan.
"Apakah anda tidak merasa rugi menukarkan uang 100 milyard dollar dengan sebuah pernikahan palsu dengan saya?" tanya Alana mulai melunak.
"Tidak ada kata rugi untuk cinta, " pungkas Adya.
"Hah? Cinta? Maksudnya anda jatuh cinta pada saya? " ujar Alana terbelalak.
"Bagaimana bisa? " tanyanya heran.
"Ya bisa saja, " balas Adya malas. " Cepat tanda tangan, aku tidak punya banyak waktu, " tegasnya.
"Aku tidak mau, " tolak Alana. "Aku tidak bisa menikah dengan seseorang tanpa cinta. Pernikahan itu harus di landasi cinta kedua belah pihak. Aku memilih masuk penjara, " lanjutnya tegar.
Perempuan keras kepala! geram Adya dalam hati.
"Pembatalan pernikahan ini akan di bayar dengan nyawa ibumu, " tandas nya tak sabar.
"Apa maksud anda? setelah tidak berhasil memaksa saya, sekarang anda memakai nyawa ibu saya untuk mengancam saya? " teriak Alana. Sontak dia berdiri. Dia sangat marah.
Tidak ada seorangpun yang boleh melukai ibunya!
.
"Berani menyentuh ibu saya, saya berjanji akan menyeret anda masuk penjara Federal! " ancam nya berapi api.
"Kalau kamu punya bukti, " seringai Adya. "Tapi dalam kecelakaan pesawat terbang, faktor cuaca selalu menjadi penyebabnya kan? "
"A... apa maksud anda? Pesawat terbang? Maksud anda apa? " tanya Alana panik.
"Sekarang ibumu sedang berada dalam pesawat British Airways menuju Jakarta, " kata Adya memberitahu.
"Bagaimana jika pesawatnya jatuh di laut.... "
"How dare you ( beraninya kamu!)! " potong Alana berteriak.
"Jangan berani berani sentuh ibuku! " seru nya sambil menerjang Adya. Dia menjulurkan kaki kirinya, mengirimkan tendangan mautnya.
Namun, Adya dengan cepat berdiri dan menghindar. Sofa yang di duduki nya jatuh terjengkang ke lantai.
Alana memutar tubuh. Dia melancarkan pukulan menuju dada Adya.
Gadis ini sangat sulit untuk di taklukan, gumamnya kesal.
Adya menangkap pergelangan tangan Alana lalu memutarnya ke samping sampai gadis itu mengerang kesakitan, barulah dia lepaskan.
Dia mendorong Alana ke arah sofa kemudian menindih nya dengan tubuhnya.
"Aku sudah cukup sabar. Jangan uji kesabaranku. Mengerti? " ujarnya dengan suara rendah yang terdengar kejam.
Alana mengangguk dengan sikap enggan. "Aku ingin menelepon ibuku dulu untuk memastikan keamanannya, " katanya.
"Telepon ibumu. Dia duduk di kelas bisnis yang ada wifinya, " kata Adya sambil mengeluarkan sebuah ponsel dari kantong celana jeans nya. Dia meletakkan ponsel itu ke telapak tangan Alana.
Ponsel ku, batinnya. Ternyata dia yang menyimpannya, batinnya lagi.
Dia segera menyalakan ponselnya lalu menelepon ibunya.
Tanpa menunggu waktu lama, mama Alana mengangkat telepon. Mamanya mengomel begitu lama sampai membuat telinga Alana panas. Namun itu tidak membuatnya kesal. Justru dia merasa lega, karena ibunya baik baik saja.
"Sekarang apa yang mau kamu katakan? " tanya mama setelah dia puas mengomel.
"Tidak ada, " suara Alana terdengar bahagia. "Sampai jumpa di Jakarta, Ma, " jawab Alana kemudian mematikan sambungan telepon.
Alana menatap Adya yang sudah duduk di sebelahnya. Laki laki itu masih muda. Mapan. Juga sangat tampan. Kalau mau jujur, dia belum pernah melihat laki laki setampan itu. Ketampanannya seakan tidak real. Tidak nyata. Auranya memancarkan aura dingin yang membuat banyak perempuan terpesona.
Tapi kenapa, laki laki itu memaksa untuk menikahi aku? kata hatinya heran.
Dia menghela nafas. "Aku punya satu pertanyaan. Sampai kapan pernikahan ini akan berakhir? " tanyanya.
Adya tertawa keras. "Kita saja belum menikah. Tapi kamu sudah membicarakan perceraian. Maaf mengecewakan kamu, tapi kita tidak akan pernah bercerai, " katanya memastikan.
Wajah Alana memucat. Apa aku akan terjebak dalam pernikahan itu selamanya?
"Ya, kamu akan bersama aku selamanya. Meskipun aku mati lebih dulu, aku akan menghantui kamu seumur hidupmu, " lanjut Adya seakan mengerti pikiran Alana.
Menghantui aku seumur hidupku? Tidaklah itu terlalu berlebihan? batin Alana.
"Aku punya satu permintaan, " katanya kemudian.
"Katakan, " ujar Adya. "Katakan saja. Tapi aku tidak akan mengabulkannya, " sambungnya yang seketika membuat merah wajah Alana.
"Tidak perduli anda mau mengabulkannya atau tidak, " sergah Alana dengan suara menahan emosi.
"Seumur hidupku aku tidak ingin anda sentuh. Jika anda menginginkan anak, cari perempuan lain, " tegasnya.
"Aku akan jadi perawan selamanya! " tekadnya.
Hm, ternyata dia masih perawan, bisik hati Adya. Dia merasa senang.
"Percayalah padaku. Kamu yang akan datang kepada aku. Memohon mohon agar aku mau menyentuh tubuhmu, " balas Adya . Senyum tipis menghias sudut bibirnya. Dia ahli menaklukan perempuan . Dia suhunya!
Alana menarik nafas. Berusaha mengendalikan emosinya. "Kita lihat saja nanti, " pungkasnya singkat.
"Silahkan tanda tangan! " kata Adya sambil menunjuk lembaran kertas yang dari tadi berada di atas meja.
"Begitu kamu menanda tangani surat ini, otomatis semua hutang ayahmu lunas, " ujarnya memberitahu.
"Salinan suratnya akan kamu terima setelah acara pernikahan kita esok hari, " katanya lagi.
*****
Ceritanya semakin seru ya readers? Lanjut part 10.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Aci Cupi
keren perlawanan Alana
2024-03-26
0
Naaa
adya berusaha keras memaksa alana utk menikah
2024-03-19
1
Black Jack
omelan kasih sayang
2024-01-30
1