Sepeninggal Alana dan Correa, Adya memanggil Derek ke ruangannya. Dia menyuruh Derek untuk mematai matai kedua perempuan itu.
"Jangan sampai Correa menyakiti Alana, " pesan Adya.
Walau sedikit heran, tapi Derek mengangguk tanpa bertanya.
Bagaimana mungkin Correa bisa menyakiti Alana yang bar bar itu? pikirnya.
***
Restoran di lantai dua
"Jadi, apa yang mau kamu katakan? " tanya Correa karena Alana langsung menyantap sarapannya begitu mereka sampai di restoran ini.
"Sebaiknya kita makan dulu. Mengisi perut itu penting. Jika tidak, kita bisa pingsan karena terjadinya penurunan kadar gula dan tekanan darah dalam tubuh, " balas Alana serius.
"Lagipula apa kamu tidak ingin makan sarapan kamu? Telur sunny side nya begitu sempurna, " sambungnya sambil menunjuk telur mata sapi yang berada di atas piring Correa.
Telur sunny side sama dengan telur mata sapi.
"Aku dengar, restoran ini merupakan restoran Michellin bintang 3 lo, " bisiknya.
Restoran Michellin adalah penghargaan bergensi untuk restoran yang menyajikan hidangan luar biasa.
"Black puding nya enak, tumisan jamurnya luar biasa, coba kamu makan dulu, baru percaya, " katanya lagi.
Alana dan Correa memang memakan menu sarapan pagi yang sama yaitu menu full english breakfast yang terdiri dari telur suny side, sosis bakar, tulisan jamur, black puding, kentang, baked beans dan tomat goreng.
"Aku tidak ingin makan. Aku hanya ingin tahu apa rencanamu? Apa benar kamu mau menyerahkan Kak Adya padaku? " tanya Correa.
"Kalau kamu tidak ingin makan kenapa diam saja waktu aku memesankan menu untuk kamu? " balas Alana kesal.
Dia merasa kasihan pada piring yang makanan nya masih utuh itu.
"Aku pikir kamu yang mau makan dua porsi, " elak Correa.
"Hahahaha... lucu, " tukas Alana sarkas. Mau tak mau sekarang dia memang harus makan dua piring.
"Apa kamu serius akan menyerahkan Kak Adya padaku? " tanya Correa memastikan.
"Aku tidak ingin buang buang waktu di sini! " tegasnya sambil melihat Alana dalam dalam.
"Kamu tahu, Kak Adya merupakan satu satunya calon suami idaman di negara kita. Biarpun banyak gosip yang beredar kalau dia sering membawa banyak gadis berbeda naik ke atas ranjangnya, aku tak perduli, " sambungnya lagi.
"Apa? " seiris sosis mencelat dari bibir Alana dan melayang mengenai bibir Correa.
"Hiiii.... jijik! " seru Correa sambil beranjak cepat dari kursinya.
"Apa kamu tidak pernah belajar table manner? " tandasnya.
Table manner adalah tatacara makan sesuai etika makan.
"Apa kamu yakin Pak Adya sering membawa banyak gadis berbeda? Apa kamu takut dia tidak membawa penyakit? sifilis misalnya? " kata Alana dengan mimik jijik.
Sementara itu di ruang kerjanya Adya yang menguping pembicaraan Alana dan Correa melalui spy hearing kamera nirkabel yang di pasang di sudut restoran, hanya bisa menahan amarah mendengar perkataan Alana.
Gadis sialan itu! geramnya. Seenaknya saja mengatakan aku berpenyakit!
Dia mengambil ponsel di atas meja lalu menelepon Derek yang baru saja berada di dalam restoran.
"Masih aman, Tuan! Mereka hanya berbincang santai, " jawab Derek.
Tidak mungkin kan dia mengatakan jika kedua gadis itu sedang membicarakan bosnya? Meski dia tahu Tuan pasti sudah tahu apa obrolan kedua gadis itu.
"Perhatikan terus mereka. Jangan sampai kecolongan, " perintah Adya.
"Baik, Tuan, " jawab Derek lalu menutup telepon setelah Adya mengakhiri percakapan.
"Tidak mungkinlah! " tegas Correa. " Itu hanya gosip. Aku sudah mengenal Kak Adya sejak 5 tahun yang lalu. Dia selalu sopan padaku, " lanjutnya.
"Mungkin karena kamu tidak menarik bagi dia, " pungkas Alana santai .
"Maksud kamu apa? " hardik Correa marah. "Kamu ini sebenarnya ada niat untuk bekerja sama atau tidak? " tukasnya.
"Tenang, kamu duduk dulu. Kita bicarakan setelah makan okay? Lihat aku harus menghabiskan 2 piring ini, " jawab Alana menenangkan Correa.
Sejujurnya dia belum ada rencana untuk melarikan diri dari pernikahan dengan Adya. Tapi tujuan pertama adalah menjalin hubungan baik dulu dengan gadis di depannya ini.
"Aku tidak suka bertele tele, " tandas Correa sembari menepis tangan Alana yang terjulur hendak meraih tangannya.
"Aku hanya berniat baik, " ujar Alana sambil menghela nafas.
"Menikah dengan Pak Adya juga tidak rugi rugi amat. Aku malah beruntung, " seringai nya.
Ugh! Correa seperti di tusuk hatinya . Benar juga perkataan gadis ini. Di sini yang membutuhkan gadis ini adalah dia!
"He-eh, baiklah, " katanya mesem. Dia duduk kembali di hadapan Alana.
"Aku akan dengan sabar menantikan kamu selesai makan, " sambungnya manis sambil membetulkan poninya yang sedikit berantakan. Dalam segala situasi dia harus terlihat sempurna.
"Arg.... " mendadak dia kejang kejang.
"Kamu kenapa? " tanya Alana kaget.
Correa diam tak menjawab.
"Jangan bercanda! Ini tidak lucu! " teriak Alana.
Derek yang duduk beberapa meja di belakang mereka hanya memperhatikan dari jauh. Dia menunggu perintah dari Tuan untuk bergerak. Dan sampai saat ini Tuan belum memberikan perintah.
"Hei! " teriak Alana sambil memegang tubuh Correa.
Tubuh Correa menegang kemudian terkulai lemas dengan mulut berbusa.
"Arghh.... " Alana menjerit . " Tol.. tolong! " teriaknya sambil melihat berkeliling.
"Ada apa Nona? " tanya Derek yang datang mendekat begitu Tuan memberikan perintah melalui earphone nya.
"Dia.. dia.. " tunjuk Alana ketakutan. "Aku tidak tahu kenapa dia bisa seperti itu. Coba periksa apa dia baik baik saja, " pintanya sambil menahan tangis.
"Saya tidak berani memeriksa Nona. Itu adalah pekerjaan polisi. Tapi dari yang saya pelajari dari sekolah militer, Nona Correa ini terkena racun arsenik. Racun yang sangat berbahaya, " jawab Derek menjelaskan.
"Ra- racun? Polisi? Tapi bukan aku kan pelakunya? Aku tidak mungkin punya racun itu, " sahut Alana menyembunyikan ketakutannya.
"Tapi ini resort pribadi Tuan. Semua bisa saja terjadi jika Tuan mau, " pungkas Derek singkat.
"Saya sudah menelepon polisi, kita akan tunggu di sini. Nona boleh menghabiskan makanannya, " sambungnya sambil menunjuk dua piring yang masih terlihat penuh.
Hah, siapa yang bernafsu makan di situasi seperti ini? Di depan orang yang terkulai dengan mulut berbusa? Meski itu masakan chief dengan bintang michellin sekalipun, batin Alana.
"Nah, itu Tuan datang! " kata Derek.
Alana sontak mengangkat wajah. Mau tak mau, suka tak suka dia sangat membutuhkan pertolongan laki laki itu.
"Kamu ingin bicara apa? " tanya Adya begitu dia datang mendekat.
"Restoran ini memiliki kamera CCTV. Satu satunya orang yang bersama korban adalah kamu. Korban juga tidak memakan makanan dari restoran. Jadi tidak mungkin Chef kami yang melakukannya. Korban mulai kelihatan tidak nyaman setelah kamu melepaskan tangan kamu dari tangannya. Apa racun itu kamu tempelkan pada tangan korban? " lanjutnya panjang lebar.
"Hah? " Alana terperangah.
"Kesimpulan apa ini? Tidak mungkin aku pelakunya. Impossible! " teriaknya.
"Melawan atau menyerah! No way out! " kata Adya dengan nada mengancam.
***
Alana berada dalam situasi kritis nih gaes. lanjut bab 13 ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Black Jack
mau py alat ini jg ah, buat mata matai si dia😌👀👦🤣🤣
2024-01-30
1
Nana Thihani
di katain penyakitan
2024-01-17
1
WWH jin
lah iya, Derek ada2 aj nih
2024-01-16
1