Bab 6: Pasien itu harus segera di bawa ke rumah sakit!

Alana membuka mata.

"Benarkah, dokter? " tanyanya cepat. Matanya menatap penuh berharap.

Mata hijau yang cantik, gumam dokter pelan.

"Ya, " angguk dokter meyakinkan.

"Bagaimana dengan kepalamu, apakah masih sakit? " tanya nya lagi.

Nada suara dokter perempuan itu ramah dan bersahabat.

Alana mengangguk.

"Sakitnya bagaimana, apakah berdenyut? " tanya bu dokter.

"Tidak, hanya sedikit pusing, " jawab Alana.

"Apakah parah dok? " tanyanya kuatir.

"Saya belum bisa memastikan sebelum melakukan serangkaian pemeriksaan seperti foto radiologi, CT- scan dan MRI, " sahut Bu dokter.

"Saya akan memantau kamu selama beberapa hari untuk melihat apakah ada penurunan gejala atau peningkatan gejala, " jelasnya.

"Saya tidak bisa berada di sini lama lama, dok, " desis Alana pelan.

"Saya akan meminta kamu untuk melakukan sejumlah pemeriksaan di Rumah sakit, " ujar bu dokter setelah memahami keberatan Alana.

"Saya akan bicara pada Adya, " lanjutnya lagi.

Tidak adil jika gadis ini harus menanggung dosa masa lalu. Dia tidak bersalah. Aku harus mengeluarkan dia dari sini, batinnya bertekad.

"Terima kasih dokter, " ujar Alana sambil menyalami bu dokter dengan bersemangat.

Thanks God, akhirnya aku bisa selamat, batinnya sumringah.

Tok... tok

Pintu di ketuk sopan sebelum di buka dari luar. Bu dokter memberikan isyarat pada Alana untuk kembali tidur. Dia memberikan menepuk tangan Alana dengan lembut untuk menenangkan gadis itu.

"Bagaimana hasil pemeriksaan nya, Dok? " tanya seorang laki laki. suaranya sama dengan suara yang tadi mengantarkan Dokter masuk ke kamar ini.

"Aku akan mengatakan langsung pada Adya, " jawab Bu Dokter sambil berjalan ke arah pintu.

"Kalau begitu anda harus menunggu, beliau sedang dalam perjalanan ke sini, " jawab laki laki itu sambil menutup pintu.

Setelah tidak terdengar suara, Alana kembali membuka matanya.

Pak Adya? siapa lagi itu? kata hatinya. kenapa rasanya nama itu tidak asing bagi ku?

***

Kantor notaris Irfan Haidar

Pak Irfan sedang sibuk membaca dokumen yang baru saja di serahkan oleh asistennya.

Ada beberapa dokumen yang harus dia teliti dengan seksama sebelum bertemu dengan klien besok hari.

Tiba tiba pintu ruangannya terbuka. Tanpa menengadahkan kepala, dia sudah tahu siapa yang masuk. Satu satunya orang yang berani masuk tanpa mengetuk pintu adalah dia!

"Sayang, " suara manja seorang perempuan terdengar .

"Hm.. " jawab Pak Irfan sambil terus membaca dokumen yang ada di atas meja kerjanya.

"Apa anak sialan itu sudah datang? " kata perempuan itu lagi. Dia berjalan mendekati Pak Irfan lalu duduk di pangkuannya.

Mau tak mau Pak Irfan berhenti membaca dokumennya.

"Sudah, " sahut nya pendek.

"Terus? " ujar perempuan itu dengan raut wajah penasaran.

"Terus bagaimana? Kamu kan sudah tahu nasib anak itu jika menjadi perempuannya Pak Adya, " terang Pak Irfan tak sabar.

"Dia akan di buang begitu Pak Adya bosan! "

"Aku heran kenapa Pak Adya lebih memilih anak sialan itu dari pada Grieta. Jelas jelas Grieta lebih cantik dan lebih pintar dari anak sialan itu, " sungut perempuan itu tak rela.

Grieta cantik jika di lihat dari Puncak Monas, batin Pak Irfan.

"Kamu tidak perlu iri dengan anak itu. Kamu tahu kan bagaimana nasib perempuan perempuannya Pak Adya, " sahutnya menenangkan.

"Nanti aku akan mengenalkan Grieta dengan laki laki yang lebih baik dari Pak Adya, " sambungnya lagi.

"Benarkah? " wajah perempuan itu berbinar. Jika Grieta bisa mendapatkan laki laki kaya, dia tidak perlu lagi menjadi gundik laki laki tua ini, hatinya berkata.

"Memangnya ada? " tanyanya menegaskan.

"Sedikit di bawah Pak Adya, " ujar Pak Irfan mengoreksi.

"Semuanya tergantung performa kamu nanti malam, " sambungnya sambil mengedipkan mata.

"Baiklah, " kata perempuan itu sembari berdiri dari pangkuan Pak Irfan.

"Aku tunggu kamu nanti malam di apartemen, " lanjutnya dengan nada menggoda.

"Ok, hehehe.. " balas Pak Irfan seraya tertawa.

Sudah beberapa hari ini istrinya tidak bisa melayani nya karena sedang PMS. Dia akan berbuka puasa nanti malam.

******

Resort pribadi Tuan di Kepulauan Seribu

Tuan baru saja melangkahkan kaki menuju lobby resort ketika melihat Derek tergopoh gopoh mendatanginya.

"Apa apa? " tanyanya.

"Ada sedikit masalah, Tuan, " ujar Derek dengan suara pelan.

"Kata Dokter Vina, Alana harus segera di bawa ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan kepala. Di takutkan karena mendapatkan pukulan di belakang kepala, Alana bisa mengalami cedera otak permanen, " sambungnya dengan suara tambah pelan.

"Maaf Tuan, saya bersedia menerima hukuman, " lanjutnya sambil menundukkan kepala.

"Damn! " teriak Tuan kesal. Dia menatap Derek dengan wajah marah.

"Aku harus ketemu Vina dulu sebelum menentukan hukuman buat kamu, " katanya lagi.

"Dimana dia? " tanya nya.

"Dokter Vina sudah menunggu anda di ruang kerja, " jawab Derek.

Dengan langkah kaki bergegas Tuan berjalan menuju ruang kerjanya di ikuti Derek.

Ruang kerja terletak tidak berapa jauh dari pintu masuk resort.

Tuan membuka pintu dan melihat Dokter Vina sudah berada di dalamnya. Dia duduk di atas sofa di seberang meja kerja.

"Ada apa? " kata Tuan dingin. Dia duduk di sebarang Dokter Vina.

"Aku hanya ingin mengatakan kondisi Pasien yang kamu suruh periksa, " jawab Dokter Vina dengan nada tenang.

Kemudian dia menceritakan bagaimana keadaan Alana. Dia sengaja menceritakan dengan kalimat dramatis yang membuat Derek merasa ngeri.

Sementara itu di dalam kamar, Alana bangun dari ranjang. Perutnya terasa lapar. Sehari ini dia baru makan di pagi hari.

Dia menatap berkeliling. Kamar ini hanya di penuhi perabotan. Meja, lemari, televisi tapi tidak ada satupun makanan.

Dia turun dari atas ranjang. Ada sendal kamar terletak di bawah ranjang. Dia memakai sendal itu lalu berjalan ke arah pintu.

Aku harus mencari makanan kalau tidak aku bisa mati, katanya sambil membuka pintu kamar.

Dengan mengendap endap, Alana terus berjalan. Sambil berjalan dia menolehkan kepalanya kearah kiri dan kanan.

Tempat ini terlihat sepi. Tidak ada orang yang berlalu lalang. Tapi tempat ini tidak terlihat seperti rumah. Karena tadi dia melewati sebuah tempat yang di pintunya tertempel tulisan Mineral spring spa

Mineral spring spa adalah spa yang mempergunakan bahan bahan alami untuk perawatan dan kesehatan tubuh.

Dia berjalan terus ke arah depan tapi kemudian berhenti. Dia sudah sampai di pintu depan. Di luar tampak gelap. Sepertinya hari sudah malam.

Dia memutar lagi langkahnya. Tak berapa jauh dari pintu masuk, dia mencium aroma yang wangi dan segar dari sebuah ruangan yang pintunya terbuka sedikit.

Kopi! Itu wangi kopi Arabica, gayo! batinnya bersorak.

Dia hafal wangi kopi ini, karena mama suka minum kopi jenis ini.

Itu pasti dapur! batinnya lagi.

Dia segera membuka pintu ruangan itu.

****

Apakah Alana benar benar menemukan sebuah dapur?

Lanjut baca di bab 7 ya readers😍

Terpopuler

Comments

Black Jack

Black Jack

kadang bingung mau komen apa, secara novelnya menurut aku tuh bagus banget

2024-01-30

3

anindya cintya

anindya cintya

pengen punya mata hijau

2024-01-20

3

Nana Thihani

Nana Thihani

kopi gayo adalah salah satu kopi termahal di dunia. Bukan termahal d indo ya

2024-01-17

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Kau akan jadi milikku
2 Bab 2: That' s clear, Ma?
3 Bab 3: Tuan yang misterius
4 Bab 4: Penculikan di tengah jalan
5 Bab 5: Orang kepercayaan Tuan
6 Bab 6: Pasien itu harus segera di bawa ke rumah sakit!
7 Bab 7: Berani mendekat, aku akan membuat kalian cacat!
8 Bab 8 : Menikah atau masuk penjara!
9 Bab 9: How dare you!
10 Bab 10 : Apakah aku bisa meminta sesuatu?
11 Bab 11: Kamu punya ilmu guna guna ya?
12 Bab 12: No Way Out ( Tidak ada jalan keluar)
13 Bab 13: Anda ternyata lebih cantik daripada di foto!
14 Bab 14: Laki laki seperti Pak Adya bisa di hitung dengan jari!
15 Bab 15: Katanya, dia suka padaku!
16 Bab 16: Mana mungkin Alana akan menikah?
17 Bab 17: Untuk apa anda ke sini!
18 Bab 18: Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
19 Bab 19: Pembalasan dendam di mulai!
20 Bab 20: Aku tak akan lama!
21 Bab 21 : Dia dendam padaku!
22 Bab 22 : Jangan samakan dengan Danya!
23 Bab 23: Malam pertama penganten baru
24 Bab 24 : Ibu mertua
25 Bab 25: Teman lama
26 Bab 26: Dia berani pergi?
27 Bab 27: Tolong Jangan sakiti Killian!
28 Bab 28: Killian dalam bahaya!
29 Bab 29: Kamu harus di hukum!
30 Bab 30: Untuk menjebak Alana!
31 Bab 31: Honeymoon sudah selesai!
32 Bab 32: Singkirkan Alana!
33 Bab 33:Alana dalam bahaya!
34 Bab 34: Kamu tidak pantas menjadi seorang ayah!
35 Bab 35: Buang semua obat itu!
36 Bab 36: Muntah kan obat itu!
37 Bab 37: Ada apa dengan Mama?
38 Bab 38: Apa ini Alana?
39 Bab 39: Aku punya cara lain!
40 Bab 40 : Penyesalan Mama
41 Bab 41: Teriakan Mama yang paling kencang!
42 Bab 42: Tuan tidak bersalah!
43 Bab 43: Cafe ini di tutup untuk umum!
44 Bab 44: Anda satu satunya pasien di sini!
45 Bab 45 :Laki laki itu tidak pernah ada!
46 Bab 46: Aku belum ingin melihatnya!
47 Bab 47: Kamu ingin menjadi ayah tirinya Alana?
48 Bab 48: Hanya aku yang boleh menindas Alana!
49 Bab 49: Adya sudah menikah?
50 Bab 50: Andai dia bukan anak Nyonya Diane!
51 Bab 51: Saya Grieta Wijaya, adik Nyonya Alana
52 Bab 52: Mau apa dia ke sini?
53 Bab 53: Ide gila Marek yang brilyan!
54 Bab 54 : Panggil saya Nyonya besar!
55 Bab 55: Kalau tidak mau, silahkan pergi!
56 Bab 56: Aku takut dia merebut kamu!
57 Bab 57: Fire work!
58 Bab 58: Fintan melarikan diri!
59 Bab 59: Grieta sudah kembali!
60 Bab 60: Tanyakan langsung pada orangnya!
61 Bab 61 : Apakah kamu ingin menjadi istri Pak Adya!
62 Bab 62: Plakat CEO
63 Bab 63: Danya?
64 Bab 64: Foto yang menjadi masalah
65 Bab 65: Aku dan dia sudah usai!
66 Bab 66 : Ayo ke kamar!
67 Bab 67 : Aksi Grieta
68 Bab 68 : Pembelaan Mama Alana
69 Bab 69: Tidak ada perempuan yang lebih menarik daripada Alana!
70 Bab 70: Aku punya seribu satu gaya!
71 Bab 71: My beautiful wife
72 Bab 72: CEO baru Mulia Grup
73 Bab 73: Oh, My God!
74 Bab 74:Apakah kamu menyukai istriku?
75 Bab 75: Susunan puzzle!
76 Bab 76 : Apakah Alana akan berterimakasih?
77 Bab 77: Nia Niani
78 Bab 78: Tuan harus di beritahu
79 Bab 79: Adya akan menemukan buktinya!
80 Bab 80: Pertengkaran
81 Bab 81: Jangan mengancam aku!
82 Bab 82: Mama tidak mungkin melakukannya!
83 Bab 83: Hadiah Grieta
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87 : Enjoy your life
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bab 1: Kau akan jadi milikku
2
Bab 2: That' s clear, Ma?
3
Bab 3: Tuan yang misterius
4
Bab 4: Penculikan di tengah jalan
5
Bab 5: Orang kepercayaan Tuan
6
Bab 6: Pasien itu harus segera di bawa ke rumah sakit!
7
Bab 7: Berani mendekat, aku akan membuat kalian cacat!
8
Bab 8 : Menikah atau masuk penjara!
9
Bab 9: How dare you!
10
Bab 10 : Apakah aku bisa meminta sesuatu?
11
Bab 11: Kamu punya ilmu guna guna ya?
12
Bab 12: No Way Out ( Tidak ada jalan keluar)
13
Bab 13: Anda ternyata lebih cantik daripada di foto!
14
Bab 14: Laki laki seperti Pak Adya bisa di hitung dengan jari!
15
Bab 15: Katanya, dia suka padaku!
16
Bab 16: Mana mungkin Alana akan menikah?
17
Bab 17: Untuk apa anda ke sini!
18
Bab 18: Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
19
Bab 19: Pembalasan dendam di mulai!
20
Bab 20: Aku tak akan lama!
21
Bab 21 : Dia dendam padaku!
22
Bab 22 : Jangan samakan dengan Danya!
23
Bab 23: Malam pertama penganten baru
24
Bab 24 : Ibu mertua
25
Bab 25: Teman lama
26
Bab 26: Dia berani pergi?
27
Bab 27: Tolong Jangan sakiti Killian!
28
Bab 28: Killian dalam bahaya!
29
Bab 29: Kamu harus di hukum!
30
Bab 30: Untuk menjebak Alana!
31
Bab 31: Honeymoon sudah selesai!
32
Bab 32: Singkirkan Alana!
33
Bab 33:Alana dalam bahaya!
34
Bab 34: Kamu tidak pantas menjadi seorang ayah!
35
Bab 35: Buang semua obat itu!
36
Bab 36: Muntah kan obat itu!
37
Bab 37: Ada apa dengan Mama?
38
Bab 38: Apa ini Alana?
39
Bab 39: Aku punya cara lain!
40
Bab 40 : Penyesalan Mama
41
Bab 41: Teriakan Mama yang paling kencang!
42
Bab 42: Tuan tidak bersalah!
43
Bab 43: Cafe ini di tutup untuk umum!
44
Bab 44: Anda satu satunya pasien di sini!
45
Bab 45 :Laki laki itu tidak pernah ada!
46
Bab 46: Aku belum ingin melihatnya!
47
Bab 47: Kamu ingin menjadi ayah tirinya Alana?
48
Bab 48: Hanya aku yang boleh menindas Alana!
49
Bab 49: Adya sudah menikah?
50
Bab 50: Andai dia bukan anak Nyonya Diane!
51
Bab 51: Saya Grieta Wijaya, adik Nyonya Alana
52
Bab 52: Mau apa dia ke sini?
53
Bab 53: Ide gila Marek yang brilyan!
54
Bab 54 : Panggil saya Nyonya besar!
55
Bab 55: Kalau tidak mau, silahkan pergi!
56
Bab 56: Aku takut dia merebut kamu!
57
Bab 57: Fire work!
58
Bab 58: Fintan melarikan diri!
59
Bab 59: Grieta sudah kembali!
60
Bab 60: Tanyakan langsung pada orangnya!
61
Bab 61 : Apakah kamu ingin menjadi istri Pak Adya!
62
Bab 62: Plakat CEO
63
Bab 63: Danya?
64
Bab 64: Foto yang menjadi masalah
65
Bab 65: Aku dan dia sudah usai!
66
Bab 66 : Ayo ke kamar!
67
Bab 67 : Aksi Grieta
68
Bab 68 : Pembelaan Mama Alana
69
Bab 69: Tidak ada perempuan yang lebih menarik daripada Alana!
70
Bab 70: Aku punya seribu satu gaya!
71
Bab 71: My beautiful wife
72
Bab 72: CEO baru Mulia Grup
73
Bab 73: Oh, My God!
74
Bab 74:Apakah kamu menyukai istriku?
75
Bab 75: Susunan puzzle!
76
Bab 76 : Apakah Alana akan berterimakasih?
77
Bab 77: Nia Niani
78
Bab 78: Tuan harus di beritahu
79
Bab 79: Adya akan menemukan buktinya!
80
Bab 80: Pertengkaran
81
Bab 81: Jangan mengancam aku!
82
Bab 82: Mama tidak mungkin melakukannya!
83
Bab 83: Hadiah Grieta
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87 : Enjoy your life
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!