Laki laki itu terus berjalan. Menyusuri selasar bagian dalam hotel. Melewati lounge , function room, meeting room bahkan ballroom juga di lewati begitu saja.
Lounge adalah tempat untuk bersantai, biasanya untuk minum minum.
Function room adalah ruangan yang bisa di pakai sesuai kebutuhan pemesan.
Laki laki ini mau kemana? batin Mama Alana heran.
Tadi beliau sempat melirik ke arah ballroom yang pintunya terbuka lebar.
Ballroom itu di dekorasi dengan ratusan bunga segar berbagai warna, hiasan lampu kristal gantung dan patung sepasang laki laki dan perempuan yang mengapit sebuah air mancur.
Tak jauh dari patung itu terdapat sebuah meja akad nikah dengan beberapa kursi. Beliau juga melihat sebuah panggung dengan interior bertema internasional di tengah tengah ballroom.
Ruangan itu masih kosong. Hanya ada pegawai catering dan pegawai hotel yang tengah sibuk mempersiapkan tempat acara.
Fiuh, Mama Alana menarik nafas lega. Syukurlah, acara pernikahan belum berlangsung. Dia masih sempat bertemu Alana. Jika pernikahan ini cacat hukum, dia bisa membatalkannya.
"Di mana Alana? " tanya nya. " Aku mau bertemu dia! "
"Berisik, " sentak laki laki itu. Dia berhenti di depan lift.
Kemudian dia menarik tangan Mama Alana masuk ke dalam lift yang terbuka.
"Aku mau bertemu Alana! " teriak Mama Alana di dalam lift.
"Jika masih berisik, anda tidak akan bertemu Nona Alana, " ancam laki laki itu yang seketika membuat Mama Alana menutup mulutnya.
Lift berhenti di lantai 10. Laki laki itu menarik tangan Mama Alana keluar.
"Jika ingin bertemu Nona Alana, anda harus diam dan tidak berbuat rusuh, " katanya mengingatkan.
Mama Alana hanya bisa mengangguk menahan marah.
Di lantai 10 itu terdapat 2 kamar penthouse dan 1 kamar Presidential suite room type A
2 kamar penthouse di huni oleh Adya dan Alana. Sedangkan kamar Presidential suite room type A di isi oleh Derek.
"Silahkan masuk, " ucap laki laki itu sambil membuka pintu kamar penthouse di seberang kamar Presidential suite room.
Mama Alana masuk ke dalam. Dia tidak melihat siapa siapa di dalam kamar itu.
"Mana Alana? " tanyanya.
"Tunggu di sini, " sahut laki laki itu. " Jangan coba coba kabur karena penjagaan di sini sangat ketat, " katanya mengingatkan sebelum dia menutup pintu.
"Aku tidak akan kabur tanpa Alana, " dengus Mama Alana sambil duduk di atas sofa . Tak jauh dari pintu.
Ruangan ini di penuhi karya Damian Hirts. Damian Hirts adalah seorang seniman dan kolektor seni berkebangsaan Inggris yang terkenal di dunia.
Laki laki yang akan menikahi Alana pasti sangat kaya, batinnya.
Untuk menyewa kamar penthouse ini satu malam saja bisa ratusan juta rupiah, batinnya lagi.
Jika laki laki itu seorang bandot tua, aku akan mencari cara untuk mengagalkan pernikahan ini, tekadnya .
Krek.. Pintu terbuka dari luar. Mama Alana sontak berdiri.
Dari arah pintu terdengar langkah kaki memasuki ruangan. Dia melihat seorang laki laki muda, berperawakan atletis, wajahnya tampan rupawan. Dia tidak bisa melukiskan detail nya karena dia belum pernah melihat wajah setampan ini.
Laki laki itu mengenakan tailcoat tuxedo berwarna hitam. Di bagian kerah sebelah kiri di sematkan bunga Boutonniere.
Tailcoat tuxedo adalah tuxedo/ jas berekor biasanya di pakai untuk acara formal.
Boutonniere adalah karangan bunga kecil yang di pakai mempelai pria sebagai bukti cinta pada mempelai wanita.
Apakah dia penganten nya? batin Mama Alana bertanya tanya.
Tapi laki laki tadi menyebut yang akan menikah dengan Alana bernama Pak Adya. Dia pemilik bandara. Laki laki semuda ini tidak mungkin sesukses itu, batinnya menyanggah.
"Silahkan duduk, " ujar laki laki itu sambil menunjuk sofa.
"Saya Adya Adrian, saya yang akan menikah dengan putri anda, " katanya memperkenalkan diri.
"Apa? " sentak Mama Alana kaget. Pantatnya yang baru saja menyentuh sofa, terangkat kembali.
"Siapa kamu? Kenapa ingin menikah dengan Alana tanpa seizin saya? " cecarnya setelah pulih dari rasa kagetnya.
"Saya Adya Adrian, " jawab Adya santai. Dia duduk berseberangan dengan Mama Alana yang masih berdiri kaku di tempatnya.
"Ceritakan semuanya pada saya. Secara detail, tanpa ada yang di tutup tutupi, " tegas Mama Alana menuntut.
"Sebaiknya anda duduk dulu calon ibu mertua, " jawab Adya dengan nada rendah. Suaranya terdengar mengintimidasi.
Mama Alana duduk dengan perasaan tak menentu. Entah kenapa dia merasakan aura dingin yang kental dari laki laki muda yang duduk di seberangnya.
"Anda bisa menanyakan apa yang ingin anda ketahui, " ujar Adya setelah Mama Alana menempelkan pantatnya di sofa.
"Waktu saya tidak banyak karena sebentar lagi saya akan menikah, " lanjutnya.
Hah? Mama Alana terperangah . Dia tidak menyangka akan mempunyai menantu sesombong ini.
"Siapa kamu? " tanyanya begitu pulih dari rasa kaget.
"Saya Adya Adrian, " jawab Adya pendek.
"Baiklah, Nak Adya, saya tidak suka dengan cara kamu menikahi Alana tanpa minta izin dulu dari saya, " kata Mama Alana tanpa basa basi.
"Bukankah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya? " pungkas Adya mengutip peribahasa.
"Maksudnya apa? " tukas Mama Alana.
"Bukankah dulu anda menikah dengan ayahnya Alana secara diam diam? Tanpa mengundang satupun keluarga? " jawab Adya.
"Bukankah saya masih lebih baik karena mengundang anda ke acara pernikahan kami? " sambungnya yang membuat wajah Mama Alana pucat.
Peristiwa dua puluh dua tahun yang lalu itu hanya keluarga nya dan keluarga Bryan yang tahu. Alana saja tidak mengetahuinya.
Dari mana bocah ini tahu?
"Siapa kamu? " tanyanya lagi.
"Saya Adya Adrian, " jawab Adya. "Anda sudah menanyakan nama saya sampai 3 kali, " dia menyeringai.
"Adya Adrian, " eja Mama Alana. " Kenapa saya merasa kamu sedang menyembunyikan sebuah rahasia? "
"Apakah anda tidak bisa menebaknya, calon Mama mertua? " balas Adya dengan nada mengejek.
"Maksudnya apa? " sergah Mama Alana cepat.
"Baron Featherington, " ujar Adya dengan suara dalam.
"Apakah anda masih mengingat nama itu? " tanyanya seraya menatap tajam ke arah Mama Alana.
Baron Featherington? ulang Mama Alana dalam hati.
"Apa hubungan kamu dengan Baron Featherington? " tanyanya dengan nafas menderu.
"Tidakkah anda bisa menebaknya? " tandas Adya dengan senyum tipis.
Baron Featherington punya dua anak laki laki. Apakah bocah ini anak bungsunya? batin Mama Alana.
Dia tidak terlalu mengingat si bungsu, karena waktu itu si bungsu masih kecil dan tidak menonjol dalam keluarga. Apalagi si bungsu bersekolah di asrama, sehingga dia jarang bertemu.
Dia bahkan lupa namanya!
"Baron Featherington punya dua anak, " jawab Mama Alana.
"Apakah kamu anak bungsunya? " sambung nya.
"Menurut anda? " ujar Adya balas bertanya.
"Entahlah, " Mama Alana mengendikkan bahu.
" Terakhir kali aku bertemu Baron Featherington, anak bungsunya masih kecil. Aku lupa siapa namanya, " sambungnya terus terang.
"Ya, aku Adya Adrian Featherington, " aku Adya yang serta-merta membuat goyah lutut Mama Alana.
*****
Ingin tahu lanjutannya? cuzz bab 19🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Naaa
spechless
2024-03-25
1
istrinya Bo qinggang
makin keren
2024-02-04
1
istrinya Bo qinggang
ceritanya makin kerenin
2024-02-04
0