"Kamu.... apa maksud kamu menikahi Alana? " tanya Mama Alana dengan suara gemetar.
"Karena Aku mencintai dia, " jawab Adya santai.
"Dia juga setuju untuk menikah dengan aku! " lanjutnya yang seketika membuat wajah Mama Alana merah menahan amarah.
"Aku tidak percaya! " sanggah Mama Alana. "Aku tahu semua kehidupan Alana. Selama ini dia hanya pergi kuliah atau bekerja. Tidak pernah terlibat dengan seorang laki laki pun. Laki laki yang dia kenal hanya Killian, teman kuliahnya. Jangan coba berbohong padaku! " tegasnya.
"Kamu pasti memaksa dia untuk menikah dengan kamu! " tuduh nya berapi api.
"Dengan penampilan aku seperti ini apa aku perlu memaksa seorang wanita untuk menikah dengan aku? " tukas Adya sombong.
Penampilan bocah ini memang sempurna, batin Mama Alana. Tapi rasanya sukar di percaya jika Alana mau saja menikah dengan bocah sombong ini, batinnya lagi.
"Cerita kan di mana kalian saling mengenal? Kenapa tiba-tiba saja memutuskan menikah? " tanyanya .
"Duduk dulu calon ibu mertua, " senyum Adya.
Mama Alana duduk dalam keadaan marah. Perasaannya sangat tidak enak melihat Adya. Dia merasa bocah itu punya rencana tidak baik terhadap anaknya.
"Untuk pertanyaan itu, anda bisa tanyakan pada Alana, " jawabnya .
"Sekarang aku mau bertemu Alana! " tuntut Mama Alana.
"Nanti setelah acara pernikahan selesai, " jawab Adya sembari bangkit dari sofa.
"Saya keluar dulu, acara pernikahan akan segera di mulai, " sambungnya.
"Maksud nya apa? " tanya Mama Alana. Dia buru buru berdiri untuk mencegat Adya.
"Anda tunggu di sini sampai acara selesai. Alana akan saya suruh ke sini untuk menemui anda, " ujar Adya dengan rona tegas tak bisa di bantah.
"Maksudnya? Selain saya tidak bisa menemui Alana sekarang, saya juga tidak bisa menghadiri acara pernikahan anak saya sendiri? " teriak Mama Alana nyaris histeris.
"Anda bisa melihat acara itu melalui televisi, " jawab Adya tenang seraya menunjuk televisi berukuran besar yang di tempel di dinding di seberang sofa.
"Pernikahan ini di siarkan secara langsung. Secara live streaming, " sambungnya .
"How.... how dare you ( beraninya kamu) ! " teriak Mama Alana. Dia benar benar marah.
"Jaga emosi Anda, calon Mama mertua, jangan sampai terkena stroke, " ujar Adya sambil melangkah pergi.
"How.... how... how dare you! " teriak Mama Alana gagap. Dia benar benar tidak menyangka akan mempunyai menantu angkuh dan congkak seperti ini.
"Enjoy you are time here ( nikmati waktu mu di sini) , " kata Adya sebelum menutup pintu.
Pembalasan dendam di mulai, batinnya.
******
Lounge Hotel Paradise Inn lantai 1
Lounge adalah tempat bersantai sambil minum minum.
Derek melirik gadis yang duduk di sebelahnya dengan perasaan muak. Baru beberapa belas menit saja dia duduk di sini, berasa seperti ratusan abad.
Dia melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Beberapa detik lagi acara pernikahan akan di mulai, dan dia tinggal menghitung waktu untuk terbebas dari gadis ini.
"Kamu tidak minum, Derek? " tanya gadis itu sambil mengangkat gelas snifter nya ke arah Derek.
Gelas snifter adalah gelas yang berbentuk mangkuk yang biasanya di gunakan untuk minuman beraroma menyengat.
"Aku tidak boleh mabuk, " ucap Derek tegas.
"Minuman ini tidak membuat aku mabuk, " jawab gadis itu sambil tersenyum. Dia merasa bahagia bisa duduk bersebelahan dengan Derek.
Minum Scotch whiskey tidak mungkin tidak mabuk, kadar alkoholnya saja di atas 40 persen, batin Derek.
Beruntung sekarang hari pernikahan Tuan. Jadi hari ini hotel ini tertutup untuk umum. Jadi aku tidak perlu merasa malu duduk di sebelah gadis mabuk yang berpakaian penganten, batinnya lagi.
*****
Kamar Penthouse
Mama Alana duduk di atas sofa dengan perasaan gelisah. Pandangannya menatap ke arah televisi yang sedang menanyakan acara pernikahan anaknya.
Dia bertambah gelisah saat melihat Alana masuk ke dalam ballroom. Anaknya itu mengenakan gaun penganten yang sangat indah dan terlihat sangat mahal. Dia memakai tiara mewah berhiaskan berlian berpotongan besar yang menyerupai bunga mawar dan enam zamrud besar. Sepertinya itu tiara warisan leluhur keluarga Featherington.
Keluarga Featherington termasuk dalam deretan keluarga bangsawan tradisional Inggris.
Meski Alana terlihat anggun dan tenang, namun Mama Alana dapat mengenali jika anaknya itu tidak bahagia!
*****
Acara pernikahan berlangsung di ballroom hotel. Di hadiri sekitar 50 orang yang merupakan orang yang di undang secara pribadi oleh Adya.
"Bagaimana saksi? " tanya Pak penghulu pada dua orang saksi yang duduk di sebelah kiri dan kanannya.
"Sah, " jawab saksi serentak.
Ruangan ballroom yang luas seketika gemuruh oleh suara tepuk tangan.
Adya menatap Alana yang duduk di sebelahnya.
"Istriku, " senyumnya.
Ingin Alana muntah di wajah Adya yang tersenyum munafik.
Tapi dia harus bersikap profesional.
"Ya suamiku, " jawabnya dengan senyum tak kalah manis.
Deg! Jantung Adya spontan berhenti berdetak. Senyum itu terlihat begitu manis.
Pak penghulu tersenyum melihat pasangan suami istri yang baru itu.
Mereka sungguh manis. Terlihat begitu malu malu, pikir Pak Penghulu.
"Sekarang kalian sudah sah sebagai suami istri, " kata nya.
Kemudian untuk beberapa lama Pak Penghulu memberikan wejangan kehidupan dalam pernikahan. Dia merasa senang melihat pasangan suami istri itu mendengarkan dengan serius.
Cih, siapa yang mau jadi istri yang baik, desis Alana dalam hati.
Suami yang baik? Silahkan gadis itu bermimpi, kata hati Adya.
******
Lounge hotel
"Aku mau tambah minum lagi, " kata gadis itu sambil mengacungkan gelasnya.
"Sudah! Kamu sudah minum terlalu banyak! " tegas Derek sambil menahan gelas gadis itu lalu meletakkannya ke atas meja.
"Aku hanya minum sedikit, " bantah gadis itu.
"Anda sudah minum 4 gelas, " kata Derek mengingatkan.
Kenapa dia merasa saat ini seperti baby siter?
"Aku mau lagi! Mau lagi! " teriak gadis itu sambil berdiri dari atas kursi.
"Jangan bertingkah konyol! " tegas Derek.
"Aku tidak..... " ujar gadis itu berusaha menjawab.
"Aduh, kepalaku sakit, " keluhnya meringis.
Astaga! Gadis ini sudah mabuk! batin Derek gusar.
"Aku merasa mual... " kata gadis itu dengan suara lemah.
"Jangan muntah di sini, aku antarkan ke toilet, " sahut Derek sambil berdiri dari kursi.
"Bercanda.Bercyanda, " balas gadis itu sambil tertawa lebar.
"Saat kamu panik, kamu terlihat lucu, " sambungnya.
"Itu tidak lucu, " tukas Derek.
"Aku kesal. Kita hanya buang waktu di sini. Kenapa kamu tidak mengajak aku ke tempat yang lebih asyik? " gerutu gadis itu.
"Dengan pakaian penganten? " tunjuk Derek mengeluarkan alibi.
"Aku tidak mungkin mengajak kamu keluar. Nanti aku di kira melarikan penganten wanita, " sambungnya.
"Kamu benar, tunggu aku di sini ya, " kata gadis itu sambil berlari keluar dari lounge.
"Hei, kamu mau kemana? " kejar Derek.
Matanya nyaris keluar ketika gadis itu masuk ke dalam ballroom.
Gawat!
****
Tambah penasaran dengan ceritanya? lanjut bab 20 ya🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Naaa
keren
2024-03-26
0
anindya cintya
ceritanya bikin penasaran
2024-01-20
1
Aci Cupi
baru tau namanya gelas snifter
2024-01-19
0