Adya menarik tangan yang membekap mulutnya lalu memitingnya dengan keras.
"Auch... " terdengar suara rintihan seorang perempuan dari kursi belakang.
"Mau apa kamu di sini? " sentak Adya. Dia mengenali suara itu sebagai Correa.
Jika itu orang lain, sudah di tendangnya keluar dari mobil. Tapi ini Correa. Jadi dia terpaksa menahan amarahnya.
Dia akan melampiaskan amarahnya pada petugas valet yang tidak profesional ini. Bisa bisanya, ada penyusup duduk di dalam mobilnya.
"Aku hanya ingin menagih janji, " sungut Correa sambil mengusap usap tangannya yang sakit.
"Kak Adya berjanji akan mendekatkan aku dengan Derek, jika aku membantu sandiwara kemaren, " lanjutnya bersungut sungut.
"Bukannya kemaren sudah aku berikan kesempatan? " pungkas Adya.
"Mana bisa. Derek buru buru menyuruhku pergi agar tidak terlihat Alana, " tukas Correa.
"Ya sudah, kamu boleh datang ke acara pernikahan aku besok siang, " kata Adya berbaik hati.
Untuk acara pernikahannya, dia hanya mengundang kolega bisnisnya. Dan tentu saja Correa tidak termasuk di dalamnya.
Meski acara pernikahannya di adakan secara mendadak, dia yakin tamu undangannya tidak ada yang tidak akan datang.
"Terima kasih, " ujar Correa bahagia. Dia akan memaksimalkan acara besok untuk memikat Derek.
"Tapi kak Adya harus tetap membantu aku untuk mendapatkan Derek, " sambungnya.
"Memang nya aku mak comblang? Usaha saja sendiri! " tandas Adya.
Sorry sorry saja ya, jadi mak comblang bisa merendahkan harga dirinya!
"Aku punya firasat, kalau Derek seperti nya suka pada Alana, " kata Correa .
"Jangan sembarangan bicara! " tukas Adya. Mana mungkin Derek berani menyukai perempuan miliknya!
"Benar kak!" tegas Correa. " Aku lihat Derek sangat perhatian pada Alana . Kak Adya harus hati hati.... "
Belum selesai Correa bicara, Adya sudah mendorongnya keluar dari mobil.
"Kak Adya kasar sekali! " teriak Correa marah.
Jawaban dari Adya adalah asap knalpot yang menyerbu wajah Correa.
*****
Kamar penthouse
Alana bangun dari ranjang. Dia berjalan ke pojok ruangan. Ke tempat kopernya di letakkan. Dia membuka koper itu lalu mengeluarkan sebuah piyama.
Dia mulai membuka kancing blusnya.
Sementara itu di kamar sebelah, mata Derek terbelalak.
Ini serius gadis ini akan membuka bajunya di sini? batinnya.
Di saat yang sama, Alana yang tengah membuka kancing blusnya mendadak menghentikan tangannya. Matanya terpaku melihat kamera CCTV yang terpasang di sudut kamar.
Ini serius ada kamera CCTV di dalam kamar hotel? batinnya heran.
Pasti kerjaan laki laki itu, siapa lagi kalau bukan dia, dia membatin lagi.
Astaga! Dia menutup mulutnya. Tadi siang, dia berganti pakaian di dalam kamar ini. Laki laki itu pasti sudah melihat semua lekuk tubuhnya!
"Kurang ajar! Dasar laki-laki mesum! " teriaknya sambil melempar celana piyamanya ke arah kamera CCTV itu.
"Kalau masih memata matai aku, akan aku hancurkan CCTV itu! " teriaknya lagi.
Derek yang berada di kamar sebelah terkejut melihat Alana berteriak teriak sambil melemparkan celana piyamanya ke arah kamera CCTV.
Dia memutuskan mendatangi kamar gadis itu untuk menjelaskan prihal pemasangan kamera CCTV di dalam kamarnya.
"Are you serious? Memasang kamera CCTV di di dalam kamar? Apa aku tidak punya privasi lagi? " sembur Alana begitu Derek muncul di hadapan nya.
"Kenapa aku tidak di beritahu sebelumnya? Aku sudah berganti pakaian di dalam kamar ini! " teriaknya membahana.
"Saya baru saja mengaktifkan kamera CCTV itu nona, " jawab Derek dengan nada datar.
"Saat anda mencoba gaun itu saya bersama Tuan di kantornya, " jelasnya.
Alana menatap tajam ke mata Derek. Dia melihat mata itu jujur tanpa kebohongan. Dia menghela nafas lega.
"Saya tidak mau ada kamera CCTV di kamar ini. Jika masih ada, saya akan menghancurkan kamera itu! " ujar nya tegas.
"Maaf, Nona. Saya tidak bisa. Kalau Nona keberatan, anda bisa mengatakan nya pada Tuan, " jawab Derek dengan nada khidmat.
Bossnya adalah Tuan. Bukan gadis ini!
"Tentu saja aku keberatan. Aku tak sudi tubuhku di lihat oleh orang yang tidak berhak. Gratis pula! " sembur Alana.
Orang ini susah di taklukkan. Dia terlalu setia pada Tuannya. Namun tipe orang seperti ini sangat menantang, kata hatinya.
Derek menundukkan kepala. Mata Alana saat melihatnya sungguh membuatnya gusar. Dia merasa gadis itu punya maksud tertentu padanya!
"Kapan Pak Adya datang? " tanya Alana melunak. Percuma saja marah marah pada orang yang berdiri di hadapannya ini. Buang buang energi.
"Mungkin besok Nona. Malam ini Tuan menginap di kondominium nya. Beliau punya janji penting di sana, " jawab Derek menjelaskan.
Janji penting dengan beberapa perempuan. Menghabiskan Buck's night (malam bujangan) nya sebelum menikah.
"Apa? Besok? Lalu apa aku harus tidur dengan intaian kamera CCTV selama 24 jam! " teriak Alana membahana. Suaranya mencapai jangkauan 6 oktaf. Nada suara tertinggi seorang perempuan.
Beruntung, di lantai ini hanya ada Alana dan Derek. Jika tidak, di pastikan tamu hotel yang lain akan keluar berhamburan dari kamar, saling kencangnya teriakan Alana.
"Jika tidak ada lagi yang akan anda katakan, saya akan kembali lagi ke kamar saya. Ada banyak tugas yang harus saya kerjakan, " kata Derek dengan intonasi sopan.
Dia sudah terbiasa menghadapi situasi ini. Sudah banyak perempuan yang mencak mencak di depannya, setelah mereka di tinggalkan oleh Tuan.
"Pekerjaan apa? Mengintip saya dari ruangan pengendali CCTV? " teriak Alana makin emosional.
"Permisi, Nona, " pamit Derek dengan sikap sopan.
"Jangan pergi dulu! " cegah Alana. "Aku belum selesai bicara! "
"Permisi, " ujar Derek bersikukuh. Dia membungkukan tubuh sebelum berbalik meninggalkan Alana.
"Aku bilang jangan pergi! " teriak Alana sambil menarik tangan Derek.
Dia menarik tangan Derek dengan sekuat tenaga. Namun Derek tetap berdiri tegak tak bergeming. Dia terlalu kuat bagi Alana.
"Damn ( sialan) " gerutu Alana.
Dia menarik tangan Derek lalu dengan mengunakan sebelah kaki dia menjegal kaki Derek. Dia berusaha menjatuhkan Derek ke lantai.
Derek mengangkat kakinya yang berusaha di jegal Alana. Kemudian dia balik menarik tangan Alana lalu mendekapnya di dadanya dengan sekuat tenaga sehingga membuat Alana tan bisa memberikan perlawanan.
Sial! geram Alana dalam hati. Sekarang dia malah berada dalam pelukan laki laki ini.
"Ada apa ini? " suara deep voice yang sexy dari arah belakang, serta-merta membuat Derek melepaskan pelukannya.
"Tuan, " kata Derek sambil menundukkan kepala. Tanda hormat.
"Kenapa aku melihat sesuatu yang aneh di antara kalian? " ujar Adya sambil menahan marah.
Apakah betul seperti yang di katakan oleh Correa? Jika Derek diam diam menyukai Alana?
Weish, otak Alana mendadak bersinar terang. Dia melihat kalau Adya menaruh curiga pada anak buahnya ini. Dia bisa memanfaatkan kesempatan ini.
"Tiba tiba dia memeluk aku! Katanya dia suka padaku. Katanya, tubuhku sangat indah. Dia sudah melihat semuanya dari kamera CCTV, " sambar nya.
*****
Penasaran dengan lanjutannya?
cuzz, bab 16 genks🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
anindya cintya
suka dgn gayanya alana. berani dan cuek
2024-01-20
2
Nana Thihani
andai derek bs membaca pikiran Alana pasti dia akan merasa kaget
2024-01-17
2
WWH jin
untung Alana segera menyadari keberadaan CCTV itu
2024-01-16
7