Pintu ruangan terbuka dari luar. Adya menatap ke arah pintu. Dokter Vina berjalan mendekatinya.
"Anak itu sudah makan, " lapor Dokter Vina.
"Apakah dia baik baik saja? " tanya Adya. Gadis itu harus baik baik saja. Aku belum membalas dendam, batinnya.
"Dia baik baik saja. Hanya kelaparan, " jawab Dokter Vina.
"Ad, tidak bisakah kamu melepaskan anak itu? Dia sama sekali tidak bersalah. Jika ingin membalas dendam, kenapa tidak langsung saja pada orangnya? " bujuk Dokter Vina.
"Kamu boleh pulang. Derek yang akan mengantarkan kamu sampai ke rumah, " ujar Adya tanpa mengindahkan bujukan Dokter Vina. Suaranya tegas dan tidak bisa di bantah.
Dokter Vina menarik nafas. "Jangan sampai kamu menyesal, " katanya sebelum membuka pintu.
"Aku tak akan menyesal, " pungkas Adya. Tidak akan ada penyesalan. Have no regrets!
***
Esok paginya, Alana di izinkan untuk keluar kamar. Dia menjelajahi semua ruangan di tempat itu bahkan sampai keluar. Di luar dia melihat kolam renang dengan pemandangan yang sangat luar biasa. Pemandangan menghadap pantai dan laut.
"Anda ingin berenang, Nona? " tanya seorang laki laki yang tiba tiba saja sudah berada di sebelahnya.
"Aku tidak punya baju renang, " geleng Alana. Lagipula aku tidak ingin berenang di sini. Ada sekumpulan laki laki lapar mata dan aku tidak ingin memuaskan dahaga mereka, batinnya.
"Saya bisa meminta salah seorang staff membawakan baju renang, " kata laki laki itu.
"Saya akan menutup kolam renang ini, agar anda bisa berenang dengan nyaman, " sambungnya .
Tuan sudah berpesan untuk menyenangkan hati gadis ini. Dia adalah calon Nyonya Adrian, kata hatinya.
"Tidak, terimakasih, " tolak Alana sambil menoleh. Dia kaget ketika melihat laki laki yang berdiri di sebelahnya.
"Eh, bukankah kamu yang kemaren katanya sudah mati? " ujarnya .
Ups, Yogi mengigit bibirnya. Tak di sangka Alana masih mengingat wajahnya.
"Anda salah orang Nona. Permisi saya ada pekerjaan housekeeping, " ujarnya buru buru pergi.
Tugas housekeeping adalah, menjaga dan memelihara kebersihan kamar hotel. Selain itu juga bertugas menjaga kebersihan dan keindahan seluruh area hotel.
Aku yakin, dia yang waktu itu, tegas Alana dalam hati. Ternyata dia mempermainkan aku, geramnya. Kalau dia tidak pura pura mati, mungkin aku bisa kabur dari sini, kesalnya.
Dia melihat berkeliling. Tempat ini bukanlah rumah biasa. Di lihat dari fasilitas yang tersedia, dia menduga tempat ini adalah sebuah resort pribadi.
Setelah puas berkeliling, dia masuk ke dalam resort. Dia menuju restoran di lantai 2. Ada lift yang terletak di sebelah ruang kerja Adya.
Tadi dia sudah berpesan pada koki di sana untuk memasakan beberapa menu breakfast favoritnya.
Saat dia melewati ruangan yang merupakan ruang kerja Adya, dia mendengar sedikit keributan di dalamnya.
Dia berhenti sejenak untuk menguping. Tapi suara di dalam terlalu berisik sehingga dia tidak bisa mendengar dengan jelas.
Setelah beberapa lama berdiri di depan pintu, dia memutuskan untuk pergi. Namun, saat dia akan melangkahkan kaki, dia mendengar suara seorang perempuan berteriak kencang dari dalam.
Ada pelecehan! serunya dalam hati. Ini kesempatan bagus untuk melawan laki laki itu, hatinya berkata.
Dia mengangkat kaki kanannya setinggi 60 derajat lalu menendang pintu di depannya dengan sekuat tenaga.
Brak! Pintu terbuka lebar.
"Lepaskan.... " teriakan Alana terhenti begitu dia melihat pemandangan di depan matanya.
Dia melihat seorang perempuan berpakaian minim dengan belahan dada yang memperlihatkan seluruh isinya, terbaring di atas tubuh Adya. Mereka tengah berada di atas sofa.
"Silahkan di lanjut! " katanya sambil berbalik badan. Wajahnya merah menahan marah.
Dasar laki-laki mesum! kutuk nya dalam hati. Jangan harap aku akan membuka hati pada laki laki mesum itu, tekadnya dalam hati.
Mendadak sebuah tangan menahan tangannya. Dia menoleh. Dia kaget karena justru perempuan itu yang menahannya untuk tidak pergi.
Sementara Adya duduk di atas sofa dengan menyilangkan kakinya. Terlihat begitu santai. Laki laki itu bahkan tidak terlihat marah meski Alana telah mendobrak masuk ke dalam ruangannya.
"Ada apa? " tanya Alana. "Aku tidak akan menganggu kalian, " lanjutnya.
"Apa kamu perempuan yang akan di nikahi Adya? " tanya perempuan itu.
"Kamu punya ilmu guna guna ya? " tukasnya menuduh, begitu Alana mengangguk. " Apa bagusnya kamu? tubuh kurus, dada rata, wajah juga biasa, " cemooh nya.
Eeeh... Alana kaget bukan kepalang. Tidak menyangka akan di hina sedemikian rupa.
"Maaf ya, Tante. Saya tidak perlu ilmu pelet, Pak Adya sudah tergila gila dengan saya, " tandasnya sambil tersenyum manis.
Weh.... Adya mengulum senyum. Gadis ini boleh juga, batinnya.
"Tante, tante, aku baru berumur 25 tahun, " jerit perempuan itu marah.
"Aku kira umur kamu sudah 40 tahun, wajah kamu tua, " seringai Alana.
"Sudah dulu ya, aku ada urusan, " sambungnya sambil melambaikan tangan. Dia tidak mau membuang energi di sini.
"Aku belum menyuruh kamu untuk pergi, " tukas perempuan itu.
"Selama ini aku adalah perempuan di sisi Adya, kami akan menikah, lalu tiba tiba kamu masuk dalam kehidupan kami. Kenapa kamu begitu murahan! " teriaknya.
"Adya bahkan menolak sentuhan aku, dia mendorong aku," semburnya marah.
Seperti nya perempuan ini sangat mencintai laki laki mesum itu, kata hati Alana. Mungkin aku bisa memakainya untuk membatalkan pernikahan ini, kata hatinya lagi.
"Oh, jadi itu masalahnya? " sahut nya tenang. "Bagaimana kalau kita bicarakan hal ini sambil breakfast? Aku sudah memesan menu breakfast di restoran di lantai 2. Ayo ikut aku, " katanya seraya merangkul perempuan itu.
Hah? Perempuan itu terbelalak. Kenapa gadis ini terlihat begitu ramah? Apa yang akan dia rencanakan? batinnya curiga.
Gadis itu! geram Adya dalam hati. Dia pasti akan menggunakan Correa untuk menggagalkan pernikahan itu, batinnya lagi.
"Kamu mau apa? " selidik Correa curiga.
"Bukankah kamu ingin menikah dengan Pak Adya? " balas Alana.
"Menurut aku memang kamu yang paling pantas bersanding dengan Pak Adya. Kamu perempuan yang sangat cantik dan pintar. Tidak bisa di bandingkan dengan aku yang remahan rengginang ini, " sambungnya dengan nada menyanjung.
"Iya, itu benar, " angguk Correa setuju.
"Kalau begitu ayo ikut aku, " ujar Alana sambil merangkul pundak Correa yang hanya setinggi bahunya.
"Aku akan memberi tahu caranya, " bisiknya di telinga Correa.
"Baiklah, " angguk Correa setuju.
"Permisi Pak Adya, saya pinjam pacar anda dulu ya, " pinta Alana lalu bergegas keluar ruangan tanpa menunggu jawaban dari Adya. Dia yakin laki laki itu akan mengamuk padanya.
Dasar Correa bodoh! umpat Adya kesal. Ah sudahlah, aku tunggu saja apa yang mau di perbuat Alana, batinnya.
****
Apa ya rencana Alana untuk membatalkan pernikahannya dengan Adya? Apakah Correa bisa membantu?
Jawab rasa penasarannya di bab 12 ya readers.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Black Jack
benci dan cinta itu hanya d batasi garis tipis
2024-01-30
1
pipip
nonton iklan dl biar dapet poin
2024-01-29
1
Nana Thihani
jgn terlalu benci nanti jd cinta
2024-01-17
4