Bab 13

"Kenapa kamu melakukan itu?" 

Anna terdiam sejenak, alasan dia melakukan itu karena dia tidak ingin Alleta mendapat masalah hanya gara-gara membantunya kemarin. Dan juga dia adalah satu-satunya orang yang mau berteman dengannya. 

"Karena gara-gara aku, kamu jadi dibully seperti ini oleh mereka. Maaf,"ucap Anna merasa bersalah. Kepalanya tertunduk malu tidak mau bersitatap dengan Alleta. 

"Hei kenapa kamu yang minta maaf itu bukan salahmu kok. Sebenarnya aku menolongmu karena aku tidak suka kepada orang-orang yang selalu seenaknya sama orang yang lebih lemah."

"Mentang-mentang kita tidak pernah melawan bukan berarti mereka bisa semena-mena kepada kita. Ayo ke kelas sebentar lagi ganti pelajaran,"ajak Alleta. 

Tanpa melawan Anna dengan pasrah diseret oleh Alleta menuju kelas mereka. 

°°°°

Kring… kring… kring… 

"Woi Nath lo mau kemana kita ada latihan futsal sore ini!"teriak teman sekelas Nathan saat melihat temannya itu tampak terburu-buru pulang. 

"Kalian pergi duluan aja nanti gue nyusul!"seru Nathan. 

Austin buru-buru membereskan bukunya kemudian pergi menyusul Nathan. Dia sedikit penasaran apa hubungan gadis itu dengan sahabatnya. Sebenarnya dia tidak suka ikut campur dalam urusan orang lain, tapi entah kenapa untuk gadis itu seperti ada sesuatu yang menariknya untuk mencari tahu. 

"Kakak,"teriak Sienna ketika melihat kakaknya pergi tanpa menunggu dirinya dan buru-buru pergi menyusulnya diikuti oleh Camila. 

Semua murid merasa bingung melihat keempat orang itu, apa ada sesuatu yang membuat mereka terburu-buru seperti itu. 

Di depan kelas Alleta, Nathan menatap malas sahabatnya yang mengikutinya ke sini. 

"Lo ngapain di sini?"tanya Nathan sambil menaikan sebelah alisnya bingung. 

"Kenapa, masalah? Lagian kenapa lo sepeduli itu sama murid baru, apa hubungannya sama lo?"tanya Austin mencoba mengorek informasi darinya. 

"Bukan urusan lo, lagi pula kenapa lo kepo banget gak biasanya lo peduli sama urusan orang?" Nathan tidak bisa memberitahu sahabatnya tentang hubungan dia dengan Alleta karena dia sudah janji untuk tidak membeberkannya. Alleta tidak ingin identitasnya terungkap dan tidak ingin orang lain mengetahui hubungan mereka. 

"Ingin tahu aja,"balas Austin cuek. 

"Loh kenapa kamu di sini?"tanya Alleta yang baru saja keluar dari kelas bersama Anna. 

Melihat dua pria populer berdiri di depannya Anna menunduk malu tidak berani mengangkat wajahnya dan hanya bersembunyi di belakang Alleta. 

"Gue nungguin lo, ayo pulang."

"Oh…." Saat Alleta mengalihkan perhatiannya pada pria di samping Nathan, dia sedikit terkejut. 

"Loh kamu…."

"Halo aku Austin." Austin mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. 

"Alleta." Alleta menerima uluran tangan Austin lalu melepaskannya terlebih dahulu. 

"Sebelumnya aku ucapkan terima kasih karena sudah menolong ibuku."

Nathan membelalakkan matanya terkejut kala mendengar perubahan kata temannya yang menjadi lembut. 

"Sejak kapan perkataannya jadi halus gitu,"gumam Nathan. 

"Sama-sama, itu juga kemarin aku kebetulan lewat,"ucap Alleta rendah hati. 

"Tunggu, kalian saling kenal? ,"tanya Nathan sambil melihat mereka berdua. 

"Enggak, kemarin aku gak sengaja nolongin ibunya yang kecopetan,"jelas Alleta. 

"Oh… kalau begitu ayo pergi," Nathan mengambil tas Alleta dan menyampirkan di bahu. 

"Kakak!"

Langkah mereka terhenti lalu menoleh saat mendengar panggilan dari belakang. Sampai-sampai para murid yang berjalan di koridor juga ikut berhenti dengan terheran-heran.  Bukan Sienna yang memanggil kembarannya melainkan Camila. 

"Siapa yang dia panggil, bukannya dia anak tunggal?"

"Gak. Katanya dia memiliki saudara kembar tapi tidak pernah diekspos."

"Hah, bukannya saudara kembarnya menghilang?"

"Kau tahu dari mana?"

"Camila sendiri yang menceritakannya dan semua murid di sini juga tahu."

"Gila cepet banget tersebarnya."

Di bawah tatapan penasaran semua orang Camila berlari mendekati Alleta  dan menerjang ke dalam pelukannya. 

"Kakak akhirnya aku menemukanmu, tolong jangan pergi seperti itu lagi ibu dan ayah sangat mengkhawatirkanmu,  terlepas dari masa lalu mereka sudah memaafkan kakak. Ayo kita pulang ke rumah jangan tinggal lagi bersama lelaki tua itu, hidup kakak masih muda jangan merusaknya dengan menjadi simpanannya."

"Apa, jadi murid baru itu kembaran Camila tapi kenapa wajah mereka tidak sama?"

"Bukan hanya wajah, sifatnya juga berbeda. Jika aku jadi Camila, aku gak mau mengakui kalau punya kembaran yang menjijikkan seperti itu."

"Tidak hanya menjadi simpanan, katanya dia juga pernah melayani lelaki-lelaki hidung belang."

"Iuh jijik banget, pantas saja dia bisa sekolah di sini mungkin dia juga menyogok kepala sekolah menggunakan tubuhnya."

"Hahahaha…."

Camila tersenyum miring mendengar perkataan mereka, cahaya ganas melintas di pupil matanya. 

"Kakak selamat hidup sekolahmu tidak akan damai,"bisik Camila di telinga Alleta. 

Namun, sayang Alleta tidak mudah terprovokasi oleh perkataannya. Sekarang dia bukan lagi Alleta yang dulu, yang mudah diperdaya oleh mereka.

Sebenarnya dia sudah tahu cepat atau lambat mereka akan bertemu, jadi dia sudah mempersiapkan dirinya untuk menghadapi saudara liciknya ini. 

Alleta dengan pelan mendorong Camila, namun hal itu ternyata dimanfaatkan oleh Camila  untuk jatuh ke lantai seolah-olah dia yang mendorongnya. 

"Akh… Kakak kenapa kau mendorongku, apa kau marah karena aku mengajakmu pulang? Kakak aku melakukan ini demi kebaikanmu." Camila berpura-pura mengeluarkan air mata buaya untuk mendapat simpati dari semua orang. 

"Apa lo punya hati, dia berniat baik untuk bawa lo pulang, tapi balasan lo… ck, ck, ck. Seharusnya lo bersyukur punya kembaran seperti Camila yang peduli sama lo,"hardik Sela sambil membantu Camila berdiri. 

"Ya, kalau gue jadi saudara kembar lo mungkin gue gak mau ngakuin lo saudara apalagi di depan umum kayak gini, malu-maluin,"timpal Mila seraya berdiri di samping mereka. 

Valerie tidak percaya apa yang dilihatnya, kedua teman yang biasa mengekor di belakang pantatnya kini berdiri bahu membahu bersama wanita rubah itu. 

Setelah dia melakukan banyak hal untuk mereka,tapi pada akhirnya ini balasanya, pengkhianatan. 

"Sialan kalian!"

Melihat mereka menghakimi Alleta tanpa alasan Nathan berdiri di depannya sebagai tameng menghalau semua tatapan yang tertuju pada Alleta. 

"Shut up sialan!"raung Nathan murka. Dia sekarang mengerti ternyata wanita itu saudara kembar jadi-jadian Alleta ketika berada di keluarga biadab itu. 

Austin yang sejak tadi diam pun sangat marah mendengar perkataan mereka terhadap Alleta. Entah kenapa hatinya merasa tidak terima melihat Alleta dipermalukan seperti itu. 

"Cukup omong kosong kalian, kalau gak gue aduin ke kepala sekolah untuk mengeluarkan kalian dari sekolah ini karena menyebar rumor seperti itu,"ancam Austin dengan nada dingin. 

Mereka semua langsung tutup mulut tidak berani mengeluarkan sepatah kata pun. Siapa sih yang tidak tahu kalau kepala sekolah Parker International School ini milik Gabriel Parker kakak ketiga dari Austin Parker dan Sienna Parker. 

°°°°

Jangan lupa like and comment di bawah. 

Terpopuler

Comments

destea

destea

firasatku mengatakan Alleta kembaran aslinya Austin, karna sikap Austin yg acuh terhadap Sienna, hmm bener g Yaa🤔

2023-12-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!