Wajah Tuan Ronald mendadak pucat mendengar pertanyaan dari putrinya. Tapi laki-laki itu dengan cepat berusaha mengendalikan diri, dan mengambil nafas panjang. Setelahnya, Tuan Ronald menatap ke mata putrinya yang tampak antusias ingin mendengarkan penjelasan.
"Kamu mungkin salah dengar putriku... Biasa kan, jika ada gadis muda kita memanggil mereka dengan sebutan nona muda. Jadi di tempat kerja papa, pimpinan memiliki seorang putri, sepertinya seusia denganmu. Papa dan teman-teman papa, sering menyebutnya sebagai nona muda.." sambil tersenyum, Tuan Ronald menjelaskan.
Mendengar penjelasan papanya, kening Karen sedikit berkerut. Kemudian...
"Papa tidak sedang berbohong bukan, karena sepertinya tidak nyambung dengan yang tadi Karen dengarkan. Bahkan tadi Karen mendengar juga, jika papa dan ketiga laki-laki tadi akan berkorban nyawa jika diperlukan. Yang penting nona muda itu selamat.." Karen mencoba untuk menegaskan.
Laki-laki paruh baya itu terlihat semakin pias, namun dengan cepat bisa menyesuaikan diri. Tuan Ronald tampak berusaha untuk mengalihkan pembicaraan. Tampak ada sesuatu hal yang ditutupinya dari gadis itu.
"Ha... ha... ha.., putriku semakin kritis. Ke depan, berarti papa harus hati-hati ini jika bicara. Karen sayang, bagaimanapun pekerjaan papa adalah sebagai pengawal sayang, jadi ya harus siap memberikan pengawalan yang bagus. Banyak tanggung jawab besar sebagai seorang pengawal, bukankah Karen sendiri juga sering papa tinggal sendiri bukan.." Tuan Ronald mempertegas ucapannya. Laki-laki itu berusaha membuat alasan.
Karen terdiam, dalam hati gadis itu tidak yakin dengan ucapan papanya. Namun tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencari kejelasan penjelasan itu. Mengingat bagaimana keseriusan dan kerahasiaan pekerjaan yang dilakukan papanya selama ini, akhirnya Karen mencoba untuk menerima jawaban itu,
"Apakah kamu masih ragu dengan penjelasan papa Karen. Jika begitu, katakan pada papa, bagaimana agar membuatku putriku ini percaya dengan ucapan papa..." laki-laki paruh baya itu mengetahui jika putrinya masih ragu dengan penjelasannya. Untuk itu, tuan Ronald malah menegaskannya kembali.
"Hemmmpphh... baiklah pa. Untuk kali ini, Karen akan mencoba untuk percaya, tapi tidak akan menghentikan Karen untuk mencari tahu kebenarannya. Karen sudah selesai pa, akan kembali ke kamar dulu.." merasa tidak mendapatkan penjelasan, Karen tidak memaksa papanya. Gadis itu tersenyum kemudian berdiri, dan meninggalkan laki-laki paruh baya itu sendiri. Tapi dalam hati, gadis itu akan terus berusaha untuk mencari tahu..
Sepeninggalan Karen, Tuan Ronald mengambil nafas lega. Tatapan matanya tajam ke depan...
"Aku harus lebih berhati-hati lagi, jangan sampai Karen mengetahui yang sebenarnya. Hal ini malah akan menyulitkanku ke depannya. Aku juga akan memberi tahu orang-orangku yang lain, agar mereka juga lebih berhati-hati.." laki-laki paruh baya itu bergumam.
Wajah Tuan Ronald terlihat lelah, tetapi laki-laki paruh baya itu tampak tegar. Tidak tahu apa yang disembunyikan dari putrinya, karena sampai Karen sebesar ini, laki-laki itu masih diam seribu bahasa.
************
Di bangunan mewah tepi pantai
Terlihat seorang laki-laki berpenampilan sangar tampak mencambuk beberapa orang dengan cambuk besi di tangannya. Lantai di bawahnya sudah merah, karena bercampur dengan darah segar. Tetapi beberapa orang yang terkena cambukan itu tampak tegar, tidak ada kata protes keluar dari bibirnya.
"Aku sudah peringatkan pada kalian..., awasi terus pergerakan Ronald. Laki-laki itu seperti ular, dan sangat pintar bermain strategi. Tetapi kalian membiarkannya kembali laki-laki itu kabur, dan membawa pergi nona muda bersamanya. Apakah kalian semua sudah bosan hidup...?" terdengar suara keras dari laki-laki yang memegang cambuk.
"Kami siap mengaku salah Tuan..., tapi pergerakan Ronald dan teman-temannya jauh melebihi ekspektasi kami. Mereka dengan cepat bergerak, bahkan hanya beberapa yang memberikan serangan pada kami. Akhirnya kami kehilangan jejak pelarian mereka Tuan.." satu dari orang yang bersimbah darah itu memberikan tanggapan.
"Tapi kami mendapatkan informasi penting Tuan... Putri Ronald sepertinya kuliah di Lingnan University, tetapi identitasnya disembunyikan. Kami memiliki kecurigaan Tuan, siapakah sebenarnya putri Ronald tersebut, mengingat laki-laki paruh baya itu tidak pernah menikah. Bisa jadi, gadis yang dikenal sebagai putrinya itu, tidak lain nona muda sendiri..." yang lainnya menambahkan.
Laki-laki yang memegang cambuk itu terdiam beberapa saat. Terbayang jelas kejadian ketika Ronald dan orang-orangnya berhasil melarikan diri dari kepungan. Di tangan Ronald ada seorang bayi yang didekapnya, dan laki-laki paruh baya itu melindungi dengan nyawanya. Tapi kala itu, tidak ada yang mengira ternyata bayi yang dibawa laki-laki itu adalah putri dari tuan muda yang sudah mereka bunuh.
"Kita harus susun strategi baru, aku tidak yakin jika Ronald berani gambling membuka identitas putri tunggal dari tuan muda pertama. Bisa saja, gadis itu hanya pengalihan untuk menyembunyikan putri dari tuan muda pertama." setelah berpikir, laki-laki yang membawa cambuk itu mengeluarkan suara.
Perlahan laki-laki itu membuang cambuknya, kemudian berjalan dari ruang penyiksaan itu. Di depan pintu ruangan, laki-laki itu menggerakkan tangan dan memanggil petugas kesehatan untuk datang mendekat.
"Berikan pengobatan pada orang-orang di dalam, pastikan semuanya selamat..!" kata-kata tegas mengalir keluar
"Siap Tuan... akan kami segera kondisikan." tanpa banyak bicara, petugas kesehatan segera mengambil peralatan medis, kemudian masuk ke dalam ruangan penyiksaan.
Kebiasaan mengerikan itu selalu dilakukan oleh laki-laki yang memegang cambuk tadi. Dia adalah Bahar, orang suruhan dari keluarga berpengaruh di Guangzhou. Kesetiaannya pada keluarga itu, membawa Bahar sampai ke Hong Kong, dan harus berurusan dengan Ronald dan teman-temannya. Bahar tidak akan segan untuk memberikan hukuman pada orang-orangnya yang melakukan kesalahan, meskipun sesudahnya akan memberikan pengobatan,
*************
Mansion Mewah
Tuan Muda Raymond tampak keluar dari sebuah mansion, dengan beberapa pengawal mengikuti di belakangnya. Laki-laki muda itu segera memasuki mobil, yang akan membawanya ke bandara. Negara Jepang merupakan negara yang akan ditujunya.
"Hans... beri tahu orang-orangmu untuk mengawasi Karen di kampusnya. Aku menyangsikan jika laki-laki bernama Peter itu akan bersikap patuh, Bisa saja, Peter akan terus mengganggu gadis itu. Selain itu, gadis itu selalu mendapatkan gangguan dari teman-teman kuliahnya..." tanpa sebab, Tuan muda Raymond memberikan perintah pada pengawalnya.
Asisten Jiang terkejut, laki-laki yang duduk di kursi depan itu menoleh ke belakang...
"Mmmmppphh... tuan muda, begitu perhatian sekali tuan muda dengan gadis bernama Karen itu. Apakah ini ketertarikan alami laki-laki terhadap lawan jenis, ataukah hanya berharap untuk one night stand dengan gadis itu.." merasa kepo, akhirnya Jiang memberikan komentar.
"Tutup mulutmu Jiang, tidak ada yang meminta pendapatmu. Apakah kamu pernah mendengar, jika aku terlibat skandal dengan seorang perempuan...?? Jangan membuat kata-kata fitnah untukku..." dengan tegas, Tuan muda Raymond menyergah kata-kata Jiang.
"He.. he.. he.., benar juga Tuan muda... Sejak nona Jia Mee diketahui berselingkuh dengan Tuan muda dari keluarga Fengying, tuan muda menjadi terkesan menutup diri. Bahkan tuan besar berusaha menjodohkan tuan muda, agar segera memiliki pendamping..." Jiang tertawa kecil.
Laki-laki itu teringat, betapa marahnya tuan muda Raymond, ketika mengetahui kekasihnya berselingkuh. Sejak saat itu, tidak ada yang pernah melihat kebersamaan tuan muda Raymond dengan perempuan manapun. Jadi begitu mengetahui tuan mudanya berusaha mendekat dan melindungi gadis biasa bernama Karen, tentu saja hal itu menjadi perkembangan baru untuknya.
"Jangan pernah berani untuk mengolokku Jiang... Semua perempuan dari kalangan keluarga kaya, tidak ada yang setia. Untuk itu aku mencoba untuk membuka hati kembali, dan memilih Karen yang sudah menyelamatkanku dari kematian, tanpa minta balasan sedikitpun." kata-kata tegas kembali keluar.
Jiang terdiam..., bahkan dirinya tidak pernah menyangka jika tuan mudanya ini, akan sepolos ini menceritakan tentang masalahnya.
"Tapi aku belum akan mengucapkan janji untuk mencintainya. Aku hanya menetapkan pilihanku kepadanya, untuk membungkam mulut pedas kakek yang selalu menyindirku.." lanjut Tuan muda Raymond kembali dingin.
Ucapan Tuan muda Raymond terakhir menyadarkan Jiang, dan tidak ada pilihan lain bagi laki-laki itu selain hanya mengambil nafas panjang.
********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Wiwin Ma Vinha
next
2023-12-21
1