Bukan hanya Qian dan Mina maupun semua yang ada di food court yang kaget dengan sikap Raymond. Dari arah kejauhan, Wen Chu yang segera bergegas menuju food court ikut terkejut. Apalagi ketika melihat bagaimana pengawal menghempaskan Qian dan Mina. Dalam benak laki-laki itu muncul pertanyaan, siapa laki-laki itu, dan kenapa tiba-tiba muncul dalam kehidupan Karen. Untuk menghilangkan rasa penasarannya, laki-laki muda itu bergegas mendatangi Karen yang masih berdiri di depan laki-laki tampan itu.
"Karen... what happened...? Kenapa kampus mendadak menjadi heboh seperti ini.." laki-laki muda itu langsung bertanya pada sahabatnya.
Terlihat dengan sigap, pengawal Raymond mendekati dan akan menarik tangan Wen Chu. Tetapi dengan cepat pula, Karen menahan tangan sahabatnya. Dengan sudut matanya terlihat Raymond memberi intruksi pada anak buah, untuk menahan diri.
"Tidak ada apa-apa Chu... hanya saja kak Peter tadi datang kemari. Yah... akhirnya menjadi begini lah.." dengan wajah lemas, Karen menunjuk ke arah Peter yang sudah berjalan meninggalkan food court.
Wen Chu ikut melihat ke arah yang ditunjukkan gadis itu, kemudian menatap sekilas ke arah tuan muda Raymond. Tetapi Wen Chu tidak berani beradu pandang lama-lama dengannya, karena tatapan matanya penuh tekanan.,
"Syukurlah kalau tidak terjadi apapun Karen.. Sekarang bagaimana rencanamu.., mau pulang atau ada agenda lain. Oh iya... by the way, tadi kamu bilang mau persiapan ikut wawancara kerja part time. Bagaimana jika aku antarkan..?" seperti biasanya, Wen Chu menawarkan tumpangan pada gadis itu.
"Hempphh... apakah kamu pikir, dengan adanya diriku disini, tunanganku ini masih perlu tumpangan anak muda.." bukannya terdengar suara Karen. Tetapi suara bass, terdengar penuh intimidasi terdengar di telinga Wen Chu,
Sesaat Wen Chu seperti tertekan, apalagi melihat penampilan laki-laki tampan yang mengenakan pakaian kerja, lengkap dengan dasi., Terlihat di belakangnya, pengawal tampak membawakan jas laki-laki itu., Sejenak menatap, laki-laki itu teringat dengan identitas orang yang mengajak bicara kepadanya.
"Mak... maksud Tuan muda..? Karen adalah tunangan tuan muda...." dengan tergagap, Wen Chu sangat sulit mempercayai pendengarannya.
"Chu... jangan salah paham. Informasi yang kamu dengar ini tidak benar, tuan muda Raymond hanya bergurau Chu.. Please.., jangan anggap serius.." merasa khawatir jika Wen Chu dan semua yang ada di food court salah sangka, Karen berusaha meluruskan keadaan.
"Baik Karen... tetapi siapapun laki-laki itu. Jika dia menyakitimu, katakan padaku Karen.. aku pasti akan memberikan pertolongan kepadamu." merasa ada yang janggal dengan sikap Karen dan tuan muda Raymond, Wen Chu memberikan janji pada gadis itu. Tetapi...
"Honey... bagaimana bisa kamu bicara seperti itu sayang.. Kita keluar dulu dari kampusmu ini, aku akan membawamu keluar dari kampus.." namun, bukan tuan muda Raymond namanya jika tidak bisa mengembalikan keadaan.
Dengan penuh penguasaan, laki-laki muda itu mempererat cekalan di pundak Karen, kemudian membawa gadis itu pergi. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Karen selain mengikuti laki-laki tampan itu. Hanya tatapan matanya melihat ke arah Wen Chu, seperti berusaha menjelaskan sesuatu pada laki-laki itu. Tetapi mengetahui identitas laki-laki yang membawanya, tidak ada keberanian pada diri Wen Chu untuk menolong sahabatnya itu.
************
Beberapa saat kemudian...
Karen merasa serba salah ketika laki-laki itu membawanya ke sebuah restaurant mewah. Beraneka menu makanan tersaji di atas meja tersebut, dan terlihat tidak ada satupun pengunjung yang datang di private room tersebut, Rupanya tuan muda Raymond telah mengosongkan restaurant, dan membooking khusus untuknya,
"Honey... kenapa kamu diam saja sayang.. Ayolah makan, temani aku makan siang...!" melihat Karen yang hanya duduk diam, tidak tahu apa yang akan dilakukan, tuan muda Raymond bertanya kepadanya.
"Mmmpphh... aku tidak lapar tuan muda.. Aku hanya ingin keluar dari tempat ini, aku sudah ada janji tuan..." teringat dengan janji untuk wawancara pekerjaan, dengan polos Karen memberikan jawaban.
Laki-laki itu terkejut dengan penolakan Karen, kemudian meletakkan sendok dan garpu yang sudah ada di tangannya. Tatapan lembutnya memindai wajah Karen.., dan..
"Karen sayang... cancel agenda wawancaramu. Jika kamu ingin bekerja, kamu tidak perlu susah susah pakai wawancara segala. Asisten Jiang bisa mengatur semuanya untukmu... sekarang temani aku makan.." meskipun nada bicara Raymond lembut, tetapi kata-kata itu tegas.
Tidak ada lagi yang bisa dilakukan oleh Karen, selain menuruti kehendak laki-laki itu. Perlahan Karen meraih mangkuk, dan mulai mengambil sup ikan ke dalam mangkuknya. Senyuman terlihat dari bibir tuan muda Raymond, melihat Karen sudah mulai menemaninya makan.,,
"Tambahkan ini... sangat cocok untuk nutrisi tubuhmu honey... Sarang burung walet banyak fungsinya.," tidak diduga, dengan menggunakan sumpit, tuan muda Raymond meletakkan sayatan sarang walet ke dalam mangkuk Karen.
"Mmmpphh... terima kasih.. Tapi cukup ini saja tuan, jangan campuri urusan pribadiku, sampai mencarikanku pekerjaan. Aku tidak suka..." hanya ucapan lirih terima kasih yang keluar dari bibir gadis itu.
Tuan muda Raymond menganggukkan kepala, dan sambil menikmati makanannya terus memindai wajah Karen yang terlihat gugup. Penolakan bantuan yang ditawarkannya tidak membuat laki-laki itu marah, malah menghargai sikap gadis itu.
Sementara itu, di ruang samping terlihat asisten Jiang tampak kesal. laki-laki itu sama sekali tidak mengira, akan melihat keuwuan sikap dari tuan mudanya. Wajah laki-laki tampan yang hampir tiap hari tidak ada senyuman, tetapi hari ini wajah itu tampak mengulum senyum terus..
"Ada apa asisten Jiang... sepertinya anda cemburu ya melihat kemesraan tuan muda pada kekasihnya.." tidak diduga, ternyata salah satu pengawal melihat sikap asisten Jiang,.
"Cemburu katamu... ralat ucapanmu itu Bandi... Aku sebal saja, banyak agenda penting di perusahaan, dan tuan muda juga baru saja dari airport, barusan landing beberapa jam yang lalu. Bisa-bisanya seperti anak kecil, yang sedang menjalani cinta monyet, merayu gadis ingusan di kampus.." sambil berkata dengan nada pedas, asisten Jiang memperjelas sikapnya.
"Ha.. ha.. ha.. tetapi malah bagus asisten Jiang. Sejak tadi, tuan muda tidak ada marah dengan kita, full senyum. Tidak seperti biasanya, hari hari hanya dihiasi dengan kemarahan, dan tugas saja.." pengawal menyahuti perkataan asisten Jiang.
Asisten Jiang tampak berpikir sejenak, dan tidak ada lagi kata kata yang keluar dari buburnya. Laki-laki itu hanya mengangkat kedua bahunya ke atas. Tiga pengawal yang berada satu meja dengannya tertawa terbahak. Mereka seperti menikmati keadaan ini. Dengan adanya gadis itu, mereka saat ini bisa beristirahat sejenak. Karena keamanan di restaurant bintang lima ini sangat terjamin, sehingga mereka tidak perlu berperilaku ekstra untuk memberikan pengamanan pada tuan mereka.
*************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments