Bab 8. Ditindas

Peter masih menunggu jawaban dari Karen, karena gadis itu masih terlihat sedang berpikir. Beberapa saat kemudian, akhirnya Karen tampak sudah memiliki jawaban. Perlahan gadis itu mengangkat wajahnya ke atas, dan menatap ke wajah kekasihnya. Setelah menghela nafas perlahan....

"Peter... kamu tahu bukan bagaimana kehidupanku  saat ini...?" gadis itu kembali terdiam sesaat.

"Hidupku saat ini hanya dengan papaku Peter.. Kamu sendiri tahu bukan, papaku hanya pekerja pada perusahaan kecil. Sedangkan bagaimana keluargamu, aku sangat mengerti... Dan hal itulah yang membuat aku menjadi khawatir, jika nantinya kedua orang tuamu akan menolakku, mengingat status keluargaku.." teringat dengan kejadian terakhir, ketika Karen dibawa pulang ke rumah oleh Peter, Karen merasa hopeless. Selain alasan tersebut, sebenarnya gadis itu juga merasa belum siap untuk melanjut ke jenjang selanjutnya  dari hubungan mereka.

"Jangan bicara yang aneh-aneh Karen..., kita belum pernah mencobanya. Terakhir kali, aku membawamu ke rumah, ketika kamu masih anak sekolahan High Senior School. Wajar bukan, jika mamaku memiliki pikiran buruk terhadapmu.. Berbeda dengan saat ini Karen, berjuanglah denganku.." dengan penuh harap, Peter meminta kepastian dari Karen. Tatapan laki-laki itu tajam, tampak menghujam ke dasar hati gadis itu.

Gadis itu hanya tersenyum kecut, dan malah mengalihkan pandangan ke tempat lain. Karen tidak bisa membayangkan akan mengakhiri usia lajangnya, di saat masih melanjutkan studi di perguruan tinggi. Apalagi, Karen sendiri belum yakin dengan perasaannya pada laki-laki di depannya. Apakah Peter memang laki-laki ini yang diinginkannya, untuk bisa mendampingi selama hidupnya. Ataukah hanya sebagai selingan atau hiburan di masa mudanya...

"Bagaimana Karen... apakah kamu setuju dengan keinginanku..? Katakan padaku Karen, apa pendapatmu." Peter terus berusaha mendesak respon gadis itu.

Gadis itu perlahan kembali menatap ke wajah kekasihnya, dan tersenyum pahit...

"Mmmpphh... bagaimana ya Peter, aku sendiri bingung untuk menjawabnya. Di satu sisi, aku merasa belum siap untuk menjadi seorang istri Peter, karena hidupku juga masih tergantung dengan papa. Tapi.. kamu sendiri tahulah, bagaimana keadaanku selama ini.. Ditambah lagi, aku sangat sangatlah grogi untuk bertemu dengan keluargamu." akhirnya gadis itu berkomentar, dan tatapannya terlihat lesu.

Peter menghela nafas panjang, dan menyandarkan punggung pada sandaran kursi. Tampak kekecewaan terbias  di  wajahnya. Berulang kali, Peter mengajak gadis itu untuk menikah, namun selalu jawaban itu yang didengarnya dari Karen. Padahal dengan pekerjaannya saat ini, Peter merasa akan bisa menghidupi rumah tangga mereka, jika saja gadis itu menyetujui untuk segera menikah dengannya. Meskipun tanpa guyuran keuangan dari keluarganya,

"Hemppphh.... aku hargai pendapatmu Karen, tetapi aku tidak akan pernah patah semangat. Aku akan mencoba melamarmu pada Om Ronald. Secepatnya aku akan membawa kedua orang tuaku untuk bertemu dengan Om Ronald. tapi sebelumnya., aku akan mencoba membawamu kembali ke rumah, untuk meyakinkan papa dan mama.." seperti mendapatkan ide, Peter memaksakan keputusannya.

"Terserah kamu sajalah Peter, aku akan ikut apa yang kamu putuskan." akhirnya dengan pasrah, Karen memberikan tanggapan. Bahkan  dia tidak tahu bagaimana nanti ke depannya, tetapi gadis itu berpikir tidak akan salah untuk mencobanya.

Karen kembali mengambil beberapa keping nachos, dan memasukkan kembali ke mulutnya. Untung saja, waiters sudah datang mengantarkan pesanan kopi miliknya. Sambil tersenyum, perempuan itu meletakkan cangkir kopi di depan gadis itu.

"Terima kasih..." ucap lembut Karen setelah waiters meletakkan minuman pesanannya.

"Sama-sama.."

Peter tersenyum setelah mendengar jawaban dari gadis yang dicintainya itu. Sangat sulit untuk mendapatkan Karen saat itu, dan dengan memberikan beberapa kali pertolongan ketika Karen mengalami bullying di sekolah, barulah Peter bisa mendekati gadis itu, dan meyakinkannya untuk menjalin hubungan dekat dengannya.

"Aku menjadi tenang Karen... karena aku sudah tidak sabar untuk menjadikanmu istri. Bagaimana jika malam ini, aku akan membawamu pulang ke rumahku.. Kebetulan papa baru balik dari Jepang, sehingga bisa ikut menemuimu.." seperti mendapatkan pelicin. Peter langsung melakukan follow up. Karen terkejut dan menatap wajah laki-laki itu kembali..

"Apakah menurutmu tidak terlalu tergesa Peter.., bisakah kamu menundanya beberapa waktu lagi.. Terlalu impulsive sepertinya..." mendengar keseriusan dari laki-laki itu, Karen malah menjadi nge pir.. Gadis itu tidak menduga, jika kekasihnya akan menjadi tidak sabaran.

"Lebih cepat lebih baik Karen, aku tidak sabar untuk segera membawamu ke atas ranjangku. Kita akan berbulan madu sayang, karena aku sudah tidak sabar untuk berdua denganmu.." tiba-tiba Karen merasa jijik dengan pernyataan Peter.

Laki-laki di depannya itu terlalu vulgar membuat kata-kata, namun malah menjadikan perut Karen menjadi mual. Gadis mengalihkan pandangan setelah menyeruput kopi, dan selera makannya mendadak menjadi hilang.

"Kenapa kamu malah menjadi diam Karen.., kamu setuju bukan dengan niatku. Bersiaplah nanti malam, dan share location tempat tinggalmu sekarang. Aku akan menjemputmu nanti malam.." dengan tidak sabar, Peter masih berusaha untuk mengejar jawaban gadis itu.

"Hempphh  terserah kamu saja deh Peter..., tapi aku akan menunggumu di halte sekitar tempat tinggalku. Aku belum siap membawamu untuk pulang ke rumah, karena sebagai penghuni baru, aku masih harus menjaga nama baik di depan para tetangga." Karen membuat alasan.

"Baiklah kalau begitu Karen... aku akan menjemputmu di tempat yang nanti akan kamu kirimkan.." Peter terlihat sangat senang mendapatkan jawaban dari Karen.

Keduanya kembali dalam diam, dan tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.

*************

Beberapa saat berlalu...

Setelah beberapa jam menghabiskan waktu di cafe, akhirnya Peter dan Karen berjalan keluar dari dalam ruangan. Wajah laki-laki itu tampak berbinar bahagia, mungkin karena jawaban dari Karen yang melegakan hatinya. Namun wajah Karen terlihat biasa saja, dan malah seperti ada tekanan yang menghimpitnya.

"Peter... dengan siapa kamu di cafe ini..?" tiba-tiba pasangan kekasih itu dikejutkan dengan suara perempuan yang bertanya pada Peter.

Pasangan kekasih itu menoleh, dan melihat seorang perempuan paruh baya berjalan cepat mendatangi mereka. Peter tersenyum, dan menggandeng tangan Karen..., mencoba mendekati perempuan itu.

"Mama..., ternyata mama juga sedang di cafe ini mam... Oh ya mam, mungkin mama lupa, dan Peter akan mengenalkan kembali kekasih Peter. Ini Karen, yang dulu pernah Peter bawa ke rumah..." ternyata perempuan paruh baya itu adalah mamanya Peter. Dengan wajah  cerah, laki-laki itu segera mengenalkan Karen pada mamanya.

Namun hal sebaliknya terjadi. Bukannya menyambut baik pengenalan gadis itu dari putranya, perempuan paruh baya itu malah menatap Karen dengan sebelah mata. Tatapannya sinis, seakah menelanjangi tubuh Karen dari atas sampai ke bawah..

"Hempphhh... hanya kekasih saja bukan, asalkan bukan calon istri. Jika hanya kekasih tidak masalah Peter, toh sekarang banyak gadis yang mencoba naik ke atas ranjang para pengusaha. Kamu bisa menjadikannya sebagai selir, dan baru menetapkan siapa yang akan menjadi istri utamamu ke depannya. Keluarga Jin.. pernah menawarkan untuk mengenalkan putrinya padaku, kapan-kapan akan kita atur pertemuan untuk keluarga kita..." mendengar perkataan dari perempuan paruh baya itu, wajah Karen menjadi merah padam. Wajahnya seperti tertampar saat itu...

Kata-kata dari perempuan paruh baya itu, seperti melecehkannya. Sebagai seorang gadis yang berasal dari keluarga baik-baik, gadis itu merasa mendapatkan penghinaan. Tidak diduga, dengan berani Karen menatap perempuan paruh baya itu...

"Maaf tante... aku tidak berusaha untuk merayu Peter, tanyakan saja pada putra tante.. Dan bukan keinginanku untuk menjadi Nona dalam keluarga anda, apalagi hanya menjadi seorang selir.." merasa tersinggung dengan perkataan itu, Karen memberikan tanggapan dengan berani. Sambil mengangkat satu sudut mulut ke atas, Karen menatap perempuan di depannya.

"Dasar perempuan jalang..., apakah kamu tidak tahu dengan siapa kamu bicara saat ini. Jangan kamu pernah bermimpi jika aku atau suamiku, akan mengijinkan putraku untuk membawamu ke rumah.. Rumahku hanya untuk orang-orang terhormat dan berpendidikan saja, dan golongan atas dalam pergaulan. Bukan untuk perempuan jalang sepertimu..." perempuan paruh baya itu langsung menyemprot Karen. Mungkin mama Peter tidak mengira, jika gadis yang dipandangnya lemah itu akan berani untuk berargumentasi dengannya,

Tatapan permusuhan sangat terlihat di wajah perempuan itu, dan Karen dengan berani tetap beradu pandang dengannya. Peter segera bereaksi melihat perselisihan antara mama dan kekasihnya.. Laki-laki itu mendekatkan dirinya pada perempuan itu, kemudian...

"Mama... hentikan ma, suara mama terdengar kemana-mana, dan kita saat ini menjadi tontonan." Peter berusaha menenangkan mamanya, dan tatapan matanya memberi isyarat pada Karen untuk mengalah. Karen akhirnya terdiam, tetapi...

Tatapan Peter tiba-tiba melihat ke sekeliling, dan orang-orang yang berkunjung di restoran ini memang tengah melihatnya.. Sesaat Peter terlihat panik, melihat tatapan kepo dari orang-orang itu. Dan tidak diduga, tiba-tiba terlihat perempuan muda yang menghampiri perempuan paruh baya itu...

"Tante Shopia... apa yang terjadi tante..? Kenapa tante Sophia bersuara keras, sampai Tita mendengar dari dalam mobil..." perempuan muda itu tampak berusaha mengambil hati dari mamanya Peter. Melihat ekspresi marah dari mama Peter yang bernama Shopia, tampak gadis bernama Tita itu ingin memanfaatkan kesempatan,

Nyonya Shopia melihat ke arah Tita, dan senyuman muncul dalam hati perempuan paruh baya itu. Sepertinya, melihat ada yang antusias bertanya kepadanya, perempuan paruh baya itu seperti merasa mendapatkan dukungan. Seketika mama Peter berubah menjadi seakan-akan dia adalah korbannya..

"Tita sayang... untung kamu datang nak... Lihatlah ada seorang perempuan jalang yang menindas tante... sayang..." Shopia mamanya Peter menjadi semakin belagu.

Gadis yang bernama Tita melihat ke arah Karen, dan melihat kecantikan gadis itu, Tita menjadi merasa benci dengan gadis itu.

"Berani sekali kamu perempuan jalang... apakah kamu sudah bosan hidup?" Gadis itu berjalan mendekat, kemudian mengangkat tangan untuk memberikan tamparan pada Karen. Tapi...

"Singkirkan tangan busukmu dari tunanganku...! Secuil saja tanganmu mengenai kulit tunanganku, aku akan patahkan sekarang juga..." suara keras berwibawa terdengar di belakang Karen, dan tampak pergelangan tangan Tita tampak dicekal oleh seseorang. Wajah semua yang berada di tempat itu menjadi terkejut, melihat siapa yang datang  dan memberi peringatan.

*********

Episodes
1 Bab 1. Hari-hariku....
2 Bab 2. Nightmare...
3 Bab 3. Dipecat
4 Bab 4. Serangan
5 Bab 5. Temukan Gadis itu
6 Bab 6. Pindah Tempat
7 Bab 7. Menikahlah denganku
8 Bab 8. Ditindas
9 Bab 9. Kita pergi sekarang
10 Bab 10. Mengantar Pulang
11 Bab 11. Selir???
12 Bab 12. Kenapa kamu menangis
13 Bab 13. Rutinitas
14 Bab 14. Waktu yang Tepat
15 Bab 15. Gadis Miskin
16 Bab 16. Perlakuan Lembut
17 Bab 17. Penasaran
18 Bab 18. Identitas Tersembunyi
19 Bab 19. Tamu tak Diundang
20 Bab 20. Ada dimana aku??
21 Bab 21. Perhatian
22 Bab 22. Perawatan Khusus
23 Bab 23. Berusaha Keluar
24 Bab 24. Benteng Pendem
25 Bab 25. Sikap Waspada
26 Bab 26. Silsilah
27 Bab 27. Invitation Letter
28 Bab 28. Ijin Papa
29 Bab 29. Sakit Perut
30 Bab 30. Berusaha Perhatian
31 Bab 31. Pertolongan
32 Bab 32. Akhirnya
33 Bab 33. Merasa Bersalah
34 Bab 34. Papa
35 Bab 35. Galau
36 Bab 36. Kedatangannya
37 Bab 37. Gadisku
38 Bab 38. Aura Bersahabat
39 Bab 39. Merasa Malu
40 Bab 40. Apa yang Terjadi tadi Malam?
41 Bab 41. Misterius
42 Bab 42. Rasa Ingin Tahu
43 Bab 43. Belum Terjawab
44 Bab 44. Kedatangan Nyonya Clara
45 Chapter 45. Kemanapun mengikuti
46 Chapter 46. Calon Istriku
47 Chapter 47. Serba Salah
48 Chapter 48. Gundah
49 Chapter 49. Tindakan tidak Sengaja
50 Chapter 50. Kedatangan
51 Chapter 51. Will you marry me
52 Chapter 52. Batasan Tegas
53 Chapter 53. Dis Orientasi
54 Chapter 54. Bingung
55 Chapter 55. Sikap Posesif
56 Chapter 56. Strategi Baru
57 Chapter 57. Aksi Tindakan
58 Chapter 58. Hasil Pemeriksaan
59 Chapter 59. Penyergapan
60 Chapter 60. Ketegangan
61 Chapter 61. Kebingungan
62 Chapter 62. Misi Rahasia
63 Chapter 63. Terkejut
64 Chapter 64. Lingkungan Baru
65 Chapter 65. Menjalankan Rencana
66 Chapter 66. Merasa Asing
67 Chapter 67. Hilangnya rasa hormat
68 Chapter 68. Evakuasi
69 Chapter 69. Kebohongan
70 Chapter 70. Masa Berlalu
71 Chapter 71. Upaya Pendekatan
72 Chapter 72. Menundukkan Hati
73 Chapter 73. Masih Misteri
74 Chapter 74. Ingatan Samar
75 Chapter 75. Rencana Seru
76 Chapter 76. Taktik
77 Chapter 77. Persiapan
78 Chapter 78. Panik dan Marah
79 Chapter 79. Keras Hati
80 Chapter 80. Apakah Anda Papaku
81 Chapter 81. Asal Usul
82 Chapter 82. Pilihan Sulit
83 Chapter 83. Inikah Cucuku
84 Chapter 84. Bukan Urusanmu
85 Chapter 85. Keragu-raguan
86 Chapter 86. Tega
87 Chapter 87. Berita bahagia
88 Chapter 88. Alur
89 Chapter 89. Pertimbangan Serius
90 Chapter 90. Tatapan Bingung
91 Chapter 91. Bertemu Oma
92 Chapter 92. Suara yang DIrindukan
93 Chapter 93. Perlakuan Lembut
94 Chapter 94. Menjatuhkan Hati
95 Chapter 95. Perkelahian
96 Chapter 96. Pertemuan Kecil
97 Chapter 97. Salah Sasaran
98 Chapter 98. Aku akan Mengejarnya
99 Chapter 99. Terbangun
100 Chapter 100. Tiga Generasi
101 Chapter 101. Chemistry
102 Chapter 102. Invitation
103 Chapter 103. Akhirnya
104 Chapter 104. Kabar Bahagia
105 Chapter 105. Hopeless
106 Chapter 106. Pengorbanan
107 Chapter 107. Hopeless
108 Chapter 108. Laki-lakiku
109 Chapter 109. Keberangkatan
110 Chapter 110. Kerinduan
111 Chapter 111. Penyambutan Hangat
112 Chapter 112. Cuci Otak
113 Chapter 113. Strategi
114 Chapter 114. Ruang Rahasia
115 Chapter 115. Mencari Jalan
116 Chapter 116. Panik
117 Chapter 117. Kebohongan
118 Chapter 118. Pemaksaan
119 Chapter 119. Reuni Keluarga
120 Chapter 120. Kesadaran
121 Chapter 121. Karma
122 Chapter 122. Will you marry me??
123 Chapter 123. Stephen
124 Chapter 124. Metamorfosis
125 Chapter 125. Persiapan Lamaran
126 Chapter 126. Run down
127 Chapter 127. Sambutan yang Baik
128 Chapter 128. Berlian merah muda Argyle
129 Chapter 129. Kebahagiaan
130 Chapter 130. Menyiapkan Adik untuk Azheema
131 Chapter 131. Meyakinkanmu
132 Chapter 132. Kenalan baru
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Bab 1. Hari-hariku....
2
Bab 2. Nightmare...
3
Bab 3. Dipecat
4
Bab 4. Serangan
5
Bab 5. Temukan Gadis itu
6
Bab 6. Pindah Tempat
7
Bab 7. Menikahlah denganku
8
Bab 8. Ditindas
9
Bab 9. Kita pergi sekarang
10
Bab 10. Mengantar Pulang
11
Bab 11. Selir???
12
Bab 12. Kenapa kamu menangis
13
Bab 13. Rutinitas
14
Bab 14. Waktu yang Tepat
15
Bab 15. Gadis Miskin
16
Bab 16. Perlakuan Lembut
17
Bab 17. Penasaran
18
Bab 18. Identitas Tersembunyi
19
Bab 19. Tamu tak Diundang
20
Bab 20. Ada dimana aku??
21
Bab 21. Perhatian
22
Bab 22. Perawatan Khusus
23
Bab 23. Berusaha Keluar
24
Bab 24. Benteng Pendem
25
Bab 25. Sikap Waspada
26
Bab 26. Silsilah
27
Bab 27. Invitation Letter
28
Bab 28. Ijin Papa
29
Bab 29. Sakit Perut
30
Bab 30. Berusaha Perhatian
31
Bab 31. Pertolongan
32
Bab 32. Akhirnya
33
Bab 33. Merasa Bersalah
34
Bab 34. Papa
35
Bab 35. Galau
36
Bab 36. Kedatangannya
37
Bab 37. Gadisku
38
Bab 38. Aura Bersahabat
39
Bab 39. Merasa Malu
40
Bab 40. Apa yang Terjadi tadi Malam?
41
Bab 41. Misterius
42
Bab 42. Rasa Ingin Tahu
43
Bab 43. Belum Terjawab
44
Bab 44. Kedatangan Nyonya Clara
45
Chapter 45. Kemanapun mengikuti
46
Chapter 46. Calon Istriku
47
Chapter 47. Serba Salah
48
Chapter 48. Gundah
49
Chapter 49. Tindakan tidak Sengaja
50
Chapter 50. Kedatangan
51
Chapter 51. Will you marry me
52
Chapter 52. Batasan Tegas
53
Chapter 53. Dis Orientasi
54
Chapter 54. Bingung
55
Chapter 55. Sikap Posesif
56
Chapter 56. Strategi Baru
57
Chapter 57. Aksi Tindakan
58
Chapter 58. Hasil Pemeriksaan
59
Chapter 59. Penyergapan
60
Chapter 60. Ketegangan
61
Chapter 61. Kebingungan
62
Chapter 62. Misi Rahasia
63
Chapter 63. Terkejut
64
Chapter 64. Lingkungan Baru
65
Chapter 65. Menjalankan Rencana
66
Chapter 66. Merasa Asing
67
Chapter 67. Hilangnya rasa hormat
68
Chapter 68. Evakuasi
69
Chapter 69. Kebohongan
70
Chapter 70. Masa Berlalu
71
Chapter 71. Upaya Pendekatan
72
Chapter 72. Menundukkan Hati
73
Chapter 73. Masih Misteri
74
Chapter 74. Ingatan Samar
75
Chapter 75. Rencana Seru
76
Chapter 76. Taktik
77
Chapter 77. Persiapan
78
Chapter 78. Panik dan Marah
79
Chapter 79. Keras Hati
80
Chapter 80. Apakah Anda Papaku
81
Chapter 81. Asal Usul
82
Chapter 82. Pilihan Sulit
83
Chapter 83. Inikah Cucuku
84
Chapter 84. Bukan Urusanmu
85
Chapter 85. Keragu-raguan
86
Chapter 86. Tega
87
Chapter 87. Berita bahagia
88
Chapter 88. Alur
89
Chapter 89. Pertimbangan Serius
90
Chapter 90. Tatapan Bingung
91
Chapter 91. Bertemu Oma
92
Chapter 92. Suara yang DIrindukan
93
Chapter 93. Perlakuan Lembut
94
Chapter 94. Menjatuhkan Hati
95
Chapter 95. Perkelahian
96
Chapter 96. Pertemuan Kecil
97
Chapter 97. Salah Sasaran
98
Chapter 98. Aku akan Mengejarnya
99
Chapter 99. Terbangun
100
Chapter 100. Tiga Generasi
101
Chapter 101. Chemistry
102
Chapter 102. Invitation
103
Chapter 103. Akhirnya
104
Chapter 104. Kabar Bahagia
105
Chapter 105. Hopeless
106
Chapter 106. Pengorbanan
107
Chapter 107. Hopeless
108
Chapter 108. Laki-lakiku
109
Chapter 109. Keberangkatan
110
Chapter 110. Kerinduan
111
Chapter 111. Penyambutan Hangat
112
Chapter 112. Cuci Otak
113
Chapter 113. Strategi
114
Chapter 114. Ruang Rahasia
115
Chapter 115. Mencari Jalan
116
Chapter 116. Panik
117
Chapter 117. Kebohongan
118
Chapter 118. Pemaksaan
119
Chapter 119. Reuni Keluarga
120
Chapter 120. Kesadaran
121
Chapter 121. Karma
122
Chapter 122. Will you marry me??
123
Chapter 123. Stephen
124
Chapter 124. Metamorfosis
125
Chapter 125. Persiapan Lamaran
126
Chapter 126. Run down
127
Chapter 127. Sambutan yang Baik
128
Chapter 128. Berlian merah muda Argyle
129
Chapter 129. Kebahagiaan
130
Chapter 130. Menyiapkan Adik untuk Azheema
131
Chapter 131. Meyakinkanmu
132
Chapter 132. Kenalan baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!