Bab 12. Kenapa kamu menangis

Di dalam kamar..

Karen termenung sendiri di dalam kamar, teringat kejadian demi kejadian hari ini yang dia alami. Kedatangan tuan muda Raymond yang tanpa sengaja menyelamatkan mukanya pada mama dari kekasihnya, sangat membekas dalam hatinya. Namun, terselip kesedihan di sudut hati gadis itu ketika teringat ucapan nyonya Shopia kepadanya.

"Kenapa tiba-tiba aku merasa sedih dengan perkataan perempuan paruh baya itu, meskipun aku juga belum yakin apakah Peter adalah jodohku.." Karen berbicara pada dirinya sendiri,

Beberapa tahun menjalin hubungan dengan Peter sebagai pasangan kekasih, baru kali ini gadis itu merasa tersudut. Selama ini belum pernah ada yang merendahkan statusnya, kecuali bullying di sekolah yang selalu dengan mudah diatasinya. Hal itu terjadi, karena papanya selalu memilihkan sekolah yang memiliki grade tinggi untuk studinya. Penghinaan karena dari kelas bawah, masuk ke kelas atas hampir setiap hari dinikmatinya. Namun.. melihat tekad kuat dari papanya, Karen selalu bisa menghadapinya. Namun kali ini... hinaan dari Tita dan nyonya Shopia kembali terngiang di telinganya.

"Apakah memang serendah itu, status orang dari kelas bawah sepertiku ketika akan memilih pasangan..?" kembali gadis itu bergumam. Beberapa kali membaca berita penindasan, dan kali ini mengalaminya sendiri, membuat Karen berpikir. Beberapa kasus yang terjadi di negaranya, memang selalu ada perbedaan sikap orang-orang kaya, dan kelas menengah ke bawah. Bahkan beberapa restaurant, butik maupun mall juga membedakan perlakuan pada para pelanggan mereka. Dan hal itu, sudah menjadi berita umum.

"Tetapi hal ini tidak bisa dibiarkan..., lebih baik aku kehilangan Peter untuk selamanya. Daripada martabatku dan papa diinjak-injak oleh orang yang mengaku sok kaya. Meskipun tidak kaya, tetapi aku dan papa tidak pernah kekurangan apapun. Sejak aku kecil, sampai kuliah... papa selalu bisa mencukupi kehidupanku dengan baik, tanpa terdengar ada keluhan dari papa sedikitpun.." menyadari jika dirinya tidak mau diperlakukan semena-mena, dan dipandang sebelah mata, akhirnya Karen menjadi berpikir dan membulatkan tekad.

Meskipun sampai sebesar ini, Karen tidak pernah mengetahui apa yang dikerjakan oleh papanya. Semua kebutuhan, bahkan biaya studi yang sangat tinggi, selalu bisa dilunasi oleh Tuan Ronald dengan baik, bahkan tidak pernah ada penundaan pembayaran. Beberapa kali Karen mencari tahu, darimana papanya bisa menemukan uang sebanyak itu untuk membiayai hidupnya, namun selalu hanya senyuman yang diberikan oleh papanya. Menyadari hal itu, tersungging senyuman di bibir gadis itu.,

"Papa... bersamamu Karen, kamu pasti akan bertahan... Tidak akan ada yang bisa menganggap rendah kehidupan kita, siapapun itu tanpa terkecuali. Dan aku.. aku tidak boleh terpuruk, percintaan apaan jika hanya ada kata hinaan di dalamnya. Lebih baik kita pisah pada saat seperti ini, daripada harus dipermalukan. Apalagi.... perempuan paruh baya itu, berpikir untuk menjadikan aku selir untuk Peter... Huekss..." tiba-tiba perut Karen merasa mual, ketika membayangkan bagaimana sikap dan perlakuan mama Peter padanya tadi. Perlakuan papanya selama ini, yang membuat gadis itu bisa melupakan kejadian buruk yang tadi dialaminya,

Tiba-tiba Karen kembali teringat dengan laki-laki tampan yang mengantarnya pulang tadi. Gadis itu kembali mencoba berpikir tentangnya,

"Siapa laki-laki itu sebenarnya. Tuan muda Raymond... pewaris keluarga kaya di negeri ini. Bisa datang tiba-tiba dan memberikanku pertolongan... Apakah ini memang disengaja, ataukan hanya jebakan saja...?" Karen kembali memikirkan perlakuan Tuan muda yang menolongnya.

Beberapa kali Karen mencoba mencari tahu, hal baik apa yang pernah dilakukannya, sehingga laki-laki kaya itu bisa memperlakukannya dengan baik.

"Apakah ini karma baikku dan papa, yang selama ini menerima hujatan tanpa membalasnya. Tapi... masak secepat ini karma sudah datang.." Karen menjadi ragu dengan pikirannya sendiri,

"Tapi bagaimanapun, aku harus berhati-hati, karena banyak sekali kasus bejat di negara ini. Aku tidak boleh tergiur dan terkesima dengan penampilannya, laki-laki itu tampan, kaya, banyak pengawal. Sangat tidak masuk akal, dengan muda memberikanku pertolongan. Memang... siapakah aku ini, Cinderella... bukan juga. Bisa jadi, laki-laki itu hanya akan mengumpanku saja, dan sebenarnya ada maksud buruk terhadapku.." pikiran Karen semakin ngelantur. Tetapi sikap kehati-hatian muncul dalam hati Karen,

Beberapa kali berpikir, Karen tetap tidak menemukan apa alasan sampai tuan muda Raymond menolongnya. Karen mengusap wajahnya beberapa kali ke atas dan ke bawah. Tetapi tetap tidak ada alur, maupun kaitan apapun yang berhasil diperolehnya. Tanpa sadar, karena mungkin terlalu banyak berpikir dan terlalu letih, gadis itu akhirnya tertidur pulas.

**********

Beberapa Saat Kemudian...

Tuan Ronald yang baru menginjak halaman rumah, mengerutkan keningnya. Hari sudah malam, namun laki-laki itu tidak melihat ada setitik cahaya dari rumah yang kini ditempatinya dengan putrinya Karen.

"Hemmmpphh... apakah Karen belum pulang sampai jam segini. Padahal hari ini hari libur, biasanya Karen akan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Jikapun gadis itu keluar, hanya beberapa jam saja.." laki-laki paruh baya itu bergumam sendiri, dan bergegas mencari anak kunci di sakunya.

Setelah menemukannya, dengan menggunakan senter dari flash ponsel, akhirnya laki-laki paruh baya itu dengan hati-hati membuka pintu. Tidak berapa lama..., laki-laki itu sudah berhasil membuka pintu, dan tangannya meraba dinding untuk menekan saklar lampu. Sesaat lampu di ruang tamu menyala, demikian juga lampu di teras dan halaman. Tatapan laki-laki itu melihat sepatu putrinya yang tampak berantakan, di dekat tempat berdirinya.

"Sepatu Karen tergeletak di lantai.. Berarti anak itu sudah berada di rumah, Apa yang sedang dilakukannya.." dengan sabar, laki-laki paruh baya itu membereskan sepatu putrinya yang tergeletak sembarangan.

Setelah rapi tertata, tuan Ronald berjalan menuju wastafel untuk membersihkan tangannya.

"Aku akan melihat apakah Karen sedang tidur atau masih berada di luar... " sambil tersenyum, laki-laki yang sangat menyayangi Karen berjalan menuju kamar putrinya.

Perlahan Tuan Ronald membuka pintu kamar, dan menyalakan lampu kamar putrinya. Terlihat Karen tertidur dengan pulas, tanpa menyadari jika papanya sudah berada di dalam kamarnya. Senyuman terbit dari bibir laki-laki paruh baya itu...

"Non Karen..., sangat pulas sekali tidurmu. Maafkan aku non..., aku masih merahasiakan siapa dirimu... Semoga sampai kapanpun, tidak ada yang tahu siapa sebenarnya dirimu." laki-laki paruh baya itu bergumam sendiri. Ada tatapan sedih menggayut dalam kilat matanya,

Tiba-tiba tuan Ronald melihat pintu jendela kamar Karen masih terbuka, dan dengan hati-hati laki-laki itu berjalan dan menutup jendela perlahan.

"Klek..." suara engsel jendela terdengar pelan.

Meskipun tidak keras, namun suara engsel membangunkan Karen. Gadis itu terkejut, dan membuka matanya lebar. Tetapi melihat papanya yang berada dalam kamarnya, senyuman muncul di bibirnya..

"Papa... papa sudah pulang...?" Gadis itu beranjak dari posisi tidur, dan duduk di pinggiran ranjang.

"Sudah sayang... Karen... mandilah dulu... papa akan menyiapkan makan malam untukmu. Setelah itu, temani papa makan malam sayang.." dengan senyum sabar, Tuan Ronald menanggapi putrinya.

Namun Karen malam memeluk laki-laki paruh baya itu dengan erat... Laki-laki paruh baya itu terkejut dengan sikap putrinya, dan seperti tersihir,

"Apa yang terjadi denganmu Karen... apakah kamu memiliki masalah sayang. Ceritakan pada papa, aku akan membantumu memberikan solusi.." perlahan Tuan Ronald mengusap rambut di kepala putrinya. Sudah lama tuan Ronald tersadar, jika dirinya tidak sedekat lagi dengan Karen seperti dulu.

"Tidak ada pa..., Karen hanya ingin memeluk papa saja. Hanya papa satu-satunya, di dunia ini yang bisa memberikan kasih sayang tulus pada Karen, Terima kasih pa,.." tanpa sadar, air mata meleleh dari pelupuk mata gadis itu.

Tuan Ronald kembali terkejut, baru kali ini laki-laki paruh baya itu melihat putrinya menangis. Beberapa tahun membesarkan gadisnya, Karen tidak pernah mencurahkan kesedihan kepadanya. Tapi, kali ini Karen menangis dalam pelukannya..

"Karen.., kamu menangis sayang. Ceritakan pada papa, apa yang membuat putriku tersayang ini menangis. Papa bisa melakukan segalanya untukmu Karen..." ucapan tegas dari Tuan Ronald keluar dari mulutnya, menunjukkan bagaimana protective nya laki-laki paruh baya ini menjaga Karen.

"Tidak apa-apa papa, Karen tiba-tiba saja merasa sedih dan ingin menangis. Mungkin karena menjelang PMS pa, jadi perasaan Karen menjadi sensitif seperti ini.." gadis itu mengarang cerita palsu.

"Hempphh... baiklah putriku. Mandilah dulu, papa akan membuatkan minuman jahe gula aren untuk menghangatkan perutmu. Sekaligus papa akan menyiapkan makan malam..." dengan lembut, Tuan Ronald mencium pucuk kepala Karen.

*************

Episodes
1 Bab 1. Hari-hariku....
2 Bab 2. Nightmare...
3 Bab 3. Dipecat
4 Bab 4. Serangan
5 Bab 5. Temukan Gadis itu
6 Bab 6. Pindah Tempat
7 Bab 7. Menikahlah denganku
8 Bab 8. Ditindas
9 Bab 9. Kita pergi sekarang
10 Bab 10. Mengantar Pulang
11 Bab 11. Selir???
12 Bab 12. Kenapa kamu menangis
13 Bab 13. Rutinitas
14 Bab 14. Waktu yang Tepat
15 Bab 15. Gadis Miskin
16 Bab 16. Perlakuan Lembut
17 Bab 17. Penasaran
18 Bab 18. Identitas Tersembunyi
19 Bab 19. Tamu tak Diundang
20 Bab 20. Ada dimana aku??
21 Bab 21. Perhatian
22 Bab 22. Perawatan Khusus
23 Bab 23. Berusaha Keluar
24 Bab 24. Benteng Pendem
25 Bab 25. Sikap Waspada
26 Bab 26. Silsilah
27 Bab 27. Invitation Letter
28 Bab 28. Ijin Papa
29 Bab 29. Sakit Perut
30 Bab 30. Berusaha Perhatian
31 Bab 31. Pertolongan
32 Bab 32. Akhirnya
33 Bab 33. Merasa Bersalah
34 Bab 34. Papa
35 Bab 35. Galau
36 Bab 36. Kedatangannya
37 Bab 37. Gadisku
38 Bab 38. Aura Bersahabat
39 Bab 39. Merasa Malu
40 Bab 40. Apa yang Terjadi tadi Malam?
41 Bab 41. Misterius
42 Bab 42. Rasa Ingin Tahu
43 Bab 43. Belum Terjawab
44 Bab 44. Kedatangan Nyonya Clara
45 Chapter 45. Kemanapun mengikuti
46 Chapter 46. Calon Istriku
47 Chapter 47. Serba Salah
48 Chapter 48. Gundah
49 Chapter 49. Tindakan tidak Sengaja
50 Chapter 50. Kedatangan
51 Chapter 51. Will you marry me
52 Chapter 52. Batasan Tegas
53 Chapter 53. Dis Orientasi
54 Chapter 54. Bingung
55 Chapter 55. Sikap Posesif
56 Chapter 56. Strategi Baru
57 Chapter 57. Aksi Tindakan
58 Chapter 58. Hasil Pemeriksaan
59 Chapter 59. Penyergapan
60 Chapter 60. Ketegangan
61 Chapter 61. Kebingungan
62 Chapter 62. Misi Rahasia
63 Chapter 63. Terkejut
64 Chapter 64. Lingkungan Baru
65 Chapter 65. Menjalankan Rencana
66 Chapter 66. Merasa Asing
67 Chapter 67. Hilangnya rasa hormat
68 Chapter 68. Evakuasi
69 Chapter 69. Kebohongan
70 Chapter 70. Masa Berlalu
71 Chapter 71. Upaya Pendekatan
72 Chapter 72. Menundukkan Hati
73 Chapter 73. Masih Misteri
74 Chapter 74. Ingatan Samar
75 Chapter 75. Rencana Seru
76 Chapter 76. Taktik
77 Chapter 77. Persiapan
78 Chapter 78. Panik dan Marah
79 Chapter 79. Keras Hati
80 Chapter 80. Apakah Anda Papaku
81 Chapter 81. Asal Usul
82 Chapter 82. Pilihan Sulit
83 Chapter 83. Inikah Cucuku
84 Chapter 84. Bukan Urusanmu
85 Chapter 85. Keragu-raguan
86 Chapter 86. Tega
87 Chapter 87. Berita bahagia
88 Chapter 88. Alur
89 Chapter 89. Pertimbangan Serius
90 Chapter 90. Tatapan Bingung
91 Chapter 91. Bertemu Oma
92 Chapter 92. Suara yang DIrindukan
93 Chapter 93. Perlakuan Lembut
94 Chapter 94. Menjatuhkan Hati
95 Chapter 95. Perkelahian
96 Chapter 96. Pertemuan Kecil
97 Chapter 97. Salah Sasaran
98 Chapter 98. Aku akan Mengejarnya
99 Chapter 99. Terbangun
100 Chapter 100. Tiga Generasi
101 Chapter 101. Chemistry
102 Chapter 102. Invitation
103 Chapter 103. Akhirnya
104 Chapter 104. Kabar Bahagia
105 Chapter 105. Hopeless
106 Chapter 106. Pengorbanan
107 Chapter 107. Hopeless
108 Chapter 108. Laki-lakiku
109 Chapter 109. Keberangkatan
110 Chapter 110. Kerinduan
111 Chapter 111. Penyambutan Hangat
112 Chapter 112. Cuci Otak
113 Chapter 113. Strategi
114 Chapter 114. Ruang Rahasia
115 Chapter 115. Mencari Jalan
116 Chapter 116. Panik
117 Chapter 117. Kebohongan
118 Chapter 118. Pemaksaan
119 Chapter 119. Reuni Keluarga
120 Chapter 120. Kesadaran
121 Chapter 121. Karma
122 Chapter 122. Will you marry me??
123 Chapter 123. Stephen
124 Chapter 124. Metamorfosis
125 Chapter 125. Persiapan Lamaran
126 Chapter 126. Run down
127 Chapter 127. Sambutan yang Baik
128 Chapter 128. Berlian merah muda Argyle
129 Chapter 129. Kebahagiaan
130 Chapter 130. Menyiapkan Adik untuk Azheema
131 Chapter 131. Meyakinkanmu
132 Chapter 132. Kenalan baru
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Bab 1. Hari-hariku....
2
Bab 2. Nightmare...
3
Bab 3. Dipecat
4
Bab 4. Serangan
5
Bab 5. Temukan Gadis itu
6
Bab 6. Pindah Tempat
7
Bab 7. Menikahlah denganku
8
Bab 8. Ditindas
9
Bab 9. Kita pergi sekarang
10
Bab 10. Mengantar Pulang
11
Bab 11. Selir???
12
Bab 12. Kenapa kamu menangis
13
Bab 13. Rutinitas
14
Bab 14. Waktu yang Tepat
15
Bab 15. Gadis Miskin
16
Bab 16. Perlakuan Lembut
17
Bab 17. Penasaran
18
Bab 18. Identitas Tersembunyi
19
Bab 19. Tamu tak Diundang
20
Bab 20. Ada dimana aku??
21
Bab 21. Perhatian
22
Bab 22. Perawatan Khusus
23
Bab 23. Berusaha Keluar
24
Bab 24. Benteng Pendem
25
Bab 25. Sikap Waspada
26
Bab 26. Silsilah
27
Bab 27. Invitation Letter
28
Bab 28. Ijin Papa
29
Bab 29. Sakit Perut
30
Bab 30. Berusaha Perhatian
31
Bab 31. Pertolongan
32
Bab 32. Akhirnya
33
Bab 33. Merasa Bersalah
34
Bab 34. Papa
35
Bab 35. Galau
36
Bab 36. Kedatangannya
37
Bab 37. Gadisku
38
Bab 38. Aura Bersahabat
39
Bab 39. Merasa Malu
40
Bab 40. Apa yang Terjadi tadi Malam?
41
Bab 41. Misterius
42
Bab 42. Rasa Ingin Tahu
43
Bab 43. Belum Terjawab
44
Bab 44. Kedatangan Nyonya Clara
45
Chapter 45. Kemanapun mengikuti
46
Chapter 46. Calon Istriku
47
Chapter 47. Serba Salah
48
Chapter 48. Gundah
49
Chapter 49. Tindakan tidak Sengaja
50
Chapter 50. Kedatangan
51
Chapter 51. Will you marry me
52
Chapter 52. Batasan Tegas
53
Chapter 53. Dis Orientasi
54
Chapter 54. Bingung
55
Chapter 55. Sikap Posesif
56
Chapter 56. Strategi Baru
57
Chapter 57. Aksi Tindakan
58
Chapter 58. Hasil Pemeriksaan
59
Chapter 59. Penyergapan
60
Chapter 60. Ketegangan
61
Chapter 61. Kebingungan
62
Chapter 62. Misi Rahasia
63
Chapter 63. Terkejut
64
Chapter 64. Lingkungan Baru
65
Chapter 65. Menjalankan Rencana
66
Chapter 66. Merasa Asing
67
Chapter 67. Hilangnya rasa hormat
68
Chapter 68. Evakuasi
69
Chapter 69. Kebohongan
70
Chapter 70. Masa Berlalu
71
Chapter 71. Upaya Pendekatan
72
Chapter 72. Menundukkan Hati
73
Chapter 73. Masih Misteri
74
Chapter 74. Ingatan Samar
75
Chapter 75. Rencana Seru
76
Chapter 76. Taktik
77
Chapter 77. Persiapan
78
Chapter 78. Panik dan Marah
79
Chapter 79. Keras Hati
80
Chapter 80. Apakah Anda Papaku
81
Chapter 81. Asal Usul
82
Chapter 82. Pilihan Sulit
83
Chapter 83. Inikah Cucuku
84
Chapter 84. Bukan Urusanmu
85
Chapter 85. Keragu-raguan
86
Chapter 86. Tega
87
Chapter 87. Berita bahagia
88
Chapter 88. Alur
89
Chapter 89. Pertimbangan Serius
90
Chapter 90. Tatapan Bingung
91
Chapter 91. Bertemu Oma
92
Chapter 92. Suara yang DIrindukan
93
Chapter 93. Perlakuan Lembut
94
Chapter 94. Menjatuhkan Hati
95
Chapter 95. Perkelahian
96
Chapter 96. Pertemuan Kecil
97
Chapter 97. Salah Sasaran
98
Chapter 98. Aku akan Mengejarnya
99
Chapter 99. Terbangun
100
Chapter 100. Tiga Generasi
101
Chapter 101. Chemistry
102
Chapter 102. Invitation
103
Chapter 103. Akhirnya
104
Chapter 104. Kabar Bahagia
105
Chapter 105. Hopeless
106
Chapter 106. Pengorbanan
107
Chapter 107. Hopeless
108
Chapter 108. Laki-lakiku
109
Chapter 109. Keberangkatan
110
Chapter 110. Kerinduan
111
Chapter 111. Penyambutan Hangat
112
Chapter 112. Cuci Otak
113
Chapter 113. Strategi
114
Chapter 114. Ruang Rahasia
115
Chapter 115. Mencari Jalan
116
Chapter 116. Panik
117
Chapter 117. Kebohongan
118
Chapter 118. Pemaksaan
119
Chapter 119. Reuni Keluarga
120
Chapter 120. Kesadaran
121
Chapter 121. Karma
122
Chapter 122. Will you marry me??
123
Chapter 123. Stephen
124
Chapter 124. Metamorfosis
125
Chapter 125. Persiapan Lamaran
126
Chapter 126. Run down
127
Chapter 127. Sambutan yang Baik
128
Chapter 128. Berlian merah muda Argyle
129
Chapter 129. Kebahagiaan
130
Chapter 130. Menyiapkan Adik untuk Azheema
131
Chapter 131. Meyakinkanmu
132
Chapter 132. Kenalan baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!