Elizabeth Hospital
Seorang perempuan bergaya sosialita terlihat bernafas lega. Wanita itu adalah mama dari laki-laki yang ditemukan tertembak di depan Boulevard. Perlahan kesedihan tampak memudar dari wajahnya karena melihat putranya sudah berhasil dioperasi, dan peluru yang bersarang di perutnya sudah berhasil dikeluarkan juga. Selain obat premium dari rumah sakit, keluarga itu juga mendatangkan obat-obatan dengan kualitas terbaik dan tidak dijual bebas. Hanya keluarga dari kalangan tertentu yang bisa memesan dan mendapatkannya. Tidak menunggu lama, laki-laki muda itu sudah mulai sadar.
"Bagaimana keadaanmu Raymond putraku...?" dengan raut wajah yang masih cemas, perempuan paruh baya itu mendekat pada putranya.
Laki-laki muda itu melihat ke arah mamanya sebentar, kemudian beralih melihat ke arah lainnya..
"Mama bertanya padamu Raymond.., jangan buat mama menjadi cemas.." tidak ada respon seperti yang diharapkan, perempuan paruh baya itu mengejar putranya dengan pertanyaan,
"Hemphh... tidak ada masalah mam... Mama saja yang terlalu khawatir. Ini hanya luka kecil saja, tidak akan dapat menyakiti Raymond. Lebih baik mama pulang saja, banyak pengawal dan ada asisten Jiang yang akan menemaniku disini. Udara di rumah sakit, tidak akan baik untuk kesehatan mama.." Raymond akhirnya menjawab, dan berusaha mencoba menenangkan mamanya.
Laki-laki muda itu tampak kesal, karena tanpa seijinnya, pengawal memberi tahukan tentang luka tembaknya pada keluarga. Padahal Raymond sangat mengenal mamanya dengan baik, yang akan mudah khawatir jika mendengar ada insiden atau apapun menimpa anggota keluarga mereka.
"Kamu itu selalu seperti ini Raymond.., selalu menganggap remeh luka seperti ini. Ingat siapa dirimu Raymond! Kamu ini adalah pewaris utama keluarga kita. Ke depan, kamu harus lebih berhati-hati, mama tidak mau ada insiden seperti ini lagi.." bukannya tenang, tetapi perempuan paruh baya itu malah tidak berhenti menasehati putranya.
Raymond tersenyum masam, dan tidak memberikan jawaban pada mamanya. Anak muda itu sangat paham dengan karakter mamanya, yang semua didasarkan pada rasa cinta pada dirinya. Tiba-tiba dari arah pintu masuk, terdengar suara daun pintu didorong dari luar. Tidak lama kemudian, seorang perempuan muda berpakaian seksi, menerobos masuk dan langsung menuju ke arah Raymond serta mamanya dengan pandangan cemas.
"Kak Raymond... kenapa bisa begini kak.. Bagaimana dengan semua pengawal yang menjaga kakak, jika mereka tidak becus, kenapa tidak memecat mereka saja?.." perempuan muda itu dengan cemas, bertanya tentang keadaan laki-laki itu. Tidak lupa, gadis itu tampak berusaha menarik perhatian dari laki-laki muda itu.
"Hemppphh.." terlihat Raymond mengacuhkan dan tidak bereaksi apapun. Pandangan matanya malah dialihkan ke tempat lain.
"Tenangkan dirimu Cynthia... tidak terjadi apa-apa dengan Raymond, katanya hanya luka kecil saja." melihat ekspresi putra tercinta pada gadis bernama Cynthia, perempuan paruh baya itu menenangkan gadis itu.
Cynthia semakin mendekat ke arah Raymond, dan mengangkat tangannya berusaha menyentuh kening laki-laki itu. Namun bukannya merasa senang, laki-laki itu malah menatapnya dengan tajam dan penuh peringatan. Cynthia merasa terkejut, dan secara reflek menarik kembali tangannya.
"Tante Clara... sebenarnya apa yang terjadi dengan Raymond.. Cynthia sedang menemani mommy shopping, tiba-tiba mendapatkan pemberi tahuan dari asisten Jiang. Karena panik tante.., Cynthia meninggalkan mommy sendiri di mall dengan teman-temannya, dan segera bergegas ke hospital.." merasa diacuhkan oleh Raymond, gadis bernama Cynthia itu mencoba untuk menarik perhatian dari tante Clara.
Perempuan paruh baya itu tersenyum, dan terlihat sangat menyayangi gadis itu. Melihat sikap dingin putranya, perempuan bernama Clara itu berusaha menghibur gadis itu.
"Tante juga belum tahu bagaimana cerita aslinya Cynt... biasalah. Raymond masih menutup mulut rapat-rapat, belum mau bercerita. Tadi kata pengawal, Raymond diserang di kawasan Boulevard. Untung saja sopir dan pengawal segera melarikannya ke hospital, dan langsung dilakukan operasi." perempuan paruh baya itu menceritakan cerita ringkas, dan sangat berhati-hati agar tidak menyinggung perasaan putranya.
"Ya Tuhan... pasti sangat sakit ya kak... Orang-orang jahat itu memang harus diberikan pelajaran.. Nanti Cynthia akan ceritakan hal ini pada papa, agar papa menugaskan pengawal untuk melakukan penyelidikan atas kasus ini.." gadis itu pura-pura khawatir, dan terlihat sangat impulsive. Namun... perhatian yang ingin didapatkannya dari laki-laki itu, malah membuat Raymond tidak suka.
"Aku peringatkan Cynthia... jangan ikut campur urusan keluargaku. Apakah kamu pikir, keluarga Edward membutuhkan bantuan dari keluargamu. Sama saja kamu merendahkan keluarga besar kami.." tidak diduga, dengan nada sarkasme, Raymond yang sejak tadi diam, memberikan komentar pedas.
Cynthia kaget dengan ekspresi sinis itu, dan sampai memundurkan dirinya, sedikit menjauh dari laki-laki itu. Dan Nyonya Clara juga tidak kalah terkejut dengan respon sinis putranya. Meskipun tidak memihak siapapun, namun perempuan itu menghargai maksud baik dari Cynthia.
"Raymond sayang.., tidak bisakah kamu kurangi volume suaramu nak.. Cynthia bermaksud baik, dan punya tujuan untuk membantumu. Janganlah, kamu salah sangka kepadanya.." dengan hati-hati, Nyonya Clara memberi teguran pada anak muda itu.
Laki-laki bernama Raymond itu tidak bereaksi, dan malah memiringkan tubuhnya ke kiri, dan saat ini posisinya membelakangi kedua perempuan itu. Melihat hal tersebut, sebagai orang tua dari laki-laki itu, nyonya Clara segera mengambil sikap.
"Jangan diambil hati sikap Raymond ya nak Cynthia... Kita menunggu di luar saja yukk, kita biarkan Raymond untuk beristirahat. Karena sejak tadi, tante mengajaknya bicara terus." dengan senyum keibuan, nyonya Clara berusaha menetralisir suasana.
"Baik tante.." ucap Cynthia lirih. Akhirnya dua perempuan itu segera berdiri, dan berjalan menuju ke sofa yang ada di ruang tunggu kamar perawatan itu.
**********
Beberapa Saat Kemudian...
"Jiang... temukan dan bawa gadis yang memberikanku pertolongan tadi. Kamu belum menyampaikan ucapan terima kasih kepadanya bukan...?" setelah Cynthia dan Nyonya Clara pulang, laki-laki bernama Raymond itu memanggil asisten pribadinya.
"Siap Tuan Muda... tadi karena fokus kita pada dokter untuk segera memberikan penanganan pada tuan Muda, kami tidak sempat memperhatikan gadis yang mengantarkan Tuan Muda ke hospital ini. Secepatnya tim akan melacak kamera CCTV untuk mengetahui kemana gadis itu pergi.." Asisten pribadi Raymond bernama Jiang itu segera menyanggupi untuk melaksanakan perintah dari tuan mudanya.
Laki-laki muda bernama Raymond seperti mencoba mengingat sesuatu...
"Tapi aku merasa, seperti pernah melihat gadis itu sebelumnya, tetapi tidak ingat dimana aku pernah bertemu dengannya. Tadi aku sempat menatapnya sebelum aku pingsan, ." Raymond mencoba mengingat-ingat wajah gadis yang memberinya pertolongan.
Namun laki-laki muda itu tidak berhasil menemukannya. Tatapan gadis yang menolongnya, terlihat tajam namun memiliki keberanian,
"Jangan banyak berpikir dulu Tuan muda... kami pasti tidak akan mengecewakan. Tidak akan sampai dalam dua jam, informasi mengenai gadis itu pasti sudah akan kami dapatkan. Hal terpenting yang perlu kita bicarakan adalah, pelaku penembakan di Boulevard tadi.. Utusan siapa mereka itu.." asisten Jiang mengalihkan pembicaraan.
Tuan muda Raymond terdiam, dan berusaha mengingat-ingat kejadian yang sampai membuatnya tertembak.
"Hempphh... aku sempat melihat ada tatto kepala naga, di lengan atas salah satu penyerang yang berhasil aku lumpuhkan. Aku yakin, orang-orang itu adalah kiriman dari Hans... karena laki-laki itu punya dendam pribadi denganku. Selain karena persaingan usaha, kehadiran Cynthia yang selalu menghantuiku, menambah permusuhan dari laki-laki itu padaku. Tapi kamu tidak perlu memikirkannya lebih lanjut Jiang.., dalam waktu dekat, aku yakin Hans tidak akan berani berurusan dengan kita." dengan percaya diri, Raymond memberi nasehat pada asisten pribadinya.
Asisten Jiang mengambil nafas panjang, dan mencoba mengingat kembali wajah laki-laki bernama Hans. Dalam beberapa bulan terakhir, Hans memang secara terang-terang memprovokasi perusahaan mereka, dan terkadang memancing ketika mereka bersaing dalam tender yang sama. Namun dengan pembawaan calm dan tenang, tuan muda Raymond selalu menghadapi, dan berhasil memenangkan persaingan itu.
"Baik Tuan Muda.. kami hanya akan lebih khusus mengamati pergerakan Hans dan anak buahnya. Selain itu, saya sudah kirimkan via chat di grup, untuk segera melacak keberadaan gadis yang menolong Tuan Muda. Semoga hasilnya segera dapat kita dapatkan.." Jiang menyanggupi perintah dari tuan mudanya.
Raymond tersenyum, dan tanpa sadar mengingat kembali tatapan khawatir dari gadis yang membawanya tadi. Laki-laki yang biasa arogan dan dingin itu, tiba-tiba bisa mengeluarkan senyuman. Jiang yang masih berada di samping laki-laki itu mengerutkan kening, mencoba mencari tahu apa yang membuat tuan mudanya tersenyum.
"Apa yang terjadi dengan tuan muda.., kenapa aku menemukan hal yang asing malam ini..:" Jiang menjadi berpikir sendiri.
"Tapi baguslah... daripada hanya emosi dan kemarahan saja yang keluar darinya. Siapa tahu, suasana hati Tuan Muda sedang membaik, dan semua akan menjadi lancar." Jiang akhirnya ikut tersenyum dengan pemikirannya sendiri.
Meskipun ada rasa ingin tahu apa yang sedang dipikirkan oleh tuan mudanya, namun asisten Jiang mencoba untuk menenangkan dirinya. Seiring dengan berjalannya waktu, laki-laki itu yakin jika semuanya akan terbuka.
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
Assalamu'alaikum...
Kak Saptaaaaaaaaaaaaa
Apa kbr???? ☺
2024-03-01
0