Bab 7. Menikahlah denganku

Pinggiran Kota..

Berada di rumah baru, Karen masih terlihat malas. Gadis itu masih merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang ada dalam kamar, masih enggan untuk beranjak. Apalagi Karen merasa tidak ada jadwal kuliah, dan juga sudah tidak bekerja lagi, sehingga gadis itu merasa lebih santai. Bahkan ponselnya juga tidak dilihatnya sejak semalam.

"Papa pasti sudah berangkat kerja, karena rumah ini tampak sepi. Rumah siapakah ini, dan kenapa papa dengan mudah mendapatkan tempat tinggal baru ketika kami menemui masalah. Papa selalu menyembunyikan di depanku. Aku akan mencari tahu, sebenarnya apa yang terjadi dengan papa.." Karen berpikir sendiri.

Tidak hanya kali ini, tetapi hampir di setiap kesempatan. Gadis itu merasa jika papanya terkesan menyembunyikan sesuatu darinya. Kerja di perusahaan mana juga tidak pernah diketahuinya. Jika ditanya, papanya akan selalu menjawab hanya kerja di perusahaan kecil, tetapi semua kebutuhan hidupnya bisa tercukupi dari gajinya itu/

"Apa yang sebenarnya papa sembunyikan, aku harus mencari tahu...?" teringat dengan sikap misterius papanya, akhirnya Karen bergegas bangun dari posisi tidurnya.

Rasa ingin tahu tentang identitas asli dari papanya, mengalahkan akal sehatnya. Perlahan Karen keluar dari dalam kamarnya, tetapi betapa terkejutnya gadis itu karena melihat papanya masih duduk di ruang tamu, dengan kopi panas mengepul di depannya.

"Kamu sudah bangun Karen... sarapanlah dulu. Papa sudah membelikanmu sarapan tadi, jadi kamu tidak perlu repot-repot untuk memasak." dengan lembut, Tuan Ronald menyapa Karen.

Gadis itu menghela nafas panjang dan tersenyum merasa malu karena kalah dengan papanya. kemudian...

"Mmmpphh iya pa, Karen juga agak santai hari ini. Karena Karen telah re sign dari pekerjaan, dan akan fokus pada kuliah saja dulu. Papa sendiri, kenapa belum berangkat bekerja.." Karen pura-pura balik bertanya.

Tuan Ronald tampak diam, hanya menatap keluar dari pintu depan. Kemudian..

"Papa sedang menunggu teman lama, kami ada janji bertemu pada pukul sepuluh a,m. Mengenai pekerjaanmu, jangan kamu pikirkan lagi. Papa masih sanggup untuk membiayai studimu.., meskipun bekerja di perusahaan kecil, tetapi perusahaan sangat memperhatikan kesejahteraan karyawannya." perlahan laki-laki paruh baya itu menjawab, dan selalu kalimat itu yang digunakan untuk meyakinkan putrinya.

Merasa malas selalu mendengar jawaban seperti itu, Karen melangkahkan kaki menuju meja makan. Gadis itu segera duduk, dan menuangkan teh manis panas dari dalam tumbler, ke cangkir yang sudah disiapkan papanya di atas meja. Tetapi ingatan tentang kebaikan papanya terlintas dalam pikiran Karen.

"Papa memang selalu baik, dan mengerti apa yang aku butuhkan selama ini. Papa selalu berusaha untuk memenuhi kekosongan peran mama dalam hidupku, dan papa sanggup melakukannya untukku." Karen kembali berpikir sendiri, gadis itu terharu dengan perhatian lebih dari papanya. Jika sudah berpikir seperti itu, akhirnya gadis itu akan kembali menjadi lunak.

Tiba-tiba, papa Karen mendatangi gadis itu dengan membawa ponselnya. Laki-laki paruh baya itu meletakkan ponsel Karen di depannya..

"Sejak tadi ponselmu terus berbunyi. Ada telpon sepertinya, dan tadi aku lihat sepertinya kekasihmu Peter beberapa kali melakukan panggilan. Angkat dulu telponnya.." sambil berjalan kembali ke ruang tamu, tuan Ronald memberi saran pada putrinya.

Tanpa bicara, Karen segera mengangkat ponsel kemudian menggulir panggilan diterima.

"Karen sayang... aku sangat mengkhawatirkanmu.. Sejak kemarin sore aku berusaha menghubungimu, tapi tidak ada panggilan diterima. Dan pagi ini, aku datang ke apartemenmu tapi semuanya acak-acakan. Ada apa Karen, apa yang terjadi.." terdengar kecemasan dalam nada bicara Peter,

Gadis itu tersenyum pias, dan lupa jika dirinya memiliki seorang kekasih bernama Peter. Hubungan dengan laki-laki itu, memang sudah berlangsung beberapa tahun, namun Karen berusaha untuk menunda dalam hubungan yang lebih serius. Karen merasa belum yakin, apakah benar Peter adalah orang yang betul-betul dicari dan dicintainya,

"Iya Peter... maaf ya, Sejak kemarin aku sibuk, karena dengan papa baru saja berpindah apartemen." tidak ada yang ditutupi, Karen berbicara jujur tentang kondisi keluarganya.

"Pindah lagi... untuk berapa kali Karen. Jika kamu dan papamu ada masalah, kenapa tidak bicarakan denganku. Aku bisa membantumu, tidak malah pergi dan pergi lagi..." Peter terkesan tidak suka. Nada bicara laki-laki itu terdengar agak tinggi.

"Tidak masalah Peter, kamu tidak perlu meributkannya. Kami sudah terbiasa, dan aku malah menyukainya karena selalu berusaha untuk beradaptasi dengan orang-orang baru.." Karen berusaha menghilangkan keraguan pada kekasihnya. Apapun yang terjadi dalam keluarganya, gadis itu selalu ingin menutupi agar tidak diketahui oleh orang lain.

"Okay... okay.., aku tidak akan berdebat denganmu. Kita ketemu siang ini, aku akan menjemputmu. Katakan dimana tempatnya, aku akan meluncur ke rumahmu segera.." Peter tidak mau mendengarkan alasan yang diucapkan Karen. Laki-laki itu memotong pembicaraan...

Karen terdiam, dan berpikir cepat. Mungkin dengan merahasiakan tempat tinggal terbarunya, akan dapat mengurangi orang lain mengetahui keadaan mereka.

"Kita bertemu di cafe biasanya saja Peter.. Kamu tidak perlu menjemputku, karena kebetulan aku juga akan keluar untuk mencari sesuatu.." dengan cepat, Karen menahan agar Peter tidak menjemputnya.

"Hempphh... baiklah.." untung saja laki-laki itu mau mengerti.

**********

Little Break Coffee & Kitchen

Di cafe yang ada di pinggiran kota, tetapi dekat dengan komplek kampus, Karen dan Peter mengatur janji untuk ketemu. Ketika Karen sampai di cafe tersebut, Peter sudah menunggunya. Senyum lebar dari Peter menyambut kedatangan Karen, dan ketika laki-laki itu akan mencium gadis itu, Karen menghindarkan diri.

"Apakah kamu sudah memilih tempat duduk untuk kita Peter...?" Karen mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Sudah sayang... aku memilih tempat duduk di pojok ruangan. Dari tempat itu, kita bisa melihat pemandangan ke samping." untungnya Peter langsung menunjukkan tempat duduk yang sudah direservasi. Laki-laki itu merangkul bahu Karen, dan gadis itu membiarkannya.

Tidak lama, kedua orang itu akhirnya duduk. Sudah ada sandwich, dan nachos di atas meja, tapi baru ada satu minuman.

"Kamu akan pesan minuman apa sayang, aku baru memesan satu untukku sendiri," Peter memanggil waiters, dan tidak lama satu perempuan muda mendatangi pasangan kekasih itu.

"Ada yang bisa saya bantu Tuan..?" seperti kebiasaan menyapa pengunjung, waiters bertanya pada Peter.

"Bawakan aku Hot Americano dengan brown sugar.. Itu saja.." Karen segera menyampaikan tanggapannya, tanpa melihat buku menu,

"Baik Nona,.. mohon untuk menunggu sebentar." dengan sopan, perempuan muda itu membungkukkan badan, dan meninggalkan dua orang itu.

Peter menyesap minumannya, sedangkan Karen mengambil nachos dan mulai memasukkan beberapa keping ke mulutnya. Mereka terdiam sesaat, kemudian...

"Apa yang terjadi padamu dan Om Ronald... Karen. Ceritakan padaku, aku akan mencoba untuk membantumu.." setelah meletakkan kembali cangkir ke atas meja, Peter kembali mengajukan pertanyaan.

Karen terdiam, bingung untuk menjawab apa karena dia sendiri tidak tahu apa yang melatar belakangi penyerangan itu. Hal itu berlangsung berulang kali, dan papanya tidak pernah mau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Kenapa kamu selalu diam, jika aku bertanya padamu Karen.. Tidak maukah kamu berbagi denganku.." Peter terus mengejar. Laki-laki itu berusaha meraih tangan gadis itu, kemudian menggenggam dengan tangannya.

"Peter... aku sendiri bingung dengan keadaan yang selalu menimpaku dan papa. Jikalau aku tahu, aku akan membantu papa untuk memecahkannya. Namun... aku sendiri juga tidak tahu Peter, karena papa tidak pernah mau bercerita apapun padaku." akhirnya dengan putus asa, Karen menjawab pertanyaan Peter.

Peter akhirnya diam, namun pandangan laki-laki itu terus menatap ke wajah Karen kekasihnya. Tiba-tiba Peter mengangkat tangan Karen, dan memberikan kecupan di atasnya...

"Karen... menikahlah denganku sayang.. Kita akan menghadapi semua masalahmu bersama, percayalah padaku. Dan aku akan mengenalkanmu pada orang tuaku, dan aku harap kamu tidak menolaknya.." Karen sudah tidak terkejut dengan perkataan Peter. Karena bukan hanya kali ini saja, laki-laki itu mencoba untuk mengajaknya menikah. Namun, Karen selalu mengalihkan pembicaraan.

Dan kali ini, gadis itu juga terdiam, dan mereka berada dalam diam saling berpandangan.

***********

Episodes
1 Bab 1. Hari-hariku....
2 Bab 2. Nightmare...
3 Bab 3. Dipecat
4 Bab 4. Serangan
5 Bab 5. Temukan Gadis itu
6 Bab 6. Pindah Tempat
7 Bab 7. Menikahlah denganku
8 Bab 8. Ditindas
9 Bab 9. Kita pergi sekarang
10 Bab 10. Mengantar Pulang
11 Bab 11. Selir???
12 Bab 12. Kenapa kamu menangis
13 Bab 13. Rutinitas
14 Bab 14. Waktu yang Tepat
15 Bab 15. Gadis Miskin
16 Bab 16. Perlakuan Lembut
17 Bab 17. Penasaran
18 Bab 18. Identitas Tersembunyi
19 Bab 19. Tamu tak Diundang
20 Bab 20. Ada dimana aku??
21 Bab 21. Perhatian
22 Bab 22. Perawatan Khusus
23 Bab 23. Berusaha Keluar
24 Bab 24. Benteng Pendem
25 Bab 25. Sikap Waspada
26 Bab 26. Silsilah
27 Bab 27. Invitation Letter
28 Bab 28. Ijin Papa
29 Bab 29. Sakit Perut
30 Bab 30. Berusaha Perhatian
31 Bab 31. Pertolongan
32 Bab 32. Akhirnya
33 Bab 33. Merasa Bersalah
34 Bab 34. Papa
35 Bab 35. Galau
36 Bab 36. Kedatangannya
37 Bab 37. Gadisku
38 Bab 38. Aura Bersahabat
39 Bab 39. Merasa Malu
40 Bab 40. Apa yang Terjadi tadi Malam?
41 Bab 41. Misterius
42 Bab 42. Rasa Ingin Tahu
43 Bab 43. Belum Terjawab
44 Bab 44. Kedatangan Nyonya Clara
45 Chapter 45. Kemanapun mengikuti
46 Chapter 46. Calon Istriku
47 Chapter 47. Serba Salah
48 Chapter 48. Gundah
49 Chapter 49. Tindakan tidak Sengaja
50 Chapter 50. Kedatangan
51 Chapter 51. Will you marry me
52 Chapter 52. Batasan Tegas
53 Chapter 53. Dis Orientasi
54 Chapter 54. Bingung
55 Chapter 55. Sikap Posesif
56 Chapter 56. Strategi Baru
57 Chapter 57. Aksi Tindakan
58 Chapter 58. Hasil Pemeriksaan
59 Chapter 59. Penyergapan
60 Chapter 60. Ketegangan
61 Chapter 61. Kebingungan
62 Chapter 62. Misi Rahasia
63 Chapter 63. Terkejut
64 Chapter 64. Lingkungan Baru
65 Chapter 65. Menjalankan Rencana
66 Chapter 66. Merasa Asing
67 Chapter 67. Hilangnya rasa hormat
68 Chapter 68. Evakuasi
69 Chapter 69. Kebohongan
70 Chapter 70. Masa Berlalu
71 Chapter 71. Upaya Pendekatan
72 Chapter 72. Menundukkan Hati
73 Chapter 73. Masih Misteri
74 Chapter 74. Ingatan Samar
75 Chapter 75. Rencana Seru
76 Chapter 76. Taktik
77 Chapter 77. Persiapan
78 Chapter 78. Panik dan Marah
79 Chapter 79. Keras Hati
80 Chapter 80. Apakah Anda Papaku
81 Chapter 81. Asal Usul
82 Chapter 82. Pilihan Sulit
83 Chapter 83. Inikah Cucuku
84 Chapter 84. Bukan Urusanmu
85 Chapter 85. Keragu-raguan
86 Chapter 86. Tega
87 Chapter 87. Berita bahagia
88 Chapter 88. Alur
89 Chapter 89. Pertimbangan Serius
90 Chapter 90. Tatapan Bingung
91 Chapter 91. Bertemu Oma
92 Chapter 92. Suara yang DIrindukan
93 Chapter 93. Perlakuan Lembut
94 Chapter 94. Menjatuhkan Hati
95 Chapter 95. Perkelahian
96 Chapter 96. Pertemuan Kecil
97 Chapter 97. Salah Sasaran
98 Chapter 98. Aku akan Mengejarnya
99 Chapter 99. Terbangun
100 Chapter 100. Tiga Generasi
101 Chapter 101. Chemistry
102 Chapter 102. Invitation
103 Chapter 103. Akhirnya
104 Chapter 104. Kabar Bahagia
105 Chapter 105. Hopeless
106 Chapter 106. Pengorbanan
107 Chapter 107. Hopeless
108 Chapter 108. Laki-lakiku
109 Chapter 109. Keberangkatan
110 Chapter 110. Kerinduan
111 Chapter 111. Penyambutan Hangat
112 Chapter 112. Cuci Otak
113 Chapter 113. Strategi
114 Chapter 114. Ruang Rahasia
115 Chapter 115. Mencari Jalan
116 Chapter 116. Panik
117 Chapter 117. Kebohongan
118 Chapter 118. Pemaksaan
119 Chapter 119. Reuni Keluarga
120 Chapter 120. Kesadaran
121 Chapter 121. Karma
122 Chapter 122. Will you marry me??
123 Chapter 123. Stephen
124 Chapter 124. Metamorfosis
125 Chapter 125. Persiapan Lamaran
126 Chapter 126. Run down
127 Chapter 127. Sambutan yang Baik
128 Chapter 128. Berlian merah muda Argyle
129 Chapter 129. Kebahagiaan
130 Chapter 130. Menyiapkan Adik untuk Azheema
131 Chapter 131. Meyakinkanmu
132 Chapter 132. Kenalan baru
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Bab 1. Hari-hariku....
2
Bab 2. Nightmare...
3
Bab 3. Dipecat
4
Bab 4. Serangan
5
Bab 5. Temukan Gadis itu
6
Bab 6. Pindah Tempat
7
Bab 7. Menikahlah denganku
8
Bab 8. Ditindas
9
Bab 9. Kita pergi sekarang
10
Bab 10. Mengantar Pulang
11
Bab 11. Selir???
12
Bab 12. Kenapa kamu menangis
13
Bab 13. Rutinitas
14
Bab 14. Waktu yang Tepat
15
Bab 15. Gadis Miskin
16
Bab 16. Perlakuan Lembut
17
Bab 17. Penasaran
18
Bab 18. Identitas Tersembunyi
19
Bab 19. Tamu tak Diundang
20
Bab 20. Ada dimana aku??
21
Bab 21. Perhatian
22
Bab 22. Perawatan Khusus
23
Bab 23. Berusaha Keluar
24
Bab 24. Benteng Pendem
25
Bab 25. Sikap Waspada
26
Bab 26. Silsilah
27
Bab 27. Invitation Letter
28
Bab 28. Ijin Papa
29
Bab 29. Sakit Perut
30
Bab 30. Berusaha Perhatian
31
Bab 31. Pertolongan
32
Bab 32. Akhirnya
33
Bab 33. Merasa Bersalah
34
Bab 34. Papa
35
Bab 35. Galau
36
Bab 36. Kedatangannya
37
Bab 37. Gadisku
38
Bab 38. Aura Bersahabat
39
Bab 39. Merasa Malu
40
Bab 40. Apa yang Terjadi tadi Malam?
41
Bab 41. Misterius
42
Bab 42. Rasa Ingin Tahu
43
Bab 43. Belum Terjawab
44
Bab 44. Kedatangan Nyonya Clara
45
Chapter 45. Kemanapun mengikuti
46
Chapter 46. Calon Istriku
47
Chapter 47. Serba Salah
48
Chapter 48. Gundah
49
Chapter 49. Tindakan tidak Sengaja
50
Chapter 50. Kedatangan
51
Chapter 51. Will you marry me
52
Chapter 52. Batasan Tegas
53
Chapter 53. Dis Orientasi
54
Chapter 54. Bingung
55
Chapter 55. Sikap Posesif
56
Chapter 56. Strategi Baru
57
Chapter 57. Aksi Tindakan
58
Chapter 58. Hasil Pemeriksaan
59
Chapter 59. Penyergapan
60
Chapter 60. Ketegangan
61
Chapter 61. Kebingungan
62
Chapter 62. Misi Rahasia
63
Chapter 63. Terkejut
64
Chapter 64. Lingkungan Baru
65
Chapter 65. Menjalankan Rencana
66
Chapter 66. Merasa Asing
67
Chapter 67. Hilangnya rasa hormat
68
Chapter 68. Evakuasi
69
Chapter 69. Kebohongan
70
Chapter 70. Masa Berlalu
71
Chapter 71. Upaya Pendekatan
72
Chapter 72. Menundukkan Hati
73
Chapter 73. Masih Misteri
74
Chapter 74. Ingatan Samar
75
Chapter 75. Rencana Seru
76
Chapter 76. Taktik
77
Chapter 77. Persiapan
78
Chapter 78. Panik dan Marah
79
Chapter 79. Keras Hati
80
Chapter 80. Apakah Anda Papaku
81
Chapter 81. Asal Usul
82
Chapter 82. Pilihan Sulit
83
Chapter 83. Inikah Cucuku
84
Chapter 84. Bukan Urusanmu
85
Chapter 85. Keragu-raguan
86
Chapter 86. Tega
87
Chapter 87. Berita bahagia
88
Chapter 88. Alur
89
Chapter 89. Pertimbangan Serius
90
Chapter 90. Tatapan Bingung
91
Chapter 91. Bertemu Oma
92
Chapter 92. Suara yang DIrindukan
93
Chapter 93. Perlakuan Lembut
94
Chapter 94. Menjatuhkan Hati
95
Chapter 95. Perkelahian
96
Chapter 96. Pertemuan Kecil
97
Chapter 97. Salah Sasaran
98
Chapter 98. Aku akan Mengejarnya
99
Chapter 99. Terbangun
100
Chapter 100. Tiga Generasi
101
Chapter 101. Chemistry
102
Chapter 102. Invitation
103
Chapter 103. Akhirnya
104
Chapter 104. Kabar Bahagia
105
Chapter 105. Hopeless
106
Chapter 106. Pengorbanan
107
Chapter 107. Hopeless
108
Chapter 108. Laki-lakiku
109
Chapter 109. Keberangkatan
110
Chapter 110. Kerinduan
111
Chapter 111. Penyambutan Hangat
112
Chapter 112. Cuci Otak
113
Chapter 113. Strategi
114
Chapter 114. Ruang Rahasia
115
Chapter 115. Mencari Jalan
116
Chapter 116. Panik
117
Chapter 117. Kebohongan
118
Chapter 118. Pemaksaan
119
Chapter 119. Reuni Keluarga
120
Chapter 120. Kesadaran
121
Chapter 121. Karma
122
Chapter 122. Will you marry me??
123
Chapter 123. Stephen
124
Chapter 124. Metamorfosis
125
Chapter 125. Persiapan Lamaran
126
Chapter 126. Run down
127
Chapter 127. Sambutan yang Baik
128
Chapter 128. Berlian merah muda Argyle
129
Chapter 129. Kebahagiaan
130
Chapter 130. Menyiapkan Adik untuk Azheema
131
Chapter 131. Meyakinkanmu
132
Chapter 132. Kenalan baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!