Karen menghentikan langkah kaki ketika mendengar panggilan Peter, namun laki-laki yang membawanya tidak membiarkan gadis itu berhenti. Dengan penuh penguasaan, Raymond menggerakkan tubuh Karen untuk mengikuti langkah kakinya. Di satu sisi, Karen tidak mampu berbicara, aura dingin yang terpancar dari sikap laki-laki yang merangkulnya, seperti menghipnotis gadis itu.
"Berhenti Karen... apakah kamu berkhianat kepadaku sayang... ! Apa salahku, sampai kamu meninggalkanku seperti ini..." Peter terus berteriak memanggil Karen untuk kembali. Melihat jika laki-laki itu terus membawa Karen melangkahkan kaki keluar menuju halaman parkir, Peter berusaha mengejarnya. Namun baru beberapa langkah, dua pengawal Raymond sudah menghentikannya,
Dengan sigap, pengawal Raymond menahan tubuh Peter, sehingga laki-laki itu tidak bisa berjalan apalagi mengejar. Nyonya Sophia dan Tita juga masih terlihat pucat, kedua perempuan itu seperti kehilangan nyali untuk bertindak. Ada tatapan iri, dalam pandangan Tita melihat kekasih Peter bisa mendapatkan perlakuan dari Tuan Muda Raymond, the most wanted man di kota ini.
"Karen... jangan tinggalkan aku...!" Peter terus berteriak memanggil kekasihnya.
Sambil berjalan mengikuti tuan muda Raymond, Karen beberapa kali melihat ke belakang. Gadis itu melihat bagaimana Peter sedang dipegangi oleh para pengawal laki-laki muda yang membawanya. Tetapi begitu melihat pada mama Peter dan gadis yang bersamanya, tiba-tiba Karen merasa mual. Gadis itu kembali mengarahkan pandangan ke depan.
"Tante... apakah kita akan membiarkan perempuan itu dibawa oleh Tuan muda Raymond..?" sambil berbisik, Tita bertanya pada Nyonya Sophia. Sebenarnya ada rasa iri pada Karen..., melihat laki-laki yang membawanya.
"Sudah biarkan saja Tita... Gadis itu tidak akan mengganggumu untuk lebih dekat dengan Peter. Melihatnya dengan mudah dibawa oleh laki-laki, menunjukkan kualitas diri yang sebenarnya. Aku yakin, tidak akan bertahan lama hubungan tuan muda Raymond dengan perempuan jalang itu." dengan berbisik pula, Nyonya Sophia menjawab kata-kata Tita. Ada kebencian dalam setiap kata-katanya.
"Baik tant..." ucap Tita lirih.
Tita memandang dengan sengit dan iri ke arah Karen, yang tampak menaiki mobil yang dibawa Tuan Muda Raymond. Tatapan iri terlihat dalam tatapan itu, namun gadis itu tidak bisa melakukan apapun. Hanya berharap, tidak akan lama hubungan Karen dengan pewaris kaya tersebut.
**********
Dalam perjalanan..
Karen duduk diam di dalam mobil, dan gadis itu tidak berani bergerak hanya duduk merapat ke dekat pintu. Posisi duduk Karen berada di kursi tengah berdampingan dengan tuan muda Raymond, yang sejak masuk ke dalam mobil terus mencuri pandang gadis itu. Berada di dalam mobil dengan orang asing, Karen menjadi mati kutu. Karena tiba-tiba saja Karen teringat, jika laki-laki yang duduk di sampingnya itu adalah laki-laki yang pernah ditabraknya ketika ada angin besar.. Merasa antara bingung dan agak ngeri, ...
"Mmmmpphh... tuan muda, terima kasih sudah membantuku. Saya mohon, hentikan mobil di halte bus depan. Saya akan mencari bus untuk menuju arah pulang..." dengan kalimat terbata, Karen memberanikan diri membuat permohonan pada laki-laki yang duduk di sampingnya.
"Kamu mau turun...?? Apakah kamu tidak menyukai pelayanan yang aku berikan.." dengan suara berwibawa tapi lembut, Raymond memberikan jawaban. Tatapan matanya seakan menghujam ke hati Karen.
"Benar tuan muda..., dan terima kasih atas pertolongan yang tuan muda berikan. Tapi.., saya harus pulang, karena papa saya pasti akan mencari saya tuan muda..." dengan gemetar, Karen mencoba menjelaskan. Dalam hati, ada ketakutan yang mencekam, dan Karen berpikir apakah tanpa sengaja sudah melakukan kesalahan pada tuan muda disampingnya itu. Namun... beberapa kali berpikir, Karen merasa tidak membuat kesalahan padanya.
"Hemppphh.... Jika aku tidak mau menurunkanmu, apa yang akan kamu lakukan.." tiba-tiba dengan senyum smirk, Tuan Muda Raymond menggodanya.
Karen terkejut mendengarnya, dan tanpa sadar gadis itu mengangkat wajahnya ke atas. Tidak diduga, laki-laki tampan itu tengah menatapnya juga. Keduanya tanpa sadar beradu pandang, dan Karen cepat-cepat menurunkan kembali wajahnya, merasa tidak pantas beradu pandang dengan pewaris keluarga terkaya di kota ini.
"Tuan muda... bukankah saya tidak pernah membuat kesalahan pada tuan muda... Tapi, kenapa tuan muda memperlakukan saya seperti ini, tolong tuan..." dengan tubuh yang semakin gemetar, Karen berusaha untuk melunakkan hati laki-laki itu.
"Kenapa kamu ketakutan melihatku manis..., apakah aku masih kurang tampan untuk bersamamu. Tidak perlu melakukan kesalahan jika hanya ingin bersama denganku. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih kepadamu, karena kamu telah memberiku pertolongan. Jika tidak ada kamu kala itu, aku mungkin sudah sekarat." sambil tersenyum, Tuan Muda Raymond menjelaskan.
Merasa tidak pernah memberikan bantuan apapun pada laki-laki itu, Karen semakin gemetar, Tubuhnya menggigil ketakutan, dan gadis itu merapatkan duduknya lebih dekat ke pintu yang ada di sebelahnya. Melihat kondisinya, laki-laki tampan yang duduk di sebelahnya itu melihatnya dengan senang.
"Hempphh... gadis ini betul-betul takut padaku. Namun malah terlihat sangat menggemaskan dan imut. Jika hal ini terjadi pada gadis lain, aku yakin mereka tidak akan pernah membiarkanku untuk bernafas. Mereka akan berlomba-lomba untuk memanjat ranjangku." sambil mengulum senyum, Tuan Muda Raymond tampak berpikir.
Dari kaca depan, driver dan Asisten Jiang tampak mengintip dua orang yang duduk di belakangnya. Sangat jarang baginya ketika mengantarkan tuan mudanya, laki-laki itu tersenyum. Namun... kali ini, beberapa kali senyum manis tuan mudanya terlihat dari tempat duduknya.
"Fokus mengemudi... arahkan mobil ke areal pinggiran kota ini. Kita akan mengantarkan Nona Karen pulang ke rumah.." driver terkejut, karena tiba-tiba tuan mudanya memberinya teguran,
"Upss... uhukk..." duduk di samping driver, Jiang tidak bisa menahan tertawanya. Laki-laki itu pura-pura terbatuk untuk menutup tawanya.
Karen terkejut begitu mendengar jika laki-laki yang membawanya itu mengetahui namanya. Dan melihat laki-laki itu sedang berbicara dengan kedua anak buahnya. Karen berpikir merupakan kesempatan baginya untuk berbicara..
"Tuan muda... bisakah saya diturunkan di jalan depan saja tuan muda.. Saya bisa pulang sendiri..." kembali Karen memohon untuk diturunkan di depan. Laki-laki itu melihat sekilas ke arah Karen, dan..
"Hemppphh... jawabanku adalah tidak manis. Kecuali jika kamu mau menemaniku makan, aku akan mengajakmu. Tapi, jika kami ingin pulang, aku akan mengantarmu. Rumahmu ada di pinggiran kota bukan.." setelah kembali menatap dengan lurus ke depan, Tuan Muda Raymond memberikan tanggapan,
Karen kembali merasa terkejut dengan respon penolakan dari laki-laki itu, dan ketika tahu jika laki-laki itu juga tahu dimana dirinya tinggal. Tiba-tiba saja gadis itu menjadi takut dan merasa menyesal sudah mengikuti laki-laki itu sampai disini.
Tapi..., bagaimana tuan muda tahu jika saya tinggal di pinggiran kota.." dengan hati-hati Karen mencoba untuk kembali berbicara, karena tidak mengira sama sekali, jika ternyata laki-laki di sampingnya itu tahu dimana tempat tinggalnya.
"Tidak penting... asisten Jiang, arahkan driver langsung ke tujuan! " tiba-tiba Tuan Muda Raymond memberi perintah tegas..
"Siap Tuan Muda..." asisten Jiang segera menyahut. Laki-laki yang duduk disamping driver memberikan arah petunjuk jalan pada driver yang mengemudi.
Sedangkan Karen, gadis itu dalam diam bingung berpikir tentang orang-orang yang berada dalam satu mobil dengannya saat ini. Melihat mereka begitu baik memberikannya pertolongan, Karen tidak bisa mencari tahu apa penyebab mereka memberikan pertolongan. Namun jika dikaitkan dengan dirinya yang menyinggung tuan muda di sampingnya, Karen juga merasa tidak pernah melakukan kesalahan.
"Ataukah karena aku menabraknya ketika angin besar kala itu, apakah laki-laki ini mempermasalahkan sekarang... Mmmmppphh... tapi, bukankah kala itu aku tidak sengaja. Aku juga tidak bisa mengendalikan diriku, karena aku tidak berani membuka mataku. Pandanganku kabur..." Karen terus berpikir kemungkinan dirinya menyinggung laki-laki dingin itu. Sepanjang perjalanan gadis itu terus melamun, mencoba menerka apa yang akan dilakukan oleh laki-laki yang membawanya. Tanpa gadis itu sendiri, setelah beberapa saat...
"Sudah sampai tempat tinggalmu..., apakah kamu tidak akan turun.." tiba-tiba Karen dikejutkan suara tuan muda Raymond.
Gadis itu mengangkat wajah ke atas, dan ternyata mobil itu sudah berhenti di halaman tempat tinggalnya saat ini. Dengan tidak percaya, Karen kembali menatap wajah laki-laki itu.. Tetapi segera gadis itu sadar, sudah waktunya untuk terlepas dari laki-laki yang membawanya.
"Terima kasih Tuan muda..." dengan gugup, Karen mengucapkan terima kasih.
Tapi baru saja gadis itu akan membuka pintu mobil, pengawal dari belakang sudah membukakan mobil untuknya. Karen tertegun sejenak, tapi gadis itu tidak mau berpikir panjang. Apalagi ketika melihat sekeliling rumahnya, banyak tatapan ingin tahu dari para tetangga barunya. Gadis itu hanya tersenyum dan menganggukkan kepala, tidak berani banyak menunjukkan dirinya,
"Apakah kamu tidak menawarkanku untuk mampir ke rumah, bukankah aku sudah memberimu pertolongan.?" ketika gadis itu sudah turun dari mobil, Karen kaget karena Tuan Muda Raymond sudah turun dan bertanya kepadanya.
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments