Beberapa hari berlalu...
Seperti biasanya dengan santai Karen berangkat ke kampus menggunakan bus kota. Begitu keluar dari dalam bus kota, Karen bergegas melangkahkan kaki memasuki gerbang kampusnya. Hari ini ada jadwal kuis tertulis, dan Karen tidak mau tertinggal karenanya. Kebetulan dosen yang mengampu ini, lebih mementingkan penugasan baik individu maupun kelompok, dibandingkan dengan ujian tengah maupun ujian akhir. Baru saja masuk ke halaman kampus, Karen menghela nafas ketika melihat Qian dan Mina sedang berada di lobby.
"Hempphh... malas rasanya jika setiap hari aku harus berurusan dengan kedua gadis itu. Lebih baik aku mencari jalan lain saja, daripada harus terlibat konflik dengan mereka.." tidak mau membuat keributan, Karen sengaja berbelok untuk mencari jalan lain.
Gadis itu tidak jadi berjalan lurus, melainkan ambil langkah ke kanan. Meskipun jalan masuk yang dilewatinya sedikit lebih jauh, namun gadis itu tidak mempermasalahkan, Lebih baik menghindarkan diri dari konflik, karena meskipun dirinya tidak bersalah, selalu saja akan menjadi pihak yang dipersalahkan. Kekuatan uang memang raja kekuasaan di kota ini..
"Karen... tunggu...!" terdengar teriakan dari laki-laki di belakangnya.
Karen menghentikan langkah kakinya, dan gadis itu menoleh ke belakang. Terlihat Wen Chu teman karibnya berlari menghampirinya.
"Hey Wen Chu... kenapa kamu juga lewat kemari. Tidak ada masalah bukan..?" merasa bingung karena ternyata laki-laki itu juga lewat di pintu samping, Karen bertanya.
"Aku sengaja mengikutimu Karen, kebetulan aku baru saja parkir mobil. Melihatmu belok ke sini, aku berusaha untuk mengejarmu. Hemppphhh... kamu sengaja menghindari Qian dan Mina bukan. Begitu juga aku, malas harus berurusan dengan kedua gadis manja itu..." Wen Chu pura-pura menghindari dua gadis itu juga.
Mendengar jawaban dari Wenchu, Karen tersenyum. Karen tahu, jika selama ini Wen Chu selalu berusaha untuk menyenangkan hatinya. Bahkan tidak jarang, Wen Chu akan menghadapi teman-teman sekampus yang mencoba untuk melakukan bullying pada Karen.
"Oh ya Karen..., by the way, bagaimana sudah siap dengan materi Desain produk untuk kelas nanti. Aku kemarin sengaja tidak pergi kemana-mana. Yah..., sengaja aku bersiap untuk menghadapi kuis kelas pagi ini." Wen Chu kembali bertanya, mencoba menngalihkan perhatian pembicaraan.
"Syukurlah Chu... aku sudah mempersiapkan juga., Makanya aku menghindari keributan dengan teman lain Chu... Aku sengaja lewat tempat ini, karena akan kembali mengulang materi yang diajarkan oleh dosen pengampu. Kita percepat langkah kaki kita saja Wen Chu, biar nanti kita mendapatkan tempat duduk di depan.." dengan penuh semangat, Karen mengajak Wen Chu untuk segera menuju ke kelas.
"Mmmmphh... okaylah Karen..."
Dua anak muda itu bergegas menuju ke kelas mereka, Ternyata berjalan di samping Wen Chu, sangat efektif untuk menghindari para pengganggu yang sering berusaha mencari masalah dengannya. Karen sudah terlalu banyak mengalah, meskipun gadis itu sanggup untuk menghadapinya. Namun... karena tidak mau menambah musuh untuknya, Karen lebih banyak menghindar dan mengendalikan diri.
*********
Horizon Ltd.
Tuan Muda Raymond tampak serius di belakang meja kerjanya. Asisten pribadinya Jiang melaporkan jika ada masalah cabang perusahaan yang ada di negara Jepang. Dengan serius, laki-laki muda itu mempelajari semua berkas hard file dan mencocokkan dengan soft file, yang sudah disiapkan oleh Jiang.
"Bagaimana Tuan Muda,.. apakah tuan muda menemukan kejanggalan..?" merasa sudah beberapa saat, Raymond menghabiskan waktu, asisten pribadi itu bertanya.
"Hempphh... siapa penanggung jawab kegiatan terakhir di Osaka Jiang...?" laki-laki muda itu malah balik bertanya.
"Hitachi tuan muda..., seorang pekerja eks perusahaan multi nasional. Alasan perekrutan laki-laki itu, karena Hitachi memiliki banyak pengalaman mengendalikan perusahaan besar. Jika tidak keliru. dulu saya pernah menyampaikan keputusan perusahaan cabang memilih laki-laki paruh baya itu.." dengan antusias, asisten Jiang memberikan jawaban.
"Bekerja pada perusahaan multi nasional, dan akhirnya merintis untuk bergabung pada perusahaan cabang yang baru saja didirikan. Sepertinya ada yang aneh pada laki-laki itu, apakah kalian sudah menyelidiki track record dari laki-laki itu. Karena alasan apa, sampai laki-laki itu dikeluarkan atau keluar karena kemauannya sendiri dari perusahaan lama... Bagaimana latar belakang keluarganya...?" wajah Raymond tiba-tiba tampak serius.
Asisten pribadi Jiang agak gemetar mendengar pertanyaan itu. Dirinya betul-betul melupakan hal detail seperti itu untuk menyelidiki seseorang.
"Jiang... apakah kamu tidak mendengar pertanyaanku." dengan nada tegas berwibawa, Raymond mengulang pertanyaan.
"Saya mendengarnya Tuan muda.., dan mohon untuk dimaafkan. Karena kemarin mendesak untuk melakukan soft opening dan grand opening. Pihak pengelola cabang Osaka tergesa dan merasa bangga dapat mendapatkan karyawan sekaliber Hitachi. Jujur tuan muda... saya juga termasuk yang percaya pada laki-laki itu..." Jiang mengaku bersalah, dan pasrah kemarahan apa yang akan diterimanya kali ini.
Tuan muda Raymond terdiam, laki-laki itu menutup layar laptop yang terbuka di depannya, kemudian menghela nafas.
"Siapkan private jet sore ini. Aku akan turun ke lapangan sendiri, akan aku bereskan gulma-gulma yang mengotori sawah-sawah kita." dengan bahasa kiasan, Raymond memberi perintah pada Jiang.
"Siap tuan muda... segera saya kondisikan." dengan gugup, Jiang segera menyanggupi perintah tersebut. Laki-laki muda itu segera melakukan panggilan beberapa saat, sampai tidak sadar jika Raymond sudah berdiri dan akan berjalan meninggalkannya.
"Tu.. tuan muda tunggu...!" Jiang segera mengakhiri panggilan telponnya, dan berusaha mengejar CEO tampan itu.
Tanpa menjawab, Tuan muda Raymond terus berjalan meninggalkan asisten pribadinya.
************
Di kampus...
Peter sengaja menunggu Karen selesai kuliah. Laki-laki itu hafal jadwal kuliah kekasihnya, sehingga merelakan diri untuk ijin keluar dari perusahaan, dan menunggu sampai jadwal Karen berakhir. Sejak duduk di kursi tunggu, laki-laki muda itu mengedarkan pandangan ke sekeliling sambil melamun, namun belum menemukan gadis yang sedang ditunggunya.
"Aku akan menghadapi Karen dengan sabar, dan menanyakan hubungannya dengan pewaris pengusaha kata di kota ini. Karen tidak mungkin akan seperti itu, berani untuk berselingkuh di belakangku. Apalagi hampir semua teman yang dekatnya, aku selalu mengetahui. Termasuk si Wen Chu teman kuliah Karen. Anak itu selalu berusaha untuk mendekati dan mencari perhatian kekasihku.." Peter berbicara pada dirinya sendiri.
Meskipun desakan orang tuanya untuk ditunangkan dengan Tita, namun laki-laki itu tetap memantapkan hati untuk bersama dengan Karen.
"Mama dan papa tidak mau tahu Peter... Entah bagaimanapun caranya, kamu harus mau bertunangan, dan menikah dengan Tita. Tidak ada gadis rendahan yang pernah bertemu dengan mama itu..., ini adalah perintah keluarga. Atau kamu tidak akan mendapatkan warisan secuilpun.." terngiang kembali kata-kata tegas mamanya.
Laki-laki muda itu hanya tersenyum kecut, kemudian mengusap wajahnya ke bawah.. Masih ingat juga, bagaimana dia membela Karen dan mencoba untuk mempertahankannya. Namun..., mamanya masih tetap memaksanya agar tetap bersama Tita. Bahkan agar putranya mau menikah dengan Tita, mamanya boleh menjadikan Karen sebagai selir untuknya.
"Hempphh... atau aku coba untuk membicarakan dengan Karen dulu. Aku pura-pura menjadikannya sebagai selirku, dan aku menikah dengan Tita. Namun.. setelah pembagian warisan keluarga, aku akan mendepak Tita pergi. Hanya Karen yang akan aku miliki selamanya.." tiba-tiba laki-laki itu memiliki ide gila.
************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments