Xiao Yan akhirnya kembali dan meletakkan makanan diatas meja, Xiao Xuan sedang sibuk menonton ponselnya dan tidak sadar jika Kakaknya kembali.
"Kemarilah dan makan... aku sudah mengajarimu Teknik Pernafasan Mana dan kau malah sibuk dengan Ponselmu !" Kata Xiao Yan yang duduk dengan santai dan meminum air.
"Lihat ini Kakak... Pria bernama Zero ini sangat hebat." Xiao Xuan menunjukan rekaman vidio di ponselnya.
Xiao Yan tersedak dan terkejut, "Ya... itu sangat keren jadi cepat makan dan habiskan."
Xiao Yan tidak memiliki ponsel ataupun alat komunikasi lainya, jadi dia tidak tahu apapun soal ini dan melihat dari jumlahnya penontonnya itu sudah mencapai 2 juta lebih. Sepertinya secara tidak langsung dirinya sudah sangat terkenal karena pertarungannya yang sebelumnya.
"Sepertinya jumlah manamu sudah melebihi seratus ?" Tanya Xiao Yan yang dapat merasakan perbedaan dari Adiknya.
"Ya... metode yang Kakak ajarkan sangat bagus dan memberikan harapan baru bagiku." Kata Xiao Xuan sambil memakan makanannya.
Xiao Yan mengangguk dan memberikan dua juta uang tunai, "Ambil ini... sebentar lagi ujian Nasional akan dimulai dan agar kau bisa masuk ke universitas terbaik maka kau harus rajin berlatih."
"Darimana Kakak mendapatkan uang sebanyak ini ?" Xiao Xuan terlihat curiga dengan Kakaknya.
"Sebenarnya aku baru saja pergi ke Alam Liar bersama dengan Masterku. Beliau membantuku untuk berlatih dalam pertarungan dan menangani Monster liar, sekarang aku adalah Seniman Beladiri level satu. Walaupun aku tidak punya lisensi Hunter dan tidak ada yang tahu soal ini aku ingin kau tetap merahasiakannya." Kata Xiao Yan dengan sedikit alasan.
"Ini sangat banyak... sebenarnya seberapa hebat Master Kakak ini ?" Xiao Xuan penasaran dengan kekuatan Guru besar ini.
"Satu kata yang bisa digambarkan dari sosok Beliau yaitu tak terkalahkan, dengan pengetahuannya yang luas soal Seni Beladiri dia bisa membuat sampah sepertiku menjadi Seniman Beladiri level satu dengan mudahnya. Masa depanku sudah terjamin karenanya dan satu-satunya hal yang menggangguku hanya dirimu, jika kau benar-benar peduli padaku maka kau harus terus bertambah kuat sampai titik dimana aku tidak lagi mengkhawatirkan dirimu." Xiao Yan berkata dengan sungguh-sungguh.
"Tenang saja Kakak... aku akan berusaha sebaik mungkin." Xiao Xuan terlihat teguh dengan pendiriannya.
Xiao Xuan merasa sangat senang dengan perubahan Kakaknya, dia sama sekali tidak membencinya dan justru dia terlihat seperti Pria yang dapat diandalkan. Jika suatu hari dia sudah cukup kuat maka Xiao Xuan akan menemui Master Kakaknya dan mengucapkan terimakasih.
"Jika Kakak keluar ke Alam Liar bisakah membawaku untuk berburu, aku juga ingin melakukannya dan mendapatkan uangku sendiri ?" Xiao Xuan berinisiatif untuk mengikuti jejak Kakaknya berlatih.
"Kau belum siap untuk itu dan Alam Liar terlalu berbahaya, apa yang paling menakutkan disana adalah manusia itu sendiri. Mereka akan saling membunuh demi keuntungannya sendiri dan ingat ini baik-baik, selain Keluarga dan Teman didunia ini tidak ada seorangpun yang bisa kau percayai." Kata Xiao Yan dengan sungguh-sungguh.
Xiao Yan sudah melewati banyak tragedi dikehidupan lamanya sebelum berinkarnasi, apa yang menakutkan adalah musuh yang menyamar menjadi teman sendiri. Sifat manusia selalu berubah-ubah tergantung kondisi, namun Xiao Yan tahu pasti bahwa mereka hanya tergerak hanya jika ada keuntungan saja.
Keesokan paginya mereka berdua berangkat ke Akademi bersama-sama, setelah memiliki banyak uang kehidupan terasa menjadi lebih baik. Uang memang tidak dapat membeli segalanya namun tanpa uang kau tidak akan bahagia.
Akademi sendiri cukup bagus dan dikhususkan untuk melatih sejarah dan Seni Beladiri sesuai dengan Job mereka. Xiao Yan sendiri berbeda kelas dengan Adiknya dan hanya bisa mempelajari sejarah sampai siang hari.
Xiao Yan pergi kehalaman belakang dan disana terdapat enam arena untuk latih tanding para Murid, karena kelas masih berlanjut kondisi disana tidak banyak orang dan ada seorang Murid perempuan dan mentornya sedang berlatih tanding.
"Ho... wajah kecil yang cantik namun sayang bukan tipeku." Xiao Yan melihat berbagai gerakan dan melihat banyak kekurangan sambil menghela nafas.
Gadis itu bernama He Xin dan melihat Xiao Yan menghela nafas membuatnya tidak senang, dia menghentikan pertarungan dan melempar Tombaknya kearah Xiao Yan. Tombak itu mendarat tepat disampingnya dan Xiao Yan terlihat tenang tanpa kecemasan sedikitpun.
"Kenapa kau menghela nafas saat melihat kami bertarung, jika kau pikir dirimu sangat hebat maka turunlah kemari dan lawan aku !" Teriak He Xin dengan marah.
"Jika aku tidak bernapas maka yang ada didepanmu sekarang adalah mayat hidup. Tapi karena aku sudah ada disini dan merasa kasihan kepadamu maka aku akan memberikanmu saran !"
He Xin mengerutkan keningnya dan berkata, "Jangan bercanda....alasan mengapa kau disini itu karena kau orang yang dikenal tidak memiliki job itu bukan, setidaknya untuk memberikan saran kau harus bercermin dulu."
Xiao Yan tersenyum dan berkata, "Gerakan yang diajarkan mentor itu sangat bagus tapi sayangnya ada perbedaan besar antara Pria dan Wanita. Pria menggunakan masa ototnya untuk meningkatkan kekuatannya, namun kau adalah wanita dan gerakan seperti itu tidak cocok kecuali kau ingin jadi wanita berotot."
Xiao Yan melanjutkan, "Keunggulan wanita itu terletak pada kendali akselerasi, jangan gunakan ayunan tombakmu dengan kekuatan tanganmu. Rubahlah kuda-kudamu dan gunakan ayunan pinggulmu, setelah itu kau akan mencapai tujuanmu meningkatkan kekuatan serangan."
"Omong kosong." He Xin tidak mempercayainya namun Mentor disampingnya berpikir lain.
"Kondisi seseorang pasti berbeda-beda apalagi wanita dan pria, Ini adalah pengetahuan dasar yang bahkan tidak tercatat dibuku manapun. Murid ini siapa namamu dan siapa mentormu ?" Tanya Mentor itu dengan penasaran.
"Xiao Yan... tidak memiliki Job ataupun Mentor dan hanya Murid yang belajar sejarah sambil meneliti Seni Beladiri." Xiao Yan berdiri dan berniat untuk pergi.
"Tunggu sebentar... bisakah kita mendiskusikan beberapa hal tentang perkataanmu sebelumnya ?" Mentor itu berniat mendapatkan arahan yang benar.
"Maaf jika aku kurang sopan... aku sudah menjelaskan semuanya dengan jelas, untuk masalah Muridmu Anda bisa melakukan percobaan. Lagi pula dia tidak akan mati dalam prosesnya, jika Anda tidak sanggup melakukan hal kecil seperti itu maka sebaiknya Anda mengulang kembali menjadi Murid." Xiao Yan berjalan pergi dan menguap.
"Bajingan ini terlalu kurang ajar." He Xin merasa tidak senang dengan sikap Xiao Yan.
"Tidak apa... perkataannya tidak salah dan itu sudah tugasku sebagai Mentormu. Bersiaplah karena kita akan melakukan percobaan, kita akan mengakhirnya ketika kau menemukan gerakan yang cocok." Mentor itu memberikan semangat.
He Xin mengambil kembali Tombaknya dan bersumpah jika Xiao Yan mengatakan omong kosong maka dia akan mencarinya dan mengikatnya didepan pintu gerbang. Untuk sekarang lebih baik menerima masukannya dan mulai berlatih ulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Matt Razak
mantap
2024-01-17
0
𝐙⃝🦜₉₆ 🤕
yaaa begitulah kehidupan 😎😎😎
2024-01-05
1
Jimmy Avolution
Dapat uang banyak lagi...😀
2023-12-06
0