Xiao Xuan mencium bau wangi dan bangun dari tidurnya, didepannya sudah ada makanan yang sudah disiapkan oleh Kakaknya dan walaupun hanya mie instan dan umbi-umbian itu sudah cukup menggugah selera makannya.
"Apa yang kau lakukan Kakak ?" Xiao Xuan sangat terkejut melihat Kakaknya yang berlatih.
"Aku sudah sehat dan abaikan saja aku... makanlah dan ikutlah berlatih bersamaku setelahnya." Xiao Yan melakukan push up sejak pagi dengan beban batu yang ada diatas punggungnya.
Xiao Xuan memakan makanannya dan sekilas dia merasa jika Kakaknya sudah berubah, mata yang sebelumnya tenang dan penuh ketabahan sekarang memiliki sorot keberanian. Kemungkinan insiden terakhir kali membuatnya terguncang dan ingin melakukan balas dendam.
"Jika aku tidak salah kau memiliki Job seorang Penyihir, elemen apa yang dapat kau kuasai ?" Tanya Xiao Yan dengan penasaran.
"Ugh... menurut data aku memiliki afinitas yang tinggi dengan Api. Tapi aku tidak bisa memvisualisasikannya karena Manaku hanya berjumlah 50. Aku tidak berbakat dalam hal ini dan Jobnya tidak sesuai, aku pikir aku harus menyerah kepada mimpiku." Kata Xiao Xuan sambil tersenyum.
Xiao Yan tersenyum dan tidak memiliki komentar apapun, walaupun ingatannya sangat berantakan sekarang namun dia tahu benar sifat adiknya. Bakatnya mungkin tidak terlalu bagus tapi bukan berati Xiao Yan tidak punya solusi untuknya, Adiknya memiliki hati yang lembut dan itu bertolak belakang dengannya.
"Lalu jika suatu saat kau menjadi Penyihir yang hebat, apa yang ingin kau lakukan ?" Tanya Xiao Yan dengan santai.
"Menjadi kaya dan membangun sebuah panti asuhan sekaligus menolong orang dengan membunuh Monster Abbys." Jawab Xiao Xuan dengan tegas dan walaupun hari itu tidak akan pernah datang kepadanya.
Xiao Yan berdiri dan mengelap keringatnya, dia mengambil sebuah kertas dan pulpen dengan cepat menuliskan sebuah metode. Setelah mendengar hal ini dia tidak bisa mengabaikannya, seseorang pasti akan tumbuh dewasa nantinya dan sudah waktunya bagi Xiao Xuan untuk menemukan jalannya sendiri.
Xiao Yan memberikannya dan berkata, "Ini adalah metode pernafasan mana elemen api yang aku dapatkan dari Guruku. Beliau mengatakan jika metode ini tidak boleh disebar luaskan atau dia akan membunuhku."
"Lalu kenapa Kakak memberikannya kepadaku ?" Xiao Xuan enggan menerimanya dan tidak suka jika nyawa Kakaknya dipertaruhkan.
"Tidak ada pilihan lain karena kau adalah Adikku... kau sudah mendapatkan metode yang bagus dan aku harus pergi bekerja. Jika kau ingin mewujudkan mimpimu maka kau harus bekerja keras, jangan sia-siakan kesempatan ini." Xiao Yan pergi ke kamar mandi dan bersiap untuk pergi bekerja.
Xiao Xuan terlihat sedikit ragu dan bermeditasi sebentar, tubuhnya diselimuti oleh api dan setiap nafasnya sangat panas. Dadanya perlahan mulai sesak dan dia buru-buru menghentikannya, hanya dalam beberapa menit dia merasakan jumlah Mana miliknya meningkat pesat.
Xiao Yan keluar dan memakai memakai jaketnya, "Aku lupa memberitahumu... jangan lakukan latihan itu didalam rumah jika nanti terjadi kecelakaan dan kau lepas kontrol kita akan kehilangan rumah. Akan sangat efektif jika kau berlatih didekat api !"
"Maksud Kakak aku harus menyalakan lilin dan berlatih didekatnya begitu ?" Tanya Xiao Xuan dengan penuh semangat.
"Ugh... maksudku kau harus memanfaatkan hawa panas secara langsung. Ambil contoh seperti ini... jika kau berlatih didekat kawah Gunung berapi maka udara panas pastinya sangat terasa." Xiao Yan menjelaskannya dengan singkat dan pamit pergi.
Xiao Xuan tidak menyangka jika Kakaknya memiliki metode semacam ini, teori ini belum pernah dijelaskan oleh para Ahli namun semuanya masih terbilang sangat masuk akal. Xiao Xuan akan memberikan yang terbaik untuk memenuhi impiannya dan dimasa depan dialah yang akan membantu Kakaknya.
Kakaknya tidak memiliki Job yang cocok dan tidak bisa menjadi seorang Hunter. Karena itulah dia akan bekerja keras agar dimasa depan Kakaknya bisa hidup dengan layak.
Xiao Yan berjalan dengan santai sambil melihat pemandangan kota, namun tujuannya kali ini bukan ketempat pekerjaannya dan setelah beberapa waktu dia sampai disebuah bangunan kosong. Didalam sana terjadi sedikit kebisingan dan dia masuk kedalam dengan santai. Didalam ada empat orang preman yang sedang berjudi, melihat kedatangan pengunjung membuat mereka sedikit geli.
"Yo... Bocah ini datang kemari lagi... apakah kau ingin dipukuli sama seperti sebelumnya ?" Tanya Preman itu yang berjalan kearah Xiao Yan.
Preman itu memegang kepala Xiao Yan dan terlihat meremehkannya. Xiao Yan tersenyum dan berkata, "Kau orang pertama yang berani memegang kepalaku !"
Xiao Yan mencengkram tangan besar itu dan menggunakan sedikit tenaga dalam, pria besar itu berteriak kesakitan dan ketiga rekannya mengambil pisau dipinggang mereka.
"Argh... bajingan ini aku akan membunuhmu." Teriak Pria besar yang terlihat kesakitan.
"Menarik." Xiao Yan menggunakan kekuatannya dan memutar tangan Pria besar itu hingga patah.
*Krak.*
Suara lengan yang patah dan teriakan kesakitan terdengar sangat kencang, Pria besar itu berlutut ditanah sambil menangis dan ketiga temannya saling memandang satu sama lain dengan penuh keraguan. Bocah yang mereka pukuli dua hari yang lalu sekarang kembali dengan kegilaannya, dia bahkan tidak ragu mematahkan lengan orang lain seolah dia tidak peduli dengan kehidupannya.
"Bocah.... lebih baik kau melepaskannya jika tidak ini tidak akan berakhir baik-baik saja !" Salah satu dari mereka mencoba mengancam Xiao Yan sambil menodongkan pisaunya.
"Pisau itu bukan mainan untuk anak-anak nakal seperti kalian." Xiao Yan berlari kearah mereka dan melompat.
Lututnya menghantam tepat wajah salah satu dari mereka dan darah keluar dari hidungnya, tubuhnya terlempar hingga mengenai meja dan Xiao Yan terlihat menggila. Dua pisau itu bergerak menuju kepalanya dan Xiao Yan menghindarinya dengan sangat mudah.
Baginya pertarungan dengan Raja Iblis itu masih seperti kemarin, walaupun tubuhnya tidak terlalu kuat namun kontrol energi dalam dan insting bertarungnya tidak hilang. Secara reflek Xiao Yan dapat menghindari serangan dan jika dia terkena pukulan dari orang-orang amatir ini maka lebih baik dia mengubur dirinya sendiri didalam tanah.
Xiao Yan menangkap kedua pergelangan tangan mereka dan memperkuat kuda-kudanya, dia mengangkat mereka berdua dan membantingnya ketanah dengan sangat keras.
"Sudah cukup main-mainnya... kalian bebas memilih ingin kematian seperti apa. Menguliti kalian, memotong kepala atau memotong tubuh kalian kecil-kecil dan memberikan kepada anjing untuk dimakan." Xiao Yan mengambil pisau mereka dan duduk dikursi.
Pria dengan lengan yang patah sangat ketakutan dan berlari menuju pintu keluar, namun sebelum dia pergi pisau terbang kearahnya dan menancap dibagian belakang kepalanya. Darah berceceran ditanah dan Xiao Yan membunuhnya tanpa sedikitpun rasa bersalah.
"Jika kalian menganggap perkataanku sebagai omong kosong maka itu akan menjadi masalah besar. Kalian bisa mencoba lari tapi apakah kalian lebih cepat dari lemparan pisauku atau tidak itu akan menjadi takdir." Xiao Yan memainkan pisau ditangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Matt Razak
Mantap
2024-01-17
0
Alex Kawun
kata nya masuk ke arena judi
kenapa tdk ada di singgung komen n reaksi org2 penjudi di sekitaran mc ya
2024-01-14
1
Awal yg bagus
2024-01-13
0