"ka---kauu??" tuding Jissy dengan mata terbelalak syok.
Wales menurunkan telunjuk Jissy seraya membatin, "masih ada Gadis yang tidak mengenalku."
"bisa kita bicara empat mata?" tanya Wales dengan serius.
Jissy seketika melindungi aset kembarnya membuat Wales menatapnya datar.
"ma--mau apa bi--bicara empat mata? jangan macam-macam ya??! aku bisa meninjumu." ancam Jissy memberanikan diri.
sebenarnya Jissy tidak mengenal wajah Wales tapi jujur saja Ia merasakan tekanan dari kharisma yang Wales miliki seolah-olah jiwa Jissy bisa merasakan kalau Wales bukan Orang sembarangan.
"aku sudah melihatnya jadi jangan banyak drama, cepat ikut aku..?!" kata Wales melenggang pergi melewati Jissy yang celingukan kesana-kemari.
"siapa dia? kenapa kakiku gemetar? bukannya dia hanya Pria di hotel saja? kenapa dia bisa kesini? apa identitasnya sehingga bisa masuk ke Perusahaan ini? mati aku.??! bagaimana jika dia minta bayaran yang lebih tinggi?" batin Jissy dengan cemas.
Wales yang tak mendengar langkah kaki Jissy pun memutar setengah badannya lalu menghela nafas panjang, "kenapa dia tidak menurutiku? apa dia buta teknologi?" decak Wales.
"apa kau tidak dengar? aku benci pengulangan kata-kata." ujar Wales dengan wajah dinginnya.
Jissy terlonjak kaget lalu melihat ke arah Wales sembari memperhatikan penampilan Wales dari ujung rambut sampai ujung kaki, dalam hatinya Ia mengumpat kesal mengapa harus menghadapi masalah ini padahal Jissy bekerja keras demi bisa membeli pulau pribadi tapi sekarang Ia berpikir harus menghabiskan uangnya karna tidak sengaja bermalam dengan Pria berkharisma itu.
"a--aku tidak punya banyak uang." ucap Jissy tanpa bergerak sedikitpun dari tempatnya.
Wales menarik nafas dalam-dalam karna Ia benci pengulangan kata lebih baik Ia membawa paksa saja Jissy.
Jissy melebarkan matanya melihat Wales melangkah mendekatinya, Ia memasang kuda-kuda sembari berteriak akan menendang Wales jika berani menyentuh apalagi menculiknya.
"sudah aku bilang jangan mendekatiku??!" pekik Jissy bersiap mengangkat kakinya untuk menendang Wales.
happp??!
Jissy melototkan matanya melihat kakinya di tahan oleh Wales lalu dengan santainya menurunkan kaki Jissy.
"bicara baik-baik tidak bisa jadi jangan salahkan aku memaksa." kata Wales dengan wajah tegasnya.
Jissy membelalak, "aku tidak mau." teriak Jissy mencoba melawan Wales dengan segala kemampuannya.
Jissy merasa dipermainkan oleh Wales seolah-olah Wales tau setiap gerakan yang Jissy keluarkan namun anehnya Wales tidak menyerangnya hanya menangkis setiap serangannya saja.
"keras kepala." umpat Wales menarik lengan Jissy lalu dengan entengnya mengangkat tubuh Jissy hingga berada di bahu kokohnya.
"aakhhh..?!" pekik Jissy dengan syok.
Wales membawa Jissy keluar Perusahaan lewat jalan lain saat Jissy hendak melakukan perlawanan lagi malah melihat banyak wartawan yang melihat ke arahnya sontak saja Jissy menutupi wajahnya berharap tidak tertangkap kamera wartawan.
Jissy mengintip disela-sela jarinya, Ia saja yang sudah bekerja beberapa tahun di Perusahaan ini belum pernah melewati jalan pintas yang Wales lewati kini, Jissy semakin takut dengan sosok Wales yang Ia tebak memiliki latar belakang menakutkan karna menurut Jissy Pria yang punya Identitas mengagumkan adalah Pria brengs*k yang suka menguras ATM orang lemah.
Wales memasukkan Jissy ke Mobilnya seketika Jissy mematung ditempat sembari melihat sekeliling ternyata Mobil yang Wales bawa adalah Mobil paling mewah di Negara ini.
"aakhh...!?" Jissy beringsut mundur melihat Wales memasuki Mobil dan dengan wajah cueknya Wales mengenakan pengaman.
"pakai pengamanmu." titah Wales tanpa menoleh ke arah Jissy yang sontak menuruti perintah Wales karna takut.
Jissy sangat pemberani tapi karna hubungan 1 malam itu dengan Pria Kaya dan misterius ini membuatnya gemetar ketakutan karna Ia yakin Wales akan meminta bayaran mahal akibat perbuatannya malam itu apalagi Jissy membayar Wales dengan beberapa lembar uang dolar pasti nominal itu menampar harga diri Wales sehingga inilah yang terjadi.
"Tu--Tuan?? ak--aku barusan dipecat ja--jadi aku tidak punya banyak uang untuk membayarmu." cicit Jissy dengan kepala tertunduk dan memainkan jemari tangannya.
bodo amat harga diri Jissy yang penting Pria ini mengampuninya dan tidak meminta bayaran yang sangat mahal karna kejadian malam itu, bisa bangkrut Jissy membayangkan Wales meminta uang jutaan Dolar padanya.
Wales melirik sekilas saja lalu fokus dengan kendaraannya, Jissy perlahan memutar pandangannya ke arah Wales yang cuek dengan wajah dinginnya itu.
"ekspresi macam apa itu? apa aku sudah tamat? sial sekali nasibku,, Vioraa??! setelah ini kau akan mati di tanganku." pekik Jissy dalam hati memaki perbuatan Viora.
peraw*n Jissy hilang karna ulah Viora dan gilanya lagi Ia melakukannya dengan Wales yang Jissy yakini punya kekayaan yang sangat berlimpah, sekarang Jissy harus menyinggung harga diri Pria yang sama dengan nominal uang yang Ia tinggalkan nya malam itu, membayangkan Pria ini meminta seluruh hartanya maka Jissy akan kehilangan kewarasannya jadi wajar saja Jissy ingin membunuh Viora karna perbuatannya itu membuat Jissy stres setengah mati.
Jissy diam seperti patung di samping Wales juga wajahnya kian memucat membayangkan segala pikiran buruknya tentang pembicaraan yang akan Wales bahas dengannya.
Wales membawa Jissy ke sebuah Restaurant khusus sup segar dengan bahan herbal didalamnya, tempat itu adalah yang termahal dari semua jenis makanan yang ada di Negara itu sebab didalam sup ada semacam obat yang bisa meredakan segala keluh kesah penyakit dalam.
takk..?!
"akkh..!" pekik Jissy seketika saat Wales menyentil keningnya.
Jissy beralih ke arah Wales dengan mata melotot seolah tidak punya kekuatan selain melampiaskan amarahnya dengan tatapan matanya itu, Jissy mengusap-ngusap keningnya.
"jangan mengkhayal? cepat turun.?!" kata Wales tanpa beban.
Jissy yang sejak tadi melamun melihat ke arah sekitar sehingga Ia sadar bahwa dirinya ada di Restaurant membuat wajahnya kian memucat karna tau harga setiap makanan di Restaurant itu sangat tidak wajar.
"Tu--Tuann?" cicit Jissy.
"jangan buat aku mengulangi kata-kata yang sama, kau belum melihatku marah." ucap Wales dengan serius tanpa melihat ke arah Jissy.
Jissy hanya bisa menangis dalam hati mengikuti Wales.
"pulau Pribadiku?? hiks--hiiikss...!" batin Jissy menjerit pilu.
Wales melirik ke arah Jissy yang jalan dengan kepala tertunduk dan Ia bisa merasakan kalau Jissy sedang sedih akan sesuatu.
"apa intinya sangat sakit?" batin Wales malah berpikir Jissy sedih karna menahan rasa sakit di bagian intinya.
Jissy tidak mendengar apa-apa lagi saat Wales memesan makanan yang mengobati inti Jissy juga baik untuk organ reproduksi, pikiran Jissy saat ini adalah jatuh miskin dan miskin.
beberapa saat kemudian,
tak..!! tak...!! tak...?!
Wales mengetuk meja didepan Jissy beberapa kali sampai Jissy sadar, Jissy yang terkejut melihat ke arah depan dimana Wales menatapnya dengan datar.
"makanlah..?!" titah Wales dengan wajah datar.
"bagaimana aku bisa makan kalau uangku akan habis mentraktirmu makan disini." gerutu Jissy pelan tapi Wales mendengarnya malah menautkan kedua alisnya tidak mengerti pemikiran perempuan didepannya ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
RJ 💜🐑
lucu banget sih mereka 🤣😂😍❤😍❤😍❤😘😘👍🏻
2024-04-25
1
Sani Srimulyani
ya ampun malah salah faham lagi.🤦♀
2023-12-13
1
RJ 💜🐑
akhirnya suka sama ceritanya😘❤❤😍😍👍🏻👍🏻
2023-12-06
1