Cinta itu Buta

Sore hari sudah mulai nampak. Pesantren itu juga terlihat sibuk santrinya. Mereka berlalu lalang untuk sekolah Diniyah. Mereka juga terlihat sangat menikmati menjadi seorang santri tanpa mengeluh karena jauh dari keluarga.

Mobil Saal memasuki pelataran pesantren. Tempat ini yang membesarkan Saal, El , Saidah, Aidan, dan Alia. Putra Hafla, Hagla, dan putra Angkat Hannah. Mereka berempat di besarkan secara bersamaan di pesantren ini. Meskipun Saal- lah yang paling tertua di sini.

Alia Shakeela Zanitha perempuan jutek milik Hagla dan istrinya. Kekasaran Alia hanya El yang bisa menciutkan nyalinya itu. Pemuda dingin itu entah saat ini melanglang buana di mana. Beberapa tahun dia tak pernah ke pesantren ini.

" Abang Saal datang!!!" teriak Alia langsung berlari keluar. Saal dan Saidah tersenyum melihat abangnya itu datang. Dia menerobos ke dalam pelukan Saal. Sedangkan Saal langsung bedecak dan melepaskan pelukan adiknya.

" Minggirlah Alia! Sedikitlah memiliki rasa malu ada Saidah di samping abang," ujar Saal karena tidak enak pada istrinya. Saidah hanya terkekeh melihat interaksi itu.

" Saidah memangnya boleh seposesif itu pada abang Saal! Jahat kamu Sai," jawab Alia mencebik. Saidah langsung memeluk Alia dengan pelukan bahagia.

" Abang sendiri yang membatasi diri Alia. Sini peluk aku aja ! Aku sangat merindukanmu Alia," ujar Saidah sambil memeluk Alia penuh dengan kerinduan. Alia yang bobrok itu membisikkan sesuatu membuat senyuman Saidah pudar.

" Sai di dalam ada pacarnya bang Saal deh! Dia ngomong seakan - akan bang Saal hanya mau menikahi dirinya saja," bisiknya tanpa tahu atau tanpa memikirkan bagaimana perasaan Saidah. Tapi Saidah mencoba tersenyum sejenak dan menatap Alia.

" Oh, dia sudah sampai di sini rupanya!" seru Saidah. Membuat Saal terpengaruh oleh percakapan mereka berdua.

" Siapa yang sampai di sini Alia??" tanya Saal menatap Alia tajam. Sebab dia merasa tak membuat janji dengan siapapun.

" Kekasih abang deh kayaknya! Habis dia maksa banget minta di nikahin sama bang Saal. Tuh ... Orangnya suruh nungguin abang sama paman," jawab Alia dengan memikirkan perasaan lagi-lagi.

Degh.

Ada apa dia kemari? Bukankah aku sudah mengatakan untuk melupakan semuanya? Kenapa malah datang kemari. Ini keterlaluan Shalu.

Saal menatap Saidah yang tersenyum kikuk. Namun detik berikutnya Saal menggandeng telapak tangan Saidah ke dalam rumah. Dan sialnya Alia di suruh membawakan koper Saidah. Alia tak percaya ini Saal menyuruhnya dengan enteng.

" Al ... Bawain masuk ya koper Saidah!" serunya lantang.

" What? Abang .... Upah ya awas! Enak bener nyuruh Alia bawa ginian," gerutunya dengan keras. Saidah meminta maaf pada Alia yang diikuti anggukan kepalanya.

" Ya ... Nanti tagihlah jika aku lupa," jawab Saal tanpa menatap adiknya itu.

Mereka berjalan masuk dan di ruang keluarga masih ada bunda yang menemani Shalu. Saal memegang erat tangan Saidah. Shalu melihat bagaimana Saal memperlakukan Saidah dengan baik. Seharusnya dia yang mendapatkan hal itu. Tatapan iri itu muncul seketika.

" Saal sudah datang!" seru Bunda dan Ummi-Sepuh ( Flo ). Saal tersenyum dan menyalami kedua perempuan sholehah itu. Perempuan yang menjadikan Saal seperti ini.

" Assalamualaikum bun, Ummi Nyai ... Bagaimana kabar kalian?" tanya Saal pada dua perempuan cantik itu. Bunda dan Ummi sepuh nampak terkekeh.

" Alhamdulillah sehat! Kalian bagaimana? Sudah tampakkah hilal cicit Ummi??" tanya Flo seketika membuat Shalu membola. Saal tertawa kecil menanggapinya dengan tatapan tajam Shalu.

" Sedang proses Ummi Nyai doakan segera dapat," jawabnya membuat saidah menatap Suaminya. Saal malah mengulas senyum pada Saidah.

Bunda yang melihat perubahan Saal jadi bahagia. Tapi di sisi lain ada masalah urgent yang harus dia selesaikan bersama perempuan yang bernama Shalu ini. Bunda tidak ingin permasalahan Shalu membuat siadah terluka. Saidah cukup mengalami kejadian buruk itu sekali. Semoga traumanya itu sudah di obati oleh putranya. Sebab dengan pasangan halal Saidah akan sembuh dari trauma sentuhan fisik itu.

" Saal! Ada seseorang yang menunggumu. Bisakah bunda meminta waktumu sebentar," ujar Bunda. Saal menengok ke arah Shalu yang tersenyum padanya. Saidah yangdi samping Saal berpamitan istirahat sejenak.

" iya bun," jawab Saal.

" Abang ... Bunda ... Saidah istirahat dulu ya! Mau nemenin Alia tadi yang sudah ke kamar duluan," lirih Saidah. Bunda dan yang lain serempak mengangguk.

Saal yang masih memegang telapak tangan Saidah tanpa ragu mengecupnya agak lama. Saal mengatakan hal yang membuat Shalu terbakar emosi.

" Dek ... Semua akan baik - baik saja! Abang janji," ujarnya meyakinkan Saidah. Gadis itu tersenyum tidak enak tapi menyempatkan mengangguk sebelum dia pergi dari sana.

Maaf Saidah ... Baru sampai kamu harus mendapati hal ini semua.

" Ayo Saal ! Itu abi dan ayah sudah sampai kita ambil jalan tengah dari permasalahanmu," ajak Bunda menuju ruang tengah. Saal merasa di adili saat ini. Karena kesalahannya berjanji pada Shalu.

Cintamu ini salah Shalu. Cintamu terlalu buta sampai tidak mau mendengarkan nasehatku.

Terpopuler

Comments

erinatan

erinatan

memang utk merelakan sesuatu itu amatlah sulit tp berjlnnya waktu pasti bisa walau sakit🥺

2024-03-10

0

Siti Yuliatin

Siti Yuliatin

sama2 salah... laki salah menjanjikan sesuatu yg tak pasti... wanita jg salah tak bs legowo dg takdir... cinta tak bs dipaksa bgt jg hati

2023-12-22

2

Mika Saja

Mika Saja

shalu......km permalukan dirimu sdri

2023-12-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!