Setengah Telanjang

Dengan santainya si Saidah masuk kamar mandi. Badannya gerah gak tahan habis masak. Saidah biarkan keluarga suaminya itu bercengkeramah satu sama lain menikmati hidangan pembuka. Saal juga berada di sana menemani. Saidah akan menikmati waktunya di kamar mandi. Otaknya mumet memikirkan suami juteknya itu.

Saat di bak mandi milik Saal sebagai naluri seorang istri Saidah bergumam layaknya orang gila.

" Kenapa ya anak - anak pada suka ke bang Saal? Tampan sih wajahnya tubuhnya juga atletis dengan tinggi 175 cm membuatnya makin keren. Hmmm ... Belum tahu aja mereka bang Saal jika punya istri kayak modelan aku gini. Hah ... Payah udah pendek gak cantik amat pinter lumayanlah. Tapi jika di ukur dari segi pantas lebih pantas adiknya sih. Wajar bang Saal males lihat loe Saidah sok kecakepan sih loe-nya," cerocosnya sambil memukul jidadnya sendiri. Dia menikmati aromat Therapy milik Saal sungguh menenangkan sekali. Berasa cukup lama Saidah pun segera membilas dan segera memakai Handuknya.

Ceklek.

Saat kaki imutnya itu menginjak keset di depan pintu dan tubuhnya yang berbalut handuk saja itu tanpa malu keluar. Sebab Saidah berfikir suaminya itu sedang berada di ruang keluarga bersama keuarganya yang lain.

Deg.

Jantung Saal kaget saat melihat Saidah menggunakan handuk sebatas paha dan membiarkan pundaknya terekspos indah dengan rambut dalam gelungan. Saap merutuki dirinya kenapa tadi berdiri di samping pintu kamar mandi. Dia pun harus mengakhiri kekagetannya dengan menyapa Saidah.

" Sekalian saja tidur di kamar mandi! Lama sekali," seru Saal dengan menyindir istrinya itu. Beda Saal beda Saidah. Gadis itu terlonjak kaget sehingga agak berteriak.

" Àahhh ..... !" teriaknya langsung di bekap oleh Saal. Bisa buyar ini dirinya jika sampai bunda ayah dan yang lain mendengar.

" Diamlah ... Jika tidak bunda akan datang kemari!" seru Saal dengan gugup sebab tangannya itu sudah lancang menyentuh bahu terbuka adiknya itu.

Ceklek.

Suara pintu terbuka dan ada bunda yang nyelonong melihat ke arah mereka berdua. Saal dan Saidah menatap kikuk ke arah Bunda. Seperti kena prank itulah yang di rasakan Saidah. Malu pakai banget.

" Ya Ampun kalian ini ... Bikin bunda kaget saja! Jika kangen kunci pintunya biar orang lain gak masuk!!!" seru bunda ikut malu sendiri kemudian pergi dengan wajah udah kayak kepiting rebus.

Saal melepaskan pelukannya dan segera masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan apapun lagi. Saidah pun segera berlari mencari baju ganti. Rasanya dia ingin menenggelamkan diri di bawah bantal malu.

...----------------...

" Ada apa bund? Kenapa Saidah berteriak?" tanya Ayah Hafla yang di ikuti tatapan paman bibi serta Aidan yang tadinya fokus ponsel.

" Apalagi! Kangen - kangenanlah yah. Namanya juga masih anget-angetnya. Heran bunda masak iya kamar gak di kunci," jawab Bunda dengan ekspresi malu - malu kucing. Tawa ayah membuat Paman dan bibi ikut terkekeh juga. Sedangkan Aidan malah merespon sesuatu dengan di lebih - lebihkan sehingga membuat orang makin tertawa.

" Masih aja sempat kangen - kangenan!!! Udah tahu yang di sini laper. Gak ada akhlak bener si Saal membiarkan perut saudaranya ini keroncongan! Bener si Saidah udah nyiapin tapi ya masak kita nyelonong makan tanpa tuan rumah. Ini namanya tamunya gak ada akhlak juga!!! keterlaluan duo manten baru itu," Omel Aidan dengan sekata -kata. Mereka semua tertawa lepas. Sedangkan Saidah yang dengar rasanya wajah itu udah yang kepanasan saja saat mendengar penuturan Aidan.

Malunya aku yang mau turun!

" Kok masih di sini? Bukannya turun. Mereka semua sudah lapar Saidah," tanya Saal dengan tatapan bingung. Saidah menunjuk mereka yang tertawa namun saal hanya menghela nafas.

" Biarkan saja! Sesuka mereka. Toh, kamu yang salah ngapain teriak. Aku juga gak ngapa-ngapain kamu," jawabnya tanpa rasa bersalah kemudian turun dengan entengnya.

Dasar ya suami gak ada akhlak benar. Gue sumpahin loe bang bucin sama gue. Umpatnya dengan kesal.

" Gimana gak teriak gue ... Situnya di belakang gue tiba-tiba. Selama ini kan gue tertutup semua kecuali rambut selalu gue gerai. Mana tadi setengah telanjang pula. Kan jadi ilfeel sama diri sendiri. Itu pasti dalam hatinya udah ngehina tubuh imut gue. Hah, sebel ... " lirihnya sambil menghentakkan kaki kesal. Tapi tetap saja saidah berjalan turun mengikuti suaminya itu.

Aidan yang tak puas itu lagi-lagi mengejek saudaranya saal.

" Udah puas bro kangen-kangenannya??? Apa terganggu dengan datangnya bunda," ejeknya sambil terkekeh.

" Aidan ... No. Jangan begitu Jelek ah," cubit mamanya. Aidan jadi garuk-garuk tengkuknya yang kayak jurang itu. Hahahah.

" Udah selesai lanjut entar malam!" jawab Saal dengan asal bicara. Sontak semua orang tertawa dan menuju meja makan bersama. Tapi tidak Mata Saidah membulat sempurna mendengarnya.

Gila! Itu dosen. Aktingnya makin ke sini makin gak bener. Tadi udah bikin saidah malu depan Bunda sekarang udah akting bohong lagi. Ck.

" Sini ... Saidah sayang!" seru Saal.

Wah, pendengaranmu terdengar lucu Saidah harus ke THT kamu ini.

" Saidah! Di panggil abang tuh," seru bunda membuyarkan lamunan saidah seketika yang langsung mengangguk mengiyakan.

Terpopuler

Comments

Mika Saja

Mika Saja

ya sumpahin aja Saidah biar ngejar2 km ky orang kegilaan km,,,biar gak sombong LG ya🤭🤭🤭mba Anna lanjut

2023-12-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!