Seusai makan malam bersama Saal kembali sibuk di meja kerjanya. Sedang Istrinya itu langsung molor di ranjang Saal seperti penguasa lautan spons. Saal hanya menggeleng saat melihat Saidah tidur tidak beraturan. Untung saja anak itu menggunakan celana dan baju panjang. Jadi, naluri Saal tak begitu terketuk.
" Hai ... Saal! Apakah sedang sibuk?" tanya seseorang di seberang sana. Saal menggunakan headset agar tak perlu memegang ponselnya.
" Baik ... Ada apa shalu?" tanya Saal pada Shalu.
" Bisakah kita bertemu Saal? Sudah beberapa bulan yang lalu kita tak bertemu. Ada hal yang harus kita bicarakan," ujar Shalu denga riang. Namun nampak Saal menghela nafas dengan berat.
" Hmm ... Shalu aku sedang tidak ingin bertemu siapapun. Untuk obrolan kita beberapa bulan lalu lupakan saja! Itu sudah tidak berlaku. Sudah ya ... Aku harus istirahat. Assalamualaikum," tanpa menunggu jawaban Saal langsung mematikan ponselnya begitu saja. Dia merebahkan tubuhnya di samping Saidah dengan pelan agar dia tak terganggu. Saal menatap langit-langit kamarnya itu.
Maafkan aku Shalu! Aku tidak bisa memberi tahumu bahwa aku tidak bisa melamarmu. Itu mungkin adalah impianmu dan mungkin pernah jadi impianku. Tapi ... Aku harap setelah ini kamu mendapatkan pendamping yang lebih baik dariku. Batinnya.
Pluughhhh. Buggghhh. ( anggap saja suara tangan dan kaki hehehe )
Tangan Saidah dan kakinya tanpa sengaja beralih ke tubuh suaminya. Saal terkejut atas sikap Saidah yang dia anggap lancang. Namun saat menoleh saal mendapati gadis itu tertidur pulas.
" Astaga ... Saidah! Ck. Kenapa tidurmu tidak beraturan begini," lirihnya. Saal memindahkan tangan dan kakinya. Dia beranjak dari sana dan memilih tidur di kursi panjang dekat jendela.
Malam ini ranjang Saal benar-benar di kuasai oleh Saidah. Saal tidak masalah dengan hal itu asalkan dia pulas. Saal pun ikut memejamkan mata menikmati sensasi kantuk dan mencoba menetralkan hati dan pikirannya agar segera pulas.
...****************...
Bughhh.
" Astaga sakitnya!" seru Saidah yang jatuh dari ranjang. Dia mengusap pantatnya dan melihat ke arah ranjang dan mencari suaminya itu. Tapi dia tak menemukan siapapun di kamar.
Saidah segera beranjak ke ruang makan. Ada sebuah roti selai dan susu dalam gelas. Serta ada catatan kecil di sana.
Aku harus berangkat pagi! Jangan lupa kunci pintu rumah dan gerbang.
" Dia selalu saja menghilang di pagi hari," gerutu Saidah pada diri sendiri.
Saidah yang akan ada jam kuliah pada pukul 09.00 segera bersiap. Dia tak mau di jam kuliah Saal berdiri kembali. Seperti waktu - waktu sebelumnya dia harus mendapatkan tugas tambahan karena terlambat. Lalu, dia meminta Saidah berdiri saat matkul pak Saal sambil menghafalkan beberapa materinya.
Saidah berangkat menggunakan motor kesayangannya. Saal tak pernah mengajaknya untuk sekedar berangkat bersama. Bahkan mereka juga merahasiakan hubungan ini di mana pun berada. Sungguh miris hehehe.
Sesampainya di kampus ...
" Hei ... Saidah!!!! Udah kelar belum tugas loe dari pak Saal?" tanya sahabat-sahabatnya. Saidah menghela nafas itu artinya dia lupa mengerjakannya lagi.
" Huft ... Lupa semalam tidur guys! Ya udahlah ya nasib gue kali di bully pak Saal," helaan nafas pasrah. Semua sahabatnya itu jadi geleng-geleng di bully pak Saal otaknya gesrek. Dia yang salah pak Saal yang bully dasar gadis kurang 100 hahahah.
Ketika dalam kelas Saal mulai memberikan materi. Namun dia teringat bahwa beberapa orang mahasiswinya memdapatkan tugas karena bolos dalam mata kuliahnya.
" Yang merasa memiliki tugas silahkan di kumpulkan tanpa bersuara!" seru Saal membuat teman-teman Saidah berdiri. Mereka mengumpulkan tugas itu. Sedang Saidah membawa diriya sendiri menghadap Saal.
Mereka semua sudah was was pada keadaam Saidah setelah ini. Dia kerap kali menjadi musuh bebuyutan pak Saal karena tugas.
" Saya lupa lagi pak!" serunya tanpa merasa bersalah. Saal menatap saidah yang berdiri di belakangnya.
" Keluar dari ruangan ini! Jika kamu tidak bisa berkomitmen dalam matkul saya lebih baik tidak ikut!!!!" seru pak Saal dengan tegas. Semua mahasiswa dan mahasiswi terdiam kicep tak berani membantah.
" Baik," jawab Saidah keluar tanpa mengatakan apa -apa lagi. Dia pergi begitu saja tanpa menatap ke arah sahabat-sahabatnya. Saal juga kembali fokus dalam materinya kali ini.
Dasar suami durhaka!!! Jahat banget sama istri sendiri. Awas ya kamu bang kalau udah jatuh cinta Saidah bikin gak tenang hidup kamu! Sumpah sarapah Saidah saat melewati koridor kampus.
Sebel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Dia Amalia
bnyk² sabar saidah☺️☺️☺️
2023-12-16
0
Danny Muliawati
seru d lucu jln cerita nta semanfat thor
2023-12-03
1
Mika Saja
😄😄😄😄byk Saidah bikin sall klepek2 kemn2 pengin ngintilin km
2023-12-02
2